bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agen. TAHAP EKSTRAKSI 1. Mencampur bahan – bahan ekstraksi dengan pelarut dan dibiarkan . Perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut ( terjadi ekstraksi ) 2. Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan atau filtrasi. 3. Mengisolasi ekstrak dan larutan ekstrak dan mendaptkan kembali pelarut, umumnya dilakukan dengan menguapkan pelarut. SOLVEN/PELARUT 1. Selektivitas 2. Kelarutan 3. Kemampuan tidak saling bercampur 4. Kerapatan 5. Reaktivitas 6. Titik didih 7. Kriteria lain PRINSIP KERJA 1. Maserasi 2. Perkolasi 3. Soxhletasi 4. Refluks 5. Rotavapor JENIS 1. Ekstraksi secara dingin - metode maserasi - metode perkolasi
2. Ekstraksi secara panas
- metode refluks - metode soxhlet PERKOLASI Efektifitas Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora Persica L.) Dengan Metode Perkolasi Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Isolat 248 Yang Resisten Multiantibiotik
Cara penyarian yang dilakukan dengan
mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler, dan daya geseran (friksi). PERKOLASI BETTER THAN MASERASI ? • Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi. Selain itu, ruangan di antara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas, sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi. PRINSIP KERJA • Penyarian zat aktif dilakukan dengan cara : - dimaserasi serbuk simplisia selama 3 jam - dipindahkan simplisisa kedalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori - Dialirkan cairan penyari dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut,cairan penyari akan melarutkan zat aktif ke dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai keadaan jenuh. PERKOLATOR 1. A. Merupakan simplisia yang telah di maserasi, wadah tersebut adalah bejana silinder 2. C. Merupakan keran untuk membuka aliran cairan penyari menuju 3. G. Botol perkolat, merupakan tempat hasil akhir perkolasi KELEBIHAN
1. Tidak terjadi kejenuhan
2. Pengaliran meningkatkan difusi KEKURANGAN
• Cairan penyari lebih banyak
• Resiko cemaran mikroba untuk penyari air karena dilakukan secara terbuka CARA KERJA Maserasi - 450 gr serbuk kayu siwak - ditambahkan pelarut etanol70% sebanyak ½ sampai banyak dari bobot serbuk, sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan hati hati. - dibiarkan selama 2 jam CARA KERJA Perkolasi - bagian bawah perkolator diisi dengan kapas - Diberi kertas saring diatasnya - Ditambahkan serbuk kayu siwak yang sudah dimaserasi/dibasahi dan tambahkan pelarut pelarut ± ¾ perkolator - Dibiarkan selama semalam - Keesokan harinya kran perkolator dibuka perlahan - Ditampung perkolat dalam wadah yang disediakan - Perkolasi dilanjutkan sampai cairan diatas serbuk jernih HASIL • Hasil Penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 25% dari percobaan I dan III didapatkan hasil negatif (-). Sedangkan pada percobaan II didapatkan hasil positif (+) yang disebabkan karena dalam penentuan suspensi bakteri yang berdasarkan standar Mac Farland bersifat subyektif. Sehingga KBM rata-rata pada penelitian ini adalah 25 %, seperti terlihat pada Tabel . PEMBAHASAN • Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kayu siwak (Salvadora persica) dengan metode perkolasi memiliki daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus isolat 248 secara in vitro. Bakteri uji yang digunakan adalah Staphylococcus aureus isolat 248 yang resisten multiantibiotik terhadap 14 jenis antibiotik, yaitu : amikasin, amoksisilin, ampisilin, eritromisin, kanamisin, kloramfenikol, mesilinam, penisilin G, sefepim, seftazidim, sefotaksim, seftriakson, sefuroksin dan tetrasiklin. • Senyawa aktif dalam ekstrak etanol kayu siwak dengan metode perkolasi yang diduga memiliki daya antibakteri adalah saponin, terpenoid, dan fenol. Kandungan tersebut efektif dalam membunuh dan menghambat beberapa pertumbuhan bakteri mulut aerob dan anaerob serta antifungal. TERIMAKASIH