Anda di halaman 1dari 42

“Pengaruh Struktur Modal, Kinerja

Keuangan dan Ukuran Perusahaan


Terhadap Nilai Perusahaan”

Disusun:
Jessica Aprilia (023151039)
Suci Murni (023161057)
Fajar Rezki (023161077)
Ilham Akbar Nasution (023161157)
M Abul A’la Hanzhalah (023161078)
Agi Yudha Pramesti (023160010)
LATAR BELAKANG
• Dalam menghadapi persaingan bisnis pada era globalisasi
diperlukan adanya usaha – usaha yang dilakukan oleh setiap
perusahaan di Indonesia untuk dapat terus bertahan dan
memiliki daya saing yang tinggi. Salah satu tujuan
didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk
memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan
menunjukan pandangan para investor akan prestasi
perusahaan mengelola sumber dayanya. Semakin banyak
investor yang membeli saham perusahaan maka harga
saham tersebut akan meningkat kemudian nilai perusahaan
akan naik.
RUMUSAN MASALAH
• Apakah Struktur Modal berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan?
• Apakah Kinerja Keuangan berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan?
• Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan?
TUJUAN PENELITIAN
• Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai
Perusahaan.
• Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai
Perusahaan.
• Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan.
MANFAAT PENELITIAN
• Investor
Agar investor dapat mengetahui perusahaan
mana saja dari sektor perbankan yang memilki
nilai perusahaan yang baik, karena dasar
investor memutuskan investasi di suatu
perusahaan berdasarkan juga apakah nilai
perusahaan tersebut baik atau kurang baik pada
masing – masing perusahaan.
• Manajemen
Agar pihak manajemen perusahaan lebih
memperhatikan faktor – faktor yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan agar para calon
investor tertarik untuk berinvestasi pada
perusahaan pihak manajemen tersebut. Dan agar
pihak manajemen suatu perusahaan dalam sektor
perbankan, dapat mengetahui dan membandingkan
nilai perusahaan dari masing – masing perusahaan
yang merupakan kompetitornya. Sehingga
perusahaan termotivasi untuk meningkatkan nilai
perusahaan mereka.
• Otoritas Jasa Keuangan
Agar pihak Otoritas Jasa Keuangan lebih
memperhatikan lagi faktor – faktor seperti
intellectual capital, struktur modal, kinerja
keuangan, ukuran perusahaan dan kepemilikan
institusional dapat mempengaruhi nilai
perusahaan sehingga regulasi yang berlaku
dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan
dapat dikembangkan.
• Peneliti Lanjutan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan
manfaat bagi peneliti selanjutnya sebagai hasil
pembanding sehingga peneliti selanjutnya dapat
menghasilkan hasl yang lebih baik.
LANDASAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

▫ Tinjauan Pustaka
• Teori Sinyal ( Signalling Theory)

Teori sinyal merupakan bahwa suatu organisasi terus


berusaha untuk menunjukkan sinyal yang dapat berupa
informasi positif kepada investor melalui pengungkapan
di dalam sebuah laporan keuangan perusahaan, sinyal
yang positif dari sebuah organisasi diharapkan mendapat
respon yang positif pula dari pasar, hal itu dapat
memberikan sebuah keuntungan yang kompetitif bagi
sebuah perusahaan, serta dapat memberikan nilai yang
cukup tinggi bagi perusahaan tersebut (Williams, 2016).
• Teori Agensi (Agency Theory)

Agency Theory adalah suatu teori yang


menerangkan tentang hubungan secara
kontraktual antara pihak agen dengan prinsipal.
Di antara kedua pihak tesebut terdapat
ketimpangan informsi (Asymetric information)
yang dimiliki sehingga cenderung terjadi
diskriminasi. Pihak agen yang dibahas merupakan
pihak internal perusahaan seperti manajer,
karyawan, dsb. Sedangkan prinsipal yaitu pemilik
modal perusahaan.
Menurut Jensen dan Mecklin (1976) agency cost
terdiri dari :
a) The monitoring expenditures by the principle
b) The bonding expenditures by the agent
c) The residual loss
• Nilai Perusahaan

Menurut Husnan (2008), nilai perusahaan


merupakan harga yang dibayar oleh calon pembeli
apabila perusahaan tersebut terjual. Nilai
perusahaan adalah penilaian investor untuk
keberhasilan perusahaan dan kinerja perusahaan
yang tercermin melalui harga saham di pasar.
Nilai perusahaan pada dasarnya dapat di ukur
melalui beberapa aspek, salah satu dari aspek
tersebut adalah Tobin’s Q. Semakin besar nilai
Tobin’s Q, maka perusahaan tersebut
menunjukkan prospek pertumbuhan yang baik.
• Struktur Modal

Struktur modal merupakan perbandingan atau


perbandingan atau perimbangan utang jangka panjang
dengan modal sendiri (Riyanto, 2015).
Capital Structure (struktur modal) didefinisikan sebagai
komposisi modal perusahaan dilihat dari sumbernya
khususnya yang menunjukkan porsi dari modal yang
berasal dari sumber utang (kreditur) dan sekaligus porsi
modal yang berasal dari pemilik sendiri (owner’s equity).

Struktur modal dapat diukur menggunakan tiga


indikator, yaitu leverage, debt to equity, dan
collateralizable assets.
Struktur modal perusahaan secara umum terdiri
atas beberapa komponen yaitu:
a) Hutang jangka panjang yaitu hutang yang
masa jatuh tempo pelunasannya lebih dari 10
tahun. Komponen ini terdiri dari hutang
hipotek dan obligasi.
b) Modal pemegang saham terdiri dari saham
preferen (preferred stock) dan saham biasa
(common stock).
• Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai prestasi yang


dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang
mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan dan
kemampuan perusahaan tersebut dalam mengelola dan
mengalokasikan sumber dayanya.

Kinerja keuangan perusahaan mempunyai pengaruh


langsung dan positif terhadap perusahaan harga saham,
yang dapat dimaksudkan bahwa informasi tentang adanya
pertumbuhan direspon positif oleh investor, sehingga akan
meningkatkan harga saham. Kegiatan memaksimalkan
revenue disebut juga peningkatan profitabilitas, sedangkan
menekan expense disebut juga peningkatkan efisiensi.
• Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang


berbeda terhadap nilai perusaaan di dalam suatu
perusahaan. Dalam hal ukuran perusahaan
dilihat dari total aset yang dimiliki oleh
perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk
kegiatan operasi perusahaan.
• Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang telah meneliti


mengenai faktor – faktor yang dapat mempengaruhi
terhadap nilai perusahaan, merujuk pada beberapa
penelitian yang telah dilakukan.
Berikut ini adalah tabel ringkasan dari penelitian
terdahulu:
NO. NAMA VARIABEL HASIL
PENELITI YANG TERKAIT PENELITIAN
Struktur Modal &
Vintia Ayu Struktur Modal, Kinerja
Hayuningthias Kinerja Keuangan
1. Maramir Keuangan, Nilai berpengaruh
Suranto, et al Perusahaan positif terhadap
(2017) Nilai Perusahaan.

Ukuran
Ukuran Perusahaan
Samsul Hadi et al Perusahaan (SIZE) &
2. (2019) (SIZE), Struktur Struktur Modal
Modal, Nilai berpengaruh
Perusahaan negatif terhadap
Nilai Perusahaan.
• Kerangka Konseptual

Struktur Modal

Kinerja Keuangan Nilai Perusahaan

Ukuran Perusahaan
• Kerangka Pemikiran
• Hipotesis Penelitian
Pengaruh Struktur Modal Terhadap NilaiPerusahaan
Struktur modal adalah struktur pendanaan perusahaan yang
diperoleh dari jumlah utang dan modal sendiri.
H1 : Struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai


Perusahaan
Menurut Sartno (2015), return on asset mengukur kemampuan
perusahaan memperoleh laba dengan menggunakan asset yang
dimiliki. Jika nilai return on asset semakin tinggi maka semakin
tinggi juga laba yang dihasilkan suatu perusahaan.
H2 : Kinerja Keuangan berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan
• Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan
• Nilai total aset perusahaan merupakan cerminan
bagi besar kecilnya ukuran suatu perusahaan.
Semakin besar ikatan perusahaan, maka investor
cenderung lebih banyak menaruh perhatian pada
perusahaaan tersebut.
• H3: SIZE berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
• Rancangan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis yaitu
metode analisis data regresi berganda yaitu
a) pengaruh Intellectual Capital terhadap nilai
perusahaan,
b) pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan,
c) pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan,
d) pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan,
e) pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai
perusahaan.

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah


perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitas perusahaan, semakin tinggi nilai yang dihasilkan oleh rumus DER
DER :
DER ( Debt to Equity Ratio) =

▫ Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


 Variabel Independen

• Struktur Modal (x2)


Struktur modal merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki
perusahaan dengan total ekuitas perusahaan. Struktur Modal dapat diukur
dengan rasio DER (Debt to equity ratio) merupakan perbandingan total hutang
yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitas perusahaan, semakin tinggi nilai
yang dihasilkan oleh rumus DER ini, maka mengindikasikan bahwa suatu
pembiayaan operasional perusahaan dapat semakin banyak menggunakan
hutang dalam kegiatannya. Berikut ini adalah rumus untuk menghitung DER :

DER ( Debt to Equity Ratio) =


=

• Kinerja Keuangan (x3)


Kinerja Keuangan yang digunakan dalam penelitian
adalah ROA. Return on Asset (ROA) merupakan
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu (Hanafi
& Halim, 2016:81).

ROA ( Return on Asset) =


• Ukuran Perusahaan (X4)
Ukuran perusahaan mencerminkan besar kecilnya suatu
perusahaan yang dapat dinyatakan dengan total pejualan
bersih. Semakin besar total aktiva maupun penjualan
maka semakin besar pula ukuran suatu perusahaan.
Dalam menghitung ukuran perusahaan yaitu dengan
mengetahui logaritma total aset, hal tersebut dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut :

SIZE = log of total assets


• Variabel Dependen
Nilai perusahaan didefinisikan sebagai penilaian
dari para investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan saham mengelola sumber daya. Nilai
perusahaan merupakan penilaian investor terhadap
tingkat keberhasilan suatu perusahan yang sering
dikaitkan dengan harga saham.

PBV =
Jenis Penelitian Variabel Pengukuran Skala

Dependen Nilai Perusahaan PBV Rasio

Struktur Modal DER


Independen
Kinerja Keuangan ROA Rasio

Ukuran Perusahaan Ln Total asset


▫ Prosedur Pengumpulan Data
 Metode Pengumpulan Data
• Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah data sekunder. Dalam memperoleh data
pada penelitian ini, seluruh data bersumber dari
laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia oleh perusahaan
perbankan periode 2016 – 2018 yang telah
dipublikasikan.
▫ Populasi dan Sampel Penelitian
 Populasi
• Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
seluruhnya adalah perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
mempublikasikan laporan keuangan ( financial
report) selama periode 2016 sampai dengan
2018.
 Sampel
• Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat mewakili
karakteristik dari populasi. Metode pemilihan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik
penentuan ssampel berdasarkan pertimbangan tertentu,
Abdurrahman (2015).
Kriteria yang digunakan adalah :
a) Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2016
-2018
b) Perusahaan perbankan yang tidak memiliki laporan
keuangan per 31 Desember antara tahun 2016 – 2018
secara lengkap.
▫ Metode Analisis Data
 Statistik Deskriptif
• Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan
atau menjelaaskan tentang gambaran objek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya
tanpa melakukan analisi dan membuat kesimpulan yang
berlaku secara umum (Sugiyono, 20111:29).
• Data yang dilihat dari analisis statistik deskriptif yaitu
meliputi jumlah data penelitian, nilai minimal,
maksimal, rata – rata dan standar deviasi.
▫ Uji Asumsi Klasik
 Uji Multikolinearitas
• Uji multikolinearitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk
melihat apakah pada metode regresi ditemukan adanya korelasi
atau hubungan yang signifikan diantara variabel independen.
Menilai metoder regresi yang baik apabila tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen, maka dapat dikatakan baik.
• Pengujiannya dapat dengan menggunakan Variance Inflatation
Factor (VIF) sebagai berikut:
a) Jika nilai tolerance > 10% dan nilai VIF < 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak adanya multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
b) Jika nilai tolerance < 10% dan nilai VIF > 10, maka dapat
disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
 Uji Autokorelasi
• Uji autokorelasi dilakukan dengan tujuan untuk menguji
apakah terdapat korelasi antara error pada periode sekarang
dengan error pada periode sebelumnya. Regresi yang baik
adalah yang bebas dari autokorelasi. Pengujian autokorelasi
menggunakan Durbin Watson Test dengan ketentuan sebagai
berikut:
Ho : Tidak ada autokorelasi
Ha : Ada autokorelasi
Ada Auto Inconclusive Tidak Ada Inconclusive Ada Auto
Positif Autokorelasi Negatif

0 DL DU 2 4-DU 4- 4
 Uji Heteroskedastisitas
• Uji heteroskedastisitas memiliki tujuan yaitu
untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi adanya ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya, atau dengan kata lain variance dari
error harus homogen dan tidak heterogen.
• heterokedastisitas dilakukan dengan
menggunakan Gletsjer Test dengan meregresikan
antara absolute dengan masing-masing variabel
independen. Untuk pengambilan keputusan
terdapat kriteria sebagai berikut:
• Jika sig dari t < 0,05 maka terdapat
heterokedastisitas
• Jika sig dari t > 0,05 maka tidak terdapat
heterokedastisitas
• Uji Hipotesis
Uji hipotesis dapat dilakukan dengan melakukan
pengujian sebagai berikut :

Pengujian hipotesis yang digunakan ialah dengan


menggunakan analisis linear berganda dengan
dirumuskan sebagai berikut:

NP = βo + β1IC + β2SM + β3ROA X3a + β NPL X3b +


β4SIZE + β5KI + е
Dimana:
NP = Nilai Perusahaan
IC = Intellectual Capital
SM = Struktur Modal
ROA = Kinerja Keuangan
NPL = Kinerja Keuangan
SIZE = Ukuran Perusahaan
KI = Kepemilikan Institusional
e = Kesalahan/Error
• Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) memiliki tujuan untuk melihat
besaran variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen dalam sebuah model.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independennya


dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabe independennya
memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk
dapat memprediksi variasi variabel dependen.
• Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
• Uji serentak atau uji F digunakan untuk
mengukur apakah semua variabel independen
yang dimasukan dalam model memiliki
pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Pengujiannya dapat
dilakukan dengan penentuan sebagai berikut:
Ho : X1 = X2 = X3 = X4
Secara bersamaan variabel independen tidak
mempengaruhi variabel dependen.
Ha : X1 ≠ X2 ≠ X3 ≠ X4
Secara bersamaan variabel independen tidak
mempengaruhi variabel dependen.
Keputusan:
• Jika sig dari F < 0,05 maka Ho ditolak
• Jika sig dari F > 0,05 maka Ho diterima
• Uji Individu (Uji t)
Uji Individu dilakukan untuk menguji masing-
masing variabel independen mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel
independen. Pengujiannya dapat dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
Ho : Xi = 0
• Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
Ha : Xi ≠ 0
• Ada pengaruh yang signifikan dari variabel
indepeden terhadap variabel depeden.
Keputusan:
a) Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak
b) Jika sig > 0,05 maka Ho diterima

Anda mungkin juga menyukai