• Fase sensitisasi
• Hapten yang masuk ke dalam epidermis melewati
stratum korneum akan ditangkap oleh sel
Langerhans dengan cara dijadikan antigen
lengkap.
• keratinosit akan melepaskan sitokin (IL-1) yang
akan mengaktifkan sel Langerhans dan mampu
mestimulasi sel T
• Sitokin proinflamasi lain yang dilepaskan oleh
keratinosit yaitu TNF-α yang dapat mengaktifasi
sel T, makrofag dan granulosit
PATOGENESIS
• Fase elisitasi
• Fase kedua (elisitasi) hipersensitivitas tipe lambat
terjadi pada pajanan ulang allergen (hapten)
yang sama
• hapten akan ditangkap oleh sel Langerhans dan
diproses secara kimiawi menjadi antigen,
kemudian diekspresikan dipermukaan sel.
• Sel Langerhans mensekresi IL-1 yang
merangsang sel T untuk memproduksi IL-2 dan
mengekspresi IL-2 yang akan menyebabkan
proliferasi dan ekspansi sel T di kulit.
PATOGENESIS
• Fase anak (2-10 tahun) : kelanjutan dari fase infantile atau tanpa
didahului fase infantile. Tempat predileksi sering pada daerah fosa cubiti
dan poplitea, fleksor pergelangan tangan, kelopak mata dan leher serta
tersebar simetris. Lesi hiperpigmentasi, erosi, ekskoriasi, dan skuama.
• Plak eritematosa, erosi, ekskoriasi dan krusta pada fossa kubiti yang
meluas ke badan
MANIFESTASI KLINIS