Anda di halaman 1dari 25

BAHAN PAPARAN

DIRJEN PHI DAN JAMSOS


PADA RAKORNAS NAKER
“UPAYA PENINGKATAN KEPESERTAAN JAMSOS TENAGA
KERJA DAN PENGUPAHAN YANG BERKEADILAN DI ERA
DIGITALISASI”
JAKARTA,HOTEL BIDAKARA, 7 – 9 JANUARI 2019

@m3
FILOSOFI JAMINAN SOSIAL
JAMINAN SOSIAL : TANTANGAN GLOBAL
“ Memberikan Perlindungan & Peningkatan
kesejahteraan bagi para pekerja serta
1. Cakupan Kepesertaan
memberikan terobosan ke arah pertumbuhan
2. Ketidaksetaraan antar siklus kehidupan
ekonomi berbasis industri dan inovasi untuk
3. Mempekerjakan pekerja muda
mewujudkan pertumbuhan yang agresif melalui
4. Pasar Tenaga Kerja & Ekonomi Digital
optimalisasi layanan yang sempurna dan
5. Kesehatan & Perawatan Jangka Panjang
komunikasi efektif”
6. Risiko Baru, Kegoncangan dan Kejadian
Ekstrim
7. Perlindungan Pekerja Migran
8. Transisi Teknologi
9. Meningkatnya Ekspektasi Publik
PRINSIP SISTEM JAMSOS (SJSN)

Seputar “ Kepesertaan bersifat wajib, bertahap, untuk mencapai Ekspansi &


Kualitas Kepesertaan yang dilakukan melalui strategi :

Jaminan Sosial SOSIALISASI MASIF & TERUKUR, OPTIMALISASI KANAL KEPESERTAAN &
IURAN , KOLABORASI & MONEV, LAW ENFORCEMENT”.

Ketenagakerjaan

2
@m3 @m3
Target & Realisasi
Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
TARGET
TAHUN PU JAKON BPU TOTAL
CAKUPAN KEPESERTAAN BPJS
2017 16.924.055 7.481.859 1.750.000 26.155.914
Sesuai dengan Hasil Review RPJMN 2015- 2019 2018 19.476.319 7.755.584 2.420.928 29.652.831
terkait SJSN Bidang Ketenagakerjaan (update per
9 Februari 2017) 2019 22.778.583 8.033.829 3.541.586 34.354.268

REALISASI
TAHUN PU JAKON BPU TOTAL
CAKUPAN KEPESERTAAN BPJS
2017 16.068.453 8.459.410 1.714.169 26.242.032
Realisasi total peserta aktif atau peserta yang 2018 18.079.871 9.903.849 1.773.442 29.757.162
masih membayar iuran dan belum berhenti
bekerja (update per November 2018) 2019 N/A N/A N/A N/A

“Kepesertaan non aktif per Nov 2018 sebesar 20.017.862 (PU = 19.496.128; BPU = 521.734)
selisih 9.739.300 (32,7%) dari kepesertaan aktif sebesar 29.757.162”
3
@m3
Upaya Mengejar Ketertinggalan
Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Masalah seputar kepesertaan jamsos Inisiatif Strategik


1. Pergerakan trend kepesertaan PU ke BPU; 1. Pembentukan mall, pasal, desa sadar
2. Belum terpenuhinya akses layanan & manfaat jamsosnaker;
jamsos secara adil merata; 2. Perluasan Channel Pemasaran melalui PERISAI
3. Kontinuitas pembayaran iuran; dan optimalisasi channel OSS;
4. Hambatan kepesertaan non aktif, perusahaan daftar 3. Paritrana Award Tahun 2019;
sebagian & masih belum memenuhi Perusahaan 4. Penyusunan Roadmap & Kebijakan Strategik
Wajib Daftar. Wasrik.

JAMSOS
TENAGA
KERJA
“Pelaksanaan Program Kembali Bekerja “ Jamsos menjadi JARING PENGAMAN
melalui Vokasi (untuk mendukung tujuan Kesejahteraan Tenaga Kerja melalui alternative
akhir Unemployment Benefit, kesiapan Active pembiayaan yang dapat dimulai dengan melakukan
Labour Market Policies (ALMP) & pemetaan dan realokasi anggaran K/L untuk
Pengembangan Skill Development Fund kesejahteraan pekerja dan sinergi data seluruh
(SDF)” penduduk yang terlindungi dalam program SJSN”.

4
@m3
MANFAAT UTAMA PROGRAM JAMSOS

REKOMENDASI 01
1. Peningkatan Pelayanan;
02 OPTIMALISASI
2. Jamsos diperlukan untuk menjamin stabilitas bekerja
dan menciptakan masyarakat produktif 1. Housing Benefit;
3. Integrasi sistem Jamsos; 2. Diskon dengan co-marketing;
4. Koordinasi penyelenggara jamsos, institusi 3. Beasiswa;
ketenagakerjaan, institusi pendidikan pelatihan untuk 4. Vocational Training.
meningkatkan kelayakan kerja;
5. Adaptasi sistem jamsos akibat pergeseran ekonomi
tradisional ke digital dari aspek pembiayaan, layanan
& kerangka hukum;
6. Pengelolaan risiko yang lebih luas cakupan;
7. Perlindungan penuh Hak Jamsos pekerja migran;
8. Mobile technology, big data & e-government;
9. Peningkatan public trust melalui pola inklusif untuk
mendorong partisipasi masyarakat;
10. Regulator yang open minded & overview.
5
@m3
Pengupahan : Tantangan (Digitalisasi & Otomatisasi)
1. Pengantian peran manusia oleh mesin;
2. Integrasi ekonomi lintas batas negara;
3. Khusus dalam bidang pengupahan, yaitu:
a. Pemasyarakatan sistem pengupahan yang berbasis
produktifitas & berdaya saing
b. Basis pengupahan yang lebih flexible (seperti upah dalam
satuan waktu (hourly wages))
4. Penyusunan regulasi yang dapat mengakomodir digitalisasi dan
otomatisasi.

Pekerjaan Terdapat 37 % jenis pekerjaan


yang akan hilang
Masa Depan Pekerjaan dengan skill
rendah akan mengalami
penurunan drastis
Pekerjaan dengan skill tinggi
dan sulit diotomatisasi akan
terjadi peningkatan 6
@m3
Langkah Hadapi Ekonomi Digital (Bidang HI)

Review & tata ulang


aspek dalam hubungan
kerja
Adanya potensi
Indonesia menjadi 7 Integrasi Kebijakan
(tujuh) besar Kekuatan dalam pengembangan
Ekonomi Dunia SDM

Perumusan Kebijakan
inovatif dengan
pemanfaatan teknologi
digital
7
@m3
Kebijakan Pengupahan Yang
Berkeadilan Di Era Ekonomi Digital
 Perkembangan industri saat ini telah memasuki era Penetapan UM di era digital didasarkan kebutuhan
hidup pekerja untuk hidup layak bekerja, serta
industri digital, yang ditandai dengan implementasi peningkatan penegakan hukum.
teknologi automasi dan mesin yang terintergrasi dengan Untuk upah diatas UM , fokus pada negosiasi upah
secara bipartit di perusahaan
jaringan internet
Perlunya regulasi pengupahan sederhana, adil,
produktif, berdaya saing, fleksibel, serta safety net
(khususnya pekerja masa kerja kurang dari 1 tahun)

Membawa perubahan pada pola hubungan kerja, sistem


kerja, dan jenis pekerjaan. (sedikit menyerap tenaga kerja)

Berdampak hilangnya beberapa


Jenis pekerjaan konvensional NAMUN
Munculnya ribuan lapangan pekerjaan baru

8
@m3
Penetapan Upah
UPAH MINIMUM UPAH DI PERUSAHAAN
1. Ditetapkan oleh pemerintah Mengacu pada UM
berdasarkan KHL dan dengan 1. Ditetapkan oleh Gubernur
memperhatikan produktivitas & 2. Sebagai safety net
pertumbuhan ekonomi 3. Berlaku bagi pekerja dengan masa
2. Menggunakan “Formula Perhitungan kerja kurang dari 1(satu) tahun
UM”
3. UM Sebagai jaring pengaman berlaku
bagi pekerja degan masa kerja kurang Berdasarkan Struktur & Skala Upah
dari 1 (satu) tahun 1. Wajib disusun oleh pengusaha
4. Gubernur wajib menetapkan UMP 2. Didasarkan pada kemampuan
secara serentak setiap 1 November perusahaan & memperhatikan UM
5. UM : wajib (UMP) yang berlaku
dapat (UMSP, UMK, UMSK) 3. Dapat ditinjau oleh pengusaha
6. UMK ditetapkan selambatnya setiap 21 4. Menciptakan suasana kondusif bagi
November peningkatan profesionalisme &
7. UMP dan UMK yang ditetapkan produktivitas
Gubernur berlaku mulai tanggal 1 Januari
tahun berikutnya

9
@m3
Formula Perhitungan Upah Minimum
“Upah minimum yang akan ditetapkan adalah upah minimum tahun
berjalan ditambah dengan hasil perkalian antara upah minimum tahun
berjalan dengan penjumlahan tingkat inflasi tahun berjalan dan
tingkat pertumbuhan ekonomi Nasional tahun berjalan”

UMn = UMt + {UMt x ( Inflasit + % ∆ PDBt)}

MEKANISME Upah Upah


Inflasi Pertumbuhan Produk
Minimum Minimum
PENETAPAN yang akan tahun
tahun
berjalan
Domestik Bruto tahun
berjalan
ditetapkan berjalan
UPAH MINIMUM
GUBERNUR
DEPEPROV REKOMENDASI
(PENETAPAN UMP)

Melalui
SKPD Ketenagakerjaan

Perhitungan UMP
Menggunakan Formula
10
@m3
ATURAN BARU DALAM PENETAPAN UM
Permenakertrans No. 7/2013 Permenaker No.15/2018
Ada Peta Jalan Pencapaian KHL bagi IPK yang ditetapkan Tidak diatur kembali ketentuan pencapaian KHL bagi perusahaan
oleh Gubernur IPK tertentu

Tidak menggunakan Formula Penghitungan UM Perhitungan UM menggunakan Formula Penghitungan UM

Tidak ada ketentuan mengenai waktu peninjauan KHL KHL ditinjau setiap 5 (lima) tahun sekali

Tidak ada penegasan kewajiban penetapan UMP Penegasan kewajiban penetapan UMP

Adanya ketentuan data dan infomasi yang dibutuhkan dalam Memperjelas variabel yang digunakan dalam pelaksanaan
penentuan sektor unggulan kajian untuk penentuan sektor unggulan

11
Penetapan Upah Minimum Sektoral
I. Gubernur dapat menetapkan UMSP dan/atau UMSK.
II. UMSP dan/atau UMSK ditetapkan berdasarkan hasil kesepakatan Asosiasi Pengusaha
pada Sektor dengan Serikat Pekerja/Serikat Buruh pada Sektor yang bersangkutan.
III. Besaran UMSP & UMSK ditetapkan sebagai berikut:
a. UMSP harus lebih besar dari UMP Diawali dengan kajian tentang
b. UMSK harus lebih besar dari UMK Sektor Unggulan oleh Dewan
Pengupahan
Berdasarkan hasil kajian tersebut, 01
Dewan Pengupahan
MENETAPKAN ADA atau TIDAK 02 Dalam hal terdapat Sektor
ada Sektor Unggulan. Unggulan, Dewan Pengupahan
MENYAMPAIKAN hasil kajian
kepada Asosiasi Pengusaha
03 pada Sektor dan Serikat
Apabila perundingan mencapai Pekerja/Serikat Buruh pada
KESEPAKATAN, Asosiasi Pengusaha Sektor yang bersangkutan
pada Sektor dan Serikat untuk DIRUNDINGKAN
Pekerja/Serikat Buruh pada Sektor 04
yang bersangkutan MENYAMPAIKAN
hasil kesepakatan kepada gubernur Dalam hal perundingan
melalui Dinas Provinsi untuk dapat TIDAK MENCAPAI
DITETAPKAN UMS. 05 KESEPAKATAN, gubernur
TIDAK DAPAT
MENETAPKAN UMS.
12
@m3
Upah Minimum Sektoral
Untuk menetapkan UMSP dan/atau UMSK, Dewan Pengupahan Provinsi atau
Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota melakukan kajian mengenai variabel :

KBLI adalah klasifikasi rujukan yang digunakan untuk mengklasifikasikan


01 KATEGORI USAHA SESUAI KLASIFIKASI aktivitas/kegiatan ekonomi ke dalam beberapa lapangan usaha/bidang
BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA (KBLI) usaha yang dibedakan berdasarkan jenis kegiatan ekonomi yang
5 (LIMA) DIGIT menghasilkan produk/output baik berupa barang maupun jasa.

02 • Memiliki Kekayaan bersih lebih dari Rp. 10.000.000.000 tidak


termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
PERUSAHAAN DENGAN SKALA BESAR • Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 50.000.000.000
(UU No.20/2008 tentang UMKM)

03 Nilai tambah = nilai output (nilai produksi) dikurangi biaya


PERTUMBUHAN NILAI TAMBAH antara yaitu bahan baku dan bahan2 pendukung
produksi

04 Produktivitas tenaga kerja adalah nilai tambah


PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA dibagi banyaknya tenaga kerja.

13
@m3
Dewan Pengupahan Penetapan Upah UM yang telah Belum ada Sistem
dianggap hanya Minimum Sektoral ditetapkan tidak Pengupahan
bertugas untuk (UMS) yang tidak dapat dilaksanakan Nasional yang
melaksanakan Survey sesuai dengan aturan oleh Usaha Mikro, sistematis dan
Kebutuhan Hidup yang berlaku Kecil, dan Menengah realistis untuk
Layak (KHL) (UMKM) diterapkan.

Masih terdapat
Terbatasnya data perbedaan persepsi
Isu-Isu yang terkait
dengan
dan pandangan
tentang peraturan
Aktual pengupahan pengupahan

14
@m3
Solusi Menyikapi
Isu Aktual Optimalisasi Dialog Sosial dalam
01 rangka perumusan Peta Jalan
Pengupahan

Optimalisasi Pembinaan
Peningkatan Kapasitas
Mediator HI tentang 07 02 Pengupahan melalui Bimtek,
Sosialiasi, Dialog Sosial (dana
Pengupahan APBN, APBD)

Efektifitas Pembinaan kepada


03 Dewan Pengupahan Prov, dan
Dewan Pengupahan Kab/Kota

Menyiapkan
Data base Pengupahan 06
Kajian bidang pengupahan oleh
05 04 Depenas, Depeprov,
Depekab/kota

Mengembangkan Sistem
Pengupahan Nasional
15
@m3
Peran Disnaker
STRUKTUR & SKALA UPAH (SSU) PENINGKATAN KEPESERTAAN

1. Dinas mengefektifitkan Sosialisasi berkolaborasi dengan para pemangku


Penyusunan & Penerapan SSU JAMINAN kepentingan jamsos lainnya melakukan
2. Melaksanakan pendataan
perusahaan yang telah dan yang SOSIAL sosialisasi massif & mendorong
optimalisasi perluasan kanal kepesertaan
belum menyusun SSU di daerah
3. Mengefektifikan pengawasan bekerja sama dengan
penerapan peraturan tentang wadah/komunitas/asosiasi/Perisai/
kewajiban penyusunan dan Agregator & mitra strategis lainnya
penerapan SSU

Upaya penegakan hukum oleh pegawai


UMS pengawas terhadap perusahaan yang
belum memenuhi kewajiban dalam
mendaftarkan pekerja sebagai peserta bpjs
1. Dinas melaksanakan penetapan
penetapan UM sesuai dengan ketenagakerjaan khususnya terhadap
amanat peraturan perundang – pemberi kerja yang belum mendaftarkan
undangan : pekerjanya atau baru mendaftarkan
a. UM yang wajib ditetapkan hanya PENGUPAHAN sebagian pekerjanya dalam kepesertaan
UMP (ditetapkan oleh Gubernur) BPJS Ketenagakerjaan
b. UMSP, UMK, dan UMSK dapat
ditetapkan (tidak wajib)

16
@m3
Keterlibatan para pihak dalam
penyelenggaraan Jamsos
PRESIDEN
KEMENTERIAN
DJSN OJK BPK
KETENAGAKERJAAN

• Supervisi teknis • Pengawasan tatakelola, • Pengawasan Keuangan


• Supervisi teknis terkait • Pengawas SJSN dan Negara yang dikelola BPJS
Keuangan, Proses Bisnis di
dengan Program yang Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan diselenggarakan BPJS
• Peraturan terkait Ketenagakerjaan

BPJS
KETENAGAKERJAAN

• Perencanaan dan
• Data orang miskin • Pendanaan • Nomer Identitas • Outsourching
• Data Kepesertaan • Data Kepesertaan • Sosialisasi monev pembangunan
dan kebijakan tunggal nasional Pelayanan
fisikal • Data Kependudukan • Sosialisasi
ASOSIASI PEMDA KEMENKEU KEMENDAGRI KEMENKOMINFO BAPPENAS Pihak Ketiga (Seperti
Bank, Kantor Pos)

Catatan : Pihak Pengawas BPJS Ketenagakerjaan 17


DIREKTORAT JENDERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
JENDERAL HUBUNGAN
PEMBINAAN INDUSTRIAL
HUBUNGAN DANDAN
INDUSTRIAL JAMINAN SOSIAL
JAMINAN TENAGA
SOSIAL KERJA
TENAGA KERJA

Direktorat Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial &
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Kementerian Ketenagakerjaan R.I
Gd.Kementerian Ketenagakerjaan
Jl. Jend Gatot Subroto Kav.51, Jakarta Selatan

18
DIREKTORAT JENDERAL
DIREKTORAT PEMBINAAN
JENDERAL HUBUNGAN
PEMBINAAN INDUSTRIAL
HUBUNGAN DANDAN
INDUSTRIAL JAMINAN SOSIAL
JAMINAN TENAGA
SOSIAL KERJA
TENAGA KERJA

KONDISI HUBUNGAN INDUSTRIAL


BERDASARKAN ANGKA

19
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

Peningkatan Sarana Hubungan Industrial


Peraturan Perusahaan Perjanjian Kerja Bersama
15.000
70.000 68.121 14.418
68.000 14.500
66.000 64.151 13.829
14.000
64.000 61.973
13.500 13.371
62.000
60.000
59.340 12.998
56.981 13.000 12.762
58.000
56.000 12.500
54.000
12.000
52.000
50.000 11.500
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
Lembaga Kerjasama Tripartit
Lembaga Kerjasama Bipartit
450
377 382 390
400
350 318 322
300
250
200
150
100
50 33 33 33 33 33
0
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : PEP, Setditjen PHI dan Jamsos, Ditjen PHI dan Jamsos, 2018 Provinsi Kab/Kota
20
PENURUNAN JUMLAH PEKERJA DEMO
MENINGKATKAN IKLIM INVESTASI
INDONESIA
JUMLAH BURUH DEMO SAAT MAYDAY
ANGKA NASIONAL (SELURUH INDONESIA)
600,000
548,410

500,000

400,000

300,000

204,920
200,000
124,670
101,215 100,066
100,000

0
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber data: Ditjen PHI & Jamsos Tenaga Kerja


IKLIM KETENAGAKERJAAN YANG KONDUSIF
MENDORONG PERBAIKAN IKLIM INVESTASI

Sumber data: Ditjen PHI & Jamsos Tenaga Kerja


PP. 78/2015 TENTANG PENGUPAHAN
MEMBERIKAN KEADILAN BAGI PEKERJA
MAUPUN PENGUSAHA

Sumber data: Ditjen PHI & Jamsos TK, Kemnaker


ANGKA PHK MENURUN

Sumber data: Ditjen PHI & Jamsos TK, Kemnaker.


KEPESERTAAN JAMINAN SOSIAL
KETENAGAKERJAAN MENINGKAT

Sumber data: Ditjen PHI & Jamsos TK, Kemnaker.

Anda mungkin juga menyukai