Anda di halaman 1dari 22

TRAUMA LAHIR

Nurfadhila Khairunnisa
SKDI Trauma Lahir

Tingkat kemampuan 2 : Mendiagnosis dan Merujuk

•Mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling

tepat bagi pasien.

•Mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.


Gambaran Umum

Trauma lahir merupakan salah satu dari penyebab utama dari morbiditas dan
mortalitas neonatus
Etiologi

 Makrosomia
 Mal presentasi (bagian terendah janin yang tidak sesuai)
 Presentasi ganda (bagian terendah janin lebih dari 1 bagian)
 Disproporsi cephalo pelvik (ketidak sesuaian panggul dan kepala janin)
 Kelahiran dan tindakan (proses persalinan yang tidak spontan tapi dengan menggunakan alat)
 Persalinan lama (persalinan yang lebih dari 24 jam)
 Persalinan presipitatus (persalinan dimana gejala Kala I tidak dirasakan sakit dan berakhir dengan
lahirnya bayi)
 Bayi kurang bulan (bayi lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu)
 Distosia bahu (kemacetan bahu)
Caput Succadaneum

Udem oleh karena penekanan jalan lahir

Cairan serosanguinosa dalam jaringan Subkutis ekstraperiosteal

Nampak segera setelah lahir

Tak ada batas yg tegas  melewati sutura

Menghilang beberapa jam – 48 jam

Tidak perlu terapi


Cephalohematoma

Cephal hematom adalah perdarahan subperiosteal akibat kerusakan jaringan poriesteum


karena tarikan atau tekanan jalan lahir. Dan tidak pernah melampaui batas sutura garis
tengah. Tulang tengkorak yang sering terkena adalah tulang temporal atau parietal
ditemukan pada 0,5 – 2 % dari kelahiran hidup.

 Subgaleal

 Subperiosteal
Subgaleal
 Darah di bawah galea apneurosis
 Mid-forceps dan vakum
 Pembengkakan kulit kepala, ekimosis
 Mungkin meluas ke daerah periorbital dan leher
 Seringkali berkaitan dengan trauma kepala (40%)
◦ Perdarahan intrakranial atau
◦ Fraktur tengkorak
◦ Terjadinya gambaran ini tidak berkorelasi dengan
keparahan perdarahan
 Anemia/hipovolemia/syok
Diagnosis umumnya secara klinis:
• Massa padat berfluktuasi yg timbul di kepala
• Berkembang secara bertahap dlm waktu 12-72 jam
• Hematoma menyebar di seluruh kalvarium
• Pembengkakan melintasi garis sutura

Tatalaksana: suportif
• Observasi ketat untuk mendeteksi perkembangan
• Memantau hematokrit
• Memantau hiperbilirubinemia
• Pemeriksaan untuk koagulopati mungkin diperlukan
Subperiosteal

Karena periosteum melekat pada tulang tengkorak di garis-garis sutura, maka hematoma
terbatas pada daerah yang dibatasi oleh sutura-sutura tersebut. Jumlah darah pada tipe
subperiosteal ini lebih sedikit dibandingkan pada tipe subgaleal, fraktur tengkorak bisa
menyertai.
Gambaran Klinis : kulit kepala membengkak. Biasanya tidak terdeteksi
samapai hari ke 2 atau ke 3. Dapat lebih dari 1 tempat. Perdarahan dibatasi
oleh garis sutura, biasanya di daerah parietal.

Perjalanan Klinis dan Diagnosis : Pinggirnya biasanya mengalami kalsifikasi.


Bagian tengah tetap lunak dan sedikit darah akan diserap oleh tubuh. Mirip
fraktur depresi pada tengkorak. Kadang-kadang menyebabkan ikterus
neonatorum.
Perdarahan Intracranial

Epidural

Subdural

Subarachnoid

Interventrikel
Perdarahan Epidural
 Jarang : 2,2% dari semua perdarahan intrakranial
 Trauma pada arteri meningeal medium
 Gejala klinik:
◦ Tidak spesifik: fontanel yang menonjol
◦ Spesifik: kejang lateralisasi, deviasi mata
 Diagnosis:

◦ CT kepala
◦ Foto rontgen: fraktur tengkorak
 Terapi: sebagian besar memerlukan evakuasi
Perdarahan Subdural
 Paling
sering: 73% dari semua
perdarahan intrakranial
 Trauma pd vena & sinus vena serta
laserasi:
◦ Tentorium
◦ Falx
◦ Vena serebral superfisial
◦ Ostendiastasis occipital
 Gejala klinis (dalam 24 jam):
◦ Respirasi: apnea, sianosis
◦ SSP: kejang, defisit fokal, letargi,
hipotonia
◦ Fossa posterior : ↑ tekanan intra
kranial : apnea, pupil tidak sama,
deviasi mata, koma
 Diagnosis:
◦ CT kepala
◦ MRI: untuk melihat batas-batas hematoma fossa
posterior
◦ Foto rontgen: fraktur tengkorak

 Terapi:
◦ Konservatif (suportif) atau evakuasi
pembedahan
Perdarahan Subarachnoid

 Insidens: 0,1 per 1000 kelahiran

 Trauma pada vena penghubung


di ruang subarachnoid

 Gejala klinis:
◦ Bisa tanpa gejala
◦ SSP: kejang biasanya pada hari ke-2.
 Diagnosis:
◦ CT kepala
◦ CSF: berdarah
 Terapi:
◦ Konservatif (suportif)
 Memantau hidrocepalus pasca perdarahan
Tindakan secara umum :
 Perawatan intensif

 Dalam inkubator

 Tidak boleh digerakkan

 Intake personde / IVFD

 O2 bila sianosis

 Untuk kejang : sedativa

 Vit. K1
Paralisis Nervus Facialis

Etiologi
Kompresi syaraf tepi, disebabkan
oleh: forsep, partus lama, kompresi in
utero
Trauma SSP: pada fraktur tulang
temporal

Manifestasi Klinis
Paralisis muncul dini
- paralisis sentral  paralisis spastis yg

kontra lateral
- paralisis perifer  paralisis flasid
Paralisis Nervus Frenikus

Kelaianan ini sering ditemukan pada kelahiran sungsang


Pada paralisis berat bayi dapat memperlihatkan sindroma gangguan pernafasan
dengan dispneu dan sianosis. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan röntgen
foto torak atau fluoroskopi dimana diafragma yang terganggu posisinya lebih
tinggi. Pengobatan biasanya simptomatik. Bayi harus diletakkan pada sisi yang
terkena gangguan dan kalau perlu diberi oksigen. Infeksi paru merupakan
komplikasi yang berat. Penyembuhan biasanya terjadi spontan pada bulan ke-1
sampai ke-3.
Paralisis Trauma Brachialis
1. Palsi Erb

Manifestasi Klinis
Ekstremitas yang terlibat
berada:
Dalam posisi aduksi
Dalam posisi pronasi
dan rotasi internal
Etiologi Relfleks Moro, biseps
Cedera akibat regangan C5- dan radial tidak ada
Refleks gengam
C7 (pleksus atas)
90% kasus biasanya ada
2-5% paresis syaraf
Diagnosis: frenikus ipsilateral
Pemeriksaan klinis Postur "waiter's tip“
Foto rontgen untuk Gawat napas jika syaraf
menyisihkan kemungkinan frenikus juga cedera
Work Together

Edit with others from different PCs at the


same time and have conversations with
improved commenting.

Sharing online is simple. Even if your


audience doesn’t have PowerPoint, simply
project to their browser with Present Online.

Work together with others at the same time


from different locations, whether you are
using PowerPoint on your desktop or
PowerPoint Online.
Intuitively design beautiful presentations,

PowerPoint 2013 easily share and work together with others


and give a professional performance with
advanced presenting tools.

Find out more at the PowerPoint Getting Started Center


(Click the arrow when in Slide Show mode)

Anda mungkin juga menyukai