Anda di halaman 1dari 28

Askep Kritis Pasien Kejang

Heni Apriyani
Look at this
Kejang
• Kejang adalah gerakan otot tubuh secara mendadak yang
tidak disadari baik dalam bentuk kronik atau tonik dengan
atau tanpa disertai hilangnya kesadaran.
• Kejang merupakan respon terhadap muatan listrik abnormal
di dalam otak. Kejang dapat berupa kekakuan anggota tubuh,
gerakan kejutan berulang secara periodik, atau campuran
keduanya. Bila kontraksi otot hanya mengenai sebagian kecil
serabut otot saja, tidak akan tampak kekejangan otot, tetapi
hanya terlihat gerakan halus pada kulit.
Kejang
• Kejang adalah suatu gerakan anggota tubuh
yang tidak disadari, dan ditimbulkan oleh
kontraksi sebagian atau seluruh otot-otot
tubuh. Kontraksi otot-otot secara spontan
keras ini tidak dikendalikan dan biasanya
disebabkan suatu rangsangan terhadap
susunan syaraf.
Kejang
• Kejang bukanlah penyakit, namun sering
menjadi tanda dan gejala penyakit lain.
Etiologi
I. Kejang Akut
• Dengan demam:
► Febrileconvulsions, karena penyebab luar SSP misalnya,
tonsilitis, otitis media, …. Dll
► infeksi intrakranial: misalnya, abses otak, meningitis,
ensefalitis.
• Tanpa demam:
► Trauma: mis, heamorrhage intrakranial.
► Toksin / racun: mis, keracunan timbal.
► anoksia / iskemia: misalnya, kegagalan pernapasan, hipotensi.
► Metabolik: mis, hipoglikemia, hipokalsemia.
Etiologi
II. Kejang kronis (berulang) yakni, epilepsi
► Primer (idiopatik).
► Sekunder:
► Pos menular, misalnya, setelah meningitis.
► Pos beracun, misalnya, kernikterus.
► pasca-trauma, misalnya, heamorrhage intrakranial.
► penyakit otak degeneratif.
► Pasca anoxic.
Etiologi
1. Demam tinggi (heatstroke, infeksi)
2. Infeksi otak
- AIDS                                    - Sifilis
- Malaria                                  - Tetanus
- Meningitis                             - Toksoplasmosis
- Rabies                                   - Ensefalitis karena
virus
.
Etiologi
3. Kelainan metabolik
- Hipoparatiroidisme
- Kadar gula atau natrium yang tinggi di dalam darah
- Kadar gula, kalsium, magnesium atau natrium yang rendah di dalam
darah
- Gagal ginjal atau gagal hati
- Fenilketonuria
• Otak kekurangan oksigen
- Keracunan karbon monoksida
- Berkurangnya aliran darah ke otak
- Hampir tenggelam
- Hampir tercekik
- Stroke
Etiologi : Kelainan metabolik
• Kerusakan jaringan otak
- Tumor otak
- Cedera kepala
- Perdarahan intrakranial
- Stroke
• Penyakit lainnya
- Eklamsi
- Ensefalopati hipertensif
- Lupus eritematosus
Etiologi : Kelainan metabolik
• Pemaparan oleh obat atau bahan beracun
- Alkohol (dalam jumlah besar)                       -
Overdosis kokain
- Amfetamin                                                    - Timah
hitam
- Kapur barus                                                  -
Pentilenetetrazol
- Klorokuin                                                      - Striknin

Etiologi : Kelainan metabolik
• Gejala putus obat
- Alkohol
- Obat tidur
- Obat penenang
• Reaksi balik terhadap obat-obat yang diresepkan
- Seftazidim
- Klorpromazin
- Imipenem
- Indometasin
- Meperidin
- Fenitoin
- Teofilin
Gejala kejang berdasarkan sisi otak yang
terkena
Sisi otak yg terkena Gejala
Lobus Frontalis Kedutan pada otot tertentu
Lobus oksipitalis
Halusinasi kilauan cahaya

Lobus Parietal Mati rasa atau kesemutan di bagian tubuh


tertentu
Lobus Temporalis Halusinasi gambaran dan perilaku repetitif
yang kompleks
misalnya berjalan berputar-putar
Lobus temporalis anterior
Gerakan mengunyah, gerakan bibir mencium
Lobus temporalis anterior sebelah dalam
Halusinasi bau, baik yg menyenangkan
maupun yg tidak menyenangkan
Pengkajian
• Riwayat adanya faktor penyebab
- Idiopatik, tidak ada penyebab yang dapat di
identifikasi
- Pasca trauma
• Pemeriksaan diagnostik
- EEG
- CT scan
Diagnosa Keperawatan
• Bersihan jalan napas tidak efektif b.d
akumulasi sekret

• Resti penghentian pernapasan b.d. gerakan


otot pernapasan berlebihan, perubahan
kesadaran.
• Resti terhadap cidera b.d. aktifitas kejang
Intervensi : DX 1
• Kaji bersama keluargapasien berbagai
stimulasi yang dapat mempengaruhi kejang.
• Pasang orofaringeal airway
• Berikan tambahan oksigen/ ventilasi manual
sesuai kebutuhan
Intervensi : Dx2
• Beri pelindung pada kepala selama kejang
• Gunakan termometer dengan bahan metal
atau dapatkan suhu melalui lubang telinga,
jika perlu
• Kolaborasi pemberian obat (diazepam,
Glukosa)
Penatalaksanaan
• Selama kejang
- Berikan privacy dan perlindungan pada
pasien dari lingkungan luar.
- Mengamankan pasien memungkinkan jika
jatuh.
- Melindungi kepala dengan bantalan untuk
mencegah cidera.
- Jauhkan benda-benda tajam selama kejang.
Penatalaksanaan
• Setelah Kejang
- Pertahankan pasien pada salah satu posisi
agar tidak terjadi aspirasi.
- Jika pasien mengalami serangan berat
setelah kejang, berikan pendekatan yang
lembut dan restrain yang lembut.
Kasus 1
• Seorang laki-laki, 30 tahun, dirawat di ICU
sejak 2 hari yang lalu karena kejang. Dx
Medik : Tetanus. Sekitar 30 menit yang lalu
pasien mengalami kejang, mulut mecucu, dan
mata melotot, terjadi kejang tonik klonik.
- Tindakan apa yang harus dilakukan pada
pasien diatas
Kasus 2
• Seorang perempuan, 27 tahun, dirawat di ICU
sejak 3 hari yang lalu karena demam
Meningitis. Saat ini masih mengalami kejang.
Pasien diberikan anti konvulsan
• - Sebutkan jenis konvulsan yang dapat
diberikan pada pasien diatas, dan bagaimana
cara pemberiannya.
Kasus 3
• Seorang pasien, laki-laki, usia 23 tahun,
memiliki riwayat kejang sejak usia anak-anak.
Saat ini dibawa ke RS karena sering mengalami
kejang. Menurut keluarga pasien bekerja
sebagai karyawan dan sering lembur di malam
hari. Saat ini pasien sudah akan pulang ke
Rumah.
- Pendidikan kesehatan apa saja yang dapat
diberikan kepada pasien dan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai