Anda di halaman 1dari 31

Pelvic Inflammation Disease

R. Siti Farahnur Syaiful Rhamadani


1310211106
Definisi
 Pelvic inflammatory disease (PID) is infeksi
pada saluran reproduksi wanita. PID terjadi
ketika bakteri berpindah dari  vagina dan
cervix ke atas menuju uterus, ovaries,
atau fallopian tubes. ( ACOG, 2015)

 Penyakit radang panggul adalah infeksi pada


traktus genitalis wanita bagian atas yaitu
endometrium, miometrium, tuba falopii,
ovarium, parametrium, peritoneum pelvis
Epidemiologi
 The CDC has estimated that more than 1 million women
experience an episode of PID every year. The disease
leads to approximately 2.5 million office visits and
125,000-150,000 hospitalizations yearly.
  World Health Organization (WHO) estimated that
approximately 448 million new cases of curable STIs
occur annually in individuals aged 15-49 years.

 biasanya menyerang wanita usia 16-25tahun.


 Dalam satu tahun kurang lebih 1.000.000 pasien diobati
karena menderita PRP,250.000-300.000 menjalani rawat
inap di rumah sakit,
 kira-kira 150.000 menjalanioperasi akibat komplikasi dari
PRP
Etiologi
Etiologi
 Cultures of specimens collected during
laparoscopy have demonstrated that PID is a
polymicrobial infection in as many as 30-40%
of cases.
 Polymicrobial PID may begin as an isolated
infection with N gonorrhoeae or C
trachomatis, which causes inflammation of the
upper genital tract that facilitates the
involvement of other pathogens (anaerobes,
facultative anaerobes, and other bacteria).
These other organisms are increasingly
isolated as inflammation increases and
abscesses form (Medscape)
Etiologi
 In addition to N gonorrhoeae and C trachomatis,[15] organisms
involved in PID include the following:
 Gardnerella vaginalis
 Mycoplasma hominis
 Mycoplasma genitalium [16, 17]
 Ureaplasma urealyticum
 Herpes simplex virus 2 (HSV-2)
 Trichomonas vaginalis
 Cytomegalovirus (CMV)
 Haemophilus influenzae
 Streptococcus agalactiae
 Enteric gram-negative rods (eg, Escherichia coli)
 Enterococcus, described in 2 individuals post IUD insertion  [18]
 Peptococcus species
 Anaerobes
Faktor Risiko
 Riwayat PRP yang berulang
 Pasangan seksual yang banyak 
 Infeksi oleh organisme yang ditularkan melalui
hubungan seksual
 Pemasangan IUD
 Tindakan operasi pada organ genital seperti
dilatasi dan kurettage
Manfes
 Penderita merasakan nyeri pada perut bagian
bawah yang semakin memburuk dan disertai
oleh mual atau muntah.
 Infx sumbat tuba falopii  membengkak
dan terisi cairan bisa terjadi nyeri menahun,
perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan
kemandulan.
 Infeksi bisa menyebar ke struktur di
sekitarnya  terbentuknya jaringan parut dan
perlengketan
 fibrosa yang abnormal diantara organ-organ
perut serta menyebabkan nyeri menahun.
Manfes
 Abnormal vaginal discharge
 Pain in the lower abdomen (often a mild ache)
 Pain in the upper right abdomen
 Abnormal menstrual bleeding
 Fever and chills
 Painful urination
 Nausea and vomiting
 Painful sexual intercourse (ACOG, 2015)
Diagnosis
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan
hasil pemeriksaan fisik.
 Dilakukan pemeriksaan panggul dan perabaan
perut.
 Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
 • Pemeriksaan darah lengkap
 • Pemeriksan cairan dari serviks
 • Kuldosentesis
 • Laparoskopi
 • USG panggul.
Diagnosis
 A. Kriteria minimum
 Nyeri tekan perut bagian bawah
 Nyeri waktu servik digerakkan
 Nyeri tekan daerah adnexa
 B. Kriteria tambahan
 Temperatur oral lebih dari 38,3ᴼC
 Ditemukan cairan servikal dan vaginal yang abnormal
 Meningkatnya LED
 Meningkatnya c-reaktif protein
 laboratorium: ditemukan kuman N. gonorrhoeae, C. trachomatis
 C. Pemeriksaan kusus
 Adanya gambaran endometritis melalui pemeriksaan PA
 Adanya gambaran tubo ovarian abses melalui USG
 Laparoskopi
DDX
 Appendisitis akut
 Servisitis
 ISK
 Endometriosis
 Tumor adnexa
 KET
Tatalaksana
 Kriteria untuk rawat inap Pasien PRP akut
dengan
 Abses pelvis atau abses dari tubo ovarian
 Kehamilan
 Temperatur lebih dari 38ᴼC
 Mual dan muntah dengan obat-obat oral
 Tidak ada respon antibiotik oral dalam 48 jam
 Adolescent
 Diagnosa tidak pasti
 Nyeri perut kanan atas (Fitz-Hugh-
Curtis Syndrome)
 Some women may need to be treated in a
hospital. Hospitalization may be recommended
for:
 women who do not have a clear diagnosis
 are pregnant
 must take antibiotics intravenously
 are severely ill
 have nausea and vomiting
 have a high fever
 have an abscess in a fallopian tube or ovary
 In certain situations, such as when an abscess is
found, surgery may be needed. (ACOG, 2015)
Pencegahan
 To help prevent PID, take the following steps
to avoid STI:
 Use condoms every time you have sex to prevent
STIs. Use condoms even if you use other methods
of birth control.
 Have sex only with a partner who does not have
an STI and who only has sex with you.
 Limit your number of sex partners. If you or your
partner has had previous partners, your risk of
getting an STI is increased
(ACOG,2015)
Komplikasi
 Nyeri pelvis kronis
 Infertilitas
 KET
SALPINGITIS
Definisi
 Salpingitis is really part of the larger family of
PID
 Peradangan saluran tuba fallopii
Epidemiologi
 lebih dari 1 juta kasus salphingitis akut
dilaporkan setiap tahun di USA
 bagi wanita usia 16-25 tahun salphingitis
adalah infeksi serius yang paling umum
Etiologi
 Infeksi bakteri : Mycoplasma, streptococcus
sp, chlamydia
 bisa juga karena PMS seperti Gonore
 pemasangan IUD, pasca abortus
Faktor Risiko
 berhubungan seksual dengan lebih dari 1
pasangan
 biopsi endometrial, kuretase
 aliran menstruasi berbalik/ terbukanya serviks
saat menstruasi
 Usia muda <25 th
Type
 Acute salpingitis:
 In acute salpingitis, the fallopian tubes become red and
swollen, and secrete extra fluid so that the inner walls of
the tubes often stick together.
 The tubes may also stick to nearby structures such as the
intestines.
 Sometimes, a fallopian tube may fill and bloat with pus.
 In rare cases, the tube ruptures and causes a dangerous
infection of the abdominal cavity (peritonitis).
 Chronic salpingitis:
 Chronic salpingitis usually follows an acute attack.
 The infection is milder, longer lasting and may not
produce many noticeable symptoms.
Klasifikasi
 1. AKUT :
 • tuba falopii jadi merah dan bengkak dan mengeluarkan
cairan
 • biasanya bilateral menjalar ke ovarium hingga terjadi
ooforitis
 2. KRONIK :
 • berasal dari salphingitis akut
 • terdiri dari :
 hidrosalping
 piosalping
 salpingitis interstisial kronika
 kista tubo ovarial
 abses tubo ovarium
 salpingitis tuberkulosa
Manfes
 nyeri abdomen bawah dikedua sisi
 perdarahan pervaginam/sekret vaginam
 menggigil dan demam
 discharge vaginam yg bau atau berwarna
abnormal
 sakit pada saat koitus
 nyeri goyang portio, nyeri uterus kanan dan
kiri, dan kadang ada penebalan tuba
 nyeri saat ovulasi
Diagnosis
 1. ANAMNESIS
 2. PX FISIK
 • umum :
 - suhu meningkat
 - TD normal
 • Abdomen :
 - nyeri di kuadran bawah
 - defence muskular
 • pelvis :
 - sekret purulen yang keluar dari ostium uteri
 - uterus berukuran normal dan nyeri bila
digerakan
Diagnosis
 3. PX PENUNJANG
 - cbc dan apusan darah
 - pewarnaan Gram dan biakan
 - laparoskopi
Tatalaksana
 tidak melakukan koitus selama pengobatan
 pasangan seksual nya juga harus di evaluasi
 beri AB seperti
 - cefoxitin 2 gr IV tiap 6 jam
 - klindamisin 900 mg iv tiap 8 jam ditambah
gentamisin iv dalam dosis 2 mg/kg diikuti dengan
1,5 mg/kg setiap 8 jam
 • beri analgetik atau kompres air hangat
untuk mengurangi rasa nyeri
 • tirah baring
 • edukasi pasien tentang penularannya serta
penyebabnya • menggunakan pengaman saat
koitus
Komplikasi
 Ooforitis
 Infertilitas

Anda mungkin juga menyukai