Oleh: Irfandinata
Pembimbing: dr. Subchan Aga Bahtiar, Sp.B
Overview
Fisiologi
Hormon tiroid memiliki efek pada
1. Pertumbuhan sel, perkembangan dan
metabolisme energi.
2. Pematangan jaringan tubuh dan energi
3. Mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan
reaksi metabolik
4. Menambah produksi panas, absorpsi intestinal
terhadap glukosa,
5. Merangsang pertumbuhan somatis dan
berperan dalam perkembangan normal sistem
saraf pusat
Overview
Fisiologi
Overview
Patofisiologi
Struma adalahPembesaran Kelenjarpada
tumor (pembesaran) Tiroid (Struma)
kelenjar tiroid Biasanya yang
dianggap membesar bila kelenjar tiroid lebih dari 2x ukuran normal.
Struma diffusa adalah pembesaran yang merata dengan konsistensi
lunak pada seluruh kelenjar tiroid.
Struma nodusa jika pembesaran kelenjar tiroid terjadi akibat nodul,
apabila
nodulnya hanya satu maka disebut uninodusa, dan bila lebih dari satu
baik
terletak pada hanya satu sisi lobus saja maupun pada kedua lobus maka
disebut multinodusa
Patofisiologi Pembesaran Kelenjar Tiroid (Struma)
Eutiroid
Hipotiroid
Patofisiologi Pembesaran Kelenjar Tiroid (Struma)
Dari aspek histopatologi kelenjar tiroid,
maka
timbulnya struma bisa kita jumpai akibat:
Hiperplasi dan hipertrofi dari kelenjar
tiroid
Keradangan /inflamasi
Selain hal-hal yang mendukung terjadinya Riwayat terpapar radiasi leher pada waktu kanak-kanak.
keganasan pada kelenjar tiroid, terutama Penderita struma yang diduga hiperplasi, diterapi dengan
hormon tiroksin tetap membesar
Optalmoplegi
BB turun
Takikardi
Tremor
Thryoid thrill
Tatalaksana
Medikamentosa
Operasi/Pembedahan
operasi yang dibuktikan dengan nilai atau kadar kalsium di bawah 2,0
mmol/l. Jika klinis tanda dan gejala hipokalsemia muncul atau tidak
membaik seiring waktu, dapat diberikan oral 1,25 OH vitamin D dan jika
serum kalsium yang tidak terkoreksi dengan nilai di bawah 2,0 mmol/l
kalsium oral atau intravena, pengobatan dengan 1,25 OH vitamin D, jenis kelamin, usia
(tahun), penyakit penyakit tiroid (Struma multinodular, autoimun tiroiditis, kanker tiroid),
operasi tiroid berulang (tiroid subtotal sebelumnya), berat spesimen tiroid (g), waktu
operasi(min), keterampilan operasi (prosedur ahli (ahli bedah melakukan lebih dari 50 prosedur
per tahun) vs. prosedur pengajaran dengan kehadiran seorang ahli bedah), antikoagulasi,
perdarahan pasca tindakan yang membutuhkan operasi, terapi obat thryoistatic pra operatif,
dan waktu operasi yang lama juga terkait dengan hipokalsemia awal pasca
operasi.
Permasalahan dalam melaporkan hipokalsemia pasca operasi
adalah kekurang dalam penyeragaman definisi hipokalemia pasca
operasi awal dan persisten hipokalsemia.
Hal yang juga diamati dalam penelitian ini adalah, bahwa pasien
yang menerima obat thyreostatic untuk mencapai euthyreosis
lebih mungkin untuk tidak menimbulkan hipokalsemia awal
pasca operasi
Secara keseluruhan hipokalsemia pasca
operasi yang simtomatik setelah total
tiroidektomi terkait dengan tingkat persisten
hipokalsemia yang tinggi. Waktu operasi yang
lama tampaknya berkorelasi dengan
hipokalsemia awal pasca operasi secara
independen dari penyakit yang mendasari dan
keahlian bedah tetapi tidak mempengaruhi
persistens hipokalsemia.
Terima kasih