Anda di halaman 1dari 10

EKONOMI ENERGI LSTRIK

ANALISIS KEBIJAKAN , PERENCANAAN


DAN INVESTASI PROYEK

KELOMPOK 6
RESA
FINO
KIFLI
WANDI
IBNU
A. KERANGKA PEMIKIRAN PERENCANAAN DAN
KEBIJAKAN
Perencanaan mempunyai peranan yang sangat penting dan dapat di
jadikan basis pengembangan kebijakan. Agar perencanaan dapat
dilakukan dengan baik, maka perlu pemahaman akan adanya
perubahan sosial sosial ekonomi yang kontinu. Disamping itu, pola dan
struktur permintaan berubah seiring dengan penyusuaian pasar dan
teknologi, kesemua ini akan menggambarkan kondisi saat kini dan
menjadi bahan masukan yang berguna bagi suatu perencanaan.

mencermati analisis perubahan sosial ekonomi suatu negara dapat


digunakan kerangka kebijakan makro ekonomi negara yang
bersangkutan. Ekonomi makro dikencdalikan oleh kebijaksanaan
anggaran berimbang dan stabilitas neraca pembayaran dan mata uang
rupiah.
kebijaksanaan anggaran berimbang bukan merupakan kebijaksanaan yang
menghasilkan balanced budget multiplier = 1 , karena untuk menghasilkan efek
multiplier = 1 hanya bisa terjadi kalau efek kontraksi dari pemerintah sama
jumlahnya dengan efek ekspansi pemerintah. Jadi bila pajak pemerintah berjumlah
x rupiah , maka pengeluaran pemerintah pun sebesar x rupiah. Multiplier = 1 di
peroleh karena efek pengurangan tabungan ataupun pengurangan pendapatan
perusahaan atau pemerintah berbanding sama dengan efek peningkatan
pendapatan atau peningkatan konsumsi oleh individu dan pemerintah. Berdasarkan
pemikiran diatas, anggaran berimbang yang diterapkan dalam APBN tidak
mempunyai efek multiplier = 1 , meskipun diberi nama anggaran berimbang.

dalam anggaran berimbang, ada faktor-faktor minyak bumi dan hutang luar negeri
yang berbeda efek konstraksi dan expansinya. Hutang luar negeri yang diperoleh
tidaklah bersifat kontraktif karena hutang teresebut tidak mengurangi konsumsi
dan pendapatan domestik, walaupun berpengaruh terhadap neraca pembayaran.
Pada saat pembayaran kembali bunga dan cicilan hutang berefek lebih pada
menahan exspansi karena bagian dari rutin di gunakan untuk membayar utang luar
negeri.
Oleh karena dalam kebijaksanaan berimbang, stabilitas neraca pembayaran dan
mata uang rupiah memandang penting peranan minyak bumi. Begitu pentingnya
faktor ini, pemerintah mengeluarkan subsidi BBM bagi menjaga stabilitas
ekonomi. Akibatnya permintaan energi termasuk energi listrik melonjak tinggi.

perubahan kondisi ekonomi dan estimasi dari permintaan konsumen serta


penawaran dari PLN menjadi bahan masukan berharga bagi penyusunan
perencanaan energi listrik. Alur pembuatan perencanaan dapt dilihat pada gambar
5.2 , dimana dalam mekanisme tersebut dibutuhkan data dasar yang lengkap dan
akurat. Kesahihan data menjamin skenario perencanaan seperti skenario investasi
dan pengelolaan sehingga dapat mengeliminasi dampak negatif dan
memfokuskan pada skenario perencanaan yang berdampak positif.

sedangkan gambar 5.3 melukiskan perencanaan terpadu membutuhkan strategi


dan kebijaksanaan untuk memudahkan pelaksanaan program-program.
Kebijaksanaan yang patut mendapat perhatian dalam program program.
Kebijaksanaan yang patut mendapat perhatian dalam kerangka ini adalah demand
side menagement dan supply side menagement.
B. Analisis kebijakan pengembagan industri ketenagalistrikan

depertemen energi dan sumber daya mineral telah mengeluarkan kebijakan

pengembangan industri ketenagalistrikan nasional 2003-2020 pada tanggal 21


april 2003. kebijakan ini diarahkan untuk tujuan mendukung kegiatan
perekonomian nasional melindungi konsumen. Sebagai media mewujudkan
pembangunan berkelanjutan , meningkatkan kemampuan dari kemandirian nasional
serta mengembangkan daerah . Sasaran utamanya adalah terpenuhinya kebutuhan
tenaga listrik yang mandiri secara finansial dan penguasaan teknologi , terwujudnya
otonomi daerah di bidang ketenaglistrikan dan birokrasi yang eifisien.

strategi untuk mencapi tujuan dan sasran tersebut di fokuskan pada penyiapan
skema-skema investasi , rasionalisasi tarif dan kandungan lokal, serta optimalisasi
peran seluruh pelaku usaha. Selain itu strategi lainnya adalah prinsip good
governance dan membentuk tim fasilitas untuk membantu pemerintah.
Menurut pal (1992) bahwa persoalan utama yang berkaitan dengan
suatu kebijakan adalah faktor-faktor determinan kebijakan dan
dampak kebijakan tersebut. Oleh karena itu , pusat perhatian
masalah dalam tulisan ini: (1) faktor-faktor apakah yang menjadi
determinan lainnya kebijakan pengembangan industri
ketenagalistrikan nasional dan (2) bagaimana dari kebijakan tersebut.

1. Faktor-Faktor Determinan kebijakan


Faktor faktor yang menjadi pemicu lahirnya kebijakan naasional
tentang pengembangan ketenaga listrikan adalah faktor ekonomi,
politik dan faktor regional global.
A. Faktor Ekonomi
faktor ini dapat diamati melalui indikator kurva permintan dan
penawaran energi listrik.
B. Faktor Politik
Faktor politik merupkan determinan penting yang mempengaruhi
lahirnya kebijakan pengembangan indutri ketenagalistrikan
sebagai blue print implementasi UU No.22 Tahun 2002.
C. Faktor regional dan global
faktor regional dan global yang signifikan pada pengembangan
industri ketenagalistrikan nasional adalah AFTA, APEC , Asean
Power Grid, Dan WTO.
2. Dampak Kebijakan
pal (1992) menyatakan bahwa suatu kebijakan akan memberikan
dampak kepada public , sperti dampak ekonomi ,
politik/desentrelisasi , sosial dan sebagainya. Dampak tersebut akan
diuraikan secara rinci sebagai berikut.
A. Dampak Ekonomi

Analisis ekonometri yang dilakukan basri(2002) menemukan


elastisitas penyediaan listrik terhadap produk domestik bruto
(PDB) BERKISAR 0,5-O,54 persen.

B. Dampak Sosial

dampak sosial dari pengembangan industri ketenagalistrikan


dapat diukur dari rasio elektrifikasi.

C. Dampak efisiensi dan akreditasi

kebijakan pengembangan industri ketenagalistrikan akan


menciptakan persaingan sehingga efisiensi kelistrikan dapat
dicapai, namun sampai saat ni efisiensi masih menjadi persoalan
serius.
3. Kesimpulan

Dampak yang akan timbul dari kebijakan tersebut adalah dampak


ekonomi , sosial dan politik , dampak terhadap pemda, efisiensi dan
akreditasi. Umumnya dampak dampak tersebut bersifat positif, yaitu
pengembangan industri kelistrikan nasional akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi menguntungkan kelompok miskin dan
industri kecil, meningkatkan rasio elektrifikasi, pemda akan lebih
proaktif mengundang investor di bidang penyediaan ketenaga listrik
dengan menerapkan good governance dan usaha penyedia tenaga
listrik, instalasi pemanfaatan tenaga listrik dan penunjang tenaga
listrik.

Anda mungkin juga menyukai