Anda di halaman 1dari 24

PENGENDALIAN BEBAN

JAMINAN KESEHATAN
MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :
PATAR ALBERT (123011901041)
SUSANTI (123011901068)
TENNIS PRITA (123011901071)
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat
 Program JKN hadir dalam pelayanan kesehatan karena perintah
peraturan perundang-undangan. Peraturan perundangan mengatur
dengan rinci tujuan, prinsip, para pelaku, dan tata kelola JKN dalam
satu kesatuan sistem penyelenggaraan program jaminan sosial, yaitu
Sistem Jaminan Sosial Nasional. Penetapan hal-hal tersebut melalui
proses penetapan kebijakan publik.
 Hal ini berbeda dengan penyelenggaraan program jaminan/asuransi
kesehatan privat/komersial. Asuransi kesehatan komersial
berlangsung berdasarkan kesepakatan jual beli antara perusahaan
asuransi dengan pembeli produk asuransi. Peraturan perundang-
undangan hanya mengatur hal-hal berkaitan dengan perizinan usaha
perusahaan asuransi dan tata cara perjanjian jual-beli. Manfaat, besar
iuran, dan tata cara pengelolaan diatur oleh masing-masing
perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi dan peserta
menegosiasikan hal-hal tersebut dan melaksanakannya sesuai
dengan perjanjian dan kesepakatan yang tercantum dalam polis
asuransi.
 Mencermati karakteristik JKN tersebut di atas, seluruh pemangku
kepentingan JKN perlu memahami dasar hukum JKN, peraturan
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat
 Dasar Hukum
 UU No 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

UU ini membentuk dua organ yang bertanggungjawab


dalam penyelenggaraan program jaminan sosial
nasional, yaitu Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN)
dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). UU ini
mengatur secara umum fungsi, tugas, dan kewenangan
kedua organ tersebut.
 UU No 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
UU BPJS menetapkan pembentukan BPJS Kesehatan
untuk penyelenggaraan program JKN dan BPJS
Ketenagakerjaan untuk penyelenggaraan program
jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan
pensiun, dan jaminan kematian.
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat

 Pelaku JKN
 Penyelenggaraan JKN dilaksanakan oleh
4 pelaku utama, yaitu:
1) Peserta JKN;

2) BPJS Kesehatan;

3) Fasilitas Kesehatan;

4) Pemerintah.
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat

 Kepesertaan
 Ketentuan umum kepesertaan:

1) Kepesertaan bersifat wajib dan mengikat dengan


membayar iuran berkala;
2) Kepesertaan wajib dilaksanakan secara bertahap hingga
menjangkau seluruh penduduk;
3) Setiap peserta yang telah terdaftar di BPJS Kesehatan
berhak mendapatkan identitas peserta yang merupakan
identitas tunggal yang berlaku untuk semua program
jaminan sosial;
4) Penduduk yang belum terdaftar sebagai peserta dapat
diikutsertakan dalam program Jaminan Kesehatan pada
BPJS Kesehatan oleh Pemerintah Daerah.
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat
 Peserta
 Peserta JKN terbagi dalam 2 golongan utama, yaitu:

 Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional


Adalah fakir miskin dan orang tidak mampu yang termasuk dalam penerima
bantuan iuran JKN.
 Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional
Peserta JKN yang tergolong Bukan PBI Jaminan Kesehatan adalah penduduk
yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu, yang terdiri atas:
 Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya
• Pegawai Negeri Sipil;
• Anggota TNI & Polri;
• Pejabat Negara;
• Pegawai Swasta.
 Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya
 Bukan Pekerja dan anggota keluarganya
 Investor;
 Pemberi Kerja
 Penerima Pensiun
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat
 Manfaat JKN
Manfaat JKN diatur dalam:
1. UU SJSN Pasal 22 dan 23;

2. Peraturan Presiden Tentang Jaminan Kesehatan Pasal 20, 21, 24, 25 dan

26;
3. Peraturan Presiden Tentang Perubahan PerPres Jaminan Kesehatan Pasal

22, 23, 25, 26, 27A, 27B, 28;


4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 Pasal 13 sampai dengan

Pasal 21.
Manfaat JKN adalah pelayanan kesehatan perorangan menyeluruh yang
mencakup pelayanan peningkatan Kesehatan (promotif), pelayanan
pencegahan penyakit (preventif), pengobatan dan perawatan (kuratif) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif), termasuk obat dan bahan medis habis
pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan.
Pelayanan kesehatan perorangan tersebut terdiri dari :
5. Manfaat medis;

6. Manfaat non medis – ruang rawat inap;

7. Manfaat non medis – ambulans;


Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat
 Pendaftaran JKN
Pendaftaran kepesertaan JKN adalah kewajiban Peserta dan Pemberi Kerja. Khusus bagi
orang miskin dan tidak mampu, Pemerintah berkewajiban mendaftarkan mereka dan
mensubsidi iuran, serta membayarkan iuran JKN kepada BPJS Kesehatan.
UU BPJS mengatur pendaftaran peserta sebagai berikut:
1. Pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai
peserta kepada BPJS sesuai dengan program jaminan sosial yang diikuti, serta wajib
memberikan data dirinya dan Pekerjanya secara lengkap dan benar kepada BPJS;
2. Setiap orang yang memenuhi persyaratan kepesertaan dalam Program Jaminan Sosial
wajib mendaftarkan dirinya dan anggota keluarganya sebagai peserta kepada BPJS;
3. Pemerintah mendaftarkan penerima bantuan iuran dan anggota keluarganya sebagai
Peserta kepada BPJS;
4. Pemberi Kerja wajib memberi data dirinya dan data Pekerjanya berikut anggota
keluarganya secara lengkap dan benar kepada BPJS;
5. Setiap orang wajib memberikan data mengenai dirinya dan anggota keluarganya
secara lengkap dan benar kepada BPJS;
6. Penerima bantuan iuran wajib memberikan data mengenai dirinya dan anggota
keluarganya secara lengkap dan benar kepada Pemerintah untuk disampaikan kepada
BPJS.
Putusan Mahkamah Konstitusi atas Perkara No. 82/PUU-X/2012 yang dibacakan pada 15
Oktober 2012 memberi hak kepada Pekerja untuk mendaftarkan dirinya sebagai peserta
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat

 Iuran JKN & Cara Membayarnya


Iuran JKN adalah
sejumlah uang yang
dibayarkan secara teratur
oleh Peserta, Pemberi
Kerja dan/atau Pemerintah
untuk Program JKN.

Ketentuan iuran JKN


diatur dalam:
1. UU SJSN Pasal 17, 27,
dan 28
2. UU BPJS Pasal 19
3. Peraturan Presiden No.
111 Tahun 2013 Pasal
16, 17, dan 18.
 
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat
 Iuran JKN & Cara Membayarnya
Kewajiban membayar iuran JKN diatur sebagai berikut :
1. Setiap Peserta wajib membayar iuran.
2. Setiap Pemberi Kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan iuran yang menjadi
kewajibannya dan membayarkan iuran tersebut kepada BPJS secara berkala.
3. Iuran program jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang yang tidak mampu dibayar oleh Pemerintah.
Pada tahap pertama iuran yang dibayar oleh Pemerintah adalah untuk program jaminan kesehatan.
Ketentuan umum mengenai besaran iuran adalah sebagai berikut:
4. Besaran iuran dihitung berdasarkan persentase upah/penghasilan untuk peserta penerima upah
atau berdasarkan suatu jumlah nominal tertentu untuk peserta yang tidak menerima upah (lihat tabel
iuran).
5. Besarnya iuran yang ditanggung oleh pekerja dan pemberi kerja ditetapkan untuk setiap jenis program
secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan kebutuhan dasar hidup yang layak.
6. Iuran tambahan dikenakan kepada peserta yang mengikut sertakan anggota keluarga yang lain, yaitu
anak keempat dan seterusnya, ayah, ibu, mertua.
7. Iuran JKN bagi anggota keluarga yang lain dibayar oleh Peserta:
8. sebesar 1% (satu persen) dari gaji/upah Peserta Pekerja Penerima Upah per orang per bulan.
9. Sesuai manfaat yang dipilih Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja.
10. Definisi gaji/upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayar menurut suatu perjanjian
kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat
 Iuran JKN & Cara Membayarnya
Ketentuan mengenai tata cara pembayaran iuran JKN adalah sebagai berikut:
1. Iuran jaminan kesehatan bagi Peserta PBI-JKN dibayar oleh Pemerintah.
2. Iuran jaminan kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dibayar oleh Pemberi Kerja dan
Pekerja.
3. Iuran jaminan kesehatan bagi Peserta Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja dibayar
oleh Peserta yang bersangkutan.
4. Pembayaran iuran setiap bulan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan kepada BPJS
Kesehatan.
5. Apabila tanggl 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari kerja
berikutnya.
6. Keterlambatan pembayaran iuran jaminan kesehatan dikenakan denda administratif sebesar 2%
(dua persen) per bulan dari total iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu 3 (tiga) bulan,
dibayarkan bersamaan dengan total iuran yang tertunggak.
7. Bila keterlambatan pembayaran iuran lebih dari tiga bulan, penjaminan dapat dihentikan
sementara.
8. Pembayaran iuran jaminan kesehatan dapat dilakukan di awal untuk 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan
dan 1 (satu tahun).
9. Pengelolaan kelebihan atau kekurangan iuran:
10. BPJS Kesehatan menghitung kelebihan/kekurangan iuran jaminan kesehatan sesuai dengan gaji
atau upah Peserta.
11. Dalam hal terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran, BPJS kesehatan memberitahukan
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat
 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan JKN diatur dalam:
1. UU SJSN Pasal 23

2. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan Pasal 29 hingga 31, Pasal

33, Pasal 34 ayat (1), (2)


3. Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 Tentang Perubahan PerPres No. 12 Tahun 2013 Pasal

32 dan Pasal 34 ayat (3), 38


4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 Pasal 13 sampai dengan Pasal 31

5. Surat Edaran Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan

Bagi Peserta BPJS Kesehatan


6. Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan

Penyelenggaraan JKN membutuhkan ketersediaaan pelayanan kesehatan yang bermutu,


terjangkau, dan aman.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas ketersediaan pelayanan
kesehatan.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan kesempatan kepada swasta untuk
berperan serta memenuhi ketersediaan fasilitas kesehatan dan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.
Dalam hal di suatu daerah belum tersedia Fasilitas Kesehatan yang memenuhi syarat guna
memenuhi kebutuhan medis sejumlah Peserta, BPJS Kesehatan wajib memberikan kompensasi.
Kompensasi dapat berupa penggantian uang tunai, pengiriman tenaga kesehatan, atau
penyediaan fasilitas kesehatan tertentu. Penggantian uang tunai dibatasi untuk biaya pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat
 Koordinasi Manfaat
Koordinasi manfaat JKN diatur dalam:
1. UU SJSN Pasal 23 ayat (4) dan pejelasannya;

2. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Pasal 27;

3. Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 Pasal 27A, 27B, 28;

4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 Pasal 21 ayat (2).

Penjaminan manfaat dalam koordinasi manfaat dilaksanakan berurutan oleh pihak


penjamin pertama (primary payer) yang membayar klaim pertama kali, lalu dilanjutkan
oleh pihak penjamin kedua (secondary payer) yang membayar sisa klaim. Koordinasi
manfaat memungkinkan penjamin ketiga (third payer). Koordinasi manfaat, sebagaimana
diatur dalam UU SJSN Pasal 23 ayat (4) dan penjelasannya, terbatas untuk penjaminan
bagi peningkatan kelas rawat inap:
5. Dalam hal peserta membutuhkan rawat inap di rumah sakit, maka kelas pelayanan di

rumah sakit diberikan berdasarkan kelas standar;


6. Peserta yang menginginkan kelas yang lebih tinggi dari pada haknya (kelas standar),

dapat meningkatkan haknya dengan mengikuti asuransi kesehatan tambahan, atau


membayar sendiri selisih antara biaya yang dijamin oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial dengan biaya yang harus dibayar akibat peningkatan kelas perawatan;
Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 mengecualikan koordinasi manfaat bagi
Penerima Bantuan Iuran JKN. Penerima Bantuan Iuran JKN ini tidak diperkenankan
memilih kelas rawat yang lebih tinggi dari haknya.
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat
 Kendali Mutu dan Biaya
Pemerintah bersama BPJS Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan berbagi kewenangan
dan tugas pengendalian mutu dan pengendalian biaya pelayanan kesehatan.
Penerapan sistem kendali mutu pelayanan JKN dilakukan secara
menyeluruh,melalui:
1. pemenuhan standar mutu fasilitas kesehatan,

2. memastikan proses pelayanan kesehatan berjalan sesuai dengan standar yang

ditetapkan, serta
3. pemantauan terhadap luran kesehatan Peserta.

Dasar Hukum:
4. UU SJSN Pasal 24 ayat (3)

5. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Pasal 41, 42, 43

6. Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 Pasal 43A

7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 Pasal 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39

8. Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2014 Pasal 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87,

88, 89
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat

 Monitoring dan Evaluasi JKN


Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan JKN adalah
tanggung jawab Menteri Kesehatan dan wewenang Dewan
Jaminan Sosial Nasional.
Tujuan : menjaga keberlangsungan penyelenggaraan
program JKN dan kesinambungan sistem jaminan sosial
nasional, memastikan kualitas fasilitas kesehatan tetap
optimal dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
peserta.
Dasar Hukum:
1. UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 7 ayat (4)

2. Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 Pasal 43 ayat

(1d) dan (2)


Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat

 Pengawasan JKN
Pengawasan terhadap BPJS Kesehatan dilakukan secara internal
dan eksternal:
1. Pengawasan internal dilaksanakan oleh organ pengawas di

dalam organisasi BPJS Kesehatan. Terdapat dua organ


pengawasan dalam organisasi BPJS Kesehatan, yaitu Dewan
Pengawas dan Satuan Pengawas Internal.
2. Pengawasan eksternal dilaksanakan oleh lembaga yang
berwewenang melakukan pengawasan terhadap BPJS
Kesehatan. Lembaga yang berwewenang mengawasi BPJS
Kesehatan adalah Dewan Jaminan Sosial Nasional dan lembaga
pengawas independen. UU BPJS menetapkan lembaga
pengawas independen adalah Otoritas Jasa Keuangan. Dalam
hal tertentu sesuai dengan kewenangannya, Badan Pemeriksa
Keuangan dapat melakukan pemeriksaan BPJS Kesehatan.
Dasar Hukum: UU No. 24 Tahun 2011 Pasal 39
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat

 Pengaduan
o Berdasarkan UU Layanan Publik

Masyarakat berhak mengadukan penyelenggaraan pelayanan


publik kepada Penyelenggara pelayanan publik, Ombudsman,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota. Masyarakat yang melakukan pengaduan
tersebut, dijamin hak-haknya oleh peraturan perundangan.
o Berdasarkan Peraturan JKN

Pengaduan disampaikan kepada BPJS Kesehatan, Fasilitas


Kesehatan, atau Menteri Kesehatan. Penyampaian pengaduan
kepada Menteri Kesehatan dapat dilakukan jika Peserta,
Asosiasi Fasilitas Kesehatan, atau Fasilitas Kesehatan telah
menyampaikan pengaduan kepada BPJS Kesehatan namun
tidak mendapatkan penanganan yang baik.
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat

 Sengketa JKN
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat
SA S ARAN 1 JANUARI 2014 S AS ARAN 2019
1 . B P J S K e s e h a t a n m u l a i b e ro p e ra s i . 1 . B P J S K e s e h a t a n b e ro p e r a s i
d e n g a n b a ik .
2 . B P J S K e s e h a ta n m e n g e lo la ja m in a n 2 . S e l u ru h p e n d u d u k I n d o n e s i a (y a n g
k e s e h a ta n s e tid a k n y a b a g i 1 2 1 ,6 ju ta p a d a 2 0 1 9 d i p e rk i ra k a n s e k it a r 2 5 7 , 5
p e s e rt a (s e k i t a r 5 0 j u t a m a s i h d i k e l o l a ju t a jiw a ) m e n d a p a t ja m in a n k e s e h a t a n
o l e h b a d a n l a i n ). m e la l u i B P J S K e s e h a t a n .

3 . P a k e t m a n fa a t m e d is y a n g d ija m in 3 . P a k e t m a n fa a t m e d is d a n n o n m e d is
a d a l a h s e l u ru h p e n g o b a t a n u n t u k (k e l a s p e ra w a t a n ) s u d a h s a m a , t i d a k a d a

ROAD
s e l u ru h p e n y a k i t . N a m u n m a s i h a d a p e rb e d a a n , u n t u k m e w u j u d k a n k e a d i l a n
p e rb e d a a n k e l a s p e ra w a t a n d i ru m a h s o s i a l b a g i s e l u ru h ra k y a t .
s a k i t b a g i y a n g m e n g i u r s e n d i ri d a n
b a g i P e n e ri m a B a n t u a n I u r a n ( P B I ) y a n g
iu r a n n y a d i b a y a r o l e h P e m e ri n t a h .

MAP 4 . R e n c a n a a k s i p e n g e m b a n g a n f a s ilit a s
k e s e h a ta n te rs u s u n d a n m u la i
4 . J u m l a h d a n s e b a r a n f a s i l i t a s p e la y a n a n
k e s e h a ta n (te rm a s u k te n a g a d a n a la t-

2014
d ila k s a n a k a n . a la t) s u d a h m e m a d a i u n tu k m e n ja m in
s e l u ru h p e n d u d u k m e m e n u h i k e b u t u h a n
m e d i s m e re k a .

-2019 5 . S e lu r u h p e r a t u r a n p e la k s a n a a n y a n g
m e r u p a k a n t u ru n a n
U U S J S N d a n U U B P J S te la h
d iu n d a n g k a n d a n d it e r b it k a n .
5 . S e m u a p e ra t u ra n p e l a k s a n a a n t e la h
d is e s u a i k a n s e c a r a b e r k a la u n t u k
m e n ja m i n k u a lit a s la y a n a n y a n g
m e m a d a i d e n g a n h a rg a
k e e k o n o m ia n y a n g la y a k .

6 . P a l i n g s e d i k i t 7 5 % p e s e rt a 6 . P a l i n g s e d i k i t 8 5 % p e s e rt a
m e n y a ta k a n p u a s , b a ik d a la m m e n y a ta k a n p u a s , b a ik d a la m
la y a n a n d i B P J S m a u p u n d a la m la y a n a n d i B P J S m a u p u n d a la m
la y a n a n d i fa s ilita s k e s e h a ta n y a n g la y a n a n d i fa s ilita s k e s e h a ta n y a n g
d i k o n t ra k B P J S . d i k o n t ra k B P J S .

7 . P a lin g s e d ik it 6 5 % te n a g a d a n fa s ilita s 7 . P a lin g s e d ik it 8 0 % te n a g a d a n fa s ilita s


k e s e h a ta n m e n y a ta k a n p u a s a ta u k e s e h a ta n m e n y a ta k a n p u a s a ta u
m e n d a p a t p e m b a y a r a n y a n g l a y a k d a ri m e n d a p a t p e m b a y a r a n y a n g l a y a k d a ri
B P JS . BPJS.

8 . B P J S d ik e lo l a s e c a r a t e r b u k a , e f i s i e n , d a n 8 . B P J S d ik e lo l a s e c a r a t e r b u k a , e f i s i e n , d a n
a k u n ta b e l. a k u n ta b e l.
Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat
 Defisit JKN
BPJS Kesehatan mengalami kerugian atau defisit sbb:
• 2014 : Rp 3,3 T

• 2015 : Rp 5,7 T

• 2016 : Rp 9,7 T

• 2017 : Rp 9,8 T

• 2018 : Rp 9,1 T

• 2019 : Rp 28 T

Penyebab utama terjadinya defisit :


1. Besaran iuran yang underpriced dan adverse selection pada PBPU/peserta

mandiri;
2. Banyak PBPU/peserta mandiri yang hanya mendaftar pada saat sakit dan

memerlukan layanan kesehatan yang berbiaya mahal, namun setelah


sembuh berhenti membayar iuran. Banyak PBPU/peserta mandiri yang
tidak disiplin membayar iuran;
3. Pelayanan BPJS Kesehatan lebih banyak daripada jumlah peserta;

4. Data peserta bermasalah: ketidaksesuaian data akibat perubahan data

peserta yang tidak diperbarui secara otomatis, manipulasi gaji karyawan.


Pengendalian Beban
Jaminan Kesehatan Masyarakat

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai