Anda di halaman 1dari 79

Tumor Mammae

Oleh :
Oleh : dr. Eko Rustianto S,Msi.Med, Sp.B
Embriologi Mammae/Payudara
 Kel. Subkutis, penebalan ektodermal
 Mulai minggu ke 6 masa embrio
 Garis susu (milk line) : aksilla s/d inguinal
 Wanita : tumbuh sampai pubertas, laki :
berhenti saat lahir.
 Payudara yang berkembang :
 Manusia,primata : 2/3 kaudal hilang, tinggal di
bag.dada.
 Sapi,kambing,ikan paus : bag. Inguinal.
 Anjing, babi : seluruh garis susu.
Anatomi
 Setiap payudara : 12-20 lobus, dikelilingi jaringan
lemak, jar. Ikat.
 Tiap lobus : satu saluran ekskresi ke papilla mamma :
duktus laktiferus.
 Tiap lobus tdd bbp lobulus, dikelilingi 10-100 asinus.
 Ligamentum Cooper.
 Letak / batas :
 Costae 2-3 (cranial) s/d costae 7 (caudal).
 Tepi sternum (medial)
 M.latissimus dorsi Lateral)
ANATOMI PAYUDARA
Anatomi

 Dari Luar ke dalam :


 Kulit, areola, papila.
 Lemak
 Kel. Mammae
 Stroma
 Fascia pektoralis
 m.pectoralis mayor
 M.pectoralis minor
 Dinding dada : Costae, m.intercostal, m.serratus
anterior.
Vaskularisasi
 Sistim Arteri :
 Medial : a.perforantes anterior (cabang dari a.
mammaria interna).
 Lateral : a. torakalis lateralis (cabang dari
a.aksilaris).
 A. interkostalis
 Sistem Vena :
1.Vena superficial : di bawah kulit.
2. Vena Letak dalam.
Vaskularisasi dan Sistim Limfe
 Vena Letak dalam :
1. Cabang vv.mammaria interna, bermuara ke v.
innominata.
2. V.aksillaris dan subklavia.
3. Vv.interkostales muara ke vv.vertebralis.
4. Vv.kommunikantes : v. payudara kanan-kiri
 Saluran Limfe :
 Ikut aliran Vena.
 Rute penyebaran.
Kelainan/Penyakit payudara
 Congenital / bawaan :
 Amastia
 Asymetri mammae
 Mammae aberans
 Mammae aksesoris

Amastia :
 Satu payudaraterbentuk, satu lagi rudimenter / tidak ada.
 Kadang : tidak ada m.pektoralis.
Mammae aberans :
 Kel. Mammae di ketiak
 Saat laktasi : produksi ASI
 Nyeri, abses.
Mammae aksesoris / polymastia :
 Payudara/papilla mammae tanpa jaringan mammae > 2
 Letak pada milk line, terutama di ketiak.
Asimetri : kiri dan kanan ukurannya tak sama.
 Inversi kongenital papila mammae.
Infeksi
 Mastitis puerperalis akut
 Staphilococcus ,streptococcus
 Via :papilla mammae, muara duktus laktiferus
 Minggu pertama laktasi , setelah persalinan
 Fisura
 Bisa jadi abses : nyeri, demam
 Bisa sampai aksilla
 Pencegahan : kebersihan puting susu
 Pengisapan ASI bila produksi berlebihan.
 KU : nyeri payudara, kemerahan, demam
 Terapi : antibiotik
 Abses : insisi, drainase.
Infeksi
 Mastitis Tuberculosa
 Etiologi : Mycobacterium tuberculosis.
 DD/ karsinoma mammae
 Dapat terjadi fistel
 KU : benjolan, keluar cairan dari kulit payudara
dan sukar sembuh.
 Biopsi dan kultur nanah
 Terapi : tuberkulostatika.
Infeksi
 Fistel paraareola :
 Radang sekitar duktus laktiferus.
 Karena sumbatan, dilatasi duktus,kerusakan
elastisitas
 KU : keluar cairan hemoragik / serous /putih kental
dari puting susu.
 Retraksi putting susu k/ fibrosis.
 Bisa jadi abses, fistel paraareola.
 Terapi : eksisi.
Kelainan lain Payudara
 Hypertropi mammae :
 = makromastia
 Kulit, lemak, parenkhim bertambah.
 KU : payudara ukuran sangat besar, berat, putting susu turun.
 Terapi : mastoplasti, reduksi mammae
 Galactocele :
 Dilatasi kistik duktus saat laktasi.
 Kista retensi berisi ASI.
 Bisa timbul infeksi
 Bisa pecah, terjadi komedomastitis.
 KU : benjolan di payudara, riwayat BUSUI.
 Tindakan : operasi.
Kelainan Lain Payudara
 Ginekomastia
 Hipertrofi payudara pada laki-laki.
 Usia > 65 tahun
 E/ Penyakit : obesitas, sirosis hepatik, karsinoma testis,
tumor suprarenal, hipertiroidisme, hipogonadisme.
 E/ Obat-obatan : hormon (estrogen, androgen),
antihipertensi, digitalis, simetidine, diazepam, amfetamin,
kemoterapi.
 50 % tidak diketahui penyebabnya.
 KU : benjolan di payudara (unilateral/bilateral)
 Terapi : operasi.
Kenyal, dapat digerakkan scr bebas
Tumor Jinak Mammae
 Mammary Dysplasia / Dysplasia mammae
 Fibrocystic disease, hiperplasia kistik
 Sering ditemukan
 E/ :perubahan siklus mammae melebihi yang normal
terjadi pada siklus haid.
 Pertumbuhan stroma berlebihan .
 Unilateral, usia 30-35 tahun
 KU : sakit, terutama menjelang haid
 PD : benjolan, kenyal, batas tak tegas,mobile, nyeri
tekan (+).
 Terapi : observasi, medikamentosa
- operasi.
Tumor Jinak Mammae
 Fibroadenoma :
 Paling sering ditemukan
 Wanita muda < 30 tahun
 Pertumbuhan kelenjar dan stroma
 Masa reproduksi
 K/ sensitivitas jaringan setempat berlebihan thd estrogen.
 KU : benjolan bulat, tidak nyeri, bisa unilateral / bilateral,
bisa singel /multipel.
 PD : benjolan batas tegas, mobile, nyeri tekan (-), konsistensi
kenyal, padat.
 Saat hamil / laktasi : tumbuh cepat.
 Terapi : operasi (ekstirpasi)
Tumor Jinak Mammae
 Tumor Phyloides
 Antara jinak-ganas.
 Infiltasi lokal (+), residif lokal tinggi
 Jarang metastasis jauh.
 Pertumbuhan cepat, ukuran bisa besar
 Semua usia, tersering : sekitar 45 tahun.
 KU : benjolan ukuran besar, cepat membesar,tidak nyeri,
tanda infeksi (-)
 PD : benjolan, batas tegas, konsistensi kistik-kenyal.
 DD/ : Karsinoma mammae.
 Terapi : eksisi luas.
Tumor Jinak Mammae
 Papilloma Intraduktal
 Asal dari duktus laktiferus
 75 % tumbuh dibawah areola mammae
 KU : sekresi cairan berdarah dari puting susu
 Terapi : eksisi
 Adenosis Sklerosis (mastitis komedo):
 Radang subakut sistim duktus mulai dibawah areola
 KU/ : benjolan pada mammae, retraksi puting susu, ± melekat ke kulit
 PD/ : massa konsistensi keras, melekat ke kulit (±), retraksi (±)
 DD/ : karsinoma mammae
 Terapi : operasi ( eksisi)
 Nekrosis Lemak:
 Etiologi : trauma
 KU /: benjolan di payudara, keras, nyeri, tidak membesar
 PD/ : massa konsistensi keras, tepi tidak rata, (±) retraksi kulit
 PA/ : (+) nekrosis jaringan lemak dan menjadi fibrosis.
 Terapi : operasi.
Tumor Ganas Mammae
(Karsinoma Mammae)
 Penyakit :serius, sering ditemukan di dunia
 Insidens relatif tinggi : 20 % dari seluruh keganasan
 Frekwensi meningkat di negara maju dengan sosioekonomi tinggi.
 Insidence : Jepang ( 12,1-16 / 100.000wanita) ,
 Amerika : 71,7/100.000
 Indonesia :
 Nomor 2 terbanyak setelah carsinoma Cervix (Frekwensi relatif :15,8%)
 Mortalitas ke 6 dari seluruh kematian
 Insidence : 100/100.000 wanita per tahun.
 Makin meningkat dari tahun ke tahun
 Stadium lanjut > 70 %.
 Laki : 1 % dari wanita
 Stadium dini, angka kesembuhan : 87-89 %
 Stadium lanjut : angka kesembuhan makin menurun
 Deteksi dini sangat diperlukan
Faktor Resiko

Karsinoma
Umur :
mammae
 Usia > 30 tahun
 Amerika : ¾ kasus > 50 tahun
 Jepang (Asia) : puncak pada usia 40-50 tahun
 Indonesia : 70 % < 50 tahun (40-50 tahun) .
 Post menopause : meningkat
 Letak geografis :
 Negara maju > negara berkembang : sosioekonomi
 Singapura : insidence 34/100.000 penduduk.
 Jenis Kelamin :
 Wanita : laki = 100 : 1
 Pada laki : keganasan lebih tinggi.
 Riwayat Kelainan payudara :
 PA : hiperplasia atipikal, lesi fibrokistik.
 Usia menarche / menopause :
 Menarche dini < 12 tahun
 Menopause terlambat > 55 tahun ( 2-3 x lebih besar resikonya)
Faktor Resiko
Karsinoma Mammae
 Riwayat Keluarga Menderita Kanker :
 Riw. Kanker payudara pada keluarga dekat (nenek, ibu ,saudara
kandung) - OR : 2,85
 Resiko relatif : (+) Ca premenopause (3,0) ; kanker bilateral (5,0),
premenopause+bilateral (9,0), postmenopause (1,5).
 Pernah (+) riwayat peny. Kanker payudara– resiko kanker
payudara kontralateral : 7 %
 Tidak menikah
 Menikah tetapi tidak pernah melahirkan anak
 Tidak pernah menyusui anak
 Melahirkan anak pertama usia > 35 tahun
 Riwayat radiasi < 40 tahun , radiasi pada payudara
 Terapi hormonal lama (infertility), Hormonal replacement
terapy (HRT)
 Kontrasepsi + Riwayat keluarga (+) kanker.
Gejala Klinis
Karsinoma Mammae
 3 kelompok gejala :
1.Gejala akibat tumor primer dan infiltrasi tumor.
2.Gejala metastasis
3. Tanpa gejala (non palpable breast cancer)
1. Gejala Tumor Primer dan infiltrasi tumor
 Adanya benjolan (69,5 %)
 Nipple discharge : cairan kemerahan.
 Nipple lesion : krusta, luka tak sembuh-sembuh.
 Kelainan kulit : ulcus, peau d’orange, eritema, inflamasi
 Limfadenopati aksila
 Lymfedema lengan
 Retraksi puting susu
 Satelite skin nodul.
 Lain –lain (0,4%) : nyeri ( sangat jarang + )
2. Gejala Metastasis :
 KGB aksilla (+), supraklavikula (+)
 Nyeri tulang belakang.
 Perut kanan atas membesar
 Occult tumor : KGB aksilla (+) tanpa dijumpai tumor primer di payudara.
Gejala Karsinoma Mammae
 Tanpa Gejala :
 Manifestasi klinis masih (-)
 Tidak teraba ada massa tumor di payudara.
 Diketahui dari mammografi.
 Gambaran keganasan pada Mammografi :
 (+) speculated mass
 Perubahan arsitektur jaringan
 Mikrokalsifikasi yang membentuk garis atau cabang
 High suspicion(HS) :
spikulata(+).iregular,pleiomorfik,mikrokalsifikasi (+)
 Low/intermidiate suspicion (LS) : (+) massa berbatas
tegas atau lobulated.
Pemeriksaan Fisik
Payudara
 Duduk Posisi tegak, baju/BH dibuka :
 Kedua tangan penderita dijatuhkan kesamping
 Pemeriksa berdiri di depan penderita
 Inspeksi :
 kedua payudara :bentuk simetris/tidak,ukuran tumor
 Papila dan areola :retraksi (+/-)
 Kulit payudara : warna, peau d’orange, dimpling (pengerutan), ulkus,
inflamasi.
 Aksila/supraklavikula : +/- massa.
 Kedua lengan diangkat : payudara tertinggal/tidak.
 Penderita posisi berbaring :
 Palpasi dengan ujung jari II,III,IV.
 Semua area : iga 2 s/d iga 6, areola, papila
 Searah njarum jam dari sentral ke lateral,medial,cranial,caudal
 Nipple discharge : tekan papila dan daerah areola dengan ibu jari dan telunjuk
secara perlahan.
 Tekanan jangan keras.
Pemeriksaan Fisik
Payudara
 Menilai Kondisi Tumor Payudara
 4 kuadran + daerah sentral.
 Kuadran : lateral atas (QLA), medial atas(QMA), lateral
bawah(QLB),medial bawah (QMB), sentral (QS)
 Pakai pengukur sentimeter
 Palpasi :
 Jumlah tumor : satu / multipel
 batas tumor tegas/tidak,
 konsistensi (keras,kenyal,kistik),
 mobilitas ( mobile/terfiksir),
 dimpling (+/-)
 discharge (+/-)
 Retraksi papila (+/-)
 KGB Aksila/supraklavikula :
 Posisi penderita duduk / berbaring.
 KGB aksilla kanan periksa dengan lengan kiri dan sebaliknya.
 Ukuran, konsistensi, jumlah, melekat/tidak satu sama lain.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnostik
 Laboratorium :
 Darah rutin,LED, alkali fosfatase, tes fungsi hati
 Tumor marker : Ca 15.3
 Thorax PA : metastasis di paru
 USG mammae : tumor primer di payudara, ukuran, lokasi,
kemungkinan malignansi
 USG hepar : metastasis di hepar
 Foto Vertebra Thoracolumbal : metastasis di Vertebra.
 CT Scan Otak : metastasis otak
 Mammografi
 Biopsi + PA (patologi anatomi) :
 FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsi) , biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH).
 Biopsi insisi / eksisi
 Vries Coupe (VC) ,pemeriksaan PA potong Beku intraoperatif
 PA parafin blok ( golden standart).
Jenis PA Karsinoma Mammae
1. Non Invasif :
a. Karsinoma intraduktal
b. Karsinoma lobular in situ
2. Invasif :
a.Karsinoma duktal invasif
b.Karsinoma lobular invasif
c.Karsinoma musinosum
d.Karsinoma meduler
e.Karsinoma papiler
f.Karsinoma tubuler
g.Karsinoma adenoid kistik
3. Penyakit Paget Puting susu
Karsinoma mammae Non invasif
Karsinoma Mammae
in situ dan invasif duktal
Karsinoma mammae
lobuler & insitu
Invasi Vaskuler, Margin excision
Staging Karsinoma Mammae
 Memakai sistim TNM
 T = ukuran tumor
 N = ada /tidak ada metastasis KGB regional
 M = ada / tidak ada metastasis jauh
 Diagnosis : TxNxMx = Stadium x.
 Contoh : T2N0M0 = Stadium II A.
Klasifikasi TNM
Ukuran T secara klinis,radiologis & mikroskopis adalah sama,(cm)
 Tx : Tumor primer tidak dapat dinilai.
 T0 : Tidak terdapat tumor primer.
 Tis : Karsinoma in situ.
 T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2 cm atau kurang.
 T2 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar > 2 cm s/d 5 cm.
 T3 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar > 5 cm.
 T4 : Ukuran tumor berapapun dg ekstensi langsung ke dinding dada/kulit.
 T4a: Ekstensi ke dinding dada (tidak termasuk otot pektoralis).
 T4b: Edema (termasuk peau d'orange), ulserasi, nodul satelit pada kulit
terbatas pada 1 payudara
 T4c: Mencakup kedua hal diatas.
 T4d: Mastitis karsinomatosa.

Catatan : Peny. Paget dg adanya tumor dikelompokkan sesuai dg ukuran tumornya.


Dinding dada : termasuk iga, otot interkostalis, & serratus anterior tapi
tidak termasuk otot pektoralis.
N = Kelenjar getah bening regional
 Nx : Kgb regional tidak bisa dinilai ( telah diangkat sebelumnya ).
 N0 : Tidak terdapat metastasis kgb.
 N1 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral yang mobil.
 N2 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau
adanya pembesaran kgb mamaria interna ipsilateral ( klinis* )
tanpa adanya metastasis ke kgb aksila.
 N2a : Metastasis pada kgb aksila terfiksir atau berkonglomerasi atau melekat ke
struktur lain.
 N2b : Metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral secara klinis * dan
tidak terdapat metastasis pada kgb aksila.
 N3 : Metastasis pada kgb infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa metastasis
kgb aksila atau klinis terdapat metastasis pada kgb mamaria interna ipsilateral
klinis dan metastasis pada kgb aksila ; atau metastasis pada kgb supraklavikula
ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada kgb aksila / mamaria interna.
 N3a : Metastasis ke kgb infraklavikular ipsilateral.
 N3b : Metastasis ke kgb mamaria interna dan kgb aksila.
 N3c : Metastasis ke kgb supraklavikula.
M : Metastasis jauh
 Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai.
 M0 : Tidak terdapat metastasis jauh.
 M1 : Terdapat metastasis jauh.
Stadium Klinis TNM
 Stadium 0 : Tis N0 M0

 Stadium I : T1 N0 M0

 Stadium IIA : T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0

 Stadium IIB : T2 N1 M0
T3 N0 M0
 Stadium IIIA : T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0

 Stadium IIIB : T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0

 Stadium IIIC : TiapT N3 M0

 Stadium IV : TiapT Tiap N M1


(Hermanek, UICC, 2002)
Diagnosis Tumor/Kanker Payudara
 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Penunjang Sederhana.
Diagnosis Tumor/Kanker Payudara
Anamnesis
 Epidemiologi :
 Jenis Kelamin, umur, status pernikahan
 Keluhan Utama : benjolan atau lainnya
 CINTA
 Gejala tumor primer
 Tumor Doubling Time :
 ganas (8-200 hari),
 infeksi/trauma (< 8 hari), tumor jinak ( > 200 hari).
 Saat pertama diketahui ukuran berapa, saat diperiksa ukuran berapa, interval
berapa lama.
 Gejala infiltrasi tumor : borok, kulit seperti kulit jeruk, kemerahan,
puting tertarik kedalam, benjolan lain disamping tumor primer
 Gejala metastasis :
 Metastasis ke KGB aksilla , supraklavikula : (+) benjolan
 Metastasis jauh ke hepar : perut kanan atas membesar, Vertebra : nyeri tulang
belakang dan gejala neurologis, ke otak, ke paru (dari Thorax foto)
Diagnosis Tumor/Kanker Payudara
Anamnesis
 Faktor Resiko :
- Riwayat keluarga menderita kanker
 Pernah menderita kanker lain/tidak
 Usia saat pernikahan
 Saat pertama kali melahirkan
 Menyusui anak / tidak
 Usia saat menarche , menopause
 Riwayat radiasi daerah payudara
 Menyingkirkan DD/ :
 Congenital
 Infeksi : demam, nyeri, kemerahan
 Trauma : riwayat trauma
 Lainnya : BUSUI /-
Pemeriksaan FISIK
 Inspeksi
 Bentuk, warna, simetris/- , terfiksir/-
 Ulkus, satelite skin nodul, inflamasi, peau d’orange,
lymfedema
 Skin dimpling
 Areola : krusta +/-
 Papilla : retraksi +/-
 Palpasi
 Ukuran, konsistensi, batas/tepi, mobilitas
 KGB aksilla, supraklavikula
 Abdomen kanan atas : massa +/-
 Vertebra : nyeri ketok +/- , gejala neurologis (+/-)
Pemeriksaan Fisik
TNM
Pemeriksaan Fisik
Tumor Primer
Benjolan:

- T0 / Tis :
- T1 < 2 Cm
- T2 2 – 5 Cm
- T3 > 5 Cm
Pemeriksaan Fisik
Tumor Primer
 T4ainfiltrasi dinding
dada

 T4b infiltrasi kulit

 T4c keduanya

 T4d tipe inflamasi


T4

Ulkus Retraksi Nipple

Peau De Orange
Pemeriksaan KGB Regional
KGB Regional:
 N0 : Tidak terdapat metastasis kgb.
 N1 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral yg

mobil.
 N2 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral terfiksir,

berkonglomerasi, atau adanya pembesaran


kgb mamaria interna ipsilateral tanpa
adanya metastasis ke kgb aksila.
 N3 : Metastasis pada kgb infraklavikular
ipsilateral dg atau tanpa metastasis kgb aksila atau klinis terda
metastasis pada kgb mamaria interna ipsilateral
klinis dan metastasis pada kgb aksila; atau
metastasis pada kgb
supraklavikula ipsilateral dg atau
tanpa metastasis pada kgb aksila / mamaria
interna.
Metastasis Jauh
 Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai

 M0 : Tidak terdapat metastasis jauh

 M1 : Terdapat metastasis jauh


Metastasis Jauh
Paru batuk, sesak, foto thorax
Hati hepatomegali, USG hepar
Tulang nyeri ketok, foto polos,scan
Otak nyeri kepala hebat, scan
Pemeriksaan Penunjang
Sederhana
 Laboratorium

Tes fungsi hati


 Radiologis

USG payudara / mammografi


Foto thorax
Foto polos tulang
USG hati
Mammografi
SYARAT : BESAR PAYUDARA MEMADAI ( TIDAK
KECIL SEKALI ATAU BESAR SEKALI)
HASIL MAMOGRAFI
Diagnosis Klinis KPD
Contoh kasus :
 Tumor mammae dextra suspek maligna, T2N0M0, suspek
invasif ductal carcinoma (Stadium II A)
APA YANG AKAN DILAKUKAN
TERHADAP BENJOLAN ITU ?

SEDIKIT
DIPERIKSA
 BIOPSI SECARA
SELURUHNYA PATOLOGI
ANATOMI
KALAU TERNYATA JINAK?

 TINDAKANBIOPSI TADI ADALAH


TERAPINYA
KALAU TERNYATA
GANAS ?
 AKAN DIBERI TERAPI
 ADA 3 JENIS TERAPINYA :

- PEMBEDAHAN
- RADIOTERAPI
- KEMOTERAPI
- TERAPI HORMONAL
 PEMILIHAN TERAPI TERGANTUNG
STADIUM DAN JENIS KANKER
Terapi Karsinoma mammae
 Jenis (Modalitas)Terapi :
1. Operasi
2. Kemoterapi
3. Radioterapi
4. Terapi Hormonal
 Pemilihan terapi tergantung :
 Stadium kanker
 Hasil pemeriksaan PA :
 Jenis PA
 Jumlah KGB aksilla (+) : - / 1-3 / > 3
 KGB aksila (+) di level berapa : level I / II / III
(NB : level I : KGB di lateral m.pektoralis mayor, KGB level II : di bawah m.pektoralis
mayor, Level III : di medial m. pektotalis mayor )
 Imunohistokimia
 Estrogen Reseptor (ER)
 Progesteron Reseptor (PR)
 C-erb-B2
RADIKAL MASTEKTOMI
PEMBEDAHAN

Modified radikal mastektomi BCS


Breast Conserving Surgery

 Tumor < 2 cm
 Letak tidak di sentral
 Tehnik operasi
 Fasilitas radioterapi
 Mampu follow up teratur
REKONSTRUKSI
 SILIKON
 TRAMP FLAP
RADIOTERAPI

 PENYINARAN YANG DILAKUKAN SELAMA


 1 BULAN
KEMOTERAPI

 DIBERIKAN OBAT YANG DISUNTIKKAN SELAMA BEBERAPA


SIKLUS, dengan waktu interval tertentu
 Pemberian misal : 6 siklus, dengan interval setiap 3 minggu sekali.
 Obat Kombinasi, dosis dan waktu pemberian tepat.
 Kemoterapi :
 Neoadjuvant :
 Diberikan sebelum dilakukan operasi
 Stadium II / III
 Inoperable menjadi operable
 Adjuvant
 Diberikan sesudah operasi
 Meningkatkan survival
 Mengurangi resiko terjadinya kekambuhan
 Primer
 Stadium IV.
Kemoterapi
 Mekanisme Kerja :
1. Memblok sintesa DNA
2. Antibiotik anti tumor (DNA breaks)
3. Anti metabolites (biosintesa asam nukleat)
4. Mitotic spindle inhibitors
 Terapi Kombinasi
 Contoh : CMF ( cyclophosphamid,Methotrexate,5 Fluoro
Uracil / 5 FU).
 AC : Doxorubicin, Cyclophosphamid
 FAC : 5 FU, Doxorubicin, 5 FU
Kemoterapi
 Efek Samping :
 Terutama jaringan proliferasi tinggi
 Supresi sumsum tulang :
 Lekopeni, anemi, trombositopeni
 Infeksi, perdarahan
 Gastrointestinal
 Mual,muntah, diare, mukositis
 Rambut
 Kerontokan
 Jantung
 Kardiomiopati, payah jantung, hipertensi.
Terapi Hormonal
 Premenopause :
 Tamoksifen
 Ablasi ovarium :
 Oovarektomi,
 Luteinizing hormone-releasing hormon agonist
 Progestin
 Androgen
 High dose estrogen
 Post menopause
 Antiestrogen : tamoksifen, toremifene
 Aromatase inhibitor : anastozol, letrozole,exemestane
 Progestins, androgen.
Terapi Tumor Jinak
 Mastitis : antibiotik
 Mastitis TBC : regimen terapi TBC
 Abses : insisi-drainase
 Galaktocle : ekstirpasi
 Tumor Jinak (FAM) : ekstirpasi
 Biopsi Ekstirpasi : tumor jinak
 Biopsi Insisi : mengambil sample tumor sedikit,
pada tumor suspek ganas .
 Biopsi Eksisi : mengambil seluruh tumor, ukuran
kecil dengan jaringan sehat sekitarnya.
Deteksi Dini
 Mammografi
 BSE: Breast Self Examination
(SADARI : Periksa payudara Sendiri).
Tips SADARI
Arah gerakan

Anda mungkin juga menyukai