NIHSS meraupakan suatu skla penilaian yang dilakukan pada pasien
stroke untuk melihat kemajuan hasil perawatan fase akut akibat impairment Pemeriksaaan ini dilakukan dua kali yaitu saat masuk (hari pertama perawatan) dan saat keluar dari perawatan. Hal tersebut dijadikan sebagai patokan perkembangan Nilai NIHSS antara 0 -42 terdiri dari 11 komponen 1 a.derajat kesadaran 0 = sadar penuh 1 = somnolen 2 = stupor 3 = koma 1b. Menjawab pertanyaan 0 = dapat mejawab pertanyaan dua pertaanyaan dengan benar 1 = hanya dapat menjawab satu pertanyaan dengan benar/tidak dapat berbicara karena terpasang pipa endotrakeal = tidak dapat menjawab kedua pertanyaan dengan benar/afasia/stupor 1c. Mengikuti perintah 0 = dapat melakukan dua perinah dengan benar 1 = hanya dapat melakukan satu perintah dengan benar 2 = tidak dapat melakukan kedua perinta dengan benar 2. Gerakan mata konyugat horizontal 0 = normal 1 = gerakan abnormal hanya pada satu mata 2 = deviasi kpnyugat yang kuaat atau paresis konyugat total pada kedua mata 3. lapang pandang 0 = tidak ada gangguan 1 = kuandranopia 2 = hemianopia total 3 = hemianopia bilateral/buta kortikal 4. paresis wajah 0 = normal 1 = paresis ringan 2 = paresis parsial 3 = paresis total 5 dan 6. motoric lengan kanan dan kiri 0 = tidak ada simpangan bila pasien disuruh mengangkat kedua lengan selama 10 detik 1 = lengan menyimpang ke bawah sebelum 10 detik 2 = lengan terjatuh ke kasur atau badan atau tidak dapat diluruskan secara penuh 3 = tidak dapat melawan gravitasi 4 = tidak ada gerakan X = tidak dapat diperiksa 7 dan 8. motoric tungkai kanan 0 = tidak ada simpangan bila pasien disuruh mengangkat Tungkai selama 10 detik secara bergantian 1 = Tungkai menyimpang ke bawah sebelum 10 detik 2 = Tungkai terjatuh ke kasur atau badan atau tidak dapat diluruskan secara penuh 3 = tidak dapat melawan gravitasi 4 = tidak ada gerakan X = tidak dapat diperiksa 9. ataksia anggota badan 0 = pada satu ekstremita 1 = pada dua atau lebih ekstremitas 2 = tidak dapat diperiksa 10. sensorik 0 = normal 1 = deficit parsial yaitu merasa tetapi berkurang 2 = deficit berat yaitu jika pasien tidak merasa atau terdapat gangguan liberal 11. bahasa terbaik 0 = tidak ada afasia 1 = afasia rigan-sedang 2 = afasia berat 3 = tidak dapat bicara (bisu)/global afasia/koma 12. disartria 0 = artikulasi normal 1= disartria ringan-sedang 2 = disartria berat 3 = tidak dapat diperiksa 13. neglect/tidak ada atensi 0 = tidak ada 1 = parsial 2 = total
Nilai NIHSS berkisar 0 – 42
Penilaiannya adalah sebagai berikut : Nilai <4: Stroke Ringan Nilai antara 4-15 : sedang Nilai >15 : Berat Skor < 5 : defisit neurologis ringan Skor 6-14 : defisit neurologis sedang Skor 15-24 : defisit neurologis berat Skor ≥ 25 : defisit neurologis sangat berat Keunggulan NIHSS : mempunyai contoh pembelajaran audiovisual yang berisi 6 contoh pasien, dapat dilakukan dengan cepat, kurang lebih 15 menit, telah banyak dipergunakan den telah divaalidasi, berguna untuk kondisi stroke akut, mudah dipelajarinya dan skore yang dipakai sederhana, tingkat reabiliti tinggi diantara para pengguna skore
Kelemahan NIHSS : kurang baik untuk stroke karena gangguan sirkulasi
posterior, oleh karena di dalam skoring terdapat penilaian kemampuan berbahasa dan untuk gaangguan di batang otak, nilai yang diperoleh tidak sesuai antara luasnya kerusakan patologis dengan beratnya gejala dan tandda deficit neurologis yang ditimbulkan. kasus Seorang perempuan berusia 41 tahun, ibu rumah tangga, mempunyai 4 orang anak dataang ke poli syaraf dengan keluhan tidak dapat bicara dan lenan kanan tidak mampu untk digerakkan. Dua belas jam sebelum datang ke rumah sakit, saat keluar kamar mandi tiba-tiba kesulitan mengenakan baju (lengan terasa lemah dan berat saat diangkata) dan bicara menjadi tidak jelas. Pasien masih dapat berjalan dengan dipapah, pasien tidak menderita sakit sebelumnya kecuali kadang mengeluh nyeri dada sebelah kiri dan sesak disertai jantung berdebar terutama bila kelelahan. Pasien minum obat oral kontrasepsi sejar usia 30 tahun tetapi telah berhenti sejak 5 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah kanan dan kiri 120/80 mmHg, frekuensi nadi 90/menit ireguler dan isi cukup, frekuensi nafas 16x/menit dan suhu aksila 37.0C. Tekanan jugularis tidak meningkat (5-2 cmH2O), tidak terdengar bruits karotis, oftalmika maupun temporal pada kedua sisi. Pada aukultasi paru tidak terdapatronkhi maupun mengi dan pada jantung terdengar bunyi jantung I-II irregular murmur diastolic. Pada perkusi tidak ada pembesaran jantun, dari pemeriksaan neurolis, didapatkan pasien sadar, GCS : E4M6Vafasisa, paresis nervus VII dan XII senral kanan, hemiparesis kanan kekuatan ekstermitas atas 3/3 dan bawah 4/4, hemihipestesi kanan, reflex fisiologis normal dan reflex patologis (babinsky)negative, fungsi otonom baik, fungsi luhur terdapat afasia motoric. seorang pria berusia 41 tahun datang di unit gawat darurat dengan keluhan kejang yang diawali dengan lengan kanan dan berlanjut ke seluruh tubuh titik saat kejang pasien tidak sadarkan diri dan lama kejang sekitar 5 menit. Setelah berhenti, pasien tertidur dan mengompol. Saat terbangun, pasien menjadi sulit berbicara tapi masih memahami pembicaraan titik anggota gerak atas dan bawah pada sisi kanan pasien menjadi sulit untuk digerakkan serta alami kesulitan untuk menghitung. Riwayat stroke 6 bulan lalu, kelemahan yang terjadi pada saat itu pada anggota gerak sisi kanan, tidak bisa berbicara namun setelah 1 bulan keadaan pasien kembali normal. Riwayat hipertensi sejak 15 tahun yang lalu, pasien berobat tidak teratur, riwayat diabetes dan jantung disangkal. Pemeriksaan fisik yang didapat saat masuk rumah sakit adalah kesadaran apatis, tekanan darah kanan dan kiri 220/110 mmhg, frekuensi nadi 88x/menit, reguler, isi cukup, frekuensi napas 16 kali/menit, suhu 37.0 celcius, palpitasi jantung dan pembesaran jantung, auskultasi jantung normal. Pemeriksaan paru normal titik dari pemeriksaan status neurologis E4M6V disafasia, paresis N.VII dan XII central kanan, gaze palsy kanan, refleks fisiologis normal, refleks patologis babinsky negatif. Fungsi otonom normal kesan disafasia