alitis
Oleh
Dipa Andhika Harnolis
1
Infeksi Sistem SSP
• Meningitis
• Enchephalitis
• Menigoencephalitis
• Brain Abcsess
• Aseptic meningitis
MENINGOENSEFALITIS
MENINGENS ENSEFALON
3
Epidemiologi
• Insiden bervariasi sesuai dengan etiologi tertentu.
• Insiden di negara berkembang dilaporkan 10 kali lebih tinggi
dari pada negara negara maju
7
Faktor Risiko
Infeksi sistemik maupun fokal
Trauma dan tindakan tertentu
Penyakit dengan penurunan system imun tubuh
8
Etiolo
gi
VIRUS :
VIRUS
PARASIT
BAKTERI FUNGAL
20
Etiologi
Organism Site of entry
9
Etiolo
gi
Risk and/ or Predisposing Factor Bacterial Pathogen
Age 0-4 weeks S. Agalactiae (group B streptococci),
E. coli, L. monocytogens
Age 4-12 weeks S. Agalactiae, E. coli, H. influenza, S.
pneumoniae, N. meningitidis
Age 3 months to 18 years N. Meningitidis, S. pneumoniae, H.
influenza
Age 18-50 years S. pneumoniae, N. meningitidis, H.
influenza
Age older than 50 years S. pneumoniae, N. meningitidis, L.
monocytogenes, Aerobic gram
negative bacilli.
11
...Etiologi
Etiologi
Umumnya tidak terlalu berat Infeksi virus lain yang dapat
dan dapat sembuh secara menyebabkan
alami tanpa pengobatan meningoenchepalitis ,
spesifik. Di Amerika, terutama :
yaitu
selama musim panas Virus mumps
disebabkan oleh enterovirus. Herpes virus, epstein
barr virus, herpes
simplex, varicella zoster,
measles, influenza
Arbovirus
Lymphocytic
choriomeningitis virus
yang disebarkan melalui
tikus 14
...Etiologi
Etiologi
Etiologi dari fungal terbagi menjadi Jamur Patogenik dan
Opportunistik
15
Initial and
Symptoms
Symptoms or Sign Signs
Relative frequency (%)
Fever ≥ 90
Headache ≥ 90
Meningismus ≥ 85
Altered sensorium >80
Kernig’s or Brudzinzki’s sign ≥ 50
Focal finding 10-20
Papiledema <1
16
Patogenesis Nasopharyngeal colonization
Local invasion
Bacteremia
Meningeal invasion
Cytokines
Cerebral
Increased BBB Subarachnoid space inflammation vasculitis
permeability
Increased CSF outflow resistance
Cytotoxic edema
Vasogenic edema Hydrocephalus
Cerebral
Interstitial edema infarction
Penyebaran
hematogen
Penyebaran
neuronal
28
Meningoensef
alitis
MANIFESTASI KLINIS
MENINGITIS
MENINGOENSEFALITIS
ENSEFALITIS
Kesadaran Compos Mentis sampai Somnolen sampai Koma
Somnolen
Demam Hipotermia atau Hiperpireksia
Hiperpireksia
Tanda Rangsang Meningeal Kaku Kuduk (+) Kernig Tidak ada tanda rangsang
Sign (+) meningeal apabila
Brudzinski Sign (+) peradangan tidak
mencapai meningen.
Kejang Ada, kejang umum atau fokal.
Peningkatan Tekanan Intra Muntah, diplopia, sakit kepala, ptosis, ubun-ubun
Kranial (TIK) membumbung, bradikardia dengan hipertensi, apneu.
Gejala Prodormal Apatis, iritabilitas, nyeri Batuk, sakit tenggorokan,
(muncul beberapa hari kepala, malaise, anoreksia. demam, sakit kepala, dan
sebelum gejala spesifik) keluhan perut, lesu,
perubahan perilaku. 30
Diagno
sis
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
31
Diagno
• Anamnesis sis
- Adanya kontak dalam 2-3 minggu
terakhir terhadap penyakit tertentu
- Pemaparan dengan binatang
(kutu,nyamuk)
- Perjalanan meninggalkan wilayah tempat
tinggal
- terpapar logam berat/pestisida/bahan
mencurigakan lain
- Penyakit yang baru diderita
- Suntikan yang baru didapat
32
Diagno
sis
Keluhan yang sering timbul :
- Perubahan tingkah laku dan
kepribadian serta penurunan
kesadaran
- Leher kaku, fotofobia dan letargi
- kejang umum atau fokal
- Status amnetikus/kebingungan
akut
- Paralisis flasid
33
Pemeriksaan
Fisik
34
Clinical signs of meningeal irritation
35
Pemeriksaan
Penunjang
• Pemeriksaan CSS rutin: hitung Leukosit, diff.
Pungsi Lumbal
count, protein, glukosa, dan gram stain.
• CSS harus dikultur untuk mengetahui bakteri,
jamur, virus, dan mikobakteri yang
menginfeksi.
PCR digunakan untuk mendiagnosis enterovirus
dan HSV karena lebih sensitif dan lebih cepat
dari biakan virus.
36
Pemeriksaan
Penunjang
Pungsi Lumbal
• Contraindications:
– increase risk of
herniation(suspected space
occupying lesion in CNS)
– Skin & soft tissue infection at area
of tap
– Bleeding disorder, ↑ TIK
– Respiratory distress (positioning)
– KV tidak stabil
• Complications
– Cerebral herniation
– Postdural puncture headache
– Traumatic tap , Spinal trauma
37
Pemeriksaan
Penunjang
Pungsi Lumbal
Jenis Infeksi Hasil Pemeriksaan
Bakterial meningitis Pleositosis neutrophilic, kadar protein
tinggi, kadar glukosa rendah.
Viral meningitis Pleositosis limfositik ringan sampai
sedang, kadar protein normal atau sedikit
lebih tinggi, dan kadar glukosa normal.
Encephalitis Pleositosis limfositik, kadar protein
meningkat, dan kadar glukosa normal.
Infeksi HSV. Peningkatan jumla eritrosit dan protein
Infeksi tuberkulosis, infeksi kriptokokus, Peningkatan protein dan rendahnya kadar
atau carcinomatosis meningeal. glukosa.
39
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan Electroencephalogram (EEG) dapat
mengkonfirmasi komponen ensefalitis.
• EEG adalah tes definitif dan menunjukkan aktivitas
gelombang lambat, walaupun perubahan fokal
mungkin ada.
Hasil neuroimaging mungkin normal atau dapat
menunjukkan pembengkakan otak difus parenkim atau
kelainan fokal pada ensefalitis.
40
Bandin
Diagnosis
g
• Kejang demam
• Intracranial abscess
• Sekuele dari edema otak
• Infark cerebral
• Perdarahan cerebral
• Keganasan
42
Diagno Bandin
sis g
43
Penatalaksan
aan
• Rawat di ICU atau di ruangan biasa dengan
pengawasan/observasi ketat.
• Monitoring: TTV dan cairan.
• Terapi cairan:
– Cairan rendah natrium:
• Glukosa 5-10% : NaCl 0,9% = 3:1
– Pantau kadar elektrolit (magnesium dan kalsium)
44
Penatalaksan
aan
46
• Recommended Empiric Antibiotics According to Predisposing
Factors for Patients With Suspected Bacterial Meningitis
• Recommended Empiric Antibiotics for Patients With
Suspected Bacterial Meningitis and Known CSF Gram
Stain Results
Penatalaksanaan
• Terapi untuk Meningitis bakterial:
– Antibiotik yang digunakan harus dapat menembus sawar
darah otak. Contoh: rifampisin, kloramfenikol, dan
– golongan kuinolon.
Pada anak dengan BB 10-20 kg, berikan Benzyl penisilin 8
juta unit/hari.
– Pada anak dengan BB <10 kg, berikan Benzyl penisilin 4
– juta unit/hari.
Tambahan dosis ampisilin sebanyak 100-200 mg/kgBB.
• Terapi meningitis TB
– Berikan prednison 1-2mg/kgBB/hari selama 4 minggu lalu
tappering off selama 8 minggu.
49
Penatalaksan
aan
• Terapi viral meningitis
– Berikan antiemetik seperti ondansentron dosis 0,1
mg/kgBB maksimal 4 mg/kgBB/12 jam.
– Terapi antiviral (asiklovir), diberikan secepatnya pada
infeksi HSV dosis 10-20 mg/kgBB/8 jam selama 14 hari
50
Specific Antibiotics and Duration of Therapy for Patients
With Acute Bacterial Meningitis
Penatalaksan
aan
2. Terapi suportif:
– Untuk kejang:
• Diazepam (0,25-0,5 mg maksimal 25 mg)
• Lorazepam (0,05-0,1 mg/kgBB maksimal 4 mg)
– Untuk mengontrol kejang:
• Fenitoin (15-20 mg/kgBB/IV maksimal 1 gr)
• Fenobarbital (10-20 mg/kgBB/IV maksimal 1 gr)
• Midazolam (0,1-0,2 mg/kgBB/5 menit IV dilanjutkan
infus 0,05 mg/kgBB/jam maksimal 0,4 mg/kgBB/jam)
52
Penatalaksan
aan
•
– Untuk demam:
Terapi suportif:
• parasetamol (10-15mg/kgBB/dosis – 4-5 kali sehari)
• ibuprofen (5-10 mg/kgBB/ dosis – 3-4 kali sehari)
– Untuk edema cerebri:
• diuretik osmosis atau kortikosteroid
• Anti radang (deksametason)
0,6 mg/kgbb/hr dibagi 4 dosis untuk 2 hr pertama (rekomendasi
American Academy of Pediatrics).
– Mengurangi TIK :
• Manitol 0.25-1 g/kg/dose IV
53
Prognosis
• Mortalitas mencapai 40%
• Gejala sisa terjadi pada 50% pasien sembuh,
diantaranya:
– Gangguan perilaku, psikiatrik atau kognitif.
– Gangguan motorik.
– Gangguan penglihatan atau pendengaran
– Epileptik.
54
Progno
sis
Prognosis bergantung pada beberapa
keadaan, antara lain jenis kuman dan hebatnya
penyakit pada permulaannya, umur penderita,
lamanya gejala atau sakit sebelum dirawat,
kecepatan ditegakkannya diagnosis, antibiotika
yang diberikan, serta adanya kondisi patologik
lainnya yang menyertai.
55
Pencegah
an
• Vaksinasi:
– Polio
– MMR (Mumps, Measles dan Rubella)
– Varicella
– Japanese B
56
Daftar Pustaka
1. Harsono. Buku Ajar Neurologi Klinis. Jakarta : Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia UGM. 2008. 161-69.
2. Dhamija RM, Bansal J. Bacterial Meningitis (Meningoencephalitis): A Review.
JIACM 2006;7(3): 225-35.
3. Tunkel AR, Glaser CA. The Management of Encephalitis: Clinical Practice
Guidelines by the Infectious Diseases Society of America. Clinical Infectious
Diseases 2008;47: 303-27.
4. Thigpen MC, Whitney CG. Bacterial Meningitis in the United States 1998–2007.
The new engl and journal of medicine. 2011.
5. Razonable R. Meningitis: Overview. Mayo Clinic College of Medicine. 2009.
6. Tsumoto, S. Guide to Meningoencephalitis Diagnosis. JSAI KKD Chalenge 2001.
7. WHO. Health Topics : Meningitis; Encepalitis. World health organization : 2016.
available from : Http://www.who.int
57
Terimakasih dan Mohon bimbingan