pajak
keluaran dan
masukan
Pencatatan pajak keluaran
– Pajak masukan adalah PPN yang terkait dengan transaksi pembelian/pemanfaatan BKP/JKP. Perlakuan Akuntansi Pajak Masukan dibedakan
menjadi:
A. Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan
Adalah Pajak Masukan atas pembelian/perolehan :
– Pembelian barang persediaan yang akan diproduksi atau dijual kembali.
– -Pembelian barang modal yang ada kaitannya langsung dengan proses produksi/penjualan barang.
– Contoh:
a. Pada tanggal 5 Desember 2010 PT. Baskara Jaya membeli barang dagangan secara kredit kepada PT. Desi Alfa seharga Rp. 25.000.000
Jurnal yang harus dibuat oleh PT Baskara Jaya sebagai berikut : (menggunakan metode pencatatan phisik). Jurnal yang harus dibuat PT. Baskara
Jaya sebagai berikut:
Pembelian Rp. 25.000.000
PPN Masukan Rp. 2.500.000 >>Faktur Pajak dari PT. Desi Alfa>>
Hutang Dagang Rp. 27.500.000
Bila terjadi Retur pembelian, maka retur tersebut akan mempengaruhi PPN Masukan yang telah dicatat saat pembelian (Mengurangi PPN
Masukan).
b. Pada tanggal 7 Desember 2010 terjadi retur pembelian senilai Rp. 500.000
Jurnal yang harus dibuat PT. Baskara Jaya sebagai berikut:
Hutang dagang Rp. 550.000
Retur pembelian Rp. 500.000
PPN Masukan Rp. 50.000>>Fak. Pajak dari PT.Desi Alfa >>
c. Pada tanggal 15 Desember 2010 terjadi pelunasan atas transaksi pada tanggal 5
Desember 2010.
– Jurnal yang harus dibuat PT. Baskara Jaya sebagai berikut:
Hutang dagang Rp. 26.950.000
Kas/bank Rp. 26.950.000
Apabila mulai saat terjadi penyerahan barang kena pajak tgl. 5 Desember 2010 dan terjadi
retur pembelian tgl. 7 Desember 2010 belum dibuatkan faktur pajak oleh PT. Desi Alfa dan
syarat jual beli tersebut pada tanggal 5 Desember 2010 adalah 2/10, n/30 maka, pada saat
PT.Baskara Jaya melakukan pelunasan pada tanggal 15 Desember 2010 pada PT. Desi Alfa
jurnalnya :
Jurnal yang harus dibuat PT. Baskara Jaya sebagai berikut:
Pembelian Rp. 24.500.000
PPN Masukan Rp. 2.420.500 >>Fak. Pajak Gabungan dr PT.Desi Alfa<<
Potongan Pembelian Rp. 295.000
Kas/bank Rp. 26.625.500
d. Pada tanggal 5 Januari 2009 PT. Baskara Jaya membeli mesin produksi (barang modal)
seharga Rp. 250.000.000 PPN 10% dari PT. Desi Alfa secara tunai.
Jurnal yang harus dibuat PT. Baskara Jaya sebagai berikut:
Mesin Rp. 250.000.000
PPN Masukan Rp. 25.000.000 >>Fak. Pajak dari PT. Desi Alfa <<
Kas Rp. 275.000.000
Keterangan:
PPN masukan akan dikreditkan dengan PPN keluaran masa Januari 2009.
B. Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan.
Pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan adalah Pajak Masukan yang berasal dari
pembelian /perolehan barang/ jasa kena Pajak sebagai berikut :
- Pembelian barang untuk kebutuhan kantor (supplies) Pajak masukan atas transaksi
tersebut tidak dapat dikreditkan, harus dicatat dalam rekening Beban PPN (diexpenses).
- Pembelian barang modal yang tidak ada kaitannya dengan proses produksi/penjualan
barang. Pajak masukan atas transaksi tersebut tidak dapat dikreditkan dan harus dicatat
sebagai penambah harga perolehan barang (dikapitalisasi).
- Pajak masukan yang berasal dari pembelian jasa yang DPP-nya menggunakan nilai lain
maka Pajak Masukannya harus dicatat sebagai Beban PPN (diexpenses).
– Contoh:
a. Pada tanggal 15 Januari 2009 PT Baskara Jaya membeli tunai Supplies kantor seharga Rp.
500.000, harga belum termasuk PPN 10%.
Jurnal bagi PT. Baskara Jaya :
Persediaan supplies Rp. 500.000
Beban PPN Rp. 50.000 Kas Rp. 550.000
Keterangan:
Beban PPN Rp. 50.000 dibebankan untuk tahun terjadinya.
b. Pada tanggal 20 januari 2009 PT. Baskara Jaya membeli kendaraan untuk Direktur seharga
Rp. 50.000.000,
PPN 10% dari PT. Heru Joyo Motor tunai.
Jurnal bagi PT. Baskara Jaya :
Kendaraan Rp. 55.000.000
Kas Rp. 55.000.000
Keterangan:
PPN Rp. 5.000.000 ditambahkan ke harga perolehan kendaraan.
c. Pada tanggal 20 Januari 2009 PT. Baskara jaya membeli jasa paket/kiriman barang dari PT. Kilat Merdeka Express harga Jasa Rp. 500.000 PPN
= 1% x 500.000 = Rp. 5.000 dibayar tunai.
– Jurnal bagi PT. Baskara Jaya:
Beban angkut pembelian Rp. 500.000
Beban PPN Rp. 5.000
Kas Rp. 505.000 Keterangan: PPN dibebankan pada tahun 2009.
pembelian (Mengurangi PPN Masukan).
Contoh:
PT. Baskara Jaya mengembalikan barang dagangan dan yang dibeli seharga Rp. 10.000.000, PPN 10%. Jurnal bagi PT. Baskara Jaya:
Hutang Dagang Rp. 11.000.000
PPN Masukan Rp. 1.000.000
Retur pembelian Rp. 10.000.000
Keterangan:
Harus ada nota retur sesuai dengan Kepmen. Keu.: 196/KMK.04/1994 Bila terjadi potongan pembelian, maka PPN dihitung dari harga setelah
potongan.
Contoh:
Pada tanggal 10 Januari 2009 PT. Baskara Jaya membeli barang dangang Rp. 10.000.000
potongan harga 5% tunai.
Jurnal bagi PT. Baskara Jaya:
Pembelian Rp. 10.000.000
PPN Masukan Rp. 950.000
Potongan pembelian Rp. 500.000
Kas Rp. 10.450.000