Anda di halaman 1dari 28

NEFROLITHIASIS

Disusun Oleh :
Sebastiana Regita Kesnawarni
1913020028

Dosen Pembimbing:
dr. Nour H, Sp.U
ANATOMI
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang
berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin,
ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari
darah dan membuangnya bersama dengan air dalam
bentuk urin.

Ginjal bersifat retroperitoneal, yaitu terletak di belakang


peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Posisi ginjal
kanan terletak lebih inferior dibandingkan dengan ginjal
kiri dikarenakan terdapat organ hepar di bagian batas
superior. Ginjal kiri terletak di sekitar vertebra T12 -L3,
dan giinjal kanan terletak sedikit di bawah ginjal kiri.
Organ ini memiliki panjang sekitar 10cm, lebar 5 cm,
dengan ketebalan 2,5 cm.
ANATOMI
Lapisan ginjal
Setiap ginjal terbungkus selaput tipis (kapsula
renalis) berupa jaringan fibrus berwarna ungu
tua. Lapisan ginjal terbagi atas :
• lapisan luar (yaitu lapisan korteks /
substantia kortekalis)
• lapisan dalam (yaitu medulla (substantia
medullaris)
Sinus renalis merupakan ruangan di dalam hillum
renalis, berisi pelebaran ke atas ureter, yang
disebut pelvis renalis. Pelvis renalis terbagi
menjadi dua atau tiga calyx renalis major yang
masing-masing akan bercabang manjadi dua atau
tiga calices renalis minores. Setiap calyx minor
diinvaginasi oleh apex piramida renalis yang
disebut papilla renalis.
ANATOMI
Unit fungsional dasar dari ginjal
adalah nefron yang dapat berjumlah
lebih dari satu juta buah dalam satu
ginjal normal manusia dewasa.

Nefron berfungsi sebagai regulator


air dan zat terlarut (terutama
elektrolit) dalam tubuh dengan cara
menyaring darah, kemudian
mereabsorpsi cairan dan molekul
yang masih diperlukan tubuh.
FISIOLOGI

Pembentukan urine adalah fungsi ginjal yang paling


esensial dalam mempertahankan homeostasis tubuh.
Pembentukan urine berlangsung dalam tiga tahap yaitu :
• Filtrasi glomerulus
• Reabsorpsi
• Sekresi
FISIOLOGI

• Filtrasi glomerulus
Tahap filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di
dalamnya terdapat glomerulus yang dikelilingi sangat
dekat oleh kapsula Bowman. Hasil filtrasi dari
glomerulus dan kapsula Bowman disebut filtrat
glomerulus atau urine primer. Urine primer ini
mengandung: air, protein, glukosa, asam amino, urea
dan ion anorganik. Glukosa, ion anorganik dan asam
amino masih diperlukan tubuh.
FISIOLOGI
• Reabsorpsi
Reabsorpsi yaitu proses penyerapan kembali zat-zat
hasil filtrasi yang masih diperlukan tubuh misalnya
vitamin, glukosa & asam amino.
• Sekresi
Sekresi beberapa zat dari darah dikapiler ke filtrat
berupa ion K+, PO3-, keratin, obat-obatan dan senyawa
toksik terjadi di tubulus kontortus distal, lalu mengalir
ke duktus kolektifus akan terjadi reabsorpsi air dan ion
Na+ dipengaruhi oleh ADH & aldesteron dan
augmentasi ion K+ dan ion bikarbonat. Kemudian urine
ditampung di katung kemih, daya tampungnya 300 cc,
tekanan ke dinding katung menyebabkan ingin buang air
kencing.
DEFINISI
Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah sebuah
material solid yang terbentuk ketika zat atau
substansi Normal di urin menjadi sangat tinggi
konsentrasinya.
Berdasarkan anatomi dari ginjal, lokasi batu
ginjal biasanya khas dijumpai pada bagian pelvis
dan kaliks. Batu cenderung berukuran kecil
dengan rata-rata diameter 2-3 mm dan berbentuk
halus atau bergerigi.
Salah satu jenis batu ginjal berdasarkan letak
dan bentuk batunya adalah staghorn stone.
Staghorn stone adalah batu ginjal yang tercetak
mulai dari pelvis renalis sampai mengenai dua
atau lebih kaliks renalis, sehingga membentuk
gambaran seperti tanduk
Rusa.
EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan penelitian oleh Scales CD et all,


tahun 2012 tentang “Prevalence of Kidney Stones
in the United States”, menyatakan prevalensi
kejadian batu ginjal di Amerika Serikat sebesar
8,8% dengan prevalensi pada laki-laki lebih
tinggi dibandingkan dengan perempuan.
Di Indonesia, berdasarkan Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdes) tahun 2013
menyatakan prevalensi kejadian batu ginjal
sebesar 0,6 % atau 6 dari 1000 penduduk,
Sulawesi Tengah (0,8%) menduduki peringkat
ketiga di atas DI Yogyakarta (1,2%) dan Aceh
(0,9%).
ETIOLOGI
Etiologi dari pembentukan batu pada
ginjal masih idiopatik (belum jelas), oleh
karena masih banyak faktor yang terlibat.
Tetapi berdasarkan beberapa penelitian
menduga dua proses yang terlibat erat dalam
proses pembentukan batu pada ginjal yaitu
supersaturasi dan nukleasi. Supersaturasi
terjadi jika substansi yang menyusun batu
mengalami penurunan berupa volume urin
dan kimia urin. Sedangkan untuk proses
nukelasi natrium hidrogen urat, asam urat dan
kristal hidroksipatit membentuk inti.
Kemudian terjadi perekatan (adhesi) Ion
kalsium dan oksalat kemudian pada inti untuk
membentuk campuran batu. Proses ini
dinamakan nukleasi heterogen.
ETIOLOGI
Faktor Endogen Faktor Eksogen
Air minum
Hiperkalsemia Kurang minum atau kurang mengkonsumsi air
mengakibatkan terjadinya pengendapan kalsium
dalam pelvis renal akibat ketidak seimbangan
Hyperkasiuria
cairan yang masuk
Suhu
Ph urin Tempar yang bersuhu panas menyebabkan
banyaknya pengeluaran keringat,yang akan
mempermudah pengurangan produksi urin
Kelebihan pemasukan cairan dan mempermudah terbentuknya batu.
dlam tubuh yang bertolak
belakang dengan keseimbangan Makanan
cairan yang masuk dalam tubuh Kurangnya mengkonsumsi protein dapat
menjadi factor terbentuknya batu
Dehidrasi
Kurangnya pemasukan cairan dalam tubuh
juga ikut membantu proses pembentukan
urin.
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI

Teori supersaturasi
Teori inhibitor Teori kombinasi
Tingkat kejenuhan komponen Pada kondisi normal jumlah kalsium dan fosfat Batu terbentuk
pembentuk batu ginjal mendukung sudah melampui daya kelarutan, sehingga
terjadinya kristalisasi. Kristal yang karena kombinasi
diperlukan zat penghambat pengendapan.
menumpuk menyebabkan dari berbagai macam
Fosfat mukopolisakarida dan dipospat
terjadinya agresi kristal kemudian merupakan penghambatan pembentukan kristal. teori di atas .
timbul menjadi batu. Bila terjadi kekurangan zat ini maka akan
mudah terjadi pengendapan

Teori matriks Teori epistaxis


Matriks merupakan Pembentukan batu oleh beberapa
mukoprotein yang terdiri zat secara bersamaan, salah satu
dari 65% protein, 10% batu merupakan inti dari batu yang
heksose, 3-5 heksosamin merupakan pembentuk pada
dan 10% air. Matriks lapisan luarnya. Contohnya agresi
asam urat dalam urin akan
menyebabkan penempelan
mendukung pembentukan batu
kristal-kristal sehingga kalsium dengan bahan asam urat
menjadi batu. sebagai inti pengendapan kalsium.
MANIFESTASI KLINIS
01 Rasa nyeri pada pinggang, sisi kostovertebral

Hematuria
02

Mual dan atau muntah


03

Nyeri dapat bersifat kolik atau non kolik


04

Nyeri ketok CVA


(costo vertebra angle),
05
PENEGAKKAN DIAGNOSIS

PENEGAKKAN
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
FISIK PENUNJANG
ANAMNESIS
Keluhan dapat bervariasi, mulai dari tanpa keluhan, sakit pinggang ringan
01 hingga berat (kolik), disuria, hematuria, retensi urine, dan anuria.

02 Keluhan dapat disertai dengan penyulit seperti demam dan tanda gagal ginjal.

Riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit batu saluran kemih
03 seperti obesitas, hiperparatiroid primer, malabsorbsi gastrointestinal, penyakit
usus atau pankreas

Riwayat pola makan juga ditanyakan sebagai predisposisi batu pada pasien,
04 antara lain asupan kalsium, cairan yang sedikit, garam yang tinggi, buah dan
sayur kurang, serta makanan tinggi purin yang berlebihan, jenis minuman yang
dikonsumsi, jumlah dan jenis protein yang dikonsumsi.
Riwayat pengobatan dan suplemen seperti probenesid, inhibitor protease,
05 inhibitor lipase, kemoterapi, vitamin C, vitamin D, kalsium, dan inhibitor
karbonik anhidrase. Apabila pasien mengalami demam atau ginjal tunggal dan
diagnosisnya diragukan, maka perlu segera dilakukan pencitraan
PEMERIKSAAN FISIK

1. Pemeriksaan fisik umum : Hipertensi, demam, anemia, syok


2. Pemeriksaan fisik urologi
• Sudut kostovertebra : Nyeri tekan, nyeri ketok, dan
pembesaran ginjal
• Supra simfisis : Nyeri tekan, teraba batu, buli kesan
penuh
• Genitalia eksterna : Teraba batu di uretra
• Colok dubur : Teraba batu di buli-buli (palpasi
bimanual)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium sederhana dilakukan untuk semua pasien batu
saluran kemih. Pemeriksaan yang dilakukan :
• Pemeriksaan darah
• Pemeriksaan urinalisa
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Radiologi
a. Pencitraan rutin antara lain, foto polos abdomen (kidney-ureter bladder/KUB radiography).
Pemeriksaan foto polos dapat membedakan batu radiolusen dan radioopak serta berguna untuk
membandingkan saat follow-up
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Radiologi
b. Pielografi Intra Vena dapat memberikan informasi mengenai anatomi dan fungsional,
mengidentifikasi ukuran yang tepat, lokasi batu, dan tingkat keparahan obstruksi.

Gambar 2. IVP Nefrolithiasis


PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Radiologi
c. Ultrasonografi (USG) merupakan pencitraan awal yang dilakukan dengan alasan aman, mudah
diulang, dan terjangkau. USG juga dapat mengidentifikasi batu yang berada di kaliks, pelvis, dll.
USG memiliki sensitivitas 45% dan spesifisitas 88% untuk batu ginjal.

Gambar 2. USG Nefrolithiasis Gambar 3. USG Nefrolithiasis


PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Radiologi
d. CT Urografi non kontras sebaiknya digunakan setelah pemeriksaan USG pada pasien dengan
nyeri punggung bawah akut karena lebih akurat dibandingkan IVP. CT-Scan non kontras menjadi
standar diagnostik pada nyeri pinggang akut. CT-Scan non kontras dapat menentukan ukuran dan
densitas batu.

Gambar 4. Potongan aksial pada CT-Scan


abdomen tanpa kontras, nampak radiopaque pada Gambar 5. Nampak batu pada ginjal kanan yang
Ren Dekstra. menyerupai Staghorn Stone/menyerupai tanduk
PENATALAKSANAAN

Tujuan utama tatalaksana pada pasien 85% 35% 65% 45%


nefrolitiasis :
• Mengatasi nyeri
• Menghilangkan batu yang sudah ada
• Mencegah terjadinya pembentukan batu yang
berulang.
TERAPI MEDIKAMENTOSA

Terapi dengan mengunakan medikamentosa ini ditujukan pada kasus 85% 35% 65% 45%
dengan batu yang ukuranya masih <5mm, dapat juga diberikan pada
pasien yang belum memiliki indikasi pengeluaran batu secara aktif.
• Regimen MET (Medical Expulsive Therapy) berupa calcium channel
blocker untuk relaksasi otot polos uretra dan saluran urinari bagian
bawah.
• Pemberian diuretik dan peningkatan asupan minum
• Pemberian nifedipin atau agen alfa-blocker, seperti tamsulosin
• Non Steroid Anti Inflammation Drugs (NSAID) dan parasetamol
dengan memperhatikan dosis dan efek samping obat merupakan obat
pilihan pertama pada pasien dengan nyeri kolik akut dan memiliki
efikasi lebih baik dibandingkan opioid
• Pemantauan berkala setiap 1-14 hari sekali selama 6 minggu untuk
menilai posisi batu dan derajat hidronefrosis.
Prosedur untuk Pengangkatan Batu Ginjal secara Aktif

Indikasi adanya pengangkatan batu pada batu ginjal antara lain: 85% 35% 65% 45%
• Pertambahan ukuran batu
• Pasien risiko tinggi terjadinya pembentukan batu
• Obstruksi yang disebabkan oleh batu
• Infeksi saluran kemih
• Batu yang menimbulkan gejala seperti nyeri atau hematuria
• Ukuran batu >15 mm;
• Ukuran batu <15 mm jika observasi bukan merupakan pilihan terapi
• Preferensi pasien;
• Komorbiditas;
• Keadaan sosial pasien (misalnya, profesi dan traveling)
Prosedur untuk Pengangkatan Batu Ginjal secara Aktif

1. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)


Alat ini ditemukan pertama kali pada tahun 1980
oleh Caussy. Bekerja dengan menggunakan
gelombang kejut yang dihasilkan di luar tubuh untuk
menghancurkan batu di dalam tubuh. Batu akan
dipecah menjadi bagian-bagian yang kecil sehingga
mudah dikeluarkan melalui saluran kemih
Prosedur untuk Pengangkatan Batu Ginjal secara Aktif

Nefrolitotomi Perkutan (PNL) Ureterorenoskopi Operasi Terbuka


• Nefrolitotomi perkutan merupakan • Kelebihan: • Tindakan operasi terbuka
prosedur standar untuk tatalaksana • Endoskopi yang sangat kecil dilakukan pada kasus sulit dimana
batu ginjal yang berukuran besar. • Mekanisme defleksi prosedur SWL, RIRS, dan PNL
Ukuran standar yang digunakan • Peningkatan kualitas optik gagal atau kemungkinan kecil
adalah 24-30 F, dapat digunakan • Penggunaan alat sekali pakai berhasil.
ukuran <18 F yang biasa
digunakan untuk anak-anak, (disposable).
namun saat ini mulai popular • Retrograde Intrarenal Surgery
untuk penggunaan bagi orang (RIRS) adalah suatu tindakan
dewasa. endourologi yang menggunakan
• Kontraindikasi nefrolitotomi ureterorenoskopi fleksibel
perkutan antara lain infeksi saluran
kemih yang tak terkontrol, tumor
yang dicurigai di sekitar daerah
akses PNL, tumor ginjal dengan
potensial ganas, dan kehamilan.
• Litotripsi intrakorporal merupakan
metode yang digunakan pada PNL,
biasanya dibantu dengan ultrasonik
dan sistem pneumatik (balistik)
pada penggunaan nefroskopi rigid,
sedangkan pada penggunaan
nefroskopi fleksibel biasanya
menggunakan laser Holmium:
Yttrium-Aluminium-Garnet
(Ho:YAG).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai