Anda di halaman 1dari 25

MATERI KULIAH

MANAJEMEN
TREASURY

PERTEMUAN 10
ASET DAN LIABILITAS
MANAJEMEN (ALMA) I
Pengertian ALMA (Asset and Liability
Management)
 ALMA (Asset and Liability Management) adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan melalui
pengumpulan, proses, analisa, laporan, dan menetapkan
strategi terhadap asset dan liability guna mengeliminasi risiko.
Antara lain risiko likuiditas, risiko suku bunga, risiko nilai
tukar dan risiko portepel atau risiko operasional dalam
menunjang pencapaian keuntungan bank.
 Jadi Asset & Liability Management adalah proses
pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling
berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank. Asset
& Liability Management merupakan kebijakan dan strategi
jangka pendek dalam pencapaian rencana tahunan.
 Asset and liability management (ALMA) pada dasarnya
adalah suatu penetapan kebijaksanaan di bidang pengelolaan :
Permodalan (equity).
Penghimpunan Dana (funding).
Penggunaan dana (asset)
 Dasar penerapan ALMA diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 Pasal 11 ayat 5 tentang
Penerapan Manajemen Resiko Bagi Bank Umum dan
peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18
PJOK.03/2016 Pasal 11 ayat 5 tentang Penerapan
Manajemen Resiko Bagi Bank Umum, yang berbunyi :
” Dalam melaksanakan fungsi pengendalian risiko suku
bunga, risiko nilai tukar, dan risiko likuiditas
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf b
dan c, Bank paling sedikit menerapkan Asset and
liability management (ALMA) “
 Aset dan liabilitas pada setiap bank ini dikelola oleh
Assets dan Liability Committee (ALCO) yang secara
organisasi tidak terlihat dalam struktur organisasi,
namun kegiatannya ada dan dikelola dalam team work
serta secara operasional umumnya berada di dalam
divisi treasury, yang dipimpin oleh wakil direktur
utama/direksi yang membidangi divisi treasury dan
kepala divisi treasury umumnya sebagai ketua pelaksana
Tujuan ALMA (Asset and Liability
Management)

 Menjaga pertumbuhan bank yang wajar


 Pendapatan yang maksimal
 Menjaga likuiditas yang memadai
 Mebentuk cadangan untuk berjaga - jaga atas hal -
hal tertentu
 Memelihara dana masyarakat yang dipercayakan
melalui kegiatan bank
 Memenuhi kebutuhan masyarakat akan kredit
Implementasi ALMA
 Untuk mencapai tujuan di atas, maka
implementasi ALMA dilakukan dengan cara -
cara sebagai berikut :
1) Menentukan target dan limit liquidity ratio,
meliputi :
 Primary reserve
 Secondary reserve
2) Maturity gap target dan ranges
3) Fund placement guidelines
4) Foreign exchange position, target and stop
limit : Buy currency and sell currency
5) Balance sheet structure : growth and mix
6) Earning and performance goals : ROA, ROE,
Net Interest Margin (NIM)
7) Capital adequacy ratio yang dibutuhkan
8) Pricing policies and guidelines
Faktor - faktor pendorong dan penghambat
implementasi ALMA bagi dunia perbankan

No. Faktor-Faktor No. Faktor-Faktor Penghambat


Pendorong
1. Deregulasi sektor 1. Perubahan kondisi
perbankan di sebagian internasional yang
besar dunia mempengaruhi kegiatan
ekonomi nasional dan lokal
2. Kondisi lingkungan 2. Volatile-nya suku bunga dan
seperti fluktuasi suku nilai tukar
bunga dan nilai tukar
telah mendorong
timbulnya teknik baru
untuk meminimalkan
resiko tingkat bunga

3. Sikap para investor yang 3. Tingkat ketidakpastian yang


semakin kritis semakin tinggi, karena
perubahan teknologi
komunikasi dan informatika

4. Berkembangnya teori 4. Kebijakan Bank Sentral


corporate finance dalam mengatur jumlah uang
yang beredar

5. Tingkat persaingan yang 5. Kebijakan dan strategi


semakin tinggi manajemen bank
6. Limit kredit yang diberikan
oleh bank
Ruang Lingkup ALMA
 ALMA adalah manejemen struktur neraca bank dengan
tujuan untuk mengoptimalkan pendapatan dan meminimalkan
biaya dalam batas - batas risiko tertentu. Risiko - risiko
ALMA dalam suatu bank pada umumnya berupa :
1. Financing risk, yaitu debitur akan memenuhi kewajibannya
(keterlambatan angsuran atau pelunasan) tepat pada waktunya.
Risiko kredit dapat menimbulkan risiko likuiditas.
2. Liquidity risk, yaitu risiko bahwa bank tidak dapat memenuhi
kewajibannya pada waktunya atau hanya dapat memenuhi
kewajiban melalui pinjaman darurat (bagi hasil yang tinggi)
dan atau menjual aktivanya dengan harga yang rendah.
3. Foreign exchange risk, yaitu risiko kerugian sebagai akibat
perubahan tingkat kurs terhadap “open position” karena
adanya pergerakan kurs yang merugikan.
4. Gap risk, yaitu risiko kerugian dari ketidakseimbangan
interest rate maturity karena adanya pergerkan tingkat bunga
yang merugikan.
5. Kontinjen risk, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat
transaksi kontinjen, contohnya bank garansi dan kontrak
valuta asing berjangka
Teknik ALMA
 Ada tiga teknik ALMA yaitu :
1) Asset Management Strategy (AMS) – strategi yang
berkaitan dengan pengendalian/pengawasan dana -
dana yang masuk melalui penentuan alokasi
pinjaman / kredit dan suku bunganya.
2) Liability Management Strategy (LMS) – strategi
yang berkaitan dengan pengendalian sumber -
sumber dana dan monitoring bauran dan biaya
deposit and non deposit liabilities – melalui
pengendalian harga, suku bunga.
3) Capital atau Fund Management Strategy (FMS) –
merupakan strategi gabungan AMS dan LMS
Resiko ALMA (Asset and Liability
Management)
1. Risiko likuiditas yaitu risiko yang disebabkan oleh
ketidakmampuan bank mengelola (kelebihan atau
kekurangan) dana dalam kegiatan operasional.
2. Risiko suku bunga yaitu risiko yang disebabkan karena
posisi reviewing asset liability tidak searah dengan perubahan
suku bunga.
3. Risiko nilai tukar yaitu risiko yang disebabkan oleh posisi
Asset & Liability dalam mata uang asing tidak searah dengan
perubahan nilai tukar.
4. Risiko portepel yaitu risiko yang disebabkan oleh struktur
Asset & Liability tidak mendukung effisiensi operasi, seperti
komposisi asset kurang menghasilkan keuntungan dan
komposisi liability mengarah ke biaya tinggi. Dalam kaitan
terhadap risiko portepel ini fungsi pengelolaan portepel 
sangat penting yaitu bagaimana mengusahakan agar
komposisi dana searah dengan komposisi penggunaan dana.
Risiko portepel termasuk fungsi pengelolaan dana atau
Funding Management disebut juga the acquisition of
liabilities atau Deposit and Liabilities Management
Kerangka ALMA (Asset and Liability
Management)
 Agar resiko-resiko diatas dapat diminimalkan, diperlukan
kerangka proses ALMA yang dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat memaksimumkan keuntungan sekaligus
membatasi resiko aset dan liabilitas dengan mematuhi
ketentuan kebijakan moneter dan pengawasan bank.
 ALMA yang kuat akan memberikan landasan yang jelas
meliputi strategi manajemen, penunjang dan pelaksanaan
pengembangan bank. Oleh karena itu perlu dibentuk
semacam kerangka ALMA dengan urutan sebagai berikut :
1. Adanya penetapan kebijakan dan strategi ALMA oleh
organisasi yang memiliki kewenangan formal dan dan
personel yang profesional.
2. Adanya tujuan/arah bagi manajemen dan petugas pelaksanan
dalam proses pelaksanaan tugas dengan cara menetapkan
standar - standar tertentu.
3. Adanya pengumpulan data internal/eksternal yang menjamin
bahwadata yang terkumpultersebut sudah cukup menunjang
untuk keputusan ALMA baik untuk jangka waktu pendek
maupun panjang.
4. Adanya analisis yang mengembangkan skenario untuk
menguji berbagai alternatif strategi ALMA sebelum
keputusan diambil serta petugas memantau efektifitas
pelaksanaan tersebut
5. Adanya manajemen likuditas yang mampu mengelola
dana dengan baik pada suatu tingkat bunga yang wajar,
agar dapat memenuhi setiap kewajiban dan
memanfaatkan kesempatan baru.
6. Adanya manajemen gap yang bertujuan untuk
memaksimalkan pendapatan dan memperkecil resiko,
yang dihubungkan dengan besarnya gap/mistmatch
7. Adanya manajemen valuta asing yang mengelola
besarnya gap tiap - tiap mata uang dan antar mata uang
yang tercantum dalam pembukuan bank untuk
menghasilkan keuntungan maksimum dalam batas - batas
risiko tertentu.
8. Adanya manajemen pricing yang menjamin bahwa
strategi penetapan tingkat bunga dapat menunjang proses
pelaksanaan manajemen gap, likuiditas dan manajemen
valuta asing.
Kemudian untuk melaksanakan ALMA framework diatas,
perlu dibentuk organisasi ALMA pada suatu bank.
Organisasi ALMA bank pada umumnya terdiri dari Asset
Liability Committe (ALCO) atau unit organisasi lainnya
yang mempunyai hak formal yang sama dengan ALCO dan
ALCO Support Group (ASG).
Dalam organisasi tersebut ditetapkan tanggung jawab
ALCO, yaitu menetapkan tujuan, membuat keputusan
ALMA, mementau kegiatan dan menelaah hasil kebjakan
ALMA.
Sedangkan tanggung jawab ASG adalah mengumpulkan
data internal dan eksternal, menyusun analisis,
mengembangkan strategi dan scenario, membuat laporan,
mengajukan saran - saran untuk rapat ALCO dan
memantau pelaksanaannya.
Proses pembuatan kebijakan ALMA dilakukan oleh direksi
bank. Kebijakan yang dimaksud antara lain berupa
penetapan limit dan target setiap bidang, rasio - rasio
strategi pendanaan dan penenaman dana,struktur neraca,
kebijakan harga, kebutuhan modal, dll
Fungsi ALMA (Asset and Liability
Management)
 Untuk lebih memudahkan dan memahami bidang tugas
ALMA, dalam pembahasan berikut akan dijelaskan fungsi -
fungsi utama yang terdapat dalam ALMA yaitu :
1. Manajemen Likuiditas
Manajemen likuiditas adalah kemampuan manajemen bank
dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua
kewajiban - kewajiban maupun komitmen yang telah
dikeluarkan kepada nasabahnya setiap saat.
 Pengelolaan likuiditas tersebut dilakukan untuk memenuhi
pekerjaan - pekerjaan sebagai berikut :
 Kemampuan untuk memprediksi kebutuhan dana di masa
yang akan datang.
 Mencari sumber dana untukmencukupi jumlah yang
dibutuhkan.
 Melakukan penatausahaan untuk arus dana yang masuk dan
keluar
 Selanjutnya dalam pengelolaan likuiditas bank ada beberapa
risiko yang mungkin timbul antara lain sebagai berikut :
 Risiko pendanaan (funding risk)
Risiko ini timbul apabila bank tidak cukup dana untuk memenuhi
kewajibannya.
 Risiko bunga (interest risk)
Adanya berbagai variasi tingkat suku bunga dalam aset maupun
liabilities dapat menimbulkan ketidakpastian tingkat keuntungan
yang akan diperoleh.
 Likuiditas ialah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan
dana yang cukup utuk memenuhi kewajibanya setiap saat. Dalam
kewajiban di atas termasuk penarikan yang tidak dapat diduga
seperti commitment loan maupun penarikan penarikan tidak terduga
lainya.
 Duane B Graddy memberikan definisi manajemen likuiditas
melibatkan perkiraan dana oleh masyarakat dan penyediaan
cadangan untuk memenuhi semua kebutuhan.
 Sedangkan Oliver G wood menyatakan manajemen likuiditas
melibatkan perkiraan kebutuhan dan penyediaan kas secara terus-
menerus baik kebutuhan jangka pendek atau musiman maupun
kebutuhan jangka panjang.
 Dalam hal ini bank sangat panting dalam mengelola likuiditas

dengan baik,dikarenakan untuk memperkecil  resiko likuiditas yang


disebabkan oleh adanya kekurangan dana dalam memenuhi
kewajibanya.
 Pada dasarnya keberhasilan bank dalam manajemen
likuiditas ,dapat diketahui dari :
1. Kemampuan dalam memprediksi kebutuhan dana di waktu
yang akan datang
2. Kemampuan untuk memenuhi permintaan
akan “cash” dengan menukarkan harta lancarnya
3. Kemampuan memperoleh “cash” secara mudah dengan
biaya yang sedikit
4. Kemampuan pendataan pergerakan “cash in”dan “cash
out”dana (cash flow)
5. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban tanpa harus
mencairkan aktiva tetap apapun kedalan cash
 Ada empat macam teori likuiditas perbankan yang dikenal,
yaitu sebagai berikut :
1. Commecial Loan Theory; teori ini beranggapan bahwa bank
hanya boleh memberikan pinjaman ‘dengan surat jangka
pendek yang dapat dicairkan dengan sendirinya (self
liquidating).
2. Shiftability Theory; teori ini beranggapan bahwa likuiditas
sebuah bank tergantung pada kemampuan bank
memindahkan aktivanya kepada kepada orang lain dengan
harga yang dapat diramalkan
3. Anticipated Income Theory; yaitu semua dana yang dialokasi
atau setiap uapaya mengalokasikan dana ditujukan pada sektor
yang feasible dan layak yang akan menguntungkan bagi bank.
4. The liability Management Theory; teori ini dinyatakan bagaiman
bank dapat mengelola pasivanya sedemikian rupa sehingga pasiva
itu dapat menjadi sumber likuditas.
 Sejak dulu dunia perbankan memerlukan likuiditas dan likuiditas
sendiri menjadi salah satu faktor penting dalam pengelolaan dananya
dan Resiko likuiditas adalah salah satu resiko yang mendasar dalam
dunia perbankan.
 Kemungkinan kerugian terjadi karena keharusan menjual aset atau
mengumpulkan dana dalam waktu singkat untuk menghadapi situasi
tertentu.dan diperlukan juga likuiditas yang cukup papbila bank
ingin memenuhi pemintaan kredit yangtidak terduga dari nasabah.
 Penolakan akan suatu permintaan kredit mungkin akan
mengakibatkan kehilangan nasabah yang akan menyimpan uangnya
atau bahkan kehilangan calon nasabah yang prima.
 Sulit untuk mengatakan berapakah tingkat likuiditas yang ideal

(seimbang) untuk suatu bank. Untuk mempertahankan tingkat


likuiditas yang seimbang , sedapat mungkin biaya dana yang tinggi
yang dibutuhkan ntuk mempertahankan tingkat likuiditas yang
seimbang harus dibuat seminimal mungkin dengan pengelolaan
spread yang baik.
 Laporan perencanaan likuiditas juga dapat membantu
pengelola dana untuk membuat biaya dana seminimum
mungkin. Dengan melihat laporan perencanaan likuiditas ini
ank dapat mengindikasi adanya kelebihan dan sampai
seberapa besar dana itu lebih.
 Sesungguhnya konsep likuiditas adalah konsep yang
sederhana hanya saja sulit unruk menentukan berapakah yang
betul betul sesuai untuk masing - masing bank dengan
kondisi bank yang berbeda – beda.
 Secara singkat pengaturan likuiditas adalah :
a) Kemampuan bank untuk menaikan sejumlah tertentu dan
kas yang ada,
b) Pada ongkos tertentu
c) Dalam waktu yang singkat dan tepat
 Semakin banyak dana yang dihimpun oleh bank dalam waktu
tertentu maka bank akan semakin likuid, semakin rendah
ongkos yang dibutuhkan untuk menambah dana dalam waktu 
tertentu maka aset tersebut akan semakin likuid. Dan jumlah
uang kas yang bertambah seharusnya juga disesuaikan
dengan kebutuhan akan uang kas tersebut.
 Bank mempunyai beberapa alternatif untuk mencapai likuiditas
a) Menyediakan uang kas yang cukup
b) Mengkonventir aset kedalam uang kas
c) Meminjam dari bank lain
 Dalam pengaturan likuiditas jangka pendek mungkin masih sulit
untuk dpastikan berapakah tingkat likuiditas bank yang ideal,
dikarenakan dalam bisnis pebankan bank dihadapkan kepada
ketidakpastian (uncertainty). Berapa dan kapan nasabah akan
mengambil ataupun menyetor uang tidak dapat diketahui,oleh
karena itu di perlukan perencanaan likuiditas.
 Likuiditas jangka pendek dapat diambil dari contoh beberapa
kejadian yaitu hal hal yang bersifat musiman,bank bank yang
lokasinya dekat dengan daerah pertanian akan mengalami lebih
banyak setoran dana pada saat musim panen.dana ini akan
menumpuk apabila tidak direncanakan alokasinya.Dan
sebaliknya para petani akan membutuhkan uang  pada waktu
musim menanam untuk membeli bibit,pupuk obat hama dan
sebagainya
 Faktor - faktor tersebut diatas akan menjadi panduan apakah
tidak akan mengambil sikap agresif, berhati hati atau konservatif
dalam manajemen likuiditasnya,yang tercermin dari limit dan
target likuididas yang di tetapkan.
2. Manajemen Investasi
Investement dalam pengertian perusahaan (bank) adalah
aktivitas bank untuk menggunakan dana yang dimilikinya,
membeli harga tetap yang mempunya nilai jangka
panjang,atau membeli surat berharga jangka panjang (1
sampai 10 tahun). 
Investasi disebut juga sebagai komitmen atas sejumlah dana
atau sumber daya lainya yang dilakukan di masa datang. Atau
dalam pengertian lain, investasi merupakan pengeluaran
modal unut pembelian aset (asset) fisik seperti pabrik, mesin,
peralatan, dan persediaan, yaitu investasi fisik atau riil.
 Dalam bukunya, Ahmad Ifham Sholihin menyatakan bahwa
investasi merupakan penanaman modal, biasanya dalam
jangka panjang untuk pengadaan aktiva tetap atau pembelian
saham-saham dan surat berharga lain untuk memperoleh
keuntungan (investment).
 Tujuan bank dalam membeli surat berharga ada dua macam,
yaitu:
a) Untuk menambah likuiditas bank
b) Untuk menambah income bank
 Faktor faktor yang mempengaruhi keputusan investasi :
 jangka waktu
 bagi hasil
 pajak
 mudah dipasarkan atau tidak
 kualitas dan keamanan
 harapan di masa mendatang
 Diversifikasi
3. Manajemen Gap (Mismatch)
Manajemen Gap adalah upaya - upaya untuk mengelola dan
mengendalikan kesenjangan (gap) antara aset dan liabilities pada
suatu periode yang sama, meliputi kesenjangan dalam hal jumlah
dana, suku bunga, saat jatuh tempo atau perpaduan antara
ketiganya.
 Atau dengan kata lain manajemen gap adalah upaya untuk
mengatasi perbedaan (mismatch) antara aset yang sensitif terhadap
bunga (Rate Sensitive Assets/RSA) dan pasiva yang sensitif
terhadp bunga (Rate Sensitive Liabilities/RSL). RSA adalah aktiva
berbunga yang bunganya dapat berubah setiap saat, contoh surat-
surat berharga sedangkan RSL adalah pasiva berbunga yang
bunganya dapat berubah setiap saat, misalnya deposito berjangka,
dana yang bunganya dikaitkan dengan SIBOR/LIBOR
Dalam neraca bank hampir selalu terjadi
ketidakseimbangan antara sumber dana di sisi liabilities
dengan penggunaan dana disisi aset. Sehingga perlu
dilakukan strategi manajemen di bidang pendanaan
maupun penempatannya (investment).
Untuk merealisir strategi tersebut dengan sebaik -
baiknya harus dilakukan dengan mengubah tingkat suku
bunga, baik suku bunga simpanan maupun suku bunga
pinjaman
Oleh karena itu, manajemen gap bertujuan untuk :
Menghindari kerugian akibat dari gejolak tingkat
bunga.
Mengusahakan pendapatan yang maksimal dalam
batas risiko tertentu.
Menunjang kebutuhan manajemen likuiditas.
Mengelola risiko serendah mungkin.
Menyusun struktur neraca yang dapat meningkatkan
kinerja dengan tingkat suku bunga yang wajar
4. Manajemen Valuta Asing
 Manajemen valuta asing adalah suatu kegiatan membeli atau
menjual mata uang suatu Negara. Kegiatan jual beli valuta
asing membentuk suatu pasar yang disebut dengan pasar valas.
 Pasar valas dapat dikatakan sebagai transaksi jual beli melalui
jaringan komunikasi antara bank - bank, brokers atau deler di
seluruh dunia yang dilakukan di ruangan masing - masing bank
yang telah dilengkapi dengan jaringan komunikasi.
 Secara garis besar tindakan manajemen valas dapat berupa :
1. Pengendalian kesejahteraan mata uang asing, yang meliputi
rekayasa portofolio masing masing mata uang,dll.
2. Pengendalian keuntungan netto dari nilai tukar, yang meliputi
penetapan break even exchange rate, dll
 Tujuan Kegiatan Valas :
Valas dapat diperjual belikan oleh perorangan, perusahaan
maupun bank - bank untuk membiaya impor atau menukarkan
valas hasil ekspor ke mata uang lain. Alasan bank terjun ke
transaksi valas dengan tiga alasan :
1. Untuk member service kepada nasabah
2. Untuk kepentingan bank sendiri
3. Untuk memperoleh keuntungan (spekulasi)
 Dalam kegiatan valas dikenal dua golongan transaksi, yakni
transaksi komersial dan transaksi spekulatif. Transaksi
komersial terjadi bila transaksi tersebut dilakukan untuk
keperluan perusahaan atau nasabah, bukan untuk bank.
Sedang untuk transaksi spekulatif adalah dengan maksud
untuk mendapatkan keuntungan bagi bank yang bersangkutan
dari fluktuasi nilai tukar mata uang.
 Ada dua tujuan pokok dalam pengelolaan valas yaitu :
1. Mengelola jumlah dan risiko valas keseluruhan terkait
dengan kesenjangan pada mata uang asing
2. Memaksimalkan pendapatan valas bank dengn batas - batas
risiko yang dapat diterima.
5. Manajemen Pricing
 Manajemen princing adalah suatu kegiatan manajemen untuk
menentukan tingkat suku bunga dari produk - produk yang
ditawarkan bank, abik disisi aset maupun liabilities.
 Tujuan utama dari manejemen princing tersebut adalah untuk
mendukung strategi dan taktis ALMA bank dalam mencapai
tujuan - tujuan operasional lainnya dan mencapai tujuan
penghasilan bank
 Penetapan tingkat suku bunga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Kelompok pinjaman, faktor-faktor tersebut adalah cost of funds, premi
risiko, biaya pelayanan.
2. Kelompok simpanan, yang mempertimbangkan adalah cost of funds,
biaya pelayanan, termasuk biaya overhead dan personel, marjin
keuntungan, struktur target maturity, pricing yield curve simpanan
berjangka dan cadangan wajib minimum likuiditas
 Tingkat suku bunga tersebut ditetapkan atas dasar metode pricing yang

rasional dengan mempunyai 5 komponen utama, yaitu :


a) Cost of funds, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dana
tersebut.
b) Premi risiko industri yang bervariasi menurut jenis industri,
mencerminkan risiko dari suatu industri tertentu, berubah bila kondisi
industri itu berubah, dan didasarkan pada latar belakang kolektibilitas
serta prakiraan sekarang tentang prospek industri.
c) Premi risiko perusahaan/debitur yang mencerminkan risiko berkaitan
dengan debitur-debitur tertentu, merupakan antisipasi terhadap
penghapusan pinaman, menutupi biaya pinjaman non lancer da
kemungkinan dipengaruhi oleh struktur pinjaman.
d) Biaya pelayanan termasuk biaya personel dan biaya overhead.
e) Marjin keuntungan yang disesuaikan dengan risiko kredit yang
kemungkinan timbul dan disesuaikan dengan situasi persaingan atau
untuk mencapai tujuan-tujuan strategis

Anda mungkin juga menyukai