Anda di halaman 1dari 10

HM APAYAAA

Subtitle
Pendahuluan
Telah diketahui sejak lama bahwa dalam proses transplantasi diperlukan
suatu kecocokan antara donor dan resipien, dan juga dipengaruhi
beberapa faktor lainnya seperti riwayat kesehatan donor, golongan darah,
studi serologi terhadap CMV dan herpes.1 Molekul yang bertanggung
jawab terhadap proses pengenalan antigen adalah Human Leukocyte
Antigen (HLA)
HLA memegang peran penting dalam transplantasi, terutama
transplantasi yang dilakukan secara allogeneic.
Karakteristik utama dari molekul HLA terdapat pada tingkat
polimorfismenya yang tinggi.6,7 Sesuai dengan fungsi molekul HLA
dalam proses presentasi antigen kepada sel T, sifat polimorfisme ini
sangat berguna dalam fungsinya untuk mempresentasikan antigen.
Pemeriksaan HLA Secara Serologi
Sebelum transplantasi dilakukan, penentuan tipe HLA perlu dilakukan
untuk menentukan donor yang tepat dengan tingkat kecocokan tipe HLA
yang semirip mungkin antara pasien dan donor. Pemeriksaan HLA dapat
dilakukan baik dengan cara serologi ataupun molekular (dengan
amplifikasi DNA).
Pemeriksaan HLA secara konvensional dilakukan dengan menggunakan
teknik serologi.
Pemeriksaan HLA dengan metode ini dikembangkan oleh Terasaki
melalui suatu teknik yang dikenal dengan sebutan microlymphotoxicity
assay.
Teknik ini membutuhkan preparasi sel limfosit sebagai target
pemeriksaan dan antisera spesifik. Reaksi dianggap positif bila terjadi
pengikatan antara antigen pada limfosit dengan antibodi spesifik.
Lanjutan
Kekurangan dari teknik serologi :
1. Pada saat preparasi sel membutuhkan tingkat viabilitas sel yang
tinggi atau mencapai 80%, dan
2. pengamatan dengan mikroskop dilakukan secara subjektif.
3. Rendahnya tingkat ekspresi antigen pada sel darah tali pusat, akan
mempersulit terbentuknya kompleks antigen dan antibodi sehingga
menghasilkan pembacaan yang kurang akurat. Hal ini mempersulit
penentuan tipe HLA pada sampel darah tali pusat.
Isolasi Sel
1. Untuk HLA kelas I  campuran limfosit B dan limfosit T dapat
digunakan dengan cara dipisahkan terlebih dahulu
2. Untuk HLA kelas II  Limfosit B diperlukan. (Populasi normal
8590% T dan 10-15% sel B)
Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan sejumlah metode:
• Manik-manik magnetik Pemisahan manik imunomagnetik adalah
metode pilihan saat ini. Ini menggunakan mikrosfer polistirena dengan
inti magnetis yang dilapisi antibodi monoklonal untuk epitop
monomorfik rantai HLA Kelas II b. Seleksi positif.
• Nilon wol Di masa lalu neuraminidase telah melakukan uji coba
terhadap rosetting sel darah merah domba rosetting dan wol nilon
telah digunakan.
Prinsip microlymphotoxicity assay
• Limfosit yang layak diinkubasi dengan antibodi spesifik HLA. Jika
antigen spesifik terdapat pada sel,yang mengikat antibodi.
• Serum kelinci sebagai sumber pelengkap ditambahkan dan diinkubasi.
Jika antibodi terikat pada antigen HLA pada permukaan sel, maka ia
mengaktifkan komplemen yang merusak membran sel sehingga
membrane sel permeabel terhadap noda vital.
• Hasil divisualisasikan dengan menambahkan pewarna biasanya
fluorochrome ataupun Ethidium Bromide. Eosin Y juga telah
digunakan di masa lalu.
Lanjutan
Sel-sel sebelum diberi label dengan Fluorochrome sebelum pelapisan:
ketika sel-sel dibunuh +ve tes, fluorescine bocor dan fluorochrome dan
etidium bromida ditambahkan untuk memvisualisasikan sel-sel mati.
(Pewarnaan ganda dapat digunakan dengan menggunakan koktail dari
Ethidium Bromide dan Acridine Orange)
Jika reaksi telah terjadi, EB atau Eosin memasuki sel dan berikatan
dengan DNA.
Tes dibiarkan selama 10 menit dan kemudian dibaca menggunakan
mikroskop fluorescent terbalik.
Mikroskop Fluoresensi terbalik

Terazaki Plate
Daftar Pustaka
Abo Shady, Rania. Microcytotoxicity ( Microlymphocytotoxicity)
Complement Dependent Cytotoxicity. Ain Shams University Fac. of
Medicine
Setiawan, Melina dan Caroline Tan Sardjon. Peran Molekul HLA dalam
Proses Transplantasi Sel Punca. Stem Cell Division, Stem Cell and Cancer
Institute, PT. Kalbe Farma Tbk : Jakarta
Philip A. Dyer and Susan Martin. 1991. Techniques used to define human
MHC antigens: serology. Northwestern Regional Tissue Typing Laboratory,
St. Mary's Hospital : Manchester, U.K.
Yulwiandari, Rika et all. 2010. Pengelompokan Genotip, Serologi dan
Supertipe Gene HLA Kelas I pada Suku Jawa, Indonesia. Departemen
Farmasi Universitas YARSI : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai