Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN (CVA)

CEREBRO VASKULER ACCIDENT


KELOMPOK 5
1. FATHUL AZIZ
2. RIZMAYANTI
3. IZA UMAMI
Definisi CVA (Cerebro Vaskuler Accident) Hemoragik
Menurut WHO CVA (Cerebro Vaskuler Accident)
ialah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global)
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
(Muttaqin, 2008).
Stroke Cerebro Vaskuler Accident (CVA) adalah
kumpulan gejala klinis berupa gangguan dalam
sirkulasi darah kebagian otak yang menyebabkan
gangguan perfusi baik lokal atau global yang terjadi
secara mendadak, progresif dan cepat yang umumnya
menyebabkan hemiparasis pada penderita stroke
(Heriyanto & Ana, 2015).
Klasifikasi

Stroke Cerebro Vaskuler Accident (CVA) dapat


diklasifikasikan menurut patologi dan gejala
kliniknya, yaitu :
 Stroke hemoragik
 Stroke non hemoragik (CVA Infark

Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya CVA


(Cerebro Vaskuler Accident) dapat dibagi menjadi:
- TIA (Trans iskemik attack
- Stroke infolusi
- Stroke komplit
Etiologi
 

Penyebab CVA (Cerebro Vaskuler Accident)


dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Trombosis serebri
2. Emboli selebri
3. Hemoragik
Faktor Resiko CVA (Cerebro Vaskuler Accident)

1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler
3. Diabetes militus
4. Merokok
5. Peningkatan kolesterol
6. Alkoholik
7. Obesitas
8. Arterosklerosis
Patofisiologi CVA (Cerebro Vaskuler Accident)
 
Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai cadangan oksigen. Jika
aliran darah ke setiap bagian otak terlambat karena thrombus dan embolus, maka mulai
terjadi kekurangan oksigen ke jaringan otak. Kekurangan selama 1 menit dapat
mengarah pada gejala yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran. Selanjutnya
kekurangan oksigen dalam waktu yang lebih lama dapat menyebabkan nekrosis
mikroskopik neuron-neuron. Area nekrotik kemudian disebut infark. kekurangan
oksigen pada awalnya mungkin, akibat dari bekuan darah, udara, plaque, atheroma
flakmen lemak. Jika etiologi stroke maka hemoragik dan faktor pencetus adalah
hipertensi. Abnormalitas vaskuler, aneurisma serabut dapat terjadi rupture dan dapat
menyebabkan hemoragik. Pada CVA (Cerebro Vaskuler Accident) thrombosis atau
metabolik maka otak akan mengalami iskemia dan infark sulit ditentukan. Ada peluang
dominan stroke akan meluas setelah serangan pertama hingga dapat terjadi edema
serebral dan meningkat tekanan intrakranial (TIK) dan kematian pada area yang luas.
Prognosisnya tergantung pada daerah otak yang terkena dan luasnya saat terkena.
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana saja didalam arteri yang
membentuk sirkulasi Willisi : arteri kerotis interna dan system vestebrobasilar dan
semua cabang-cabangnya. Secara umum, apabila aliran darah ke jaringan otak terputus,
selama 15 sampai 20 menit akan terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu dilihat
bahwa oklusi di suatu arteri tidak selalu menyebabkan infark di daerah otak yang
diperdarahi oleh arteri tersebut (Price 2005 dalam Wijaya, 2015).
Manifestasi klinis pada pasien CVA (Cerebro Vaskuler
Accident) yaitu:
 Kehilangan Motorik
 Kehilangan komunikasi
 Gangguan persepsi

Pemeriksaan Penunjang CVA (Cerebro Vaskuler accident)


1. Angiografi serebral
2. Elektro encefalography
3. Sinar x tengkorak
4. Ultrasonography Doppler
5. CT-Scan
6. MRI
7. Pemeriksaan foto thorax
Komplikasi CVA (Cerebro Vaskuler Accident) (Putri, 2013)
1. Berhubungan dengan immobilisasi pada stroke
2. Berhubungan dengan mobilisasi

Upaya Pencegahan CVA (Cerebro Vaskuler Accident) (Wijaya, 2013)


Mengurangi kegemukan 

Berhenti merokok 
berhenti minum kopi 
batasi makan garam / lemak 
tingkatkan masukan kalium 
rajin berolahraga
mengubah gaya hidup 
menghindari obat-obat yang dapat meningkat tekanan darah
Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien CVA (Cerebro
Vaskuler Accident)
 Pengkajian
a. Biodata
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Penyakit Dahulu
d. Riwayat Penyakit Sekarang
e. Riwayat penyakit keluarga
 Pemenuhan Kebutuhan Sehari- Hari
1. Mandi
2. Makan / minum 
3. BAB / BAK
4. Berpakaian
5. Berhias
6. Aktifitas mobilisasi
-Pemeriksaan fisik dan observasi:
1. B1 (Bright / penafasan)
2. B2 (Blood / sirkulasi)
3. B3 (Brain / persyarafan, otak)
-Pengkajian tingkat kesadaran:
4. Menilai respon membuka mata (E)
5. Menilai respon verbal / respon bicara ( V)
6. Menilai respon motorik
Diagnosa Keperawatan
ketidakefektifan
perfusi jaringan serebral
Kerusakan mobilitas fisik
Intervensi keperawatan menurut (SDKI, 2016-2017)
Tabel 4.8 Intervensi Keperawatan

DIAGNOSIS TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI (NIC)


KEPERAWATAN 1 HASIL (NOC)
-Kerusakan mobilitas fisik NOC NIC
Definisi: Keterbatasan dalam Kebugaran fisik Indikator : Status neurologi:
gerakan fisik dari satu atau lebih -Peningkatan fungsi dan -Monitor ukurna dan bentuk pupil
-Monitor tingkat kesadaran
ekstremitas secara mandiri. -kekuatan otot -Monitor orentasi
Batasan karakteristik : -ROM aktif/pasif meningkat -Monitor kekuatan otot
-Stroke -Perubahan posisi adekuat -Monitor nyeri kepala
-Cedera medulla spinalis -Kekuatan fungsi motoric -Monitor klien pada pengobatan
-Trauma meningkat -Informasikan pada dokter tentang
-Fraktur -ADL optimal perubahan kondisi klien
-Memberikan pendidikan kesehatan
-Osteoarthritis Latihan : Gerakan sendi ROM kepada klien dan keluarga
-Ostemalasia -Kaji kemampuan Klien
-Keganasan dalam melakukan mobilitas Perawatan sirkulasi:
  fisik -Monitor tanda-tanda vital tiap 4
Faktor yang berhubungan : -Kolaborasi dengan jam
-Kerusakan integritas struktur fisioterapi untuk program -Cek kapiler refiil Aktivitas
kolaborasi :
-tulang latihan -Berikan obat-obatan untuk
-Perubahan metabolisme -Kaji lokasi nyeri ketidak -meningkatkan volume intavaskular
-Ketidakbugaran fisik nyamanan selama latihan sesuai program
-Penurunan kekuatan otot -Jaga keamanan klien -Berikan diurectic dan osmotic sesuai
-Kekakuan sendi -Mengoptimalkan gerak program
-Nyeri sendi -Tinggikan bagian kepala tidur 15-30
-Gangguan musculoskeletal -Beri reinfocement positif derajat, bergantung pada kondisi klien
dan program dokter
-Gangguan neuromaskular setiap kemajuan.
DIAGNOSIS TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN 2 HASIL (NOC)

Ketidakefektifan perfusi perifer atau NOC NIC


serebral Perfusi jaringan dan serebral Status neurologi:
Definisi : Penurunan oksigen yang Indikator : -Monitor ukurna dan bentuk pupil
mengakibatkan kegagalan pengiriman -Pengisian kapiler refiil -Monitor tingkat kesadaran
nutrisi ke jaringan pada tingkat kapiler. -Kekuatan pulsasi perifer distal -Monitor orentasi
Batasan karakteristik : -Monitor kekuatan otot
-Tingkat sensasi normal
-Abnormal berbicara -Monitor nyeri kepala
-Kelemahan ekstremitas -Kekuatan fungsi otot -Monitor klien pada pengobatan
-Perubahan status mental -Tidak ada sakit kepala -Informasikan pada dokter tentang
-Perubahan respon motorik -Warna kulit normal Perubahan kondisi klien
-Kesulitan menelan -Suhu kulit hangat -Memberikan pendidikan kesehatan
-Perubahan respon motorik -Tidak ada nyeri pada kepada klien dan keluarga
-Sakit kepala ekstremitas
Status sirkulasi Indikator : Perawatan sirkulasi:
Faktor yang berhubungan : -Tekanan darah sistolik -Monitor tanda-tanda vital tiap 4
-Kerusakan mengangkut oksigen melalui -Tekanan darah diastolik jam
membrane alveolar dan atau kapiler -Kekuatan nadi -Cek kapiler refiil
-Perubahan afinitas hemoglobin dalam -Rata-rata tekanan darah Aktivitas kolaborasi :
darah -Berikan obat-obatan untuk
-Tidak ada hipotensi ortostastik
-Hipovolemia meningkatkan volume intavaskular
-Hipoventilasi -Tidak ada pelebaran vena sesuai program
-Oedema serebral jugularis -Berikan diurectic dan osmotic sesuai
-Penurunan vena atau arteri aliran darah -Tidak ada bunyai program
-Penurunan konsentrasi hemoglobin jantung abnormal -Tinggikan bagian kepala tidur 15-30
dalam darah -Perbedaan O2 arteri dan vena derajat, bergantung pada kondisi klien
Tidak ada edema perifer dan program dokter
Implementasi
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan kegiatatan dalam pelaksanaan juga meliputi
pengumpulan data berkelanjutan mengobservasi respon klien selama dan
sesudah pelaksanaan tindakan dan menilai data yang baru.
Ada beberapa ketrampilan yang dibutuhkan dalam hal ini, pertama,
ketrampilan kognitif. Ketrampilan kognitif mencakup pengetahuan
keperawatan yang menyeluruh. Perawata harus mengetahui alas an untuk
setiap intervensi terapeutik, memahami respon fisiologis dan psikologis
normal dan abnormal, mampu mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran
dan pemulangan klien dan mengenali askep – askep promotif kesehatan
klien dan kebutuhan penyakit. Kedua, keterampilan interpersonal.
Keterampilan interpersonal penting untuk tindakan keperawatan yang
efektif. Perawat harus berkomunikasi dengan jelas pada klien keluarganya
dan anggota tim perawat kesehatan lainnya. Ketiga, keterampilan
psikomotor mencakup kebutuhan langsung terhadap perawatan kepala
klien, seperti memberikan suntikan, melakukan penghisapan lender,
mengatur posisi, membantu klien memenuhi kebutuhan aktifitas sehari –
hari dan lain – lain.(Rohma dan Wahid, 2009).
Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam
proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan
yang disengaja dan terus menerus dengan
melibatkan klien. perawat dan anggota tim
kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan
pengetahuan tentang kesehatan, pathofisiologi
dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah
untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapai atau tidak dan untuk
melakukan pengkajian ulang. (Lismidar, 1990
dalam Padilah, 2012).
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai