Anda di halaman 1dari 17

BADAN USAHA MILIK NEGARA

BUMN PRA-REFORMASI

1. Sejarah Menjadikan BUMN segagai Identitas Bisnis


tidak pernah mulus.

2. Turbulensi politik terus menerus mendistorsi setiap


upaya pembenahan BUMN, maka manajemen BUMN
kehilangan banyak energi sehingga kalah bersaing
dengan swasta dan perusahaan asing di negeri sendiri.

05/16/2020 Dr. Hasan Rachmany, Ak., MA. 1


Lanjutan....

3. BUMN terpasung oleh intervensi politik dan


peran negara yang berlebihan yang memacu
berbagai kelompok kepentingan untuk berburu
rente ekonomi.

4. Banyak BUMN mengalami kerugian karena


terjebak dalam stagnasi yang panjang dalam
pengelolaannya.

05/16/2020 Dr. Hasan Rachmany, Ak., MA. 2


Perubahan Paradigma
1. Pemerintahan Orde Baru membawa paradigma ekonomilah
yang menjadi mahkota.
2. Pemerintah menerapkan azas pragmatisme dalam
mengelola perekonomian negara.
3. Para teknokrat profesional yang didukung penuh kelompok
militer menjadi pemutar roda ekonomi yang efektif.
4. Pragmatisme ekonomi ditunjukan dengan kebijakan
ekonomi neo-liberal.
5. Pemerintah terbuka terhadap arus modal asing dan
peningkatan sektor swasta dalam perekonomian Indonesia.

05/16/2020 Dr. Hasan Rachmany, Ak., MA. 3


Kebijakan ini membuat BUMN semakin terpinggirkan
sebagai contoh ada 3 (tiga) sektor yang menyedihkan :
1. BUMN kertas tersenggal kehabisan napas (PT Kertas
Letjes, PT Kertas Padalarang, PT Kertas Kraft Aceh,
Pabrik Kertas Basuki Rachmat, PT Kertas Blabak, PT
Kertas Goa).
2. Kondisi sekarang BUMN Kertas plat merah ini megap-
megap di sisi lain pabrik kertas di tanah air terus
bertambah (swasta).

05/16/2020 Dr. Hasan Rachmany, Ak., MA. 4


PLN tersengat listrik
BUMN PLN ini terbelit 4 (empat) masalah besar :
1. Masalah utang;
2. Kerugian yang besar terus menerus akibat depresiasi
(Perusahaan monopoli pasokan listrik);
3. Kebutuhan dana investasi sampai dengan tahun
2000an diperkirakan sekitar Rp. 144 triliun;
4. Masuknya listrik swasta justru memberatkan PLN.

05/16/2020 Dr. Hasan Rachmany, Ak., MA. 5


PDAM kesulitan air bersih
1. Sejak dasawarsa ‘90-an, PDAM terlihat gencar
mengundang partisipasi swasta untuk memberi
tambahan kemampuan kepada PDAM dalam upaya
memenuhi peningkatan permintaan air bersih oleh
masyarakan maupun industri.
2. Kondisi seperti ‘90-an PDAM tidak berbeda jauh
dengan kondisi sekarang yang tidak pernah mampu
berkiprah sebagaimana seharusnya.

05/16/2020 Dr. Hasan Rachmany, Ak., MA. 6


Perubahan pengelolaan BUMN di
bawah 2 kementerian
Dalam era ini keadaan BUMN juga belum menunjukkan
kiprahnya sebagai entitas strategis bagi ekonomi bahkan
banyak BUMN seharusnya berkontribusi malah
mendapat subsidi dari pemerintah.
Upaya penyehatan BUMN dilakukan dengan berbagai
cara termasuk swastanisasi dan hasilnya banyak yang
tetap tidak sehat.

05/16/2020 Dr. Hasan Rachmany, Ak., MA. 7


Upaya membangun masa depan
BUMN
Reformasi BUMN Gelombang I
Reformasi I ini pada awalnya tidak berjalan mulus, baik karena
faktor internal maupun faktor eksternal (IMF ikut mengatur).
Salah satu bentuk reformasi adalah membentuk holding BUMN
yang dapat menaikkan nilai aset dari Rp. 159 triliun menjadi Rp. 750
triliun dalam periode sampai dengan pertengahan tahun 1998
tetapi keuntungan hanya sekitar Rp. 12 triliun (fokus listrik dan
perbankan.
Berkembangnya BUMN ini tidak berlanjut karena setiap ganti
menteri ganti kebijakan.

05/16/2020 Dr. Hasan Rachmany, Ak., MA. 8


Reformasi BUMN Gelombang II
Dengan asumsi reformasi gelombang I menunjukan hasil yang
menggembirakan sekalipun masih banyak kekurangannya.
Jika reformasi gelombang I memiliki prinsip dasar menyelamatkan
agar kapal tidak karam, maka pada gelombang II setelah kapal
berhasil diapungkan, maka perjalanan dapat dilanjutkan kembali.
Reformasi gelombang II ini merupakan upaya pemberdayaan secara
mendasar dan secara struktural untuk membawa Indonesia keluar
dari krisis, misinya ada 3 yaitu :
1. Menyelamatkan ekonomi Indonesia;
2. Percepatan pembayaran utang, dan perbaikan struktur
pendapatan negara;
3. Mengejar ketinggalan kemampuan bersaing dan meningkatkan
kesejahteraan.

05/16/2020 Dr. Hasan Rachmany, Ak., MA. 9


Hasil yang diharapkan dari reformasi gelombang II
adalah pemulihan ekonomi Indonesia melalui :
1. Peningkatan penciptaan nilai pasar BUMN;
2. Perolehan privatisasi untuk mempercepat
pembayaran utang pemerintah;
3. Meningkatkan penerimaan pajak dan deviden untuk
memperbaiki struktur pendapatan negara;
4. Dukungan pada proses stabilisasi ekonomi melalui
pemulihan kepercayaan pasar, penguatan rupiah dan
peningkatan kapitalisasi pasar modal Indonesia.

05/16/2020 Dr. Hasan Rachmany, Ak., MA. 10


Keberhasilan dari reformasi ini dicontohkan dengan
berhasilnya privatisasi Semen Gresik, Pelindo II,
Pelindo III, Telkom., dll.

Setelah reformasi II ini tidak ada lagi lompatan besar


bagi BUMN. Contoh Krakatau Steel sampai sekarang
belum menunjukkan sebagai salah satu raksasa baja
sekalipun telah direncanakan sejak awal reformasi.

05/16/2020 Dr. Hasan Rachmany, Ak., MA. 11


Reformasi BUMN tidak berlanjut ketika politik
kembali menjadi panglima pada zaman
pemerintahan Gus Dur.

Salah satu keberhasilan pada masa pemerintahan


Megawati adalah terbitnya Undang-undang No. 19
Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

UU No. 19 ini dengan rinci mengatur bagaimana


BUMN harus dikelola.

05/16/2020 Dr. Hasan Rachmany, Ak., MA. 12


BUMN pada Era Kabinet Indonesia Bersatu
Prinsip yang dipegang pada masa ini adalah privatisasi dan
divestasi BUMN harus memenuhi 3 syarat yaitu waktu, harga,
dan jumlah.
Pada era paruh waktu Kabinet Indonesia Bersatu terdapat 126
BUMN yang untung sebesar Rp. 45 triliun dan 13 BUMN yang
rugi sebesar Rp. 1,173 triliun.
Kontribusi BUMN terhadap keuangan negara tahun 2006 Rp.
68,8 triliun.
Setoran pajak dari BUMN pada tahun 2006 mencapai Rp. 45,3
triliun. Kontribusi dari privatisasi sebesar Rp. 2,1 triliun (hanya 1
BUMN-PT Gas Negara).

05/16/2020 Dr. Hasan Rachmany, Ak., MA. 13


BUMN pada Era Paruh Waktu kedua Kabinet
Indonesia Bersatu
Konsep yang dipegang pada era ini adalah rightsizing dengan
melalui pembentukan holding yang dilanjutkan dengan go
public.
Program ini telah berjalan tetapi terkendala dengan krisis global
yang menyebar dari Amerika Serikat.
Hasil yang dicapai dalam era ini adalah tahun 2008
menghasilkan deviden sebesar Rp. 28,5 triliun dari 30 BUMN.
Pertamina menghasilkan Rp. 30 triliun, Telkom Rp. 12 triliun,
BRI Rp. 6 triliun, Mandiri Rp. 5 triliun, dan BNI Rp. 1,2 triliun.

05/16/2020 Dr. Hasan Rachmany, Ak., MA. 14


Tujuan pembenahan BUMN secara makro adalah untuk
membangun ketahanan ekonomi nasional.

Sebagai korporasi, akuntabilitas BUMN tetap pada


kelembagaannya sendiri, sehingga mampu memberikan
servis yang terbaik yang bermuara kepada perolehan
keuntungan yang optimal.

05/16/2020 Dr. Hasan Rachmany, Ak., MA. 15


Prestasi gemilang yang tercapai dari 10 BUMN
(menyumbangkan laba terbesar)
No BUMN Laba (Rugi) Bersih
1. Pertamina 23,7
2. Telkom 10,2
3. BRI 4,4
4. Perusahaan Gas Negara 1,9
5. Bank BNI 1,9
6. Bank Mandiri 1,5
7. Semen Gresik 1,3
8. Aneka Tambang 0,9
9. Jamsostek 0,7
10. PT. Pelabuhan Indonesia 0,7
Total 47,5
Total seluruh BUMN 54,1
jadi prosentase 10 BUMN adalah 87% (Th 2006)

05/16/2020 Dr. Hasan Rachmany, Ak., MA. 16


Kinerja BUMN menjelang akhir Kabinet Indonesia Bersatu I
Kinerja BUMN telah memperlihatkan/mendukung
pertumbuhan ekonomi nasional, perbandingan dapat dilihat
melalui peran belanja BUMN.
Tabel Komposisi Belanja Modal BUMN dan Belanja
Operasional Negara
BUMN Belanja Modal Belanja Operasional
2006 2007 2006 2007
Negara 69,8 73,1 135,1 173,4
BUMN 70,1 114,1 605,5 601,3
Persentase BUMN 100,43 156,09 448,19 346,77
terhadap Negara
Persentase BUMN 2,25 3,23 19,41 17,03
terhadap PDB

05/16/2020 Dr. Hasan Rachmany, Ak., MA. 17

Anda mungkin juga menyukai