Anda di halaman 1dari 28

Keluarga berencana alamiah

 Dasar
→Menentukan masa subur yang terjadi
sekitar waktu ovulasi ( 14 hari sebelum
haid berikutnya )
→Menghindari senggama selama kurang
lebih 7-18 hari, termasuk masa subur dari
tiap siklus
 Masa hidup ovum 12 – 24 jam
 Masa hidup spermatozoa 48 – 72 jam
Continue KBA
 Profil KBA
1. Perempuan harus mengetahui kapan
masa suburnya berlangsung
2. Efektif bila dipakai dengan tertib
3. Tidak ada efek samping
 Mekanisme kerja
a. Untuk kontrasepsi
menghindari senggama pada masa
subur
b. Untuk konsepsi
senggama direncanakan pada masa
subur yaitu dekat dengan pertengahan
siklus ( biasanya pada hari ke 10-15)
Manfaat KBA
 Kontrasepsi
1. Dapat digunakan untuk menghindari/ mencapai
kehamilan
2. Tidak ada resiko kesehatan

3. Tidak ada efek samping sistemik

4. Murah/tanpa biaya
 Non kontrasepsi
1. Meningkatkan keterlibatan kaum laki2 dalam KB

2. Menambah pengetahuan tentang sistem


reproduksi
3. Meningkatkan relasi antara suami &istri
Indikasi KBA
 Semua perempuan semasa reproduksi yang mempunyai
siklus haid yang cukup teratur.
 Perempuan kurus/gemuk
 Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu ex:
hipertensi
 Pasangan yang use dengan alasan agama
 Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.
 Klien tidak keberatan bila terjadi kehamilan.
 Pasangan yang ingin mencegah kehamilan tanpa
menggunakan alat kontrasepsi farmakologi/mekanik.
 Pasangan yang termotivasi untuk mengobservasi,
mencatat & menilai tanda dan gejala kesuburan
Kontra Indikasi KBA
 Pasangan yang mengalami kesulitan untuk
mengamati tanda2 kesuburan.
 Wanita dengan interval haid yang sangat tidak
teratur ( siklus haid terlalu pendek/panjang )
 Wanita yang merasa kurang nyaman
memeriksa tanda2 kesuburannya tiap hari
 Pasangan yang merasa sulit tidak
bersenggama selama masa subur.
 Pasangan yang tidak bersedia
mengkomunikasikan masalah2 sexual mereka.
 Wanita dimana kehamilan selanjutnya
merupakan masalah medik/sosial
Continue… kontra indikasi
 Wanita yang mempunyai lebih dari 1
pasangan sexual karena meningkatnya
resiko terjadinya PMS
Tanda & gejala masa subur pada
wanita
1. Pola suhu badan basal
2. Pola lendir serviks
3. Sakit perut pada masa ovulasi
4. Nyeri payudara
5. Perubahan posisi dan konsistensi serviks,
dilatasi serviks
6. Perubahan mood
7. Perubahan libido
Metode kalender
 Dasar: menentukan waktu ovulasi dari
data haid yang tercatat selama 6-12 bulan
 Ogino: ovulasi umumnya terjadi pada hari
ke 15 sebelum haid berikutnya,dapat pula
terjadi 12-16 hari sebelum haid yang akan
datang.
 Knaus: ovulasi selalu terjadi pada hari ke
15 sebelum haid yang akan datang.
Continue metode kalender
 Tehnik:
 Mengurangi 18 hari dari siklus haid
terpendek,untuk menentukan awal dari masa
suburnya.
 Mengurangi 11 hari dari siklus haid
terpanjang, untuk menentukan akhir dari
masa suburnya.
 Efektifitas metode kalender
→ angka kegagalan 14,4 – 47 kehamilan
pada 100 wanita / tahun
Metode suhu badan basal
 Dasar : Peninggian suhu badan basal 0,2
– 0,5 pada waktu ovulasi.
 Tehnik :
1. Umumnya digunakan termometer khusus
2. Waktu pengukuran harus pada saat yang sama
3. Pengukuran dilakukan secara
 oral ( 3 mnt)
 Rektal ( 1 mnt )
 vaginal
Faktor- faktor yang mempengaruhi
suhu badan basal
1. Influensa
2. Infeksi
3. Inflamasi lokal lidah, mulut dan daerah anus
4. Faktor-faktor situasional: mimpi buruk
5. Jam tidur yang ireguler
6. Pemakaian minuman panas & dingin sebelum
pengambilan suhu badan basal
7. Pemakaian selimut elektris
8. Kegagalan membaca termometer
Macam-macam peninggian suhu
badan basal

a. Peninggian suhu yang mendadak


( abrupt) →paling sering terjadi
b. Peninggian suhu yang perlahan-lahan
( gradual )
c. Peninggian suhu yang bertingkat
d. Peninggian suhu seperti gigi gergaji
Continue…….
 Efektifitas metode suhu badan basal
angka kegagalan 0,3 – 6,6 kehamilan
pada 100 wanita / tahun.
 Kerugian utama metode suhu basal ialah
bahwa abstinens sudah harus dilakukan
pada masa praovulasi.
Metode lendir serviks ( billing )
 Dasar : Perubahan siklis dari lendir serviks
yang terjadi karena perubahan kadar
estrogen
 Peranan lendir serviks: Diatur oleh hormon
estrogen dan progesteron
2 macam lendir serviks
 Lendir tipe E ( estrogenik)
a. Di Produksi pada fase akhir pra ovulasi dan fase
ovulasi
b. Sifat-sifat:

→banyak, tipis, jernih, dan viskositas rendah


→Spinbarkeit
→bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis
→spermatozoa dapat menembus lendir ini
Continue…..

 Lendir tipe G ( gestagenik )


a. Diproduksi pada fase awal pra ovulasi dan
setelah ovulasi
b. Sifat-sifat : kental, viskositas tinggi, keruh

c. Terjadi karena peninggian kadar hormon


progesteron
d. Spermatozoa tidak dapat menembus
lendir ini
Ciri-ciri lendir serviks ( 30 hari )
a. Fase 1
 Haid
 Haid 1-5
 Lendir tertutup oleh darah haid
 Perasaan wanita : basah dan licin
b. Fase 2
 Pasca haid hari 6-10
 Tidak ada lendir/ hanya sedikit sekali
 Perasaan wanita kering
c. Fase 3
 Awal pra ovulasi
 Hari 11-13
 Lendir keruh, kuning atau putih dan liat
 Perasaan wanita: liat / lembab / basah
Continue
d. Fase 4
 Sebelum / saat dan sesudah ovulasi.
 Hari 14 – 17
 Lendir bersifat jernih, licin, basah dan dapat
direnggangkan, seperti putih telur
 Hari terakhir dari fase ini dikenal sebagai gejala
puncak
 Perasaan wanita: lubrikatif/ basah
e. Fase 5
 Pasca ovulasi
 Hari 18 – 21
 Lendir jernih dan seperti air,perasaan wanita : liat,
lembab.
Continue ……….

f. Fase 6
 Akhir pasca ovulasi atau segera pra haid
 Hari 27 – 30
 Lendir jernih dan seperti air
 Perasaan wanita: liat, lembab/ basah.
Tehnik metode lendir serviks
 Abstinens di mulai pada hari pertama
diketahui adanya lendir setelah haid dan
berlanjut sampai dengan hari ke 4 setelah
gejala puncak
Penyulit-penyulit metode lendir
serviks
 Keadaan fisiologis : sekresi vagina k/
rangsangan seksual
 Keadaan patologis: infeksi vagina, serviks,
pemakaian obat-obatan
 Keadaan psikologis:stress ( fisik dan
emosional )
Metode symto-termal
 Dasar : kombinasi antara bermacam
metode KB alamiah untuk menentukan
masa subur / ovulasi.
 Biasanya menggabungkan metode mukus
serviks dengan suhu badan basal.
 Efektifitas : angka kegagalan 4,9 – 34,4
kehamilan pada 100 wanita pertahun.
Continue….. Simtotermal
 Caranya :
1. Suhu tubuh diukur sebelum beranjak dari tempat
tidur. Suhu biasanya meningkat 0,2 – 0,4
sebagai respon terhadap peningkatan kadar
progesteron setelah ovulasi.
2. Sangat bervariasi

3. Pematangan dimulai pada waktu mukus menjadi


lengket dan lembab.
4. Senggama dapat dimulai pada hari ke 3
pergeseran suhu maupun pada hari ke 4 setelah
hari terakhir mukus yang lengket dan basah,
bergantung mana yang lebih akhir.
Continue….
 Lebih rumit
 Tanda2 lain dapat ditambahkan ex: nyeri
payudara, perubahan tekstur dari serviks.
Coitus Interuptus
 Pengertian : suatu metode kontrasepsi di
mana senggama diakhiri sebelum terjadi
ejakulasi intra-vaginal. Ejakulasi terjadi
jauh dari genetalia eksterna wanita.
 Keuntungan:
 Tidak memerlukan alat/ murah.
 Tidak menggunakan zat-zat kimiawi
 Selalu tersedia setiap saat
 Tidak mempunyai efek samping
Kerugian C.I
 Angka kegagalan cukup tinggi
 16 – 23 kehamilan per 100 wanita
 Kurangnya kontrol dari pria
 Adanya cairan pra ejakulasi yang dapat keluar
setiap saat.
 Kenikmatan seksual berkurang bagi suami
istri, sehingga dapat mempengaruhi
kehidupan perkawinan.
Continue……

 Kontra Indikasi : ejakulasi prematur pada pria


 Hal-hal penting yang harus diketahui oleh
akseptor :
1. Cairan pra ejakulasi harus dibersihkan terlebih
dahulu
2. Bila pria merasa akan berejakulasi, ejakulasi
dilakukan di luar orificium vagina.
3. Bukan merupakan metode kontrasepsi yang baik,
bila pasangan menginginkan senggama berulang
kali
Continue……

 Bukan merupakan metode yang baik bila


suami mempunyai kesulitan kapan ia akan
ejakulasi
 Merupakan metode yang cukup tepat
untuk suami yang yang tidak mempunyai
perembesan dari cairan pra ejakulasi
 Merupakan metode yang lebih baik dari
pada tidak memakai sama sekali.

Anda mungkin juga menyukai