Anda di halaman 1dari 16

Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu :
Nurul Fauziah S.Pd.,
M.Pd

Kelompok 3 : Kelas : 6B

 Ayu Triani PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


BIOLOGI
Desi Mira Wati FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
Exsa Yandari UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2020
 Juli Marni Laia
Meilina Purbadi
Reza Novianto
Sinta Sundari
A. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan
Konseling
Aplikasi instrumentasi bimbingan dan koseling, yaitu
kegiatan pendukung bimbingan dan koseling untuk
mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik
(klien/konseli), keterangan tentang lingkunan peserta didik
(konseli) dan lingkungan yang lebih luas.
Aplikasi Instrumentasi adalah upaya pengungkapan
melalui pengukuran dengan memakai alat ukur atau
instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan
digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien
dalam bentuk layanan konseling.
Fungsi utama bimbingan dan konseling yang di
embankan oleh kegiatan penunjang aplikasi instrumentasi
ialah fungsi pemahaman.
Materi umum aplikasi instrumentasi yaitu berupa data
dan keterangan yang dikumpulkan melalui aplikasi
instrumentasi pada umumnya, meliputi:

1. Kebisaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa


terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kemmpuan dan kondisi mental dan fisik klien.
3. Kemampuan dan pengenalan lingkungan dan
hubungan social.
4. Sikap, kebiasaan, keterampilan dan kemampuan belajar.
5. Informasi karir dan pendidikan.
6. Kondisi keluarga dan lingkungan ( prayitno, 1997:95 )
Penyelenggaraan aplikasi instrumentasi bimbingan
dan konseling meliputi digunakan dan
dikembangkannya berbagai instrument, baik tes
mupun non tes

1. Instrument Tes
Tes merupakan prosedur untuk mengungkapkan
tingkah laku seseorang dan menggambarkan dalam
bentuk skala angka atau klasifikasi tertentu.Dalam
bentuk nyata tes berbentuk serangkaian pertanyaan
yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang
di tes.
2. Instrument Non Tes
Instrument non tes meliputi berbagai prosedur,
seperti pengamatan, wawancara, catatan anecdote,
angket, sosiometri, dan inventori yang dibekukan
(Prayitno dan Erman Amti, 2004:319). Agar diperoleh
hasil yang terandalkan, pengamatan dan wawancara
dilakukan dengan mempergunakan pedoman
pengamatan dan pedoman wawancara.
B. Himpunan Data

Penyelenggaraan himpunan data, yaitu kegiatan pendukung bimbingan


dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang
relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik
(klien/konseli).Himpunan data perlu diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.

Materi umum himpunan data diantaranya sebagai


berikut:

1.Identitas siswa (klien) dan keluarga.


2.Hasil aplikasi instrumentasi.
3.Hasil belajar, karya tulis, dan rekaman kemampuan siswa.
4.Catatan anekdot.
5.Informasi pendidikan dan jabatan.
6.Laporan dan catatan khusus.
Fungsi utama bimbingan yang didukung
oleh penyelenggaraan himpunan data ialah
fungsi pemahaman.Hasil aplikasi
instrumentasi pada umumnya menjadi yang
dianggap penting dalam himpunan
data.Himpunan data juga dapat meliputi hasil
wawancara, konferensi kasus, kunjungan
rumah, analisis hasil belajar, pengamatan dan
hasil upaya pengumpulan bahan lainnya yang
dianggap relevan dengan pelayanan bantuan
terhadap siswa.
Keseluruhan data yang
dikumpulkan itu dapat
dikelompokkan menjadi:

1.Data pribadi adalah menyangkut 2. Data kelompok, adalah


diri masing-masing siswa secara menyangkut aspek tertentu dari
perorangan. Himpunan data sekelompok siswa, seperti
pribadi dilakukan terpisah untuk gambaran menyeluruh hasil beljar
setiap siswa, karena himpunan siswa stu kelas, hasil sosiometri,
data pribadi bersifat laporan penyelenggaraan dan hasil
berkelanjutan, maka harus ada diskusi atau belajar kelompok,
kera sama antar guru kelas, penyelenggaraan dan isi
Himpunan data pribadi sering bimbingan, dan konseling
juga disebut Cumulative Record. kelompok.

3. Data umum, adalah tidak secara


langsung menyangkut diri siswa baik
secara pribadi (perorangan)ataupun
kelompok.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian
dalam rangka penyelenggaraan himpunan data
dan pemanfaatannya secara optimal:

1. Materi himpunan data yang baik (akurat dan lengkap) sangat


berguna untuk memberikan gambaran yang tepat untuk individu.
2. Data tentang individu selalu bertambah, berubah, berkembang, dan
dinamis. Oleh karea itu data tentang siswa perlu di perbarui.
3. Data yang terkumpul disusun dalam format-format yang teratur
rapi menurut system tertentu.
4. Data dalam himpunan data itu pada dasarnya bersifat rahasia.
5. Mengingat bahwa data yang di kumpulkan cukup banyak, harus
pula ditambah dan dikurangisesuai dengan perkembangan, lagi
pula pengeluaran data dan pemasukannya kembali memakan waktu
yang cukup banyak, konselor sering terjebak oleh pekerjaan rutin
penyelenggaraan himpunan data itu.
C. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling


untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan peserta didik (klien/konseli) melalui
kunjungan kerumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang
penuh dari orang tua dan anggota keluarga lainnya.
Kegiatan kunjungan rumah, dan juga
pemanggilan orang tua ke sekolah, setidak-tidaknya
memiliki tiga tujuan utama, yaitu:

1. Memperoleh data tambahan tentang


permasalahan klien (siswa) khususnya yang
bersangkut-paut dengan keadaan rumah, atau
orang tua.
2. Menyampaikan kepada orang tua tentang
permasalahan anaknya.
3. Membangun komitmen terhadap orang tua
terhadap penangan masalah anaknya.
Materi umum kunjungan rumah, akan diperoleh berbagai data
dan keterangan tentang berbagai hal yang besar, kemungkinan ada
sangkut pautnya dengan permasalahan siswa atau klien.
Data atau keterangan ini meliputi:

1. Kondisi rumah tangga dan orang tua.


2. Fasilitas belajar yang ada dirumah.
3. Hubungan antara keluarga.
4. Sikap atau kebiasaan siswa dirumah.
5. Berbagai pendapat orang tua dan anggota keluarga inti lainnya
terhadap siswa atau klien.
6.Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam
perkembangan dan pengentasan masalah siswa atau klien
D. Konferensi Kasus

Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan


konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta
didik (klien) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai
pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan
kemudahan,dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut.
Secara umum tujuan dari konferensi kasus ialah mencari interpretasi
yang tepat dan tindakan-tindakan yang konkret yang dapat diambil.
Klasifikasi masalah siswa yang dapat diajukan dalam pembahasan
konferensi kasus salah satu atau beberapa masalah yang dihadapi siswa di
bawah ini:
1. Masalah belajar, yang antara lain berkenan dengan:
a. Kebiasaan belajar yang kurang efektif
b. Kemampuan belajar yang kurang memadai
c. Kesiapsiagaan belajar yang kurang memadai
d. Kondisi lingkungan belajar yang kurang menguntungkan.
2.Masalah social pribadi
diantaranya:

a. Kekurangharmonisan hubungan 3.Masalah kelanjutan studi dan


antar teman pemilihan pekerjaan
b. Kekurangserasian hubungan
dengan orang tua
a.Pemilihan jurusan yang tepat
c. Kekurangserasian hubungan
dengan guru b.Pengenalan bakat tertentu yang
d. Gambaran diri yang kurang tepat kurang tepat
e. Kebiasaan hidup yang kurang c.Pengenalan jenis pekerjaan yang
tepat kurang memedai
f. Kenakalan remaja d.Pengenalan sekolah sambungan
g. Gangguan psikis dan perguruan tinggi yang kurang
memadai
e.Penyaluran bakat dan minat yang
kurang memadai
E. Tampilan Kepustakaan

Tampilan kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan


berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta
didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial,
kegiatan belajar, dan karir atau jabatan.
Pemanfaatan tampilan kepustakaan diarahkan oleh
konselor dalam rangka pelaksanaan pelayanaan dan atau
klien secara mandiri mengunjungi perpustakaan untuk
mencari dan memanfaatkan sendiri bahan-bahan yang ada
di perpustakaan sesuai dengan keperlua.
F. Alih Tangan Kasus

Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan


konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan
tuntas atas masalah yang dialami peserta didik (klien/konseli)
dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepihak
lainnya.
Lembaga-lembaga alih tangan kasus (rujukan), antara lain yaitu:
1. Rumah sakit, puskesmas, atau dokter praktek umum.
2. Lembaga pelayanan psikologis.
3. Lembaga kepolisian.
4. Lembaga-lembaga penyelenggara tes.
5. Lembaga penempatan tenaga.

Anda mungkin juga menyukai