Anda di halaman 1dari 18

GANGGUAN

TIDUR
“HIPERSOMNI
A”
Fransiska Dina M
1815122

Preceptor :
dr. Ade Kurnia S, Sp. KJ
FISIOLOGI TIDUR

• Tidur dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Tipe Rapid Eye


Movement (REM) 2. Tipe Non Rapid
Meliputi 75% dari Eye Movement
keseluruhan waktu tidur
(NREM)
Meliputi 25% dari keseluruhan
waktu tidur
ADD A FOOTER 2
FISIOLOGI TIDUR
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri
dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur
normal antara fase NREM dan REM terjadi secara
bergantian antara 4-6 kali siklus semalam.

ADD A FOOTER 3
NREM

• EEG menggambarkan gambaran kumparan tidur yang khas, bervoltase rendah, dengan frekuensi 3
Stadium 1 sampai 7 siklus perdetik, yang disebut gelombang teta.
(5%)

• EEG menggambarkan gelombang yang berbentuk pilin (spindle shaped) yang sering dengan frekuensi
12 sampai 14 siklus perdetik, lambat, dan trifasik yang dikenal sebagai kompleks K.
Stadium 2
(45%) • Pada stadium ini orang dapat dibangunkan dengan mudah.

• EEG menggambarkan gelombang yang bervoltase tinggi dengan frekuensi 0,5 sampai 2,5 siklus
Stadium 3 perdetik, yaitu gelombang delta. Orang tidur dengan sangat nyenyak, sehingga sukar dibangunkan.
(12%)

• Gambaran EEG hampir sama dengan stadium 3 dengan perbedaan kuantitatif pada jumlah gelombang
Stadium 4 delta. Stadium 3 dan 4 dikenal dengan nama tidur dalam, atau delta sleep, atau slow wave sleep (SWS)
(13%)

ADD A FOOTER 4
REM

• Pada orang dewasa normal terjadi setiap 90 menit.


• Tipe tidur ini tidak begitu tenang.
• Pola tidur REM ditandai dengan adanya gerakan bola mata yang cepat,
tonus otot yang sangat rendah.
• Apabila dibangunkan, hampir setiap orang dapat menceritakan mimpinya.
• Denyut nadi bertambah, dan pada laki-laki terjadi ereksi penis, tonus otot
menunjukkan relaksasi yang dalam.

ADD A FOOTER 5
GANGGUAN TIDUR

• Definisi :
Perubahan siklus tidur seseorang menjadi lebih pendek atau bahkan
lebih panjang yang mengakibatkan terganggunya intensitas dan kualitas
tidur seseorang.

ADD A FOOTER 6
KLASIFIKASI

DISSOMNIA
• Merupakan suatu kondisi psikogenik primer dengan ciri gangguan
utama pada jumlah, kualitas, atau waktu tidur yang terkait faktor
emosional.
• Termasuk dari golongan ini adalah insomnia, hipersomnia, dan
gangguan jadwal tidur
PARASOMNIA
• Merupakan peristiwa episodic abnormal yang terjadi selama masa tidur.
• Termasuk dalam golongan ini adalah somnabulisme, terror tidur, dan
night mare. 7
HIPERSOMNIA
DEFINISI

• Hipersomnia (DSM V: hypersomnolence disorder)


adalah gangguan tidur yang dicirikan dengan rasa
kantuk berlebih dan dibuktikan dengan kebutuhan
untuk tidur yang berlebihan, durasi tidur lama,
atau kesulitan bangun setelah periode tidur
panjang.
• ICD X dan International Classification of Sleep
Disorders, menggambarkan hypersomnia sebagai
kantuk yang berlebihan (excessive daytime
sleepiness), atau kecenderungan tertidur di siang
hari yang tidak hanya disebabkan kekurangan tidur
(American Psychiatric Association, 2013).
(ICD X 1993; AASM, 2005).
8
EPIDEMIOLOGI

• Hipersomnia dianggap sebagai penyakit langka lebih jarang dibandingkan


insomnia
• Berdasarkan National Sleep Foundation melaporkan hipersomnia 0,3 % -
4,0 % orang dewasa, 5% - 10% dewasa muda dan dewasa menengah,
20%- 30% lanjut usia jatuh tertidur disiang hari dan adanya serangan tidur
disiang hari
• Tidak ada perbedaan jenis kelamin pada penyakit hipersomnia.

ADD A FOOTER 9
ETIOLOGI
Durasi tidur tidak adekuat

Penyalahgunaan obat dan alkohol

Sleep apnea

Gangguan irama sirkadian

Depresi

Cedera kepala atau penyakit saraf, misalnya multiple sclerosis

Idiopatik
ICSD 3, 2014
KLASIFIKASI HIPERSOMNIA

KLASIFIKAS
I
Hipersomnia
Hipersomia Akibat
Primer Gangguan
Jiwa Lain
HIPERSOMNIA PRIMER
Keluhan yang dominan adalah rasa mengantuk berlebihan
untuk waktu sedikitnya 1 bulan (atau kurang jika berulang)
yang tampak baik dengan episode tidur lama

Rasa mengantuk yang berlebihan menyebabkan penderita


yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi sosial,
pekerjaan, atau area fungsi penting lain

Gangguan ini tidak hanya terjadi selama perjalanan


gangguan jiwa lain ( seperti gangguan depresif berat,
gangguan ansietas menyeluruh, delerium)

Gangguan ini bukan disebabkan efek fisiologis langsung


suatu zat ( seperti penyalahgunaan obat, suatu obat) atau
keadaan medis umum.
HIPERSOMNIA AKIBAT GANGGUAN JIWA
LAIN

Keluhan yang dominan adalah rasa mengantuk berlebihan


setidaknya 1 bulan seperti adanya episode tidur malam atau
episode siang hari yang terjadi hampir setiap hari

Rasa mengantuk yang berlebihan menyebabkan penderita


yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi sosial,
pekerjaan, atau area fungsi penting lain

 Hipersomnia dianggap terkait dengan gangguan Aksis I


atau Aksis II lain (contoh, gangguan depresif berat,
gangguan distimik) tetapi cukup berat

Gangguan ini tidak disebabkkan efek fisiologis langsung


suatu zat (contoh penyalahgunaan obat, suatu obat) atau
keadaan medis umum.
Kriteria diagnosis hipersomnia terkait gangguan
jiwa
DSM IV hipersomnia primer
Keluhan yang menonjol adalah mengantuk Mengantuk berlebihan di siang hari
01 berlebihan di siang hari selama
sekurangnya 1 bulan (atau lebih singkat
02 menyebabkan
bermakna
penderitaan
secara klinis
yang
atau
jika rekuren) seperti yang ditunjukkan oleh gangguan dalam fungsi sosial,
episode tidur yang memanjang atau pekerjaan, atau fungsi penting lain.
episode tidur siang hari yang terjadi hampir
setiap hari.
Mengantuk berlebihan di siang hari tidak dapat diterangkan oleh insomnia dan tidak terjadi
03 semata-mata selama perjalanan gangguan tidur lain (misalnya narkolepsi, gangguan tidur
berhubungan pernafasan, gangguan tidur irama sirkadian, atau parasomnia) dan tidak dapat
diterangkan oleh jumlah tidur yang tidak adekuat.
Gangguan bukan karena efek fisiologis
Gangguan tidak terjadi semata- 05 langsung dari suatu zat (misalnya, obat
04 mata selama perjalanan gangguan
lain.
yang disalah gunakan, medikasi) atau
suatu kondisi medis umum.

Your Date Here 14


Kriteria diagnosis hipersomnia terkait gangguan jiwa
PPDGJ III  hipersomnia non organik (F51.1)
Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya
01 sleep attacks (tidak disebabkan oleh jumlah tidur yang
kurang), dan atau transisi yang memanjang dari saat
mulai bangun tidur sampai sadar sepenuhnya 05
(sleep drunkenness) 
Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1
Bila hipersomnia hanya
02 bulan atau berulang dengan kurun waktu yang lebih
pendek, menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan
merupakan salah satu gejala
dari gangguan jiwa lain,
mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan
misalnya gangguan afektif,
Tidak ada gejala tambahan “narcolepsy” (cataplexy, maka diagnosis harus sesuai
dengan gangguan yang
03 sleep paralysis, hypnagonic, hallucination) atau bukti
klinis untuk “sleep apnoe” (nocturnal breath cessation, mendasarinya. Diagnosis
typical intermittent snoring sounds, etc) hipersomnia psikogenik
harus ditambahkan bila
hipersomnia merupakan
Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang
04 menunjukkan gejala rasa kantuk pada siang hari
keluhan yang dominan dari
penderitaan dengan
gangguan jiwa lainnya
Your Date Here 15
Penatalaksanaan
Pendekatan Non Farmakologi YOUR LOGO

1 2 3
Edukasi Kebiasaan tidur Jadwal tidur
Edukasi mengenai tipe-tipe Membiasakan tidur dalam Menekankan kebutuhan
hipersomnia, perjalanan, waktu 10-20 menit pada untuk jadwal tidur malam
prognosis dan prinsip interval 2-4 jam di siang hari yang teratur
manajemen

4 5
Jadwal tidur Lain-lain
Membiasakan tidur malam 9 Mengurangi kopi, alkohol
jam dan aktivitas pada malam
hari (waktu tidur)

Your Date Here Your Footer Here 16


FARMAKOLOGI
Antidepresan dengan sifat stimulan (misalnya atomoxetine)

Antipsikosis

Amfetamin meningkatkan pelepasan katekolamin yang


mengakibatkan jumlah neurotransmiter golongan
monoamine (dopamin, norepinefrin, dan serotonin) dari
saraf pra-sinapsis meningkat
Methylphenidate
Secara khusus adalah inhibitor reuptake dopamin

Modafinil
Menghambat aksi reuptake dari dopamine,yang
merupakan obat pemicu kesadaran,
Prognosis
Prognosis untuk orang dengan hypersomnia bergantung pada penyebab
gangguan tersebut. Bila hipersomnia disebabkan oleh suatu gangguan mood,
perjalanan klinisnya ditentukan oleh gangguan primer. Hipersomnia idiopatik
dapat berubah selama perkembangan dan dapat membaik seiring
pertambahan usia pada beberapa pasien. Sementara gangguan itu sendiri
tidak mengancam nyawa, tetapi dapat menimbulkan konsekuensi serius,
seperti kecelakaan mobil yang disebabkan tertidur saat mengemudi. Serangan
hipersomnia biasanya berlanjut tanpa batas waktu.

Your Date Here Your Footer Here 18

Anda mungkin juga menyukai