Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN

KEPERAWATAN TORC
PADA KEHAMILAN

Disusun oleh :Rochani Ambarwati


Susilowati
Suheni
PENGERTIAN TORCH :
Yaitu Toksoplasmosis, rubella virus,
citomegalovirus, dan herpes simplek
virus, yang secara korelatif dikenal
sebagai infeksi TORCH, adalah suatu
kelompok organisme yang mampu
menembus plasenta dan
memengaruhi perkembangan
janin. (Bobak, 2005)
 
1. Toksoplasmosis adalah suatu infeksi protozoa yang
timbul akibat mengkonsumsi daging mentah atau
terinfeksi kotoran kucing.
2. Rubela :adalah suatu infeksi virus yang di transmisi
melalui droplet. Demam, ruam, dan limfedema ringa
biasanya terlihat pada ibu
3. Cyto Megalo Virus :penyebab utama infeksi virus
konginetal pada janin dan neonatus dan merupakan
infeksi yang paling sering menyebabkan retardasi
mental. Sumber-sumber infeksi virus meliputi salifa,
urin, semen, air susu ibu, darah, dan sekresi servik
atau vagina.
4. Virus herpes simpleks tipe I (HSV-1) merupakan
infeksi yang paling banyak ditemukan pada masa
ETIOLOGI INFEKSI TORCH
1.Toxoplasma gondii  merupakan
protozoa intraselular obligat yang
tergolong dalam filum Apicomplexa dan
secara taksonomi mempunyai
 kekerabatan dengan  Plasmodium,
penyebab malaria dan  Pneumocystis,
penyebab pneumonia.
2.Rubela disebabkan oleh suatu RNA virus,
genus Rubivirus, family togaviridae. Secara
fisikokimiawi, virus ini sama dengan anggota
virus lain dari famili tersebut. Tetapi secara
serologi, virus rubela berbeda. Sindrom rubela
konginetal merupakan penyakit yang sangat
menular yang penularannya melalui oral
droplet, dari nasofaring atau rute pernafasan
dan selanjutnya memasuki aliran darah.
3.CMV merupakan virus litik yang
menyebabkan efek sitopatik in vivo
dan in vitro.tanda patologi dari infeksi
CMV adalah sebuah pembesaran sel
dengan tubuh yang terinfeksi virus.sel
yang menunjukan cytomegaly
biasanya terlihat pada infeksi yang
disebabkan oleh betaherpesvirinae
lain.meskipun berdasarkan
pertimbangan diagnosa,penemuan
histological tersebut kemungkinannya
minimal atau tidak ada pada organ
yang trinfeksi.
4 Herpes
HSV tipe I dan II merupakan virus DNA. Pembagian tipe I dan
tipe II berdasarkan karakteristik pertumbuhan pada media kultur,
antigenik, marker, dan lokasi klinis (tempat predileksi).
Transmisi virus herpes pada manusia
( Amin Huda.2015 )
Virus Transmisi Portal of entry Target sel awal
HSV 1 Kontak langsung Mukosa, kulit Epitel
HSV 2 Kontak langsung Mukosa, kulit Epitel
VZV Inhalasi, kontak Saluran nafas, mukosa Epitel
langsung
CMV Saliva Mukosa, aliran darah Neutrofil, monosit
EBV Mukosa, aliran darah Limfosit B, kelenjar
ludah
PATOFISIOLOGI TORCH
1.Toxoplasma gondii  merupakan
protozoa  intraselular obligat
yang tergolong dalam filum
Apicomplexa dan secara
taksonomi mempunyai
kekerabatan dengan 
Plasmodium, penyebab malaria
dan  Pneumocystis, penyebab 
pneumonia.
2.Rubella
Penularan terjadi melalui oral droplet, dari
nasofaring, atau rute pernafasan. Selanjutnya
virus rubella memasuki aliran darah. Namun
terjadinya erupsi dikulit belum diketahui
patogenesisnya. Viremia mencapai puncaknya
tepat sebelum timbul erupsi di kulit. Di nasofarin
virus tetap ada sampai 6 hari setelah timbulnya
erupsi dan kadang-kadang lebih lama.
3.Sitomegalovirus (CMV) adalah
penyebab utama infeksi virus
kongenital di amerika utara. CMV
ditularkan dari orang ke orang melalui
kontak langsung dengan cairan atau
jaringan tubuh, termasuk urin, darah,
liur, secret servikal, semen dan ASI
ADA 3 JENIS CMV
1.Kongenital :yaitu didapat didalam rahim
melalui plasenta
2.Akut-didapat: yaitu didapat selama atau
setelah kelahiran sampai dewasa
3.Penyakit sistemik: yaitu terjadi pada
individu yang menderita imunosupresi
,terutama mereka telah menjalani
tranplantasi organ.
4. Herpes
HSV merupakan virus DNA
yang dapat diklasifikasikan ke
dalam HSV 1 dan 2. HSV 1
biasanya menyebabkan lesi di
wajah, bibir, dan mata,
sedangkan HSV 2 dapat
menyebabkan lesi genital(Bayu
fajar, 2018).
PENATALAKSANAAN INFEKSI TORCH:
1 Toxoplasma Gondii
WHO dan CDC merekomendasikan protokol
terapi terhadap wanita hamil yang terinfeksi
Toksoplasma berupa kombinasi pirimetamin
(dosis dewasa 25-100 mg/hari, selama 3-4
minggu), sulfadiazin (dosis dewasa 1-1,5 gr 4x
sehari selama 3-4 minggu), dan asam folat
(leucovorin, 10-25 mg/hari selama 3-4 minggu)
untuk mencegah depresi sumsum
tulang.Pirimetamin tidak dapat diberikan pada
trimester pertama dan kedua kehamilan karena
efek teratogeniknya. Obat yang dapat diberikan
untuk wanita pada kehamilan trimester pertama
dan kedua adalah sulfadiazin.
2.Rubela : Acetaminopen atau ibuprofen dapat mengurangi
demam dan nyeri
3. 3 Cyto Megalo Virus
Tidak ada terapi khusus untuk CMV pada individu yang sehat.
Pasien dengan gangguan kekebalan dan mereka yang memiliki
gejala mononukleosis atau gejala hepatitis diobati berdasarkan
gejala yang timbul atau dengan terapi antivirus.
4 Herpes
Pada lesi yang dini dapat digunakan obat topikal berupa salep
atau krim yang mengandung preparat idoksuridin (stoxil,
viruguent, virunguent-P) atau preparat asiklofir (zofirax).
Pengobatan oral preparat asiklofir dengan dosis 5 x 200 mg
perhari selama 5 hari mempersingkat kelangsungan penyakit dan
memperpanjang masa rekuren(Bayu Fajar,2018).
PEMERIKSAAN PENUNJANG TORCH
1. Toxoplasma Gondii
Tes ini mempergunakan antigen Toxoplasma yang diletakkan pada penyangga
padat, mula-mula di inkubasi dengan serum penderita kemudian dengan antibodi
berlabel enzim. Kadar antibodi dalam serum penderita sebanding dengan
intertitas warna yang timbul setelah ikatan antigen antibodi dicampur dengan
substrat.
2 . Rubella
a.    Tes darah serologi antigen rubela
b.    Pemeriksaan ELISA (Amin Huda.2015)
3 Cyto Megalo Virus
Pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat untuk mengetahui infeksi akut atau
infeski berulang, dimana infeksi akut mempunyai risiko yang lebih tinggi.
Pemeriksaan laboratorium yang silakukan meliputi Anti CMV IgG dan IgM, serta
Aviditas Anti-CMV IgG. (Bayu Fajar, 2017)
4 . Herpes
Virus herpes dapat ditemukan pada vesikel dan dapat dibiakkan. Jika tidak ada
lesi, dapat diperiksa antibodi HSV. Pada percobaan Tzanck dengan pewarnaan
Giemsa dari bahan vesikel dapat ditemukan sel datia berinti banyak dan badan
inklusi itranuclear.
( Amin Huda.2015 )
Pengkajian
a.Keluhan utama :merasakan
nyeri di ekstrimitas,demam
b.Riwayat kesehatan :
-Suhu tubuh tinggi
-Malaise
-Sakit tenggorokan
-Mual dan Muntah
-Nyeri otot
Riwayat kesehatan yang dahulu :
1.Pasien sering berkontak langsung dengan
binatang
2.Pasien sering mengkonsumsi daging
setengah mateng
3.Pasien sering mendapatkan transfusi darah
Pemeriksaan fisik
-mata : nyeri
-Perut : Diare,mual dan muntah
-Integumant:Suka berkeringat malam,suhu
tubuh meningkat,timbulnya ras pada kulit
-Musculusceletal:Nyeri dan kelemahan
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
a. Resiko infeksi b.d takazoid yang masuk dalam
tubuh
b. Hipertermi b.d masa prodromal
c. Resiko infeksi b.d masuknya virus rubella dalam
tubuh
d. Kurang pengetahuan b.d keterbatasan paparan
e. Pola nafas tidak efektif b.d suplai O2 tidak
adekuat
f. Gangguan citra b.d struktur kulit berubah
dengan ulkus mole
g. Hipertermi b.d respon sistemik tubuh
DX :Resiko infeksi b.d takaziod yang masuk kedalam tubuh
NOC
1.Imune status
2.Knoleledge:Infection control
3.Resk control
Kriteria hasil:
-Klien bebas dari tanda&infeksi
-Mendeskripsikan proses penularan penyakit,faktor yang
mempengaruhi
Penularan
-Jumlah leukosit dalam jumlah normal
-Menunjukkan prilaku hidup sehat
INTERVENSI
1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien
lain
2. Pertahankan teknik isolasi
3. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci
tangan saat berkunjung&setalah berkunjung
meninggalkan pasien
4. Pertahankan lingkungan aseptik selama
pemasangan alat
5. Berikan terapi antibiotik bila perlu
6. Infection protection(proteksi terhadap infeksi)
7. Monitor tanda &gejala infeksi sistemik &lokal
8. Monitor kerentanan terhadap infeksi
9. Pertahankan teknik aspesis pada pasien yang
beresiko

Anda mungkin juga menyukai