12. Penyelidikan tersebut harus menghasilkan bukti yang substansial dari kesalahan.
Disiplin Tanpa Hukuman
1.Mengeluarkan peringatan dengan kata-kata 2.Bila
pelangggaran meningkat dalam enam minggu, keluarkan
peringatan tertulis
3.Berikan cuti
4.Jika tidak terjadi lagi pelanggaran dalam setahun ke
depan, cuti satu hari yang dibayar tersebut dihapus dari
file pribadinya
Privasi Karyawan
1. Pelanggaran terhadap area pribadi (pengintipan
diruang ganti dan kamar mandi)
2. Publikasi masalah pribadi.
3. Membuka catatan kesehatan.
4. Pemanfaatan nama karyawan atau kemiripan
dengankaryawan tersebut untuk tujuan komersial.
Ada empat dasar pemberhentian
yakni:
1. Kinerja yang tidak memuaskan.
2. Perilaku yang tidak dapat diterima.
3. Tidak memenuhi kualifikasi pekerjaan.
4. Perubahan persyaratan (atau eliminasi) pekerjaan
Ketidak patuhan adalah bentuk dari perilaku
yang tidak dapat diterima, kadang kala
menjadi penyebab pemberhentian.
1. Tidak menghargai secara langsung kewenangan atasan : Sangat
tidak patuh, atau menolak untuk mematuhi perintahatasan,
Penolakan keras yang terus-menerus terhadap kebijakan,
peraturan dan perundang-undangan dan prosedur
perusahaanyang telah dinyatakan dengan jelas, kritik di depan
umum terhadap atasan
2. Tidak mematuhi secara terbuka instruksi yang masuk akal :
Menunjukkan rasa tidak menghargai atau tidak menghargai;
misalnya membawa komentar yang kasar, terutama
menunjukkan hal ini saat bekerja, Tidak menghargai rantai
perintah, berpartisipasi dalam atau memimpin usaha
untukmerusak dan menghilangkan kekuasaan atasan
A. Wawancara Pemberhentian :
1. Rencanakan wawancara dengan hati-hati semisal
2. Langsung pada intinya
3. Jelaskan situasi
4. Dengarkan
5. Reviu semua elemen paket pembayaran pemberhentian.
6. Identifikasikan langkah selanjutnya.
B. Konseling Penempatan Kembali : Konseling penempatan
kembali adalah proses sistematis di mana orang yang
diberhentikan untuk dilatih dan diberikan bantuan dalam
teknik penilaian diri dan mengamankan posisi yang baru.
Praktik Pekerja Pengusaha yang Tidak adil Wagner Act
menganggap lima praktik pekerja tidak adil
sebagai"kesalahan UU" (tetapi bukan kejahatan) yang
digunakan oleh pengusaha: