Anda di halaman 1dari 19

RESPON SEKSUAL

By. fitriani
Setelah melewati masa remaja, setiap orang
akan merasakan suatu dorongan seksual.
Dorongan seksual adalah perasaan erotis terhadap
lawan jenis, dengan tujuan akhir melakukan
hubungan seksual.
Pada awal masa remaja, dorongan seksual
muncul karena pengaruh hormon testosteron pada
pria. Namun demikian, berbagai faktor lain ternyata
juga berperan dalam menimbulkan dorongan
seksual, seperti faktor psikis, rangsangan seksual
dari luar, dan pengalaman seksual sebelumnya
Dorongan seksual akan semakin kuat jika
ada rangsangan dari luar, baik yang bersifat
fisik maupun psikis. Rangsangan itu dapat
berupa audiovisual maupun sentuhan.
Segala sesuatu yang didasari oleh
dorongan atau gairah seksual disebut
sebagai aktivitas seksual. Sebagian orang
merasa puas dengan hanya melakukan
aktivitas seksual tanpa hubungan seks,
namun sebagian lainnya berhasrat untuk
melanjutkan aktivitas seksualnya sampai ke
berhubungan seks (bersetubuh, koitus).
Para ahli seks telah mengatakan siklus
respon seksual terdiri dari beberapa tahapan
atau fase berdasarkan perubahan anatomi
dan faal pada saat terjadinya hubungan
seks, siklus respons seksual pada pria dan
wanita dapat dibagi menjadi 4 fase. Fase
tersebut adalah :
 Fase Perangsangan (Excitement Phase)

 Fase Dataran Tinggi (Plateau Phase)

 Fase Orgasme (Orgasmic Phase)

 Fase Resolusi (Resolution Phase)


1. FASE PERANGSANGAN
(EXCITEMENT PHASE)
Fase Perangsangan (Excitement Phase) adalah
tahap pertama pada siklus respon seksual,
dimana Adanya keinginan untuk melakukan
hubungan seksual yang dapat berlangsung dari
beberapa menit sampai beberapa jam.
Pemacu dapat berasal dari rangsangan erotik
maupun non erotik, seperti  pandangan, suara,
bau, lamunan, pikiran, dan mimpi. Sedangkan
Pemacu non-erotik biasanya karena adanya
rangsangan pada alat kelamin bagian dalam.
Kadang-kadang, fase perangsangan ini
berlangsung singkat dan segara masuk ke fase
plateau.
 Pada lelaki  :  Fantasi atau daya khayal
terhadap kenikmatan pengalaman
hubungan seksual yang pernah di alami
dapat membangkaitkan hasrat bercinta.
 Pada wanita : Komunikasi yang sifatnya
memuji kelebihan dalam dirinya kemudian
dilanjutkan dengan komunikasi yang
mengarah ke hal – hal  sensual akan
menimbulkan reaksi kenyamanan terhadap
pasangan dan pasti rileks.
Pada fase ini bangkitnya gairah dapat
disertai oleh respon-respon phisik dan
mental atau rangsangan fisik:

 Meningkatnya tekanan otot-otot


 Denyut jantung yang semakin cepat dan
nafas yang memburu
 Kulit yang menjadi memerah (terkadang
timbul semburat merah di sekitar dada
dan punggung)
 Puting yang mengeras
 Aliran darah menuju organ genital yang
meningkat, yang berakibat klitoris dan
labia minora (bibir vagina dalam) pada
wanita menjadi basah serta penis pria
menegang.
 Organ intim (vagina) wanita secara
umum menjadi basah.
 Payudara menjadi tegang dan seakan-
akan penuh serta organ intim wanita
merekah.
 Testis pria akan mengembang dan
scrotum akan penuh cairan yang siap
dikeluarkan.
2. Fase Dataran Tinggi (Plateau Phase)

Fase Dataran Tinggi (Plateau Phase)


adalah fase kedua dari respon seksual
dimana fase ini merupakan kelanjutan
tahap exitement atau rangsangan awal
yang berupa bangkitan seksual mencapai
derajat tertinggi yaitu sebelum mencapai
ambang batas yang diperlukan untuk
terjadinya orgasme.
Rangsangan berupa sentuhan langsung
pada organ genital, mendengar desahan
atau kata – kata romantis, melihat sesuatu
yang erotis dan membau aroma yang 
sensual dapat menimbulkan mekanisme
fisiologis dalam tubuh seperti peningkatan
kadar adrenalin dalam darah, peningkatan
kontraksi otot , tekanan darah, frekuensi
denyut nadi  serta irama nafas yang
memburu lebih meningkat dibandingkan
pada fase excitement.
Pada fase ini bangkitnya gairah dapat disertai
oleh respon-respon phisik antara lain :
 Organ intim wanita yang semakin
mengembang karena meningkatnya aliran
darah serta perubahan kulit sekitar organ
intim menjadi ke-ungu-an dan menjadi lebih
gelap.
 Klitoris yang menjadi semakin sensitif
(bahkan terkadang nyeri bila disentuh) dan
terkadang kembali masuk tertutup klitoris
untuk menghindari perangsangan oleh penis.
 Adanyapeningkatan dalam tingkat
pernapasan, denyut jantung, dan tekanan
darah
 Otot mengejang di kaki, muka dan
tangan
 Testis naik ke dalam skrotum
 Meningkatnya ketegangan otot
3.FASE ORGASME (ORGASMIC PHASE)
Fase Orgasme (Orgasmic Phase) adalah
fase ketiga dalam siklus respon seksual
yaitu pelepasan tiba-tiba ketegangan seksul
yang terkumpul, yang mengakibatkan
kontraksi otot ritmikdi daerah pinggul yang
menghasilkan sensasi kenikmatan yang
tinggi dan diikuti relaksasi yang cepat. Ini
biasanya berlangsung untuk beberapa
detik.
Orgasme adalah perasaan kepuasan
seks yang bersifat fisik dan psikologik dalam
aktivitas seks sebagai akibat pelepasan
memuncaknya ketegangan seksual (sexual
tension) setelah terjadi fase rangsangan
yang memuncak pada fase plateau.
Perbedaan intensitas orgasme dapat
disebabkan faktor fisik, seperti kelelahan
dan lamanya waktu sejak orgasme terakhir,
sekaligus juga faktor psikososial, termasuk
suasana hati, hubungan dengan pasangan,
aktivitas, harapan, dan perasaan mengenai
pengalaman itu.
Pada fase ini bangkitnya gairah dapat
disertai oleh respon-respon phisik antara lain
:

 Kontraksi otot yang tak beraturan dan


tidak terkontrol
 Tekanan darah, denyut jantung dan nafas
berada dalam kondisi puncak dengan
kebutuhan oksigen yang masimal.
 Otot sekitar kaki yang mengejang penuh.
 Pelepasan yang tiba-tiba dari tekanan
seksual
 Pada wanita organ intim akan
berkontraksi, rahim akan terus
berkontraksi
 Pada pria, kontraksi ritmis otot pada
pangkal penis akan mengakibatkan
ejakulasi dan pengeluaran semen.
 Gerakan tubuh tak beraturan akan
berlanjut dan keringat akan cenderung
keluar dari pori-pori tubuh.
4.FASE RESOLUSI (RESOLUTION
PHASE)
Fase Resolusi (Resolution Phase)
adalah fase terakhir pada siklus respon
seksual yaitu merupakan fase yang
mengembalikan keadaan genitalia dan
sistem-sistem tubuh kembali ke
keadaan semula (sebelum terangsang),
dalam kondisi ini tubuh mengalami
relaksasi  sehingga terasa lebih ringan
dan beban seolah telah lepas. Pada fase
ini juga dihasilkan feniletilamin yang
mempengaruhi perasaan senang.
 Pada lelaki  :  Dalam kondisi ini pria berada
pada periode refrakter yang artinya tidak
dapat dirangsang.
 Pada wanita  : Fase ini memungkinkan
seorang wanita memperoleh multiorgasme
karena kebalikan dari lelaki, pada kondisi
ini wanita dapat dirangsang kembali dan
mendapat orgasme berulang yang lebih
nikmat dari sebelumnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai