Anda di halaman 1dari 49

ORGANISASI MANAJEMEN

RUMAH SAKIT
PROSES PEMBELAJARAN
Tujuan Instruksional :
Mahasiswa mampu memahami, mengkaji
dan mengajukan justifikasi implementatif
dari berbagai konsep dalam
pengorganisasian dan kegiatan manajemen
di rumah sakit sebagai suatu sistem.

Metoda:
Tugas baca, diskusi dan presentasi
kelompok, dan tugas perorangan.
PEMIKIRAN ARAH PROSES PEMBELAJARAN

MEMBUKA WAWASAN BAHWA ORG RS KINI


BERADA DALAM LINGKUNGAN BISNIS YANG
KOMPETITIF
MEMBANGUN MINDSETS TTG PERLUNYA
ENTERPREUNERSHIP
MEMBANGUN MINDSETS TTG PERLUNYA
MANAGERIAL LEADERSHIP
WAWASAN UNTUK BERPIKIR STRATEGIS
MEMBANGUN MINDSETS TTG PERLUNYA
KOMUNIKASI DAN KOLABORASI
Rujukan :
Schuktz, Rockwell and Alton C. Johnson, ‘Management
of Hospitals and Health Services; Strategic Issues and
Performance’, The C.V. Mosby Company, St. Louis,
1990 (RS-AJ)

Wolper, Laurence F. , ‘Health Care Administration’,


Alpen Publishers, Inc, Gaithersburg, Maryland, 1995
(LW)

Taylor, Robert J and Susan B. Taylor, ‘The AUPHA


Manual Of Health Service Administration’, Alpen
Publishers, Inc, Gaithersburg, Maryland, 1994 (RT-ST)
- MEMENUHI MASALAH PERSONIL :
MEMOTI - KOMITMEN
HARUS VASI & KEBUTUHAN &
DENGAN - TURNOVER
MEMIMPIN NILAI INDIVIDU RESPONS
CARA - APATHY
- MEMBERI ARAH
- PERSO - KONFLIK PROFESI
- KERJASAMA
NIL
- GRUP

MASALAH
MENGOPE
HARUS RASIKAN
- MENDISAIN TIM PERFORMANCE TEHNIS
DENGAN - KOMUNIKASI & RESPONS -PRODUKTIFITAS
ORGANISASI SISTEM CARA - EFISIENSI
KOORDIINASI
& MANJEMEN TEKNIS - KUALITAS
- KEPUASAN PASIEN
- TEORI ORG
- MANAJEMEN
- PERAN
MANAJER
MASALAH LINGKUNGAN
- PERAN
- DISAIN ORG - KOMPLEKSITAS
LEADERSHIP
- ALIANSI - PERUBAHAN SOSIAL &
MEMPOSISI
HARUS STRATEGIS TEHNOLOGI
KAN DENGAN
- MNGT RESPONS - KEKUATAN
ORGANISA CARA
PERUBAHAN KOMPETITIF
SI
- SET TUJUAN - TUNTUTAN
PERFORMANCE

MASALAH SURVIVAL &


HARUS MEMETA DENGAN - MNGT PERTUMBUHAN :
KAN MASA CARA STRATEGIS RESPONS -SURVIVAL JANGKA
DEPAN - ANTISIPASI PANJANG
MASA DEPAN - PERTUMBUHAN
SEJARAH PERKEMBANGAN
RUMAH SAKIT

Ns. Ratna Atina Riandhini, Skep MARS


PEMBAHASAN

ETYMOLOGY DAN SEJARAH


PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT
JENIS RUMAH SAKIT
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DI
INDONESIA
ETYMOLOGY
DAN
SEJARAH PERKEBANGAN
RUMAH SAKIT
Etymology
The word "hospital" comes from the Latin "hospes" which
refers to either a visitor or the host who receives the visitor.
From "hospes" came the Latin "hospitalia", an apartment for
strangers or guests, and the medieval Latin "hospitale" and
the Old French "hospital.“
It crossed the Channel in the 14th century and in England began a
shift in the 15th century to mean a home for the elderly or
infirm or a home for the down-and-out.
"Hospital" only took on its modern meaning as "an institution
where sick or injured are given medical or surgical care" in the
16th century.
Other terms related to hospital include hospice, hospitality,
hospitable, host, hostel and hotel.
The Hôtel-Dieu, a name often given to a hospital in France during
the Middle Ages, is the hotel (of) God.
Definisi Rumah Sakit
A building in which the sick, injured, or infirm
are received and treated;

a public or private institution founded for


reception and cure, or for the refuge, of
persons diseased in body or mind, or
disabled, infirm, or dependent, and in which
they are treated either at their own expense,
or more often by charity in whole or in part;

a tent, building, or other place where the sick


or wounded of an army cared for.
Peraturan Menkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006.
Rumahsakit didefinisikan sebagai suatu fasilitas
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan
rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan
kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang
terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan
rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit,
cidera, dan melahirkan.

Definisi ini berbeda dengan definisi yang diusung oleh


Kep Menkes Nomor 582/Menkes/SK/VI/1997 yang
menyebutkan rumahsakit sebagai sarana kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara
merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu
tatanan rujukan serta dapat dimanfaatkan untuk
pendidikan tenaga dan penelitian.
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 44 TAHUN 2009
TENTANG RUMAH SAKIT
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

“RUMAH SAKIT ADALAH INSTITUSI PELAYANAN


KESEHATAN YANG MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN
SECARA PARIPURNA YANG MENYEDIAKAN
PELAYANAN RAWAT INAP,RAWAT JALAN, DAN
GAWAT DARURAT

DEFINISI RUMAH SAKIT MENURUT W.H.O ?


Sejarah Perumahsakitan
di Indonesia
Latar belakang

- Alinea ke 4 Pembukaan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia 1945, yang
menyebutkan bahwa,

”Kemudian daripada itu, untuk membentuk


suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Undang-undang Dasar 1945

- pasal 28A juga menyatakan bahwa,


”Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya”.

- pasal 28 H ayat 1,
”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan”,

- pasal 34 ayat 1,
”Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh
Negara”,
- pasal 34 ayat 3,
”Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak”.
Dalam lingkup yang lebih operasional,
Sistem Kesehatan Nasional (Kep Menkes
131Menkes/SK/II/2004) menempatkan
Rumahsakit sebagai salah satu bentuk
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Strata
Kedua (RS Tipe C dan B Non Pendidikan)
dan UKP Strata ketiga (RS Tipe A dan B
Pendidikan).

UKP merupakan salah satu unsur utama


dalam Subsistem Upaya Kesehatan.
PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT

Pelayanan RS dimulai sejak VOC ( Vereenigde Oost Indische


Compagnie )
* RS Militer ,yang menampung :
- Pelaut
- Pekerja yang luka
- Serdadu yang luka
* VOC menunjang & memberi subsidi pembangunan RS untuk
masyarakat Cina di Jakarta :
- Yang terlantar
- Pecandu madat

Herman Willem Daendels membangun Groot Militaire Hospitalen di


Jakarta ,Semarang ,dan Surabaya.
- Beberapa kelompok penduduk pribumi yang bebas biaya :
Pelacur yang sakit ,orang gila ,penghuni penjara yang
sakit,dan pegawai pemerintah.
• Tahun 1830 : sistem tanam paksa
( cultuurstelsel ) di perkebunan :
• RS Perkebunan
• RS Pelayaran
sebagai cikal bakal RS BUMN. Buruh (perkebunan &
tambang) langsung dipotong upah (sakit/tidak)

• Tahun 1901 : Politik Etis : di Jakarta dibangun


Centraal Burgerlijk Ziekenhuis (CBZ),
sekarang RSCM.

• RS Swasta : RS misionaris Kristen ,awalnya membiayai


sendiri ,1906 subsidi pemerintah

• RS keagamaan lainnya.
Perkembangan RS berbasis RS Militer →
RS Keagamaan → RS Pemerintah & BUMN

Aspek Sosial menonjol → mempengaruhi


persepsi masyarakat
Perkembangan Selanjutnya :

• Tahun 1980-an harga minyak bumi anjlok → reformasi


kebijakan pembiayaan kesehatan :
- Deregulasi & Debirokratisasi
- RS Pemerintah → Swadana
- Swastanisasi
- Sistem JPKM
• Tahun 1990-an → PMA untuk RS

KONDISI SAAT INI :


. RS mengalami masa transisi :
- Lembaga Sosial  lembaga sosio-ekonomis
• RS menghadapi suasana global & kompetitif
( termasuk dengan pelayanan kesehatan
alternatif )
• Diperlukan pengelolaan RS dengan dasar konsep
“manajemen yang beretika”.
MANAJEMEN
Technical and managerial competence

Sophisticated equipments Growth of private hospital

Cost of medical supplies Professional ethics

Consumer’s expectation
Referral system

Globalization Safety and quality

Efficiency, Productivity, Quality, Patient Responsiveness


Improving Efficiency and Effectiveness of
Hospital Management

We need to establish hospital management reforms that try to address


problems with efficiency, productivity, quality, and patient responsiveness.

-The private hospitals : - implementing modern management


techniques.
Objectives of management techniques :
-Discover something
-Measure or estimate the value
-Improve performance
-Optimized performance
-Specify a desired action
-Control
-Communicate information
-Demonstrate something

- Public hospital establish hospital management reform


KEBIJAKAN KELEMBAGAAN
RUMAH SAKIT PEMERINTAH

Trend Kebijakan :
- Sejak dekade 1980-an upaya memberikan
otonomi yang lebih besar kepada
Rumah Sakit milik Pemerintah

- Akhir abad 20 terjadi perubahan dalam dunia


Administrasi Pemerintahan dari nilai dan
norma tradisional ke konsep yang disebut
New Public Management (NPM)
MODEL KELEMBAGAAN
RUMAH SAKIT PEMERINTAH

Perubahan kelembagaan RS menurut Preker dan Harding :

- Tahap 1 RS Subsidi (Budgetary Unit):


Sepenuhnya merupakan bagian dari birokrasi pemerintah

- Tahap 2 RS Otonom (Outonomous Unit) :


Memiliki kebebasan mengelola bidang tertentu (keuangan)

- Tahap 3 RS Korporat (Corporatized Unit) :


Aset milik Pemerintah, manajemen dikelola sebagai organisasi
bisnis

- Tahap 4 RS Privatisasi (Privatized Unit) :


Merupakan PT dengan menjual sahamnya kepada publik
– The Aims of Public Hospital Reformation :

(a) an increase the management autonomy of


the organization (autonomisation);
(b) transform the hierarchical bureaucracy
into corporations that are exposed to
market-like pressures (corporatisation);
and
(c) divest the organizations from the public
sector (privatization).
Public Hospital Reformation

LEMBAGA BADAN USAHA


BIROKRAT (Korporat)

PENGELOLAAN PENGELOLAAN
Enterprenir, Visioner,
ADMINISTRATIF Responsif, & Akuntabel

1986 1991 1997 2004 2005


1999-2000

Administrasi Birokrat
(Tidak Efisien, Tidak Kebijakan UU PNBP
Responsif, Tidak Produktif, Jasa medik UUPBN
Tidak Berkualitas (Reward System)
Kebijakan RS Perjan
Swadana (Korporatisasi)
BLU

PRIVATISASI
PROF.DR.HASBULLAH THABRANY (modifikasi)
(PT)
Kecenderungan Perkembangan Rumah Sakit

Berubah dari organisasi normatif (organisasi


sosial) kearah organisasi utilitarian (organisasi
sosial ekonomis)
Mendorong proses korporatisasi
rumah sakit pemerintah.

LEADERSHIP & ENTREPREUNERSHIP


menjadi penting

SEJARAH PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT DI DUNIA ?


JENIS RUMAH SAKIT
JENIS RUMAH SAKIT
MATERI PENJELASAN

BAB VI
JENIS DAN KLASIFIKASI
Bagian Kesatu
Jenis
Pasal 18
Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan
dan pengelolaannya.
Pasal 19
1) Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah
Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum
dan Rumah Sakit Khusus.
Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan jenis penyakit.
Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ,
jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
2) Rumah Sakit Umum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
memberikan pelayanankesehatan
pada semua bidang dan jenis
penyakit.
Ayat (3)
3) Rumah Sakit Khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Yang dimaksud dengan
memberikan pelayanan utama kekhususan lainnya
pada satu bidang atau satu jenis adalah jenis pelayanan
penyakit tertentu berdasarkan Rumah Sakit sesuai
disiplin ilmu, golongan umur, dengan perkembangan
organ, jenis penyakit, atau ilmu pengetahuan bidang
kekhususan lainnya. kedokteran
Pasal 20

1) Berdasarkan pengelolaannya Rumah


Sakit dapat dibagi menjadi Rumah Ayat (2)
Sakit publik dan Rumah Sakit privat. Dalam ayat ini yang dimaksud
2) Rumah Sakit publik sebagaimana dengan badan hukum nirlaba
dimaksud pada ayat (1) dapat dikelola adalah badan hukum yang sisa
oleh Pemerintah, pemerintah daerah, hasil usahanya tidak dibagikan
dan Badan Hukum yang bersifat kepada pemilik, melainkan
nirlaba. digunakan untuk peningkatan
3) Rumah sakit publik yang dikelola pelayanan, yaitu antara lain
Pemerintah dan Pemerintah Daerah Yayasan, Perkumpulan dan
diselenggarakan berdasarkan Perusahaan Umum.
pengelolaan Badan Layanan Umum
atau Badan Layanan Umum Daerah Ayat (3)
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Yang dimaksud dengan
Pemerintah adalah Pemerintah
4) Rumah Sakit publik yang dikelola
Pemerintah dan pemerintah daerah Pusat termasuk TNI dan POLRI.
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak dapat dialihkan menjadi Rumah
Sakit privat.
Pasal 21

Rumah Sakit privat


sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 dikelola
oleh Badan Hukum dengan
tujuan profit yang
berbentuk Perseroan
Terbatas atau Persero.
RS.UMUM
JENIS
PELAYANAN

RS.KHUSUS RS.PEMERINTAH

RS.PUBLIK RS.PEMDA

PENGELOLAAN
BADAN HUKUM NIRLABA
RUMAH
SAKIT RS.PRIVAT
PT/PERSERO

RS.UMUM KELAS A,B,C,D


KLASIFIKASI

RS.KHUSUS KELAS A,B,C

RS.PENDIDIKAN/NON PENDIDIKAN
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
DI INDONESIA
Gambaran Umum Rumah Sakit
 
A. Jumlah Rumah Sakit Keseluruhan (Umum dan Khusus)

1.Jumlah Rumah Sakit menurut Pengelola.

- Seluruh rumah sakit di Indonesia berjumlah 1.268 dengan tempat


tidur sebanyak 136.766.
- Dari jumlah tersebut, sektor Swasta memiliki jumlah terbanyak
yaitu 626 (49,4%) dengan tempat tidur 51.375 (37,6%);
- Depkes dan Pemda 452 (35,6%) dengan tempat tidur 67.715
(49,5%);
- TNI & POLRI 112 (8,8%) dengan tempat tidur 10.849(7,9%) dan
- Dep lain & BUMN 78 (6,2%) dengan tempat tidur 6.827 (5%).
Gambaran Umum Rumah Sakit….

2. Distribusi Rumah Sakit menurut Jenis.

- Menurut jenisnya, rumah sakit umum berjumlah paling


banyak yaitu 995 (78,5%) dengan tempat tidur 116.286
(85%);
- Rumah Sakit Jiwa 51 (4%) dengan tempat tidur 8.527 (6,2%) ;
- Rumah Sakit Kusta 22 (1,7%) dengan tempat tidur 2.446
(1,8%);
- Rumah Sakit Tuberkulosa Paru 9 (0,7%) dengan tempat tidur
766 (0,6%),
- Rumah Sakit Bersalin 56 (4,4%) dengan tempat tidur 2.533
(1,9%);
- Rumah Sakit Mata 10 (0,8%) dengan tempat tidur 475 (0,3%);
dan
- Rumah Sakit Khusus Lainnya 125 (9,9%) dengan tempat tidur
5.733 (4,2%).
3. Jumlah Rumah Sakit menurut Provinsi.
Dari sejumlah 1.268 rumah sakit,
- 635 (50%) berada di Jawa,
- 308 (24,3%) berada di Sumatera,
- 33 (2,6%) berada di Bali,
- 38 (3%) berada di Nusa Tenggara,
- 91 (7,2%) berada di Kalimantan,
- 115 (9,1%) berada di Sulawesi,
- 23 (1,8%) berada di Maluku dan
- 25 (2,0%) berada di Irian Jaya

4. Rasio Tempat Tidur terhadap Penduduk.


- Secara nasional rasionya adalah 1 berbanding 1.591 yang berarti 1
tempat tidur rata-rata diperuntukkan bagi 1.591 penduduk.
- Rasio paling kecil di DKI Jakarta yaitu 1 tempat tidur diperuntukkan
bagi 503 penduduk, sedangkan
- yang paling besar adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat, 1 tempat
tidur diperuntukkan bagi 3.635 penduduk.  
B. Jumlah Rumah Sakit Umum

1. Jumlah Rumah Sakit Umum menurut Pengelola.


Rumah Sakit Umum keseluruhan berjumlah 995 buah, dengan perincian :
- 13 milik Depkes,
- 43 milik Pemda Propinsi,
- 322 milik Pemda Kab/Kota,
- 110 milik TNI & POLRI,
- 71 milik Dep Lain & BUMN dan 436 milik Swasta.
Dilihat penyebarannya pada tiap-tiap Provinsi,
- Jawa Timur memiliki jumlah terbanyak yaitu 133 buah sedangkan
- Gorontalo memiliki jumlah paling sedikit yaitu hanya 2.

2. Distribusi menurut Pengelompokan Tempat Tidur.


Diseluruh Indonesia masih ada :
- 27 RSU yang memiliki tempat tidur kurang dari 25 dan
- 119 RSU yang memiliki tempat tidur antara 25 - < 50.
Sedangkan yang memiliki tempat tidur antara 600 - < 1000 ada 11
RSU dan
lebih dari 1000, ada 2 RSU
3. Distribusi RSU Depkes dan Pemda menurut Kelas.

RSU Depkes dan Pemda berjumlah 378 dengan 55.281 tempat tidur.
Dari jumlah tersebut:
- Kelas A berjumlah 6 buah dengan tempat tidur 5.085
- Kelas B 75 buah dengan tempat tidur 22.652
- Kelas C 231 buah dengan tempat tidur 24.027 dan
- Kelas D 66 buah dengan tempat tidur 2.517

4. Jumlah RSU Depkes dan Pemda menurut Provinsi.

- Rumah Sakit Kelas A hanya terdapat di 6 Provinsi yaitu :


Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta,
Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
- Untuk RSU Kelas B dan Kelas C terdapat pada semua provinsi.
- Sedangkan untuk Rumah Sakit kelas D hampir di semua Provinsi di
Indonesia, kecuali pada 8 provinsi yaitu :
Bengkulu, Bangka Belitung, DKI Jakarta, D.I. Yogyakarta, Banten,
Bali, Nusa Tenggara Barat dan Gorontalo
C. Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Rumah Sakit Jiwa.

1. Rumah Sakit Khusus dan Rumah Sakit Jiwa menurut Provinsi dan
Pengelola.
Jumlah RS Khusus dan RS Jiwa berjumlah 273 dengan perincian:
- milik Depkes = 18,
- Pemda Propinsi = 35,
- Pemda Kab/Kota = 21,
- TNI & Polri = 2
- Swasta = 190, sedangkan
- Dep Lain & BUMN = 7.

Keberadaannya menyebar pada 32 provinsi, 4 Provinsi yang tidak


ada RS Khusus adalah Kalimantan Tengah,Maluku Utara,Irian Jaya
Barat, Irian Jaya Tengah

2. Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Rumah Sakit Jiwa menurut


Jenis dan Pengelola

Dari 273 RS Khusus, terdiri dari 51 RS Jiwa, 22 RS Kusta, 9 RS


Tuberkulosa Paru, 10 RS Mata, 1 RS Orthopedi, 56 RS Bersalin dan 124
RS Khusus Lainnya. RS Khusus Lainnya misalnya RS Infeksi, RS
Jantung, RS Kanker, RS Anak dan Bersalin, RS Bedah, dsb.
D. Jumlah Rumah Sakit TNI & POLRI

1. Jumlah Rumah Sakit TNI & POLRI menurut Pemilik.


Rumah Sakit TNI & POLRI berjumlah 112, dengan
perincian
- 60 milik Angkatan Darat,
- 20 milik Angkatan Laut,
- 19 milik Angkatan Udara dan
- 13 milik POLRI
2. Jumlah Rumah Sakit TNI & POLRI menurut Provinsi
Hanya pada dua Provinsi di Indonesia yang tidak
mempunyai Rumah Sakit TNI & POLRI yaitu Bangka
Belitung dan Gorontalo, yang banyak terdapat Rumah
Sakit TNI & POLRI nya adalah di Provinsi Jawa Barat
dan Jawa Timur.
E. Jumlah Rumah Sakit Dep Lain & BUMN

1.Jumlah Rumah Sakit Dep Lain & BUMN menurut Provinsi.


Rumah Sakit Dep Lain & BUMN berjumlah 78, tersebar di 18
Provinsi di Indonesia, paling banyak di Sumatera Utara dan
Jawa Timur.

F. Jumlah Rumah Sakit Swasta.

1. Jumlah Rumah Sakit Swasta menurut Pemilik dan Jenis.


Rumah Sakit Swasta berjumlah 626 terdiri dari 436 RSU, 16 RS Jiwa,
1 RS Kusta, 1 RSTP, 9 RS Mata, 53 RS Bersalin dan 110 RS Khusus
Lainnya.
Sedangkan dari pemilikannya, 55 dimiliki oleh Yayasan Islam, 28
Yayasan Kristen Katholik, 18 Yayasan Kristen Protestan, 3 Hindu dan
Budha, 462 Yayasan Sosial dan 60 Perusahaan.

2. Jumlah Rumah Sakit Swasta menurut Provinsi.


Rumah Sakit Swasta tersebar di 29 Provinsi, hanya 3 Provinsi yang
tidak ada RS Swasta yaitu Kalimantan Tengah,Gorontalo dan Maluku
Utara sedangkan yang paling banyak di DKI Jakarta,Jawa Barat,Jawa
Tengah dan Jawa Timur.
Perkembangan Jumlah Rumah Sakit
- Selama 10 tahun, rumah sakit bertambah 18,1% dari
1074 menjadi 1.268 (tidak termasuk Rumah Bersalin).

- Apabila dilihat berdasarkan jenis rumah sakit, Rumah


Sakit Umum bertambah * 16,1% dari 858 tahun 1996
menjadi 995 tahun 2005, sedangkan Rumah Sakit Khusus
bertambah 26,4% dari 216 tahun 1996 menjadi 273 tahun
2005.

- Secara keseluruhan peningkatan terbanyak adalah pada


sektor Swasta yaitu * 32,1% dari 474 tahun 1996 menjadi
626 tahun 2005

- Sedangkan menurut provinsinya, Jawa Tengah dan Jawa


Timur mengalami peningkatan paling banyak yaitu 27,4%
dan 36,1%
- Perkembangan RSU Depkes dan Pemda dalam
kurun waktu tahun 1996 s/d tahun 2005 hanya
meningkat * 11,2%, dari 340 tahun 1996 menjadi 378
tahun 2005.

- Rumah Sakit Kelas A bertambah 50% dari 4


menjadi 6, RSU Kelas B bertambah 78,6% dari 42
menjadi 75, RSU Kelas C bertambah * 19,1% dari 194
menjadi 231, sedangkan RSU Kelas D berkurang 34%
dari 100 pada tahun 1996 menjadi 66 pada tahun
2005

- Apabila dilihat selama kurun waktu 5 Repelita


(Akhir R. I s/d tahun 2005), RSU Depkes dan Pemda
bertambah hanya 37,5%. Peningkatan paling banyak
pada RSU Kelas C yaitu lebih 5 kali lipat dari 42 pada
akhir R.I menjadi 231 pada akhir tahun 2005
 
SUMBER DEPKES RI
MODERN MEDICARE : Dr. GEETIKA SAREEN, SHREEDEVI MENON
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai