Anda di halaman 1dari 34

Oleh : Triyani Sumiati Msi.

,Apt

EMULSI 1
EMULSI
 Sistem heterogen yang mengandung dua fasa cairan :

1. Fasa terdispersi / fasa diskontinu / fasa diam


2. Fasa pendispersi / fasa eksternal / fasa kontinu / fasa
bergerak

Makro emulsi : ukuran globula 0,10 - 0,15 m


• Tampak berwarna opaque dan keruh
• Kurang stabil • Cth: susu sapi, santan
kelapa, lateks, kuning telur

Mikro emulsi : ukuran globula 0,14m - 0,002 m


• Transparan • Relatif lebih
stabil • Cth: colloid mill
minyak minyak

air air

Emulsi Temporer
Orientasi Molekuler Emulsifier
Komponen emulsi

 Komponen dasar, bahan pembentuk emulsi yg


harus terdapat di dalam emulsi
a. Fase dispersi/fase internal/fase diskontinu/fase
terdispersi/fase dalam, yaitu zat cair yg terdispersi
dlm cairan lain
b. Fase kontinu/fase luar/fase eksternal, yaitu zat cair
dlm emulsi sbg pendukung emulsi tsb
c. Emulgator, penstabil emulsi

o Komponen tambahan, flavouris, odoris, colouris,


preservative, anti oksidan
Tipe emulsi

 Tipe O/W atau M/A, emulsi yg tdr atas butiran


minyak yg terdispersi ke dalam air. Minyak
sebagai fase internal dan air sebagai fase
eksternal

 Tipe W/O atau A/M, emulsi yg tdr atas butiran


air yg terdispersi ke dalam minyak. Air
sebagai fase internal dan minyak sebagai fase
eksternal
Tujuan pembuatan emulsi

1. Utk mendapatkan sediaan yg stabil dan


merata/ homogen dari campuran dua cairan
yg saling tdk bercampur
2. Untuk dipergunakan sbg obat dalam.
Umumnya tipe O/W
3. Untuk dipergunakan sbg obat luar.
Umumnya tipe W/O
Keuntungan emulsi

- Menurut Lachman
 1. Bioavalaibilitas besar
 3. Penerimaan pasien mudah diberikan pada anak-
anak
 4. Rasa obat, minyak jeruk bisa ditutupi oleh
penambahan zat tambahan lain.
 5. Formulasi, karena bisa mempertahankan
stabilitas obat yang larut dalam minyak.

-
Kerugian emulsi

- Menurut Lachman
1. Sulit diformulasikan karena harus
mencampur 2 fase yang tidak tercampurkan.
2. Mudah ditumbuhi oleh mikroba karena
adanya air.
3. Kestabilan fisika dan kimia
- Menurut Ansel
1. Emulsi merupakan suatu campuran yang
tidak stabil secara termodinamika.
2. Jika pengocokan ditentukan, tetesan akan
bergabung menjadi satu dengan cepat.
3. Biasanya hanya satu fase yang bertahan
dalam bentuk tetesan.
Teori terbentuknya emulsi

1. Teori tegangan permukaan (Surface Tension),


adanya gaya kohesi dan adhesi, shg tjd perbedaan
tegangan permukaan. Penambahan emulgator dpt
menurunkan atau menghilangkan tegangan
permukaan

2. Teori orientasi btk baji (oriented wedge), Emulsi tbtk


krn adanya kelarutan selektif dr bagian emulgator
(bag hidrofilik dan bag lipofilik). Emulgator
mempunyai harga HLB ( Hidrophyl Lipophyl Balance)
Harga HLB
HARGA HLB KEGUNAAN

1-3 Anti foaming agent


4-6 Emulgator tipe w/o
7-9 Bahan pembasah ( wetting agent )
8-18 Emulgator tipe o/w
13-15 Detergent
10-18 Kelarutan ( solubilizing agent )
3. Teori film plastik ( Interfacial Film), Emulgator
akan membentuk lapisan film yg membungkus
fase internal sehingga mencegah
bergabungnya fase internal dan mbtk fase yg
stabil

4. Teori lapisan listrik rangkap (Electric Double


Layer), jika minyak terdispersi ke dlm air, satu
lapis air yg lgs berhub dgn permukaan minyak
akan bermuatan sejenis, sedangkan lapisan
berikutnya akan mempunyai muatan yg
berlawanan dgn lapisan di depannya
Emulgator alam

1. Emulgator dari tumbuhan


Umumnya karbohidrat dan tipe emulgator
O/W, peka thd elektrolit dan alkohol kadar
tinggi dan dpt dirusak oleh bakteri
Gom Arab, baik utk tipe O/W dan utk obat
oral. Emulsi stabil dan tdk tll kental.
Gom Arab
 Sangat baik untuk emulgator tipe o/w dan untuk
obat minum. Kestabilan emulsi yang dibuat
dengan gom  arab berdasarkan 2 faktor yaitu :
 Kerja gom sebagai koloid pelindung ( teori
plastic film )
 Terbentuknya cairan yang cukup kental
sehingga laju pengendapan cukup kecil
sedangkan masa mudah dituang ( tiksotropi )
 Bila tidak dikatakan lain maka emulsi dengan
gom arab,jumlah gom arab yang digunakan
½ dari jumlah minyak.
 Untuk membuat corpus emulsi diperlukan air
1,,5 x berat gom, diaduk keras dan cepat
sampai berwarna putih, lalu diencerkan sisa
airnya.
 Tragakan, sgt kental, ditambahkan hanya 1/10
kali gom arab. pH optimal 4,5-6. tragakan
dibuat korpus emulsi dgn menambahkan air
sekaligus sebanyak 20 kali berat tragakan

 Agar-agar, tdk efektif jika digunakan sendiri.


Biasanya ditambahkan sebanyak 1-2% utk
menambah viskositas gom arab

 CMC, konsentrasi 1-2%. Ditaburkan dalam air


dingin dan biarkan bbrp jam lalu diaduk
perlahan sp larut menggunakan mixer
2. Emulgator Hewan
Kuning telur, mgd lesiti (protein) dan
kolesterol (lemak). Kemampuan lesitin lebih
besar dr kolesterl, shg emulgator tipe O/W.
lesitin mampu mengemulsikan minyak
lemak 4 kali bobotnya.

Adeps Lanae, banyak mgd kolesterol.


Emulgator tipe W/O digunakan utk obat luar
3. Emulgator Mineral
Magnesium Aluminium Silikat (Veegum),
mrpk senyawa anorganik tdr dr garam Mg
dan Al. Akan terbentuk emulsi O/W.
Pemakaian 1% utk obat luar.

Bentonit, Tanah liat tdr atas senyawa


Aluminium silikat yg mengadsorpsi sejumlah
air mbtk masa spt gel. Untuk tujuan sbg
emulgator dipakai sebanyak 5%
Emulgator sintetis/buatan

 Sabun, dipakai utk obat luar. Termasuk


emulgator tipe O/W dan W/O tgt valensinya.
Sabun valensi satu, sabun kalium mrpk
emulgator tipe O/W. Sabun kalsium tipe W/O.
 Tween 20, 40, 60, dan 80

 Span 20, 40 dan 80


Komponen tambahan

 Flavoris
 Odoris
 Preservative , yg sering digunakan metil, etil,
propil dan butil paraben, asam benzoat dan
senyawa amonium kuarterner
 Antioksidan, yg sering digunakan asam
askorbat, alpha tokoferol, asam sitrat, propil
galat dan asam galat
Metode pembuatan emulsi

1. Metode Gom Kering, Zat pengemulsi (biasanya


Gom Arab) dicampur dgn minyak terlebih dahulu,
kemudian ditambahkan air utk membentuk korpus
emulsi, baru diencerkan dgn sisa air yg tersedia

2. Metode Basah/Metode Inggris, Zat pengemulsi


ditambahkan ke dlm air (zat pengemulsi umumnya
larut air) agar mbtk musilago, kemudian
tambahkan minyak perlahan2 utk mbtk emulsi,
kemudian diencerkan dgn sisa air
3. Metode Botol/Metode botol Forbes
 digunakan utk minyak menguap dan
mempunyai viskositas rendah (kurang kental).

Serbuk gom dimasukkan ke dlm botol kering,


tambahkan 2 bagian air, botol ditutup. Kemudian
kocok kuat2 dan tambahkan sisa air sedikit demi
sedikit sambil dikocok
Alat pembuatan Emulsi

1. Mortir dan stemper, pilih mortir dgn permukaan


kasar
2. Botol , mengocok emulsi dgn kuat terputus2
memberikan kesempatan kerja emulgator
3. Mixer dan blender, memperkecil ukuran partikel
4. Homogenizer, utk menghomogenkan cairan
menggunakan tekanan yg besar
5. Colloid mill, meningkatkan derajat dispersi
cairan dalam cairan yg tinggi
Kestabilan Emulsi

Emulsi dikatakan tdk stabil jika mengalami hal-


hal spt di bawah ini,
1.Creaming, terpisahnya emulsi menjadi 2
lapisan. Creaming bersifat reversible.

2.Inversi fasa, peristiwa berubahnya tipe


emulsisecar tiba-tiba dan sifatnya irreversibel
3. Koalesensi dan Cracking (Breaking), adalah
pecahnya emulsi karena film yg meliputi partikel
rusak dan butir minyak berkoalesensi atau
menyatu menjadi fase tunggal yg memisah. Sifat
irreversibel. Hal ini tjd karena:
Peristiwa kimia, penambahan alkohol, perubahan
pH, penambahan elektrolit CaO/CaCl2
Peristiwa fisika seperti pemanasan, penyaringan,
pendinginan, dan pengadukan
Peristiwa biologis, fermentasi bakteri, jamur, dan
ragi,
Metode untuk membedakan antara emulsi o/w
dan emulsi w/o

1. Penampakan visual

• Emulsi o/w biasanya berwarna putih dan agak creamy

• Emulsi w/o bewarna lebih gelap dan menunjukkan tekstur minyak


2. Metode Dilusi

Meneteskan emulsi dalam permukaan air dan minyak

• Emulsi o/w jika penyebarannya sempurna

• Emulsi w/o jika tidak terjadi perubahan dan tetesan


emulsi tadi mengapung di permukaan air
3. Metode Pewarnaan

Dapat digunakan dua jenis zat warna berdasarkan sifat


kelarutannya yakni yang larut dalam air dan yang larut dalam
minyak

• Jika yang digunakan zat warna yang larut dalam air


- Emulsi tipe o/w jika antara emulsi dan zat warna dapat
tercampur dengan merata
- Emulsi tipe w/o jika antara emulsi dan zat warna tidak
dapat tercampur rata

• Jika zat warna yang digunakan zat warna yang larut dalam
minyak
- Emulsi yang dapat tercampur merata adalah tipe w/o
- Emulsi yang tidak dapat tercampur merata adalah tipe o/w
 Emulsi+larutan Sudan III dapat memberi
warna merah pada tipe W/O, Sudan III larut
dlm minyak
 Emulsi+lar metilen blue, memberikan warna
biru utk tipe O/W
4. Metode Penyerapan

 Digunakan kertas filter yang berdasarkan sifat kapilaritas air


yang lebih tinggi daripada minyak, misal CoCl2

 Benda dengan permukaan licin dapat digunakan dengan


mengamati kecepatan alir emulsinya

 Jika tetesan emulsi ini tersebar berarti emulsi ini bertipe


o/w dan jika tidak tersebar merata berarti emulsinya bertipe w/o
5. Metode Konduktivitas

Dengan konduktivitas listrik, menggunakan kawat , neon dan stop kontak. Kawat
dihub secara seri, lampu neon akan menyala jika elektroda dicelupkan dalam emulsi
tipe O/W dan mati jika tipe emulsi W/O
6. Metode Flourensi Cahaya

 Metode ini berdasarkan sifat cairan dalam


memfluoresensi cahaya.

 Minyak merupakan cairan yang mampu


memfluoresensi cahaya lebih baik dibandingkan dengan air
sehingga emulsi w/o ditunjukkan apabila cahaya yang dilalui
pada emulsi dapat terflouresensi dengan jelas.

 Kebalikannya, emulsi o/w jika cahaya tidak dapat


terfluoresensi dengan jelas
Tabel. Pembagian Enam Kelompok Besar Tipe Emulsi

Internal Phase Ratio


Kelompok
<30% 30 - 74% >74%
Medium High IPR
w/o Low-IPR w/o
IPR w/o w/o
Medium High IPR
o/w Low IPR o/w
IPR o/w o/w

Anda mungkin juga menyukai