Anda di halaman 1dari 20

Manajemen Kelompok Tani (MKT)

DINAS PERTANIAN KABUPATEN TANA TORAJA


TAHUN 2019
Pembinaan Kelompok Tani
Pembinaan kelompok tani bermaksud untuk membantu para petani agar mau
dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
teknologi, permodalan, pasar dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Pembinaan Kelompok Tani
Selain itu pembinaan kelompoktani diharapkan dapat:
membantu menggali potensi, memecahkan masalah usahatani anggotanya
secara lebih efektif, dan memudahkan dalam mengakses informasi, pasar,
teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya.
Manajemen
Kelompok
Manajemen kelompok
meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan,
pengorganisasian,
pemantauan dan evaluasi
kegiatan kelompok agar
mampu memanfaatkan
potensi sumberdaya sendiri
untuk mensejahterakan
anggotanya.
Tujuan  Manajemen Kelompok 
1. Meningkatkan kemampuan petani sebagai kader pelaksana  dalam
mengelola kelompok tani di berbagai bidang kegiatan dan usaha agar
mampu meningkatkan kapasitas pribadi maupun
kelembagaan pengembangan kelompok tani 
2. Melalui Pengembangan kelompok tani yang ingin dicapai adalah
terwujudnya kelompok tani yang dinamis, disiplin, tanggung jawab dan
terampil dalam kerjasama mengelola kegiatan usaha taninya,
3. Meningkatkan skala usaha dan peningkatan usaha ke arah gabungan
kelompok tani (gapoktan) yang merupakan wadah kerjasama antar
kelompok tani. 
Penumbuhan kelompok tani dapat
berdasarkan:
1. Hamparan usaha tani,
2. Domisili petani, atau
3. Jenis usaha

Tergantung Kesepakatan Para


Petani Anggota Kelompok.

PENUMBUHAN KELOMPOK TANI


• Penumbuhan kelompok tani dilakukan dalam pertemuan/musyawarah petani
yang dihadiri petani, tokoh masyarakat, pamong desa, petugas/penyuluh dan
intansi terkait.
• Pemilihan pengurus tiap kelompok tani dan anggotanya dilakukan secara
musyawarah sehingga diperoleh kesepakatan kelompok dan dukungan
instansi terkait
Pengembangan
Kelompok Tani
Pengembangan Kelompok Tani diarahkan
pada:
1. Penguatan Poktan menjadi Kelembagaan
Petani yang kuat dan mandiri;
2. Peningkatan kemampuan anggota dalam
pengembangan agribisnis; dan
3. Peningkatan kemampuan Poktan dalam
menjalankan fungsinya.
1
Penguatan Poktan menjadi
Kelembagaan Petani yang Kuat
dan Mandiri
a. Memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati
bersama;
b. Melaksanakan pertemuan secara berkala dan
berkesinambungan (rapat anggota, rapat pengurus, dan
rapat lainnya);
c. Menyusun rencana kerja dalam bentuk RDK dan RDKK
berdasarkan kesepakatan dan dilakukan evaluasi secara
partisipatif;
d. Memiliki Administrasi Kelembagaan Petani (Buku Tamu,
Buku Daftar Anggota, Buku Daftar Hadir Rapat Anggota,
Buku Kas Keuangan, Buku Rencana Kelompok, Buku
Hasil Rapat Anggota, Buku Inventaris Kelompok);
1
Penguatan Poktan menjadi
Kelembagaan Petani yang Kuat
dan Mandiri
e. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama;
f. Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan
berorientasi pasar
g. Sebagai sumber pelayanan informasi dan teknologi;
h. Menumbuhkan jejaring kerjasama kemitraan antara
Poktan dengan pihak lain
i. Mengembangkan pemupukan modal usaha, baik iuran
anggota atau penyisihan hasil kegiatan usaha
bersama;
j. Meningk.atkan kelas kemampuan Poktan sesuai
dengan perundang-undangan (Kelas Pemula, Lanjut,
Madya, dan Utama)
2
Peningkatan kemampuan anggota
dalam pengembangan agribisnis
a. Memperlancar proses identifikasi kebutuhan dan
masalah dalam menyusun rencana dan memecahkan
masalah dalam usahataninya;
b. Meningkatkan kemampuan anggota dalam menganalisis
potensi pasar, peluang usaha, potensi wilayah dan
sumber daya yang dimiliki, untuk mengembangkan
komoditi yang diusahakan guna memberikan keuntungan
yang optimal;
c. Menumbuhkembangkan kreativitas dan prakarsa
anggota untuk memanfaatkan setiap peluang usaha,
informasi, dan akses permodalan;
2
Peningkatan kemampuan anggota
dalam pengembangan agribisnis
d. Meningkatkan kemampuan anggota dalam mengelola
Usahatani secara komersial, berkelanjutan dan ramah
lingkungan;
e. Meningkatkan kemampuan anggota dalam menganalisis
potensi usaha menjadi unit usaha yang dapat memenuhi
kebutuhan pasar dari aspek kuantitas, kualitas dan
kontinuitas;
f. Mengembangkan kemampuan anggota dalam
menghasilkan teknologi spesifik lokasi; dan
g. Mendorong dan mengadvokasi anggota agar mau dan
mampu melaksanakan kegiatan simpan-pinjam guna
pengembangan modal Usahatani.
Peningkatan

3
kemampuan Poktan
dalam menjalankan
fungsinya
a. Kelas belajar
b. Wahana kerjasama
c. Unit produksi
1. Kelompok Tani sebagai Kelas Belajar
• Mengidentifikasi, merumuskan, merencanakan dan
mempersiapkan kebutuhan belajar;
• Menumbuhkan kedisiplinan dan motivasi anggota;
• Melaksanakan pertemuan dan pembelajaran secara
kondusif dan tertib;
• Menjalin kerjasama dengan sumber-sumber informasi
dalam proses belajar mengajar, baik yang berasal dari
sesama anggota, instansi pembina maupun pihak
terkait;
1. Kelompok Tani sebagai Kelas Belajar
• Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif;
• Aktif dalam proses belajar-mengajar, termasuk
mendatangkan dan berkonsultasi kepada penyuluh, dan
sumber-sumber informasi lainnya;
• Mengemukakan dan memahami keinginan, pendapat dan
masalah anggota;
• Merumuskan kesepakatan bersama, dalam memecahkan
masalah dan melakukan berbagai kegiatan; dan
• Merencanakan dan melaksanakan pertemuan berkala.
2. Kelompok Tani sebagai Wahana Kerjasama

• Menciptakan suasana saling kenal, saling percaya


mempercayai dan selalu berkeinginan untuk
bekerjasama;
• Menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan
pendapat dan pandangan diantara anggota;
• Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja
diantara anggota;
• mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggungjawab
diantara anggota;
• merencanakan dan melaksanakan musyawarah;
2. Kelompok Tani sebagai Wahana Kerjasama

• Melaksanakan kerjasama penyediaan sarana dan jasa


Pertanian;
• Melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan;
• Menaati dan melaksanakan kesepakatan, baik yang
dihasilkan secara internal maupun dengan pihak lain;
• Menjalin kerjasama dan kemitraan usaha dengan
pihak penyedia sarana produksi, pengolahan,
pemasaran hasil dan/atau permodalan; dan
• Melakukan pemupukan modal untuk keperluan
pengembangan usaha anggota.
3. Kelompok Tani sebagai Unit Produksi

• Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan


produksi yang menguntungkan berdasarkan informasi
yang tersedia dalam bidang teknologi, sosial, permodalan,
sarana produksi dan sumberdaya alam lainnya;
• Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan bersama,
serta rencana kebutuhan Poktan atas dasar pertimbangan
efisiensi;
• Memfasilitasi penerapan teknologi (bahan, alat, cara)
Usahatani oleh anggota sesuai dengan rencana kegiatan;
• Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan pihak lain yang
terkait dalam pelaksanaan Usahatani
3. Kelompok Tani sebagai Unit Produksi

• Mentaati dan melaksanakan kesepakatan, baik yang


dihasilkan secara internal maupun dengan pihak
lain;
• Mengevaluasi kegiatan dan rencana kebutuhan
bersama, sebagai bahan pertimbangan dalam
merencanakan kegiatan yang akan datang;
• Meningkatkan kesinambungan produktivitas dan
kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan; dan
• Mengelola administrasi secara baik dan benar.
Penilaian Kelas Kemampuan
Poktan
• Penumbuhan dan pembinaan Poktan diarahkan pada
upaya peningkatan kemampuan Poktan dengan
pendekatan aspek manajemen dan aspek
kepemimpinan dari fungsi-fungsi Poktan sebagai
kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi.
• Penilaian kelas kemampuan Poktan dilakukan setiap
tahun oleh Penyuluh Pertanian dan dikukuhkan
sesuai dengan jenjang klasifikasi kemampuan
Poktan. Tata cara penilaian kelas kemampuan
Poktan lebih lanjut diatur dengan Peraturan
tersendiri.
Kurre Sumanga’

Anda mungkin juga menyukai