Anda di halaman 1dari 22

Tata cara pengutipan dan

merefer dari ber-bagai


bentuk sumber
Penelitian
 Menjawab ketidaktahuan
 Menguji dengan variable berbeda,
sampel berbeda, metode berbeda
 Menemukan hal baru
Penelitian
 Rasional; maksudnya adalah penelitian harus dilakukan dengan
cara-cara yang masuk akal atau rasional sehingga dapat
dijangkau oleh nalar manusia.
 Empiris; maksudnya adalah penelitian harus berdasarkan
sumber pengetahuan yang diperoleh dari hasil pengamatan
indera manusia. Dengan begitu, metode tersebut juga dapat
diamati oleh orang lain.
 Sistematis; maksudnya adalah penelitian harus dilakukan
melalui langkah-langkah tertentu yang sifatnya logis dan teratur
sesuai dengan sistem yang telah diatur sehingga dapat
menjelaskan rangkaian sebab-akibat suatu objek penelitian.
Penelitian
 Eksploratif
 Verifikatif
 Pengembangan
Kunci utama Penelitian

 Banyak baca
 Banyak mengikuti pertemuan ilmiah
 Banyak diskusi
 Banyak pengamatan
Menuliskan Pustaka yg benar

 Jangan menuliskan buku di dalam buku


 Lebih baik cari buku yang asli
Pustaka
 Daftar pustaka merupakan
suatu bentuk kejujuran penulis
dan penghargaan intelektual
terhadap penulis lainnya
Pustaka
 Studi pustaka atau literature review ‘BUKAN
RANGKUMAN’ tapi merupakan ‘CERITA ILMIAH’
yang memuat kritik dan evaluasi
 Studi pustaka atau literature review harus memuat
‘DAFTAR PUSTAKA’ yang dijadikan sumber bacaan
secara lengkap dan melakukan ‘CITING’ terhadap
daftar pustaka tersebut secara lengkap juga.
Langkah-Langkah Pembuatan Studi Pustaka
atau Literature Review

1. Mencari sumber-sumber untuk bahan studi pustaka atau


literature review
 sumber daftar pustaka yang paling bagus adalah buku, artikel
jurnal yang sudah di peer-review, artikel proceedings yang telah
di-peer review, dan technical report dari institusi pendidikan atau
organisasi lainnya yang berhak untuk mengeluarkan.
 Jangan menggunakan Wikipedia, blog dan sumber tidak jelas
lainnya
2. Mengevaluasi isi yang dimuat di
dalam sumber-sumber
 tujuan dari pembuatan suatu studi pustaka atau literature
review adalah untuk membuat cerita ilmiah yang
memasukkan unsur evaluasi dan kritisisi terhadap hal-hal
yang pernah dikemukakan orang lain.
 Evaluasi harus diberikan se-objektif mungkin baik evaluasi
pendukung maupun yang bersifat melemahkan.
 Evaluasi juga dilakukan untuk melihat apakah penulis
sumber tersebut adalah benar-benar orang yang mempunyai
otoritas di dalam permasalahan yang diangkat.
3. Membuat summary terhadap isi
sumber-sumber tersebut
 summary (rangkuman) ini digunakan sebagai pengingat
sumber yang pernah dibaca, sehingga pada saat menulis
studi pustaka atau literature review, tidak perlu mengulang
lagi untuk membaca sumber secara keseluruhan.
 Adapun hal-hal yang perlu untuk dicatat dalam rangkuman
antara lain: Penulis, Tahun, Judul dan Sumber (Buku, Jurnal,
Proceedings atau Technical Report) dari tulisan yang
dibaca, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Hasil
Penelitian, Kesimpulan dan Saran.
4. Menulis studi pustaka atau
literature review
 rangkuman yang dibuat dalam tahapan sebelumnya dipergunakan
sepenuhnya dalam menulis studi pustaka atau literature review.
 Hal-hal yang mungkin dimasukkan antara lain : persamaan dan
perbedaan antara pengarang dan penelitian mereka, penelitian mana
yang saling mendukung dan yang mana saling bertentangan, pertanyaan
yang belum terjawab dan lain-lain.
 Untuk keperluan tersebut kita mungkin perlu untuk menata rangkuman
dan mengelompokkannya berdasarkan beberapa kriteria yang kita
perlukan seperti berdasarkan pada tema penelitian, jenis penelitian,
pendukung atau penentang dll. Satu hal yang bisa dijadikan tips dalam
menulis studi pustaka atau literature review adalah ‘PARAPHRASING’
(melakukan pengungkapan ulang terhadap pernyataan orang lain dengan
cara berbeda dengan aslinya).
Cara penulisan Pustaka dengan
metode Vancouver
 Nama, (tahun), judul, kota, penerbit
 _______, (tahun), judul, kota, penerbit (nama penulis sama
dengan yang diatas)

 (tahun), judul, kota, penerbit (tidak ada pengarang)


 [n.d], judul, [n.p], [n.n]

 Untuk jurnal
 Nama, judul, nama jurnal, tahun; vol. (issue):
halaman.
 Purwanto, L.M.F. & Karsten Tichelmann, Solar Heat Transfer in Architectural
Glass, A|Z ITU Journal of the Faculty of Architecture, 2018; 15, (2), 147-152.
Metode Vancouver
 Urutkan nama pengarang sesuai dengan yang tertera dalam jurnal.
 Taruhlah nama terakhir (last name) atau nama keluarga (family)
pengarang dibagian depan untuk setiap pengarang.
 Ubah nama depan dan nama tengah yang tertera ke dalam inisial,
maksimal dua inisial sesuai urutan nama depan dan tengah
 Gunakan koma dan spasi untuk membedakan nama pengarang
yang satu dengan lainnya.
 Akhiri informasi nama pengarang dengan menggunakan titik.
 Jika halaman merupakan suatu pertimbangan dan jumlah
pengarang  cukup banyak, maka dapat menggunakan Nama
pengarang terakhir diikuti dengan koma dan spasi kemudian
berikan “et al.” atau “and others.”
Metode Vancouver

 Hilangkan jabatan, pangkat, titel, atau


tanda kehormatan lainnya yang
mengikuti nama pengarang
Metode Vancouver
 Pada metode Vancouver, pustaka di dalam daftar pustaka diberi
nomor urut sesuai dengan urutan sitasi di teks

[1]. Irsyad, M., et. al. 2017, Heat transfer characteristics of building walls using phase change material,
1st International Symposium on Green Technology for Value Chains
[2]. Sajjadian, S.M., 2018, Risk Identification in the Early Design Stage Using Thermal Simulations—A
Case Study, Sustainability, 10, 262
[3] Purwanto, L.M.F., 2017, Fisika Bangunan, Semarang, Penerbit CV. Tigamedia Pratama

Didalam teks:
Dengan Software Psi-Therm, dapat meningkatkan detail konstruksi standar, memberikan gambaran faktor
Y yang meningkat secara signifikan dan peringkat energi bangunan yang unggul, sambil menghilangkan
risiko pertumbuhan hal-hal yang mengganggu pada konstruksi dinding akibat perpindahan panas [2]
 ibid, kependekan dari ibidem yang berarti ‘di tempat
yang sama dan belum diselingi dengan kutipan lain’.
 op.cit., singkatan dari opere citato, artinya ’dalam
karangan yang telah disebut dan diselingi dengan
sumber lain’.
 loc.cit, kependekan dari loco citato, artinya ‘di tempat
yang telah disebut’. loc. Cit digunakan jika kita
menunjuk ke halaman yang sama dari suatu sumber
yang telah disebut dan diselingi dengan sumber lain.
[1]. Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1999, hlm. 8.
[2]. Ibid., hlm. 15 (berarti dikutip dari buku di atas)
[3]. Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pustaka Jaya,
Jakarta, 2001, hlm 46.
[4]. Soedjito dan Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Paragraf,
Remaja Rosda Karya, Bandung, hlm. 23.
[5]. Gorys Keraf, op. cit. hlm 8 (buku yang telah disebutkan di
atas)
[6]. Ismail Marahimin, loc. cit. (buku yang telah disebut di atas di
halaman yang sama, yakni hlm. 46)
[7]. Soedjito dan Mansur Hasan, loc. cit. (menunjuk ke halaman
yang sama dengan yang disebut terakhir, yakni hlm. 23)
Metode Harvard

Sama dengan metode Vancouver namun ada beberapa perbedaan


 Daftar pustaka tidak diberi nomor, diurutkan sesuai dengan
abjad pengarang
 Sitasi berupa narasi dan tidak diberi nomor
Sajjadian, S.M., (2018) menyebutkan bahwa dengan Software Psi-
Therm, dapat meningkatkan detail konstruksi standar,
memberikan gambaran faktor Y yang meningkat secara signifikan
dan peringkat energi bangunan yang unggul, sambil
menghilangkan risiko pertumbuhan hal-hal yang mengganggu
pada konstruksi dinding akibat perpindahan panas
Mencari Artikel Ilmiah Gratis

 CiteULike untuk melakukan searching artikel


ataupun tema (keyword) yang diinginkan
 CiteSeer.
Menulis gambar

Gambar 1. Bangunan arsitektur kaca


Sumber: Purwanto, L.M.F. 2017
Menulis Tabel
Tabel 1: Predicted Mean Vote
sumber: Fanger, P.O., 2001

Nilai Keterangan
3 panas
2 hangat
1 nyaman
0 nyaman
-1 nyaman
-2 sejuk
-3 dingin

Anda mungkin juga menyukai