@m3
FILOSOFI JAMINAN SOSIAL
JAMINAN SOSIAL : TANTANGAN GLOBAL
“ Memberikan Perlindungan & Peningkatan
kesejahteraan bagi para pekerja serta
1. Cakupan Kepesertaan
memberikan terobosan ke arah pertumbuhan
2. Ketidaksetaraan antar siklus kehidupan
ekonomi berbasis industri dan inovasi untuk
3. Mempekerjakan pekerja muda
mewujudkan pertumbuhan yang agresif melalui
4. Pasar Tenaga Kerja & Ekonomi Digital
optimalisasi layanan yang sempurna dan
5. Kesehatan & Perawatan Jangka Panjang
komunikasi efektif”
6. Risiko Baru, Kegoncangan dan Kejadian
Ekstrim
7. Perlindungan Pekerja Migran
8. Transisi Teknologi
9. Meningkatnya Ekspektasi Publik
PRINSIP SISTEM JAMSOS (SJSN)
Jaminan Sosial SOSIALISASI MASIF & TERUKUR, OPTIMALISASI KANAL KEPESERTAAN &
IURAN , KOLABORASI & MONEV, LAW ENFORCEMENT”.
Ketenagakerjaan
2
@m3 @m3
Target & Realisasi
Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
TARGET
TAHUN PU JAKON BPU TOTAL
CAKUPAN KEPESERTAAN BPJS
2017 16.924.055 7.481.859 1.750.000 26.155.914
Sesuai dengan Hasil Review RPJMN 2015- 2019 2018 19.476.319 7.755.584 2.420.928 29.652.831
terkait SJSN Bidang Ketenagakerjaan (update per
9 Februari 2017) 2019 22.778.583 8.033.829 3.541.586 34.354.268
REALISASI
TAHUN PU JAKON BPU TOTAL
CAKUPAN KEPESERTAAN BPJS
2017 16.068.453 8.459.410 1.714.169 26.242.032
Realisasi total peserta aktif atau peserta yang 2018 18.079.871 9.903.849 1.773.442 29.757.162
masih membayar iuran dan belum berhenti
bekerja (update per November 2018) 2019 N/A N/A N/A N/A
“Kepesertaan non aktif per Nov 2018 sebesar 20.017.862 (PU = 19.496.128; BPU = 521.734)
selisih 9.739.300 (32,7%) dari kepesertaan aktif sebesar 29.757.162”
3
@m3
Upaya Mengejar Ketertinggalan
Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
JAMSOS
TENAGA
KERJA
“Pelaksanaan Program Kembali Bekerja “ Jamsos menjadi JARING PENGAMAN
melalui Vokasi (untuk mendukung tujuan Kesejahteraan Tenaga Kerja melalui alternative
akhir Unemployment Benefit, kesiapan Active pembiayaan yang dapat dimulai dengan melakukan
Labour Market Policies (ALMP) & pemetaan dan realokasi anggaran K/L untuk
Pengembangan Skill Development Fund kesejahteraan pekerja dan sinergi data seluruh
(SDF)” penduduk yang terlindungi dalam program SJSN”.
4
@m3
MANFAAT UTAMA PROGRAM JAMSOS
REKOMENDASI 01
1. Peningkatan Pelayanan;
02 OPTIMALISASI
2. Jamsos diperlukan untuk menjamin stabilitas bekerja
dan menciptakan masyarakat produktif 1. Housing Benefit;
3. Integrasi sistem Jamsos; 2. Diskon dengan co-marketing;
4. Koordinasi penyelenggara jamsos, institusi 3. Beasiswa;
ketenagakerjaan, institusi pendidikan pelatihan untuk 4. Vocational Training.
meningkatkan kelayakan kerja;
5. Adaptasi sistem jamsos akibat pergeseran ekonomi
tradisional ke digital dari aspek pembiayaan, layanan
& kerangka hukum;
6. Pengelolaan risiko yang lebih luas cakupan;
7. Perlindungan penuh Hak Jamsos pekerja migran;
8. Mobile technology, big data & e-government;
9. Peningkatan public trust melalui pola inklusif untuk
mendorong partisipasi masyarakat;
10. Regulator yang open minded & overview.
5
@m3
Pengupahan : Tantangan (Digitalisasi & Otomatisasi)
1. Pengantian peran manusia oleh mesin;
2. Integrasi ekonomi lintas batas negara;
3. Khusus dalam bidang pengupahan, yaitu:
a. Pemasyarakatan sistem pengupahan yang berbasis
produktifitas & berdaya saing
b. Basis pengupahan yang lebih flexible (seperti upah dalam
satuan waktu (hourly wages))
4. Penyusunan regulasi yang dapat mengakomodir digitalisasi dan
otomatisasi.
Perumusan Kebijakan
inovatif dengan
pemanfaatan teknologi
digital
7
@m3
Kebijakan Pengupahan Yang
Berkeadilan Di Era Ekonomi Digital
Perkembangan industri saat ini telah memasuki era Penetapan UM di era digital didasarkan kebutuhan
hidup pekerja untuk hidup layak bekerja, serta
industri digital, yang ditandai dengan implementasi peningkatan penegakan hukum.
teknologi automasi dan mesin yang terintergrasi dengan Untuk upah diatas UM , fokus pada negosiasi upah
secara bipartit di perusahaan
jaringan internet
Perlunya regulasi pengupahan sederhana, adil,
produktif, berdaya saing, fleksibel, serta safety net
(khususnya pekerja masa kerja kurang dari 1 tahun)
8
@m3
Penetapan Upah
UPAH MINIMUM UPAH DI PERUSAHAAN
1. Ditetapkan oleh pemerintah Mengacu pada UM
berdasarkan KHL dan dengan 1. Ditetapkan oleh Gubernur
memperhatikan produktivitas & 2. Sebagai safety net
pertumbuhan ekonomi 3. Berlaku bagi pekerja dengan masa
2. Menggunakan “Formula Perhitungan kerja kurang dari 1(satu) tahun
UM”
3. UM Sebagai jaring pengaman berlaku
bagi pekerja degan masa kerja kurang Berdasarkan Struktur & Skala Upah
dari 1 (satu) tahun 1. Wajib disusun oleh pengusaha
4. Gubernur wajib menetapkan UMP 2. Didasarkan pada kemampuan
secara serentak setiap 1 November perusahaan & memperhatikan UM
5. UM : wajib (UMP) yang berlaku
dapat (UMSP, UMK, UMSK) 3. Dapat ditinjau oleh pengusaha
6. UMK ditetapkan selambatnya setiap 21 4. Menciptakan suasana kondusif bagi
November peningkatan profesionalisme &
7. UMP dan UMK yang ditetapkan produktivitas
Gubernur berlaku mulai tanggal 1 Januari
tahun berikutnya
9
@m3
Formula Perhitungan Upah Minimum
“Upah minimum yang akan ditetapkan adalah upah minimum tahun
berjalan ditambah dengan hasil perkalian antara upah minimum tahun
berjalan dengan penjumlahan tingkat inflasi tahun berjalan dan
tingkat pertumbuhan ekonomi Nasional tahun berjalan”
Melalui
SKPD Ketenagakerjaan
Perhitungan UMP
Menggunakan Formula
10
@m3
ATURAN BARU DALAM PENETAPAN UM
Permenakertrans No. 7/2013 Permenaker No.15/2018
Ada Peta Jalan Pencapaian KHL bagi IPK yang ditetapkan Tidak diatur kembali ketentuan pencapaian KHL bagi perusahaan
oleh Gubernur IPK tertentu
Tidak ada ketentuan mengenai waktu peninjauan KHL KHL ditinjau setiap 5 (lima) tahun sekali
Tidak ada penegasan kewajiban penetapan UMP Penegasan kewajiban penetapan UMP
Adanya ketentuan data dan infomasi yang dibutuhkan dalam Memperjelas variabel yang digunakan dalam pelaksanaan
penentuan sektor unggulan kajian untuk penentuan sektor unggulan
11
Penetapan Upah Minimum Sektoral
I. Gubernur dapat menetapkan UMSP dan/atau UMSK.
II. UMSP dan/atau UMSK ditetapkan berdasarkan hasil kesepakatan Asosiasi Pengusaha
pada Sektor dengan Serikat Pekerja/Serikat Buruh pada Sektor yang bersangkutan.
III. Besaran UMSP & UMSK ditetapkan sebagai berikut:
a. UMSP harus lebih besar dari UMP Diawali dengan kajian tentang
b. UMSK harus lebih besar dari UMK Sektor Unggulan oleh Dewan
Pengupahan
Berdasarkan hasil kajian tersebut, 01
Dewan Pengupahan
MENETAPKAN ADA atau TIDAK 02 Dalam hal terdapat Sektor
ada Sektor Unggulan. Unggulan, Dewan Pengupahan
MENYAMPAIKAN hasil kajian
kepada Asosiasi Pengusaha
03 pada Sektor dan Serikat
Apabila perundingan mencapai Pekerja/Serikat Buruh pada
KESEPAKATAN, Asosiasi Pengusaha Sektor yang bersangkutan
pada Sektor dan Serikat untuk DIRUNDINGKAN
Pekerja/Serikat Buruh pada Sektor 04
yang bersangkutan MENYAMPAIKAN
hasil kesepakatan kepada gubernur Dalam hal perundingan
melalui Dinas Provinsi untuk dapat TIDAK MENCAPAI
DITETAPKAN UMS. 05 KESEPAKATAN, gubernur
TIDAK DAPAT
MENETAPKAN UMS.
12
@m3
Upah Minimum Sektoral
Untuk menetapkan UMSP dan/atau UMSK, Dewan Pengupahan Provinsi atau
Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota melakukan kajian mengenai variabel :
13
@m3
Dewan Pengupahan Penetapan Upah UM yang telah Belum ada Sistem
dianggap hanya Minimum Sektoral ditetapkan tidak Pengupahan
bertugas untuk (UMS) yang tidak dapat dilaksanakan Nasional yang
melaksanakan Survey sesuai dengan aturan oleh Usaha Mikro, sistematis dan
Kebutuhan Hidup yang berlaku Kecil, dan Menengah realistis untuk
Layak (KHL) (UMKM) diterapkan.
Masih terdapat
Terbatasnya data perbedaan persepsi
Isu-Isu yang terkait
dengan
dan pandangan
tentang peraturan
Aktual pengupahan pengupahan
14
@m3
Solusi Menyikapi
Isu Aktual Optimalisasi Dialog Sosial dalam
01 rangka perumusan Peta Jalan
Pengupahan
Optimalisasi Pembinaan
Peningkatan Kapasitas
Mediator HI tentang 07 02 Pengupahan melalui Bimtek,
Sosialiasi, Dialog Sosial (dana
Pengupahan APBN, APBD)
Menyiapkan
Data base Pengupahan 06
Kajian bidang pengupahan oleh
05 04 Depenas, Depeprov,
Depekab/kota
Mengembangkan Sistem
Pengupahan Nasional
15
@m3
Peran Disnaker
STRUKTUR & SKALA UPAH (SSU) PENINGKATAN KEPESERTAAN
16
@m3
Keterlibatan para pihak dalam
penyelenggaraan Jamsos
PRESIDEN
KEMENTERIAN
DJSN OJK BPK
KETENAGAKERJAAN
BPJS
KETENAGAKERJAAN
• Perencanaan dan
• Data orang miskin • Pendanaan • Nomer Identitas • Outsourching
• Data Kepesertaan • Data Kepesertaan • Sosialisasi monev pembangunan
dan kebijakan tunggal nasional Pelayanan
fisikal • Data Kependudukan • Sosialisasi
ASOSIASI PEMDA KEMENKEU KEMENDAGRI KEMENKOMINFO BAPPENAS Pihak Ketiga (Seperti
Bank, Kantor Pos)
Direktorat Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial &
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Kementerian Ketenagakerjaan R.I
Gd.Kementerian Ketenagakerjaan
Jl. Jend Gatot Subroto Kav.51, Jakarta Selatan
18
DIREKTORAT JENDERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
JENDERAL HUBUNGAN
PEMBINAAN INDUSTRIAL
HUBUNGAN DANDAN
INDUSTRIAL JAMINAN SOSIAL
JAMINAN TENAGA
SOSIAL KERJA
TENAGA KERJA
19
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
500,000
400,000
300,000
204,920
200,000
124,670
101,215 100,066
100,000
0
2014 2015 2016 2017 2018