Anda di halaman 1dari 15

BATU BARA

NAMA :

MAUREN SAQILLA DO BASIR /07.17.037


SHIMA PARAMESWARI ADJI / 07.17.054
YOZAN AFRIZAL / 07.17.059
TESSALONICA FEBYOLA BUKIDZ /07.17.057
AINUN JARIAH /07.17.062
PENGERTIAN

 Batubara merupakan batuan hidrokarbon padat yang terbentuk dari


tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen, serta terkena pengaruh
tekanan dan panas yang berlangsung sangat lama. Proses
pembentukan (coalification) memerlukan jutaan tahun, mulai dari
awal pembentukan yang menghasilkan gambut, lignit, subbituminus,
bituminous, dan akhirnya terbentuk antrasit.
 Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar,
terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan
dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya
terdiri dari karbon, hydrogen dan oksigen.
PROSES TERBENTUKNYA

 TahapDiagenetik atau Biokimia (Penggambutan)


 dimulai pada saat dimanatumbuhan yang telah mati mengalami
pembusukan (terdeposisi) dan menjadi humus.Humus ini kemudian
diubah menjadi gambut oleh bakteri anaerobi dan fungi hingga lignit
(gambut! terbentuk. gen utama yang berperan dalam proses perubahan
ini adalah
kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebab
kan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik
serta membentuk gambut.
 Tahap Malihan atau Geokimia
Meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan
akhirnya antrasit.
 Secara rinci terbentuknya Batu Bara :
 Pembusukan
 Bagian tumbuhan yang lunak akan diuraikan oleh bakterianaerob.
  Pengendapan
 Tumbuhan yang telah mengalami proses pembusukan selanjutnya
akanmengalami pengendapan, biasanya di lingkungan yang berair.
kumulasi dari endapanini dengan endapan-endapan sebelumnya akhirnya
akan membentuk lapisan gambut.).
  Dekomposisi 
 Lapisan gambut akan mengalami perubahan melalui proses biokimia
danmengakibatkan keluarnya air dan sebagian hilangnya sebagian unsur karbon dalam ben
tuk karbondioksida, karbonmonoksida, dan metana. secara relatif, unsur
karbon akan bertambah dengan adanya pelepasan unsur atau senyawa tersebut.
  Geotektonik 
 Lapisan gambut akan mengalami kompaksi akibat adanya gaya tektonik dankemudian
akan mengalami perlipatan dan patahan.
TEMPAT TERBENTUKNYA BATU BARA

 Teori Insitu: Teori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembentuk


lapisan batubara terbentuk di tempat dimana tumbuhan asal itu
berada, setelah tumbuhan itu mati, dan belum mengalami transportasi,
segera tertutup oleh lapisan sedimen dan mengalami proses
pembatubaraan (coalification).
 Teori Drift: Berdasarkan teori ini bahan-bahan pembentuk lapisan
batubara terjadi di tempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan
semula hidup dan berkembang. Tumbuhan yang telah mati diangkut
oleh media air .
BAHAN PEMBENTUK BATU BARA

Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat
sedikit endapan batubara dari perioda ini.
Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga.
Sedikit endapan batubara dari perioda ini.
Pteridofita, umur Devon Atas hingga KArbon Atas. Materi utama pembentuk
batubara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa
bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur
Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus,
mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti
gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batubara Permian
seperti di Australia, India dan Afrika.
Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern,
buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah
dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
KELAS DAN JENIS BATU BARA
Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam
berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur 
karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar
air 8-10% dari beratnya. Kelas batubara yang paling banyak
ditambang di Australia.
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan
oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien
dibandingkan dengan bituminus.
Lignit atau batubara coklat adalah batubara yang sangat lunak
yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai
kalori yang paling rendah.
BENTUK LAPISAN BATU BARA

 Bentuk Horse Back


 Bentuk ini dicirikan oleh lapisan batubara dan lapisan batuan sedimen yang
menutupinya melengkung ke arah atas, akibat adanya gaya kompresi.
Tingkat perlengkungan sangat ditentukan oleh besaran gaya kompresi.
Makin kuat gaya kompresi yang berpengaruh, makin besar tingkat
perlengkungannya.

Bentuk Pinch
Bentuk ini dicirikan oleh perlapisan yang menipis di bagian tengah. Pada
umumnya bagian bawah (dasar) dari lapisan batubara merupakan batuan
yang plastis misalnya batulempung sedang di atas lapisan batubara secara
setempat ditutupi oleh batupasir yang  secara lateral merupakan pengisian
suatu alur.
Bentuk Clay Vein
 Bentuk ini terjadi apabila di antara dua bagian lapisan batubara terdapat
urat lempung ataupun pasir. Bentuk ini terjadi apabila pada satu seri
lapisan batubara mengalami patahan, kemudian pada bidang patahan
yang merupakan rekahan terbuka terisi oleh material lempung ataupun
pasir.
 Bentuk Burried Hill
 Bentuk ini terjadi apabila di daerah di mana batubara semula terbentuk suatu
kulminasi sehingga lapisan batubara seperti “terintrusi”. Sangat dimungkinkan
lapisan batubara pada bagian yang “terintrusi” menjadi menipis atau hampir
hilang sama sekali.

Bentuk Fault (Patahan)


Bentuk ini terjadi apabila di daerah di mana deposit batubara mengalami
beberapa seri patahan. Apabila hal ini terjadi, akan mempersulit dalam
melakukan perhitungan cadangan batubara. Hal ini disebabkan telah
terjadi pergeseran perlapisan batubara ke arah vertikal.
 Bentuk Fold (Perlipatan)
 Bentuk ini terjadi apabila di daerah endapan batubara,
mengalami proses tektonik hingga terbentuk perlipatan.
Perlipatan tersebut dimungkinkan masih dalam bentuk
sederhana, misalnya bentuk antiklin atau bentuk sinklin,
atau sudah merupakan kombinasi dari kedua bentuk
tersebut.
BATU BARA DI INDONESIA

 Di Indonesia batubara terbentuk pada cekungan-cekungan sedimentasi berumur


Permo-Karbon sampai Terrier (Neogen  dan Paleogen). Sebagian besar batubara
Indonesia berumur muda (Neogen), berupa batubara lignite dan subbituminus dengan 
nilai kalori yang rendah dan sedang. Akan tetapi di beberapa tempat, seperti di daerah
Bukit Asam dan Kubah Pinang (Sangata), batubara peringkat rendah tersebut mendapat
pengaruh panas dari intrusi magma, yang menyebabkan kualitasnya meningkat,
sehingga ada yang mencapai peringkat antrasit.

  Endapan batubara Neogen yang bernilai ekonomis ditemukan di Cekungan Sumatra


Selatan, Cekungan Bengkulu, Cekungan Kutai dan Tarakan (Kalimantan Timar) serta
Cekungan Barito (Kalimantan Selatan). Sedangkan batubara Indonesia yang berumur
Paleogen dengan nilai kalori yang tinggi serta bernilai ekonomis lebih sedikit jumlahnya
daripada batubara Neogen, diantaranya terdapat di Cekungan Ombilin Sumatra Barat,
Cekungan Sumatra Tengah (Riau), Cekungan Pasir dan Asam-Asam (Kalimantan Timar
dan Selatan), Cekungan Barito (Kalimantan Tengah dan Selatan) serta Cekungan
Ketungau ( Kalimantan Barat). Endapan batubara Paleogen juga ditemukan di Sulawesi
dan  Jawa Barat, walaupun tidak terdapat dalam jumlah yang banyak.
 Batubara Indonesia tergolong batubara yang bersih dengan
kandungan abu (<5%) dan kandungan sulfur yang rendah
(<1%), sehingga tidak terlalu mencemari lingkungan.
Karakteristik tersebut membuat batubara Indonesia
mampu bersaing di dunia perdagangan Internasional. 
Daftar Pustaka :
https://
www.academia.edu/31133705/Ringkasan_Proses_P
embentukan_Batubara
http://
statistikbatubaraindonesia.blogspot.com/2008/06/
batubara-secara-umum-batubara-merupakan.html
https://
fyofa.blogspot.com/2010/10/pengertian-batubara-se
cara-umum.html
https://www.academia.edu/11661181/BATUBARA
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai