Nurfadhila Khairunnisa
SKDI Trauma Lahir
•Mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling
Trauma lahir merupakan salah satu dari penyebab utama dari morbiditas dan
mortalitas neonatus
Etiologi
Makrosomia
Mal presentasi (bagian terendah janin yang tidak sesuai)
Presentasi ganda (bagian terendah janin lebih dari 1 bagian)
Disproporsi cephalo pelvik (ketidak sesuaian panggul dan kepala janin)
Kelahiran dan tindakan (proses persalinan yang tidak spontan tapi dengan menggunakan alat)
Persalinan lama (persalinan yang lebih dari 24 jam)
Persalinan presipitatus (persalinan dimana gejala Kala I tidak dirasakan sakit dan berakhir dengan
lahirnya bayi)
Bayi kurang bulan (bayi lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu)
Distosia bahu (kemacetan bahu)
Caput Succadaneum
Subgaleal
Subperiosteal
Subgaleal
Darah di bawah galea apneurosis
Mid-forceps dan vakum
Pembengkakan kulit kepala, ekimosis
Mungkin meluas ke daerah periorbital dan leher
Seringkali berkaitan dengan trauma kepala (40%)
◦ Perdarahan intrakranial atau
◦ Fraktur tengkorak
◦ Terjadinya gambaran ini tidak berkorelasi dengan
keparahan perdarahan
Anemia/hipovolemia/syok
Diagnosis umumnya secara klinis:
• Massa padat berfluktuasi yg timbul di kepala
• Berkembang secara bertahap dlm waktu 12-72 jam
• Hematoma menyebar di seluruh kalvarium
• Pembengkakan melintasi garis sutura
Tatalaksana: suportif
• Observasi ketat untuk mendeteksi perkembangan
• Memantau hematokrit
• Memantau hiperbilirubinemia
• Pemeriksaan untuk koagulopati mungkin diperlukan
Subperiosteal
Karena periosteum melekat pada tulang tengkorak di garis-garis sutura, maka hematoma
terbatas pada daerah yang dibatasi oleh sutura-sutura tersebut. Jumlah darah pada tipe
subperiosteal ini lebih sedikit dibandingkan pada tipe subgaleal, fraktur tengkorak bisa
menyertai.
Gambaran Klinis : kulit kepala membengkak. Biasanya tidak terdeteksi
samapai hari ke 2 atau ke 3. Dapat lebih dari 1 tempat. Perdarahan dibatasi
oleh garis sutura, biasanya di daerah parietal.
Epidural
Subdural
Subarachnoid
Interventrikel
Perdarahan Epidural
Jarang : 2,2% dari semua perdarahan intrakranial
Trauma pada arteri meningeal medium
Gejala klinik:
◦ Tidak spesifik: fontanel yang menonjol
◦ Spesifik: kejang lateralisasi, deviasi mata
Diagnosis:
◦ CT kepala
◦ Foto rontgen: fraktur tengkorak
Terapi: sebagian besar memerlukan evakuasi
Perdarahan Subdural
Paling
sering: 73% dari semua
perdarahan intrakranial
Trauma pd vena & sinus vena serta
laserasi:
◦ Tentorium
◦ Falx
◦ Vena serebral superfisial
◦ Ostendiastasis occipital
Gejala klinis (dalam 24 jam):
◦ Respirasi: apnea, sianosis
◦ SSP: kejang, defisit fokal, letargi,
hipotonia
◦ Fossa posterior : ↑ tekanan intra
kranial : apnea, pupil tidak sama,
deviasi mata, koma
Diagnosis:
◦ CT kepala
◦ MRI: untuk melihat batas-batas hematoma fossa
posterior
◦ Foto rontgen: fraktur tengkorak
Terapi:
◦ Konservatif (suportif) atau evakuasi
pembedahan
Perdarahan Subarachnoid
Gejala klinis:
◦ Bisa tanpa gejala
◦ SSP: kejang biasanya pada hari ke-2.
Diagnosis:
◦ CT kepala
◦ CSF: berdarah
Terapi:
◦ Konservatif (suportif)
Memantau hidrocepalus pasca perdarahan
Tindakan secara umum :
Perawatan intensif
Dalam inkubator
O2 bila sianosis
Vit. K1
Paralisis Nervus Facialis
Etiologi
Kompresi syaraf tepi, disebabkan
oleh: forsep, partus lama, kompresi in
utero
Trauma SSP: pada fraktur tulang
temporal
Manifestasi Klinis
Paralisis muncul dini
- paralisis sentral paralisis spastis yg
kontra lateral
- paralisis perifer paralisis flasid
Paralisis Nervus Frenikus
Manifestasi Klinis
Ekstremitas yang terlibat
berada:
Dalam posisi aduksi
Dalam posisi pronasi
dan rotasi internal
Etiologi Relfleks Moro, biseps
Cedera akibat regangan C5- dan radial tidak ada
Refleks gengam
C7 (pleksus atas)
90% kasus biasanya ada
2-5% paresis syaraf
Diagnosis: frenikus ipsilateral
Pemeriksaan klinis Postur "waiter's tip“
Foto rontgen untuk Gawat napas jika syaraf
menyisihkan kemungkinan frenikus juga cedera
Work Together