Anda di halaman 1dari 21

ABU LAYANG BATU BARA

SEBAGAI ADSORBEN

Ita Agustin (0402515076)


Sri Pardyanah (0402515077)
Mudrikatul Choiriyah (0402515078)
ABU LAYANG BATUBARA ( FLY ASH )

Fly ash batubara adalah limbah industri


yang dihasilkan dari pembakaran batubara dan
terdiri dari partikel yang halus.
Fly-ash atau abu terbang yang merupakan
sisa-sisa pembakaran batu bara, yang dialirkan
dari ruang pembakaran melalui ketel berupa
semburan asap, yang telah digunakan sebagai
bahan campuran pada beton.
LIMBAH PADAT ABU LAYANG BATUBARA

Abu batubara sebagai limbah tidak seperti


gas hasil pembakaran, karena merupakan
bahan padat yang tidak mudah larut dan tidak
mudah menguap sehingga akan lebih
merepotkan dalam penanganannya.
Abu terbang batubara memiliki berbagai
kegunaan yang amat beragam:

1. Penyusun beton untuk jalan dan bendungan


2. Penimbun lahan bekas pertambangan
3. Recovery magnetic, cenosphere, dan karbon
4. Bahan baku keramik, gelas, batu bata, dan
refraktori
5. Bahan penggosok (polisher)
6. Filler aspal, plastik, dan kertas
7. Pengganti dan bahan baku semen
8. Aditif dalam pengolahan limbah (waste
stabilization)
9. Konversi menjadi zeolit dan adsorben
SIFAT FISIKA DAN KIMIA

Komponen utama dari abu terbang


batubara yang berasal dari pembangkit listrik
adalah silika (SiO2), alumina, (Al2O3), besi
oksida (Fe2O3), kalsium (CaO) dan sisanya
adalah magnesium, potasium, sodium,
titanium dan belerang dalam jumlah yang
sedikit.
Sifat kimia dari abu terbang batubara
dipengaruhi oleh jenis batubara yang dibakar
dan teknik penyimpanan serta
penanganannya.
TABEL 2.3 KOMPOSISI KIMIA ABU TERBANG BATUBARA

Komponen Bituminous Sub-bituminous Lignite

SiO2 20-60% 40-60% 15-45%


Al2O3 5-35% 20-30% 10-25%
Fe2O3 10-40% 4-10% 4-15%
CaO 1-12% 5-30% 15-40%
MgO 0-5% 1-6% 3-10%
SO3` 0-4% 0-2% 0-10%
Na2O 0-4% 0-2% 0-6%
K2O 0-3% 0-4% 0-4%
LOI 0-15% 0-3% 0-5%
ADSORBSI
Adsorpsi atau penyerapan adalah suatu
proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan
maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau
cairan (zat penjerap, adsorben) dan akhirnya
membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat
terjerap, adsorbat) pada permukaannya.
Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat
dan adsorban, dimana adsorbat adalah
substansi yang terjerap atau substansi yang
akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan
adsorban adalah merupakan suatu media
penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa
karbon (Webar, 1972).
Jenis adsorbsi

 Adsorpsi fisika (Physisorption)


Interaksi yang terjadi antara dasorben dan
adsorbat adalah gaya Van der Walls dimana ketika
gaya tarik molekul antara larutan dan permukaan
media lebih besar daripada gaya tarik substansi
terlarut dan larutan, maka substansi terlarut akan
diadsorpsi oleh permukaan media.
 Adsorpsi kimia (Chemisorption)

Chemisorption terjadi ketika terbentuknya


ikatan kimia (bukan ikatan van Dar Wallis) antara
senyawa terlarut dalam larutan dengan molekul
dalam media.
Proses Adsorpsi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain :

 Konsentrasi
 Luas Permukaan
 Suhu
 Ukuran partikel
 pH
 Waktu kontak
Dalam adsorpsi antar fase padat-gas pada
tekanan rendah, mekanismenya semata-mata
tergantung pada sifat gaya yang bekerja
antara molekul-molekul adsorben dan
adsorbat. Dalam kasus yang paling sederhana
yaitu adsorpsi larutan biner. Mekanismenya
adsorpsi larutan biner tergantung pada
beberapa factor sebagai berikut:
 Gaya yang bekerja diantara molekul-molekul
adsorbat (Z) dan permukaan adsorben.
 Gaya yang bekerja diantara molekul-molekul
pelarut (S) dan permukaan adsorben.
 Gaya yang bekerja diantara molekul-molekul
larutan (Z dan S) baik dalam lapisan
permukaan maupun dalam fasa ruahnya.
Untuk proses adsorpsi dalam larutan, jumlah
zat yang teradsorpsi tergantunga pada
beberapa faktor:

1. Jenis adsorben
2. Jenis adsorbat atau zat yang teradsorpsi
3. Luas permukaan adsorben
4. Konsentrasi zat terlarut
5. Temperatur
ADSORBEN

Adsorben adalah zat padat yang dapat


menyerap partikel fluida dalam suatu proses 
Adsorpsi. Adsorben bersifat spesifik dan
terbuat dari bahan-bahan yang berpori.
Pemilihan jenis adsorben dalam proses
adsorpsi  harus disesuaikan dengan sifat dan
keadaan zat yang akan diadsorpsi dan nilai
komersilnya. Pembagian adsorben:
 Berdasarkan sifatnya terhadap air
Jenis Penyususn Struktur

Hidrofobik Polimer Karbon Aktif Molekular sieve karbon, Silikat

Hidrofilik Silika Gel, Alumina Aktif Zeolit, Mardenite, Chabazite

(Jauhar, Edo, dan haryono, 2007)


 Berdasarkan bahannya

A. Adsorben Organik
Adsorben organik adalah adsorben yang berasal
dari bahan-bahan yang mengandung pati.
B. Adsorben Anorganik
Adsorben ini mulai dipakai pada awal abad ke-
20. Dalam perkembangannya, pemakaian dan
jenis dari adsorben ini semakin beragam dan
banyak dipakai orang.
 Berdasar ukuran pori
Tipe Diameter Pori (ω) Karakter

Mikropori Ω < 2 nm Superimposed wall potentials

Mesopori 2 nm < ω < 50 nm Kondensasi kapiler

Makropori Ω > 50 nm Efektif pada dinding tipis

(Jauhar, edo, dan Haryo, 2007)


 Berdasarkan yang sering digunakan
dalam industry

Ada 3 jenis adsorben yang sering digunakan


dalam industri, yaitu:

 Adsorben yang terdiri dari komponen oksigen


 Adsorben yang terdiri dari komponen karbon

 Adsorben yang terdiri komponen polimer


 Berdasarkan kepolaran

 Adsorben Polar 
Adsorben polar disebut juga hydrophilic.
Jenis adsorben yang termasuk kedalam
kelompok ini adalah silika gel, alumina aktif,
dan zeolit. 
 Adsorben non polar

Adsorben non polar disebut juga


hydrophobic. Jenis adsorben yang termasuk
kedalam kelompok ini adalah polimer adsorben
dan karbon aktif.
MANFAAT ABU LAYANG SEBAGAI ADSORBEN

Abu terbang dapat dimanfaatkan sebagai


adsorben untuk penyisihan polutan pada gas
buang proses pembakaran yang berpotensi
untuk merusak lingkungan seperti gas sulfur
oksida yang menyebabkan hujam asam, gas
nitrogen oksida yang menyebabkan
pemanasan global, dan merkuri (Hg) yang
berbahaya bagi makhluk hidup.
 Penyisihan Sox
Industri-industri berusaha untuk mengurangi emisi SOx dengan
cara memasang unit flue gas desulphurization (FGD) dan unit
scrubber.
 Penyisihan Nox
Abu terbang batubara juga memiliki potensi sebagai adsorben
untuk menyisihkan NOx dari aliran gas buang.
 Penyisihan merkuri (Hg)
Emisi merkuri yang dihasilkan dari pembakaran batubara
pada unit boiler mendapat perhatian yang besar dari pemerhati
lingkungan karena berpotensi merusak lingkungan dan menjadi
ancaman bagi kesehatan makhluk hidup.
 Penyisihan gas-gas organik
Selain dapat digunakan untuk menyisihkan tiga polutan diatas,
abu terbang batubara juga dapat digunakan untuk menyisihkan gas
organik.
 Konversi Abu Terbang Batubara Menjadi Zeolit
Zeolit pada dasarnya merupakan padatan aluminium-
silikat yang memiliki struktur yang berpori.
Zeolit memiliki beberapa aplikasi industrial
yaitu:

 Pertukaran ion : Penukar ion Na+/K+/Ca2+


 Adsorpsi pengotor gas : Adsorpsi selektif
berdasarkan molekul gas spesifik
 Adsorpsi pengotor air : Adsorpsi reversibel
air tanpa ada perubahan sifat fisik dan
kimia dari zeolit itu sendiri.

Jenis zeolit yang dihasilkan dari abu terbang


bergantung pada komposisi awal dan metode
konversinya.
KESIMPULAN

Abu terbang pada masa kini dipandang sebagai


limbah pembakaran batubara. Penanganan abu
terbang masih terbatas pada penimbunan di lahan
kosong. Hal ini berpotensi bahaya bagi lingkungan dan
masyarakat sekitar seperti, logam-logam dalam abu
terbang terekstrak dan terbawa ke perairan, abu
terbang tertiup angin sehingga mengganggu
pernafasan. Sudut pandang terhadap abu terbang
harus dirubah, abu terbang adalah bahan baku
potensial yang dapat digunakan sebagai adsorben
murah. Beberapa investigasi menyimpulkan bahwa
abu terbang memiliki kapasitas adsorpsi yang baik
untuk menyerap gas organik, ion logam berat, gas
polutan. Modifikasi sifat fisik dan kimia perlu dilakukan
untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi.

Anda mungkin juga menyukai