Anda di halaman 1dari 12

PEMBAHASAN

1. Pengertian Profesional
Profesional artinya ahli dalam bidangnya. Jika seorang manajer mengaku sebagai
seorang yang profesional maka ia harus mampu menunjukkan bahwa dia ahli dalam
bidangnya. Harus mampu menunjukkan kualitas yang tinggi dalam
pekerjaanya.Berbicara mengenai profesionalisme mencerminkan sikap seseorang
terhadap profesinya. Secara sederhana, profesionalisme yang diartikan perilaku, cara,
dan kualitas yang menjadi ciri suatu profesi. Seseorang dikatakan profesional apabila
pekerjaannya memiliki ciri standar teknis atau etika suatu profesi (Oerip dan Uetomo,
2000 : 264-265).
Istilah profesional itu berlaku untuk semua aparat mulai dari tingkat atas sampai
tingkat bahwa.Profesionalisme dapat diartikan sebagai suatu kemampuan dan
keterampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan menurut bidang dan tingkatan
masing-masing. Profesionalisme menyangkut kecocokan antara kemampuan yang
dimiliki oleh birokrasi dengan kebutuhan tugas, terpenuhi kecocokan antara
kemampuan dengan kebutuhan tugas merupakan syarat terbentuknya aparatur yang
profesional. Artinya keahlian dan kemampuan aparat merefleksikan arah dan tujuan
yang ingin di capai oleh sebuah organisasi (Kurniawan, 2005:74 ).

2. Sikap Profesional
Seseorang yang dapat dikatakan sebagai profesional mampu memiliki
kemampuan, diantaranya:
1) Knowledge (kemampuan intelektual), yang artinya orang tersebut harus dapat
menguasai, minimalnya berwawasan menganai ilmu lain yang berkaitan
dengan bidangnya.
2) Skill (kemampuan teknikal), yang artinya orang tersebut harus benar-benar
ahli dibidangnya.
3) Attitude (kemampuan hubungan antar manusia), yang artinya bukan hanya
pintar, akan tapi harus memiliki etika yang diterapkan didalam bidangnya
serta memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang yang terlibat didalam
bidangnya.
Seorang profesional juga harus mampu membentuk jalur atau hubungan yang baik
antara:
 Atasan dengan bawahan
 Antar karyawan, dan
 Karyawan dengan para pelanggan

Pendapat Terence J. Johnson yang dikutip oleh Alex Sobur (2001:78) dalam bukunya
“Etika Pers Profesionalisme dengan Nurani”, mengemukakan bahwa ada enam kriteria
profesional, yakni:
a. Keterampilan yang didasarkan pada pengetahuan teoretis
b. Penyediaan pelatihan dan pendidikan
c. Pengujian kemampuan anggota
d. Organisasi
e. Kepatuhan kepada suatu aturan main profesional
f. Jasa pelayanan yang sifatnya altruistik

Pendapat Soetedjo (2003:34), mengemukakan bahwa seorang atau badan/lembaga


disebut profesional apabila memenuhi tiga kriteria berikut, yaitu :
1) Mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidang profesinya,
dan untuk badan/ suatu lembaga keahlian yang bersangkutan dengan profesinya
harus tersedia secara memadai.
2) Dalam melaksanakan tugas profesi, baik secara perorangan maupun kelembagaan/
badan, menerapkan Standar Baku di bidang Profesi yang bersangkutan.
3) Dalam menjalankan tugas profesinya wajib mematuhi Kode Etik atau Etika profesi.

Dari pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa
karakteristik suatu profesionalisme adalah sebagai berikut:
1. Dedikasi terhadap profesi untuk melayani kepentingan publik.
 Mencintai Profesinya dan mengabdi pada nilai-nilai Profesi
 Selalu memberi yang terbaik dan melaksanakan pekerjaan secara total
 Sikap melayani yang altruistik dan berorientasi kepada kepuasan
pelanggan
2. Mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidang
profesinya.
 Keterampilan berdasarkan pengetahuan teoritis

2
 Pelatihan dan pendidikan
 Pengujian kemampuan calon anggota
 Budaya belajar sepanjang hayat
 Kompetensi tinggi berorientasi kesempurnaan
3. Tertampung dalam organisasi
 Berpartisipasi penuh dalam asosiasi
 Memahami visi dan misi organisasi profesi
4. Dalam melaksanakan tugas profesi, baik secara perorangan maupun
kelembagaan/ badan, menerapkan Standar Baku di bidang Profesi yang
bersangkutan.
5. Dalam menjalankan tugas profesinya wajib mematuhi Kode Etik atau Etika
profesi

3. Komunikasi Internal Housekeeping


Berikut merupakan jenis-jenis komunikasi internal housekeeping, yaitu:
1) Briefing
Tujuan dari briefing adalah:
 Memberikan informasi yang up-to-date
 Biefing harus berfokus masalah operasional
 Harus singkat dan tepat pada intinya

Hal-hal yang harus ditangani pada saat briefing dilakukan adalah:


a. Jumlah ruang atau jumlah kamar, serta area publik
b. Kegiatan yang dilakukan di area publik
c. Masalah yang terjadi
d. Hasil yang telah dicapai
e. Komentar atau keluhan para pelanggan
f. Prioritas yang harus dikerjakan
g. Koordinasi atau bantuan yang diperlukan
h. Rencana kerja
i. Informasi terbaru dari unit lain
j. Informasi umum
k. Pertanyaan atau komentar,dll

3
2) Handover
Handover atau handoff biasa merupakan istilah lain yang digunakan pada
saat serah terima pekerjaan atau pasien. Transfer informasi dan tanggung
jawab penting untuk perawatan pasien dari satu ke penyedia layanan kesehatan
lain dan merupakan komponen integral dari komunikasi dalam perawatan
kesehatan. Serah terima pasien yang efektif mendukung informasi penting dan
kontinuitas perawatan dan pengobatan.
Handover biasanya dilakukan pada pertemuan 2 shift. Dapat dilakukan
melalui serah terima secara langsung maupun tertulis. Terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan pada saat serah terima pekerjaan, yaitu:
a. Menyerahkan tugas
b. Informasi tugas /pekerjaan
c. Barang
d. Kunci-kunci housekeeping
e. Peralatan kerja
f. Tugas penting/khusus

Australian Resource Centre for Healthcare Innovation (2009); Friesen,


White, dan Byers (2009) memperkenalkan enam standar prinsip serah terima
pasien, yaitu:
(1) Kepemimpinan dalam serah terima pasien: Semakin luas proses serah
terima (lebih banyak peserta dalam kegiatan serah terima), peran
pemimpin menjadi sangat penting untuk mengelola serah terima pasien di
klinis. Pemimpin harus memiliki pemahaman yang komprehensif dari
proses serah terima pasien dan perannya sebagai pemimpin. Tindakan
segera harus dilakukan oleh pemimpin pada eskalasi pasien yang
memburuk,
(2) Pemahaman tentang serah terima pasien: Mengatur sedemikian rupa agar
timbul suatu pemahaman bahwa serah terima pasien harus dilaksanakan
dan merupakan bagian penting dari pekerjaan sehari-hari dari perawat
dalam merawat pasien. Memastikan bahwa staf bersedia untuk menghadiri
serah terima pasien yang relevan untuk mereka. Meninjau roster dinas staf
klinis untuk memastikan mereka hadir dan mendukung kegiatan serah

4
terima pasien. Membuat solusi-solusi inovatif yang diperlukan untuk
memperkuat pentingnya kehadiran staf pada saat serah terima pasien.
(3) Peserta yang mengikuti serah terima pasien: Mengidentifikasi dan
mengorientasikan peserta, melibatkan mereka dalam tinjauan berkala
tentang proses serah terima pasien. Mengidentifikasi staf yang harus hadir,
jika memungkinkan pasien dan keluarga harus dilibatkan dan dimasukkan
sebagai peserta dalam kegiatan serah terima pasien. Dalam tim
multidisiplin, serah terima pasien harus terstruktur dan memungkinkan
anggota multiprofesi hadir untuk pasiennya yang relevan.
(4) Waktu serah terima pasien: Mengatur waktu yang disepakati, durasi dan
frekuensi untuk serah terima pasien. Hal ini sangat direkomendasikan, di
mana strategi ini memungkinkan untuk dapat memperkuat ketepatan
waktu. Serah terima pasien tidak hanya pada pergantian jadwal kerja, tapi
setiap kali terjadi perubahan tanggung jawab, misalnya; ketika pasien
diantar dari bangsal ke tempat lain untuk suatu pemeriksaan. Ketepatan
waktu serah terima sangat penting untuk memastikan proses perawatan
yang berkelanjutan, aman dan efektif.
(5) Tempat serah terima pasien: Sebaiknya, serah terima pasien terjadi secara
tatap muka dan di sisi tempat tidur pasien. Jika serah terima pasien tidak
dapat dilakukan secara tatap muka, maka pilihan lain harus
dipertimbangkan untuk memastikan serah terima pasien berlangsung
efektif dan aman. Untuk komunikasi yang efektif, pastikan bahwa tempat
serah terima pasien bebas dari gangguan, misal; kebisingan di bangsal
secara umum atau bunyi alat telekomunikasi.
3) Logbook
Berfungsi sebagai bahan acuan karena berisi informasi yangg akurat
mengenai:
 Hunian kamar, kelas VIP
 Jumlah pasien
 Tugas atau proyek khusus
 Laporan kebersihan
 Kerusakan di seluruh lokasi
 Kehilangan barang

5
 Penemuan barang, dll
4) Housekeeping information board
Housekeeping information board atau papan informasi tentang kegiatan
housekeeping dapat dibaca oleh semua staff. Informasi yang ada di papan
tersebut dirapihkan oleh staff administrasi setiap harinya.
Papan informasi tersebut berisi :
 Jadwal kerja
 Rencana kerja
 Informasi dan kegiatan rumah sakit
 Pengumuman
5) Meeting
Meeting atau pertemuan biasanya dilakukan setiap bulan sekali. Pembahasan
yang dibahas pada saat meeting adalah pembahasan mengenai program kerja
yang telah dilaksanakan dan akan dilaksanakan selanjtnya. Meeting biasanya
dihadiri oleh seluruh staf housekeeping.
6) E-mail
E-mail dalam housekeeping hanya digunakan untuk kegiatan operasional.
E-mail yang digunakan inernal housekeeping terbatas, hanya antar:
 Housekeeper,
 Assistant,
 Supervisor
 Staf administrasi
7) Social media group
Social media grup dapat digunakan sebagai alat komunikasi internal, seperti
aplikasi Blackberry (BBM) atau WhatsApp. Sarana informasi internal hanya
untuk informasi dalam Housekeeping saja dan pada waktu – waktu tertentu
seperti: perubahan jadwal dinas, informasi internal, rapat, dan sebagainya.

4. Work order dan Housekeeping Form


Work order dan housekeeping form merupakan bentuk komunikasi yang berisi
perintah kerja seperti perbaikan, perawatan ataupun penggantian alat, barang atau
tempat yang rusak atau kurang sempurna.
Istilah yang biasa digunakan adalah:

6
 Work Order : WO
 Work Request : WR
 Maintenance Request : MR

 Work Order
Work order dibuat oleh satu departemen dan diberikan kepada Engineering
Department, yang berisi mengenai:
 Jenis kerusakan atau perbaikan
 Tanggal perbaikan
 Target selesainya perbaikan
Format sork order dibuat rangkap 2 yang dibagi menjadi 1 lembar untuk departemen
yang membuat Work order dan 1 lembar untuk Work order. Setelah pekerjaan selesai
diinformasikan kepada yang membuat Work order kemudian work order diminta
ditutup.

 Housekeeping Form
Housekeeping Form merupaka lembaran kerja yang berisi format baku (tinggal
mengisi) tentang :
 Perintah
 Aturan kerja
 Informasi kerja
Berikut merupakan contoh housekeeping form:
 Lost and Found
 Lost and Damage
 Loan article
 Inter transfer item
 Store Requestation
 Tukar jadwal
 Ijin
 Housekeeping room attendance work sheet
 Turndown service
 Hosekeeping report

7
 Change room
 Check list, dll
5. Housekeeping di Rumah Sakit
 Menciptakan kondisi lingkungan Rumah Sakit agar tetap bersih, nyaman, dan
dapat mencegah terjadinya infeksi silang serta tidak mencemari lingkungan.
 Dalam pelaksanaannya sanitasi Rumah Sakit seringkali ditafsirkan secara sempit,
yakni hanya aspek kerumahtanggaan (housekeeping) seperti kebersihan gedung,
kamar mandi dan WC, pe-layanan makanan minuman.

6. Housekeeping Order Taking


Tugas housekeeping order taking adalah:
o Memastikan bahwa keinginan pasien terkait dengan pelayanan housekeeping
misalnya penambahan fasilitas alat tenun maupun kerusakan pintu kamar mandi
segera diatasi.
o Permintaan pasien melalui penanggung jawab ruangan yang menelepon,
kemudian Order Taker (OT) atau petugas HC memberi tahu room attendant,
supervisor atau executive housekeeper.
o Setiap order yang masuk akan dicatat dalam order taker log book

Proses kerja housekeeping order taking adalah:


1) Permintaantambahan dari Pasien atau unit perawatan
 Permintaan pasien pelayanan tambahan yang ada di HC seperti peminjaman
hair dryer, sajadah, tambahan handuk, baju, kitab suci,dll
 Kerusakan seperti lampu mati. Bel pasien tidak berfungsi, TV tidak menyala
 Permintaan tambahan oleh pasien yang masuk housekeeping dan tercatat di
log book
 Bila pasien mengutarakan keluhan segera ditangani
 Yang dicatat dalam log book adalah permintaan pasien, unit rawat, nomor
kamar, dan jam atau waktu permintaan, inisial petugas yg menerima
2) Penyampaian ke staf yang bertugas
o Pelayanan tambahan untuk pasien tercatat
o Perbaikan kerusakan tercatat di Work order
o Menyampaikan permintaan ke HC

8
o Mengulang kembali permintaan (repeat order)
o Menindaklanjuti permintaan (follow up)
o Catat permintaan pasien, nomor kamar, waktu permintaan diterima serta
inisial staf yang berkompeten menindaklanjuti
3) Proses Tindak Lanjut
 Staf yang berkompeten akan menindak lanjuti permintaan pasien
 Menginformasikan ke order taker bahwa order telah dipenuhi
 Disampaikan sesuai dengan permintaan
 Respon dari tindak lanjut yang dilakukan tidak lebih dari 15 menit
4) Pengecekan permintaan
o Permintaan pasien melalui order taker dianggap selesai berdasarkan laporan
petugas
o Order taker menelepon kembali ke pasien atau unit rawat untuk memastikan
order telah dilakukan dengan baik
o Mencatat dalam log book permintaan jika order telah dipenuhi
o Pengecekan selesai
o Bukti pengecekan ditulis dalam log book
o Jika ada ketidak sesuaian proses akan ditindaklanjuti

File housekeeping berisi tentang:


 Jadwal mingguan atau bulanan serta cuti
 Work Order
 Monthly inventory
 Laporan pengeluaran 10 harian
 Lost & Found
 Surat masuk dan keluar
 Peminjaman barang oleh pasien HC
 Room boy control boy sheet pagi dan sore
 Supervisor check list pagi dan sore
 Housekeeping report
 Discrepancy report
 Public area check list

9
 Outsourching check list dn evaluasi
 Linen washing productivity
 Uniform washing productivity
 Guest laundry production and revenue
 Kontrak dengan pihak luar
 Training record, dll

7. Lost and Found


 Penemuan barang - barang yang hilang atau tertinggal, baik itu di ruang perawatan
maupun di publik area
 Penanganan oleh HC dan dikelola oleh Housekeeping administrasi
 HC melakukan pencatatan dan penyimpanan secara rapi atau baik, dibungkus
plastik transparan agar terlihat
 Jika diketahui alamat pemilik, barang dikirim dgn beban biaya RS atau pemilik
barang, sebelumnya ditelepon dahulu
 Jika barang tidak terdata maka akan disimpan sampai batas waktu tertentu, jika
tidak diambil dapat menjadi pemilik penemunya /sesuai kebijakan RS
 Kemudian barang temuan disimpan dalam satu ruangan khusus (Lost & Found
room). Dimana dalam ruangan tersebut terdapat rak-rak barang atau lemari.
Penataan disesuaikan berdasarkan bulan ( Januari – Desember), nomor, kode
temuan bertujuan untuk mempermudah pengecekan dan pengambilan barang yang
kemudian dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian, yaitu:
A. Pengelompokan Barang Pasien yang tertinggal atau hilang
1) Kelompok barang biasa
 Ditentukan berdasarkan harga atau jenis
Contoh : sandal, sepatu, kaos kaki, celana,baju, sarung,dsbnya
 Lama penyimpanan 3 bulan.
2) Kelompok barang makanan atau minuman
o Tidak boleh langsung dibawa pulang,dimakan atau dibuang
Contoh: minuman kaleng, roti, anggur, kue, dsbnya
o Lama penyimpanan sampai dengan 48 jam
o Setelah 2 x 24 jam tidak dicari pemiliknya, maka barang tersebut
dapat dikeluarkan dari daftar Lost& Found

10
B. Pengelompokan Barang Berharga
 Biasanya ditentukan oleh harga
Contoh : HP, jam, iPad, perhiasan, pulpen, uang,dll
 Barang – barang tersebut disimpan dalam safe deposit box difront
office atau deposit box portable di HC
 Lama penyimpanan antara 6-12 bulan
C. Barang yang Dibuang
 Biasanya barang yang sudah tidak terpakai oleh pasien
 Bisa ditaruh oleh pasien ditempat sampah dikamar
 Untuk mengetahui barang bisa dibuang atau tidak bisa ditanyakan ke
HC supervisor
 Informasi umum
1. Apabila terdapat penemuan barang terlebih dahulu usahakan hubungi pemiliknya.
2. Dapatkan informasi dari front office jika terdapat barang ditemukan di kamar.
3. Housekeeping office terletak di public area
4. Catat barang pasien yang tertinggal di Lost dan Found Article rangkap 3:
 Warna putih dan kuning tempelkan pada bungkus barang
 Warna hijau sebagai arsip housekeeping
5. Setelah barang diambil, Lost & Found warna putih diserahkan pada tamunya
6. Warna kuning disimpan sebagai bukti, sebelumnya tempat tidur yang ambil
7. Warna hijau dapat dibuang

11
DAFTAR PUSTAKA

Kamil, Hajjul. 2011. Handover Dalam Pelayanan Keperawatan. Idea Nursing Journal.
4(2): 144 – 152

Supriadi, Dimas Aditya Putra. 2017. Profesionalisme Pemberitaan di Televisi Lokal


(Studi Kasus Pada Redaksi Malang TV). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan
IlmuPolitik Universitas Muhammadiyah. Malang.

Wibowo, Yuyun Ari. Profesionalisasi, Profesionalisme dan Tuntutan Profesionalisme di


http://staffnew.uny.ac.id/upload/198305092008121002/pendidikan/materi-ppg.pdf
(diakses pada tanggal 20 Maret 2020)

Wirjayanti, F.2014. Analisis Profesionalisme Pegawai Dinas Sosial Kota Pekanbaru di


http://repository.uin-suska.ac.id/4068/3/BAB%20II.pdf (diakses pada tanggal 20
Maret 2020)

12

Anda mungkin juga menyukai