Anda di halaman 1dari 7

KASUS SUAP DANA PERIMBANGAN

KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK

OLEH:
KELOMPOK 1 :
1.AABIDAH HASWENOVA (17043086)
2.ANISAH RAHMANIAH (17043096)
3. ARDYZAL MULYA (17043099)
Kasus Suap Sukiman Terkait Dana
Perimbangan Kabupaten Pegunungan Arfak
KPK menetapkan Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PAN, Sukiman sebagai
tersangka kasus dugaan suap terkait usulan dana perimbangan keuangan daerah pada
RAPBN Perubahan tahun 2018. Foto/dpr.go.id

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Anggota Komisi XI


DPR dari Fraksi PAN, Sukiman sebagai tersangka. Selain Sukiman, KPK juga
menetapkan pelaksana tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pegunungan
Arfak, Natan Pasomba menjadi tersangka.

Penetapan tersangka keduanya merupakan hasil pengembangan dari kasus dugaan suap
terkait usulan dana perimbangan keuangan daerah pada RAPBN Perubahan tahun 2018.
Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang menjelaskan dalam kontruksi perkara pihak
Pemerintah Kabupaten Pegunungan Arfak melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang mengajukan Dana Alokasi Khusus (DAK) pada APBN-P 2017 dan APBN 2018 ke
Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Pada proses pengajuan, Natan bersama sama pihak rekanan (Pengusaha) melakukan
pertemuan dengan pegawai Kemenkeu untuk meminta bantuan. "Pihak pegawai
Kementerian Keuangan kemudian meminta bantuan kepada SKM (Sukiman) selaku
Anggota DPR RI," ujar Saut dalam jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (7/2/2019).

KPK menduga terjadi pemberian dan penerimaan suap terkait dengan alokasi anggaran
Dana Alokasi Khusus/Dana Alokasi Umum/Dana Insentif Daerah untuk Kabupaten
Pegunungan Arfak Tahun Anggaran 2017-2018.
Kemudian, pemberian dan penerimaan suap ini dilakukan dengan tujuan mengatur penetapan
alokasi anggaran dana perimbangan dalam APBN-P 2017 dan APBN 2018 di Kabupaten
Pegunungan Arfak, Papua Barat. "NPA (Natan Pasomba) diduga memberi uang dengan tujuan
mendapatkan alokasi Dana Perimbangan untuk Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat,"
kata Saut.

KPK menduga Natan memberi uang Rp4,41 miliar yang terdiri dari dalam bentuk mata uang
rupiah sejumlah Rp3,96 miliar dan valas 33.500 dolar Amerika. Jumlah ini merupakan
commitment fee sebesar 9% dari Dana Perimbangan yang dialokasikan untuk Kabupaten
Pegunungan Arfak. "Dari sejumlah uang tersebut, SKM diduga menerima sejumlah Rp2,65
miliar dan 22.000 dolar Amerika. SKM diduga menerima suap ini antara Juli 2017 sampai
dengan April 2018 melalui beberapa pihak sebagai perantara," kata Saut.
Dari pengaturan tersebut, kata Saut, akhirnya Kabupaten Pegunungan Arfak mendapatkan
alokasi DAK pada APBN-P 2017 sebesar Rp49.915 miliar dan mendapatkan alokasi DAK
pada APBN 2018 sebesar Rp79,9 miliar.

Atas ulahnya, Sukiman sebagai penerima suap disangka melanggar Pasal 12 huruf a atau
huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah UU
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1)
ke-1 KUHP.

Sementara Natan sebagai pemberi disangka melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5
ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah
UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat
(1) ke-1 KUHP.
TERIMA KASIH
• ( Alia )
Bagaimana cara menyelesaikan kasus tersebut menurut
kelompok penyaji dan pemerintah
( Faisal )
Apakah Natan dan sukiman sudah ditahan di penjara
atau sebagai tersangka dalm kasus suap?
( Wahyu )
Bagaimana tanggapan tentang melemahnya KPK?

Anda mungkin juga menyukai