TIDUR
“HIPERSOMNI
A”
Fransiska Dina M
1815122
Preceptor :
dr. Ade Kurnia S, Sp. KJ
FISIOLOGI TIDUR
ADD A FOOTER 3
NREM
• EEG menggambarkan gambaran kumparan tidur yang khas, bervoltase rendah, dengan frekuensi 3
Stadium 1 sampai 7 siklus perdetik, yang disebut gelombang teta.
(5%)
• EEG menggambarkan gelombang yang berbentuk pilin (spindle shaped) yang sering dengan frekuensi
12 sampai 14 siklus perdetik, lambat, dan trifasik yang dikenal sebagai kompleks K.
Stadium 2
(45%) • Pada stadium ini orang dapat dibangunkan dengan mudah.
• EEG menggambarkan gelombang yang bervoltase tinggi dengan frekuensi 0,5 sampai 2,5 siklus
Stadium 3 perdetik, yaitu gelombang delta. Orang tidur dengan sangat nyenyak, sehingga sukar dibangunkan.
(12%)
• Gambaran EEG hampir sama dengan stadium 3 dengan perbedaan kuantitatif pada jumlah gelombang
Stadium 4 delta. Stadium 3 dan 4 dikenal dengan nama tidur dalam, atau delta sleep, atau slow wave sleep (SWS)
(13%)
ADD A FOOTER 4
REM
ADD A FOOTER 5
GANGGUAN TIDUR
• Definisi :
Perubahan siklus tidur seseorang menjadi lebih pendek atau bahkan
lebih panjang yang mengakibatkan terganggunya intensitas dan kualitas
tidur seseorang.
ADD A FOOTER 6
KLASIFIKASI
DISSOMNIA
• Merupakan suatu kondisi psikogenik primer dengan ciri gangguan
utama pada jumlah, kualitas, atau waktu tidur yang terkait faktor
emosional.
• Termasuk dari golongan ini adalah insomnia, hipersomnia, dan
gangguan jadwal tidur
PARASOMNIA
• Merupakan peristiwa episodic abnormal yang terjadi selama masa tidur.
• Termasuk dalam golongan ini adalah somnabulisme, terror tidur, dan
night mare. 7
HIPERSOMNIA
DEFINISI
ADD A FOOTER 9
ETIOLOGI
Durasi tidur tidak adekuat
Sleep apnea
Depresi
Idiopatik
ICSD 3, 2014
KLASIFIKASI HIPERSOMNIA
KLASIFIKAS
I
Hipersomnia
Hipersomia Akibat
Primer Gangguan
Jiwa Lain
HIPERSOMNIA PRIMER
Keluhan yang dominan adalah rasa mengantuk berlebihan
untuk waktu sedikitnya 1 bulan (atau kurang jika berulang)
yang tampak baik dengan episode tidur lama
1 2 3
Edukasi Kebiasaan tidur Jadwal tidur
Edukasi mengenai tipe-tipe Membiasakan tidur dalam Menekankan kebutuhan
hipersomnia, perjalanan, waktu 10-20 menit pada untuk jadwal tidur malam
prognosis dan prinsip interval 2-4 jam di siang hari yang teratur
manajemen
4 5
Jadwal tidur Lain-lain
Membiasakan tidur malam 9 Mengurangi kopi, alkohol
jam dan aktivitas pada malam
hari (waktu tidur)
Antipsikosis
Modafinil
Menghambat aksi reuptake dari dopamine,yang
merupakan obat pemicu kesadaran,
Prognosis
Prognosis untuk orang dengan hypersomnia bergantung pada penyebab
gangguan tersebut. Bila hipersomnia disebabkan oleh suatu gangguan mood,
perjalanan klinisnya ditentukan oleh gangguan primer. Hipersomnia idiopatik
dapat berubah selama perkembangan dan dapat membaik seiring
pertambahan usia pada beberapa pasien. Sementara gangguan itu sendiri
tidak mengancam nyawa, tetapi dapat menimbulkan konsekuensi serius,
seperti kecelakaan mobil yang disebabkan tertidur saat mengemudi. Serangan
hipersomnia biasanya berlanjut tanpa batas waktu.