Anda di halaman 1dari 17

ERLIN

Stambuk : G2G1 16 110


Kelas : IPS C
Konst : Sosiologi
A . Pengertian Emosi
Emosi dapat diartikan sebagai:
1)Luapan perasaan yang berkembang
dan surut diwaktu singkat;

2) keadaan dan reaksi psikologis dan


fisiologis, seperti kegembiraan,
kesedihan, keharuan, kecintaan,
keberanian yang bersifat subyektif
 Oleh karena itu, apabila seseorang sudah dapat
memanage, mengawasi, mengontrol, dan mengatur
emosinya dengan tepat, baik ketika orang tersebut
berhadapan dengan pribadinya, berhadapan dengan
orang lain, orang tua, teman-teman, atau
masyarakat, berhadapan dengan pekerjaan, atau
masalah-masalah yang muncul, maka orang tersebut
sudah dapat dikatakan mempunyai kecerdasan
emosional.
Karena kecerdasan emosional adalah
potensi yang dimiliki seseorang untuk beradaptasi
dengan lingkungannya.
ApakahKecerdasa
kemampuan
lebih yang n Emosional ?
dimiliki Menurut Goleman
seseorang
dalam
Menurut Goleman (2002 : 512),
kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan
inteligensi. menjaga keselarasan emosi dan
pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran
diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan
keterampilan sosial.
5 ciri-ciri seseorang yang mempunyai
kecerdasan emosi menurut teori Goleman
1. Kesadaran diri
 Kesadaran diri yaitu mengetahui apa
yang ia rasakan pada suatu saat, dan
menggunakannya untuk memandu
pengambilan keputusan diri sendiri,
memiliki tolak ukur yang realistis atas
kemampuan diri, dan kepercayaan diri
yang kuat.
2. Pengaturan Diri
Menurut Goleman, lima kemampuan pengaturan
diri yang umumnya dimiliki oleh star performer
adalah pengendalian diri, dapat dipercaya,
kehati-hatian, adaptabilitas, dan inovasi.
3. Motivasi
      Motivasi yaitu menggunakan hasrat yang
paling dalam untuk menggerakkan dan
menuntun  menuju sasaran, membantu untuk
mengambil inisiatif untuk bertindak secara
efektif, dan untuk bertahan menghadapi
kegagalan atau frustasi.
4. Empati
 Empati adalah memahami perasaan dan
masalah orang lain dan berfikir dengan
sudut pandang mereka, menghargai
perbedaan perasaan orang mengenai
berbagai hal. Menurut Goleman,
kemampuan mengindera perasaan
seseorang sebelum yang bersangkutan
mengatakannya merupakan intisari
empati.
 Keterampilan sosial
Keterampilan sosial (social skills), adalah
kemampuan untuk menangani emosi
dengan baik ketika berhubungan dengan
orang lain dan dengan cermat membaca
situasi dan jaringan sosial, berinteraksi
dengan lancar, menggunakan
keterampilan untuk mempengaruhi dan
memimpin, bermusyawarah,
menyelesaikan perselisihan untuk
bekerjasama dalam tim
EI Implikasinya Dalam Pembelajaran
 Dalam penerapan EQ di dunia pendidikan maka
seorang pendidik harus lebih banyak memotivasi,
menasehati dan mengajarkan kepada siswanya
agar selalu bersemangat, menahan emosi agar
menjadi seorang yang berjiwa sosial yang baik.
 Dilihat dari segi peserta didik, siswa yang merasa
kecerdasan emosionalnya baik akan merasa
senang, bergairah dan semangat dalam belajar,
serta memiliki motivasi belajar yang tinggi.
perasaan siswa menjadi suatu sumber energi
dalam belajar.
Jika anak-anak mendapatkan
kemampuan kecerdasan emosi, maka
keberhasilan akademis akan meningkat dan
interaksi sosial pun menguat. Kecerdasan
emosional dapat dikembangkan oleh
pendidikan yang fokus membantu anak-anak
dalam mengembangkan kemampuan
kecerdasan emosi dasar seperti
mengungkapkan, pemahaman, dan mengelola
emosi dan menggunakan keterampilan ini
untuk mengatasi masalah-masalah sosial
sehari-hari (Elias et al., 1997).
Jika seorang siswa memiliki kemampuan IQ-
nya tinggi, tapi tindakan afektif berupa
kecakapan atau kecerdasan emosionalnya (EQ)
rendah, maka mungkin saja dia tidak berhasil
dalam pekerjaannya yang lebih kompleks.
Artinya, orang yang ber-IQ tinggi belum tentu
sukses dalam menjalin hubungannya dengan
teman-teman lain.
Dari hasil penelitian telah banyak terbukti
bahwa kecerdasan emosional memiliki peran
yang jauh lebih penting dibandingkan dengan
kecerdasan intelektual (IQ).
Kecerdasan otak barulah merupakan syarat
minimal untuk meraih kesuksesan dan
keberhasilan, kecerdasan emosilah yang
sesungguhnya mengantarkan seseorang menuju
puncak prestasi, bukan IQ. Terbukti banyak
orang-orang yang memiliki kecerdasan
intelektual yang tinggi, tetapi terpuruk di
tengah persaingan. Sebaliknya banyak yang
mempunyai kecerdasan intelektual biasa-biasa
saja justru sukses menjadi bintang-bintang
kinerja, pengusaha-pengusaha sukses, dan
pemimpin-pemimpin di berbagai kelompok.
Jika sistem pendidikan dan perangkatnya
serta lingkungan keluarga dan sosial saling
bersinergi menerapkan kurikulum pendidikan
nasional dengan baik dan tepat, yaitu tidak
hanya meniupkan ruh IQ kepada anak/siswa
tetapi juga kecerdasan emosional (EQ) ,
maka krisis moral dan sosial tidak terjadi
pada generasi penerus bangsa Indonesia ini.
Perlu adanya sosialisasi progam pendidikan
yang berorientasi pada kecerdasan emosional
secara berkesinambungan agar pembentukan
karakter bangsa dapat berjalan efektif.

Anda mungkin juga menyukai