Anda di halaman 1dari 21

SINDROM

METABOLIK
Oleh :

Pradantya Yudiarini Rony Herdiansyah


Humaira Jasmeen Valdi
Rahimah Yehezkiel Yonathan
Rizki Kurniawan Yolla Sri Agustina
Definisi

Sindrom metabolik merupakan suatu kumpulan faktor risiko metabolik yang berkaitan
langsung terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler artherosklerotik. Faktor risiko yang
dimaksud antara lain adalah diabetes, peningkatan gula darah, obesitas, tinggi kolesterol dan
tekanan darah tinggi. (WHO)
Sindrom metabolik adalah akumulasi dari beberapa kelainan yang bersama-sama
meningkatkan risiko terbentuknya penyakit kardiovaskular atherosklerotik, resistensi insulin,
diabetes melitus, dan komplikasi vascular/neurological. Hal tersebut dapat terjadi apabila
pasien memiliki 3 dari: (Swarup S, Zeltser R.)
▪ Lingkar pinggang lebih dari 40 inci pada pria dan 35 inci pada wanita
▪ Trigliserida yang meningkat 150 miligram per desiliter darah (mg / dL) atau lebih besar
▪ Mengurangi kolesterol lipoprotein densitas tinggi (HDL) kurang dari 40 mg / dL pada pria
atau kurang dari 50 mg / dL pada wanita
▪ Glukosa puasa yang meningkat l00 mg / dL atau lebih besar
▪ 2
Nilai tekanan darah sistolik 130 mmHg atau lebih tinggi dan / atau diastolik 85 mmHg
WHO
(1) Gangguan pengaturan glukosa atau
diabetes
(2) Resistensi insulin
(3) Hipertensi
(4) Dislipidemia dengan trigliserida plasma
>150 mg/dL dan/atau kolesterol high
density lipoprotein (HDL– C) <35 mg/dL
untuk pria; <39 mg/dL untuk wanita;
(5) Obesitas sentral (laki–laki: waistto–hip
ratio >0,90; wanita: waist–to– hip ratio
>0,85) dan/atau indeks massa tubuh
(IMT) >30 kg/m2; dan
(6) Mikroalbuminuria (Urea Albumin
Excretion Rate >20 mg/min atau rasio
albumin/kreatinin >30 mg/g).

3
Etiologi

Gangguan fungsi sel β Kerusakan berat sel β Extra weight


dan hipersekresi insulin menyebabkan Obesity
untuk mengkompensasi penurunan progresif
Lack of physical activity
resistensi insulin. Hal sekresi insulin,
ini memicu terjadinya sehingga menimbulkan Genetic predisposition
komplikasi hiperglikemia. Hal ini
makrovaskuler menimbulkan
(komplikasi jantung). komplikasi
mikrovaskuler
nephropathy
diabetica).

4
Faktor Risiko

1. Gaya Hidup
2. Pola Makan
3. Konsumsi Alkohol
4. Rokok
5. Aktivitas fisik
6. Sosial ekonomi
7. Genetik
8. Stres

5
Diagnosis
▪ Belum ada kesepakatan kriteria sindrom metabolik secara international,
namun terdapat tiga kriteria yang paling sering digunakan yaitu,
▫ WHO tahun 1998
▫ NCEP-ATP III tahun 2001
▫ IDF tahun 2005

 Kriteria diagnosis NCEP–ATP III lebih banyak digunakan karena lebih


memudahkan klinisi untuk mengidentifikasi seseorang dengan sindrom
metabolik. Sindrom metabolik ditegakkan apabila terdapat minimal 3
kriteria.

6
7
8
9
▪ Obesitas merupakan komponen utama kejadian SM, namun mekanisme yang
jelas belum diketahui secara pasti. Obesitas yang diikuti dengan meningkatnya
metabolisme lemak akan menyebabkan produksi Reactive Oxygen Species
(ROS) meningkat baik di sirkulasi maupun di sel adiposa. Meningkatnya ROS di
dalam sel adipose dapat menyebabkan keseimbangan reaksi reduksi oksidasi
(redoks) terganggu, sehingga enzim antioksidan menurun di dalam sirkulasi.
Keadaan ini disebut dengan stres oksidatif. Meningkatnya stres oksidatif
menyebabkan disregulasi jaringan adiposa dan merupakan awal patofisiologi
terjadinya SM, hipertensi dan aterosklerosis.

10
▪ Stres oksidatif sering dikaitkan dengan berbagai patofisiologi penyakit antara
lain diabetes tipe 2 dan aterosklerosis. Pada pasien diabetes melitus tipe 2,
biasanya terjadi peningkatan stress oksidatif, terutama akibat hiperglikemia.
Stress oksidatif dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya disfungsi
endotel–angiopati diabetic, dan pusat dari semua angiopati diabetik adalah
hiperglikemia yang menginduksi stress oksidatif melalui 3 jalur, yaitu;
peningkatan jalur poliol, peningkatan auto–oksidasi glukosa dan peningkatan
protein glikosila.

11
▪ Pada keadaan diabetes, stres oksidatif menghambat pengambilan glukosa di
sel otot dan sel lemak serta menurunkan sekresi insulin oleh sel–β
pankreas. Stres oksidatif secara langsung mempengaruhi dinding vaskular
sehingga berperan penting pada patofisiologi terjadinya diabetes tipe 2 dan
aterosklerosis.15 Dari beberapa penelitian diketahui bahwa akumulasi
lemak pada obesitas dapat menginduksi keadaan stress oksidatif yang
disertai denganekspresi Adenine Dinucleotide Nicotinamide Phosphatase
(NADPH) oksidase dan penurunan ekspresi enzim antioksidan

12
▪ Resistensi Insulin dan hipertensi sistolik merupakan faktor yang menentukan
terjadinya disfungsi endotel. Resistensi Insulin menyebabkan menurunnya
produksi Nitric Oxide (NO) yang dihasilkan oleh sel–sel endotel, sedangkan
hipertensi menyebabkan disfungsi endotel melalui beberapa cara seperti;
secara kerusakan mekanis, peningkatan sel–sel endotel dalam bentuk
radikal bebas, pengurangan bioavailabilitas NO atau melalui efek
proinflamasi pada sel–sel otot polos vaskuler. Disfungsi endotel ini
berhubungan dengan stres oksidatif dan menyebabkan penyakit
kardiovaskuler.

13
Komplikasi

▪ Penyakit jantung koroner


▪ Gagal jantung
▪ Fibrilasi atrium
▪ Tromboemboli vena
▪ Stroke

14
Tata Laksana

▪ Tatalaksana ditargetkan untuk mengobati kondisi yang berkontribusi terhada


sindrom metabolik dan memperbaiki faktor risiko berkaitan
▪ Tujuan untuk menurutnkan resiko CVD dan diabetes melitus tipe 2
▪ Faktor risiko: diet dan olahraga, merokok
▪ Target tekanan darah: kurang dari 130/80mmHG dan pada pasien berusia 60
atau lebih kurang dari 150/90mmHG
▪ Pasien dengan hipertrigliseridemia (definisi sebagai trigliserida >150mg/dl).
Pertama konseling perubahan gaya hidup: pantang merokok, penurunan berat
badan, modifikasi diet dan olahraga. Lalu biasanya terapi statin intensitas
sedang hingga tinggi.

15
Tata Laksana
Primary
Intervention
▪ Rekomendasi IDF (International Diabetes Federation) tatalaksana primer:
modifikasi gaya hidup sehat. Hal ini termasuk :
▫ Retriksi kalori sedang: untuk mencapai 5-10% penurunan BB dalam tahun
pertama
▫ Menaikkan aktivitas fisik pada level sedang
▫ Perubahan komposisi makan (dietary)

16
Tata Laksana
Secondary
Intervention
▪ Pada orang yang tidak cukup dengan perubahan gaya hidup dan risiko tinggi
CVD, maka butuh terapi medikamentosa.

17
Tata Laksana

Dyslipidemia Patient

18
Tata Laksana

Hypertension Patient

19
Tata Laksana
Insulin Resistent and Hyperglikemic
Patient

20
Thank You
Any questions?

21

Anda mungkin juga menyukai