Anda di halaman 1dari 13

Materi Kuliah Pasar Modal

PERTEMUAN 7
ANJAK PIUTANG
Pengertian
Ω Anjak piutang (Bahasa Inggris: factoring) adalah suatu
transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual
piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu
diskon.
Ω Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan
pinjaman bank. Pertama, penekanan anjak piutang adalah
pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit perusahaan.
Kedua, anjak piutang bukanlah suatu pinjaman,
melainkan pembelian suatu aset (piutang). Terakhir,
pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak
piutang melibatkan tiga pihak.
Ω Menurut Kasmir dalam “Bank dan Lembaga Keuangan
lainnya” menjelaskan bahwa anjak piutang atau yang
lebih dikenal dengan factoring adalah perusahaan yang
kegiatannya melakukan penagihan atau pembelian atau
pengambilalihan atau pengelolaan hutang piutang suatu
perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu
dari perusahaan (klien)
Ω Kemudian pengertian anjak piutang menurut Keputusan
Menteri Keuangan Nomor NO.172/KMK.06/2002 adalah
badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan
piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari
transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.
Ω Tiga pihak yang terlibat dalam anjak piutang adalah
penjual, debitur, dan pihak yang membiayai (factor).
Penjual adalah pihak yang memiliki piutang (biasanya
untuk layanan yang diberikan atau barang yang dijual)
dari pihak kedua, debitur.
Ω Penjual selanjutnya menjual satu atau lebih tagihannya
dengan potongan atau diskon ke pihak ketiga, suatu
lembaga keuangan khusus untuk mendapatkan uang
dalam bentuk kas. Debitur akan membayar langsung ke
perusahaan pembiayaan dengan jumlah penuh sesuai nilai
tagihan.
Ω Agar dapat lebih memahami tentang perjanjian anjak
piutang ini maka dapat dilihat  dari tiga serangkai hukum
yaitu :
 Subyek hukum dari perjanjian anjak piutang itu tentu
saja adalah Penjual, Pembeli dan Perusahaan anjak
piutang. Namun penamaan tersebut dirubah disesuaikan
dengan hakekat anjak piutang. Perusahaan anjak piutang
atau dikenal sebagai factor adalah badan usaha yang
menawarkan anjak piutang lihat pengertian di atas. Klien
adalah pihak yang menggunakan jasa dari anjak piutang
(mudahnya adalah pihak yang menjual piutang kepada
factor). Penjual atau supplier masuk dalam pengeritan
klien. Sementara nasabah atau konsumen merupakan
pihak yang mengadakan transaksi dengan klien.
 Obyek Hukum.  Obyek hukum dalam perjanjian ini jelas
adalah piutang itu sendiri. Baik itu dijual atau dialihkan
atau di urus oleh pihak lain.
 Peristiwa hukum atau hubungan hukumnya adalah
perjanjian anjak piutang, yaitu perjanjian antara
perusahaan anjak piutang dengan klien
Peran Lembaga Keuangan Anjak Piutang Dalam Ekonomi

Ω Kenyataan selama ini banyak sektor usaha yang menghadapi


berbagai masalah dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Masalah masalah tersebut pada prinsipnya berkaitan antara
lain: kurang kemampuan dan terbatasnya sumber - sumber
permodalan, lemahnya pemasaran sehingga target penjualan
tidak tercapai.
Ω Disamping itu perusahaan hanya terkonsentrasi pada usaha
peningkatan produksi dan penjualan sedangkan administrasi
penjualan termasuk penjualan secara kredit (Piutang) masih
terabaikan.
Ω Kelemahan dibidang manajemen/ pengelolaan piutang
menyebabkan semakin meningkatnya kredit macet. Kondisi
seperti ini mengancam kontinuitas usaha yang pada gilirannya
akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh sumber
pembiayaan dari lembaga keuangan.
Ω Beberapa manfaat yang dapat diberikan lembaga anjak
piutang dalam rangka mengatasi masalah dunia usaha adalah
sebagai berikut :
 Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya
produksi dan biaya penjualan.
 Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan
dalam bentuk pembayaran dimuka (Advanced Payment)
sehingga akan meningkatkan Crediet standing
perusahaan.
 Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan
bersaing perusahaan klien karena klien dapat
mengadakan transaksi perdagangan secara bebas baik
perdagangan dalam negeri maupun perdagangan
internasional.
 Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba
melalui peningkatan perputaran modal kerja.
 Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit
macet karena resiko kredit macet ini dapat diambil alih
oleh lembaga anjak piutang.
 Kegiatan anjak piutang dapat mempercepat proses
ekonomi dan meningkatkan pendapatan nasional
Mekanisme Pembiayaan Lembaga Keuangan
Anjak Piutang (Factoring)
Ω Transaksi anjak piutang biasanya diawali dengan negosiasi
antara perusahaan (klien) dengan lembaga anjak piutang
(factoring) yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan
dan dengan fasilitas yang disediakan perusahaan anjak
piutang.
Ω Apabila perusahaan sudah mengetahui kebutuhannya sejak
awal maka akan lebih mempermudah dan mempercepat
transaksi anjak piutang.
Ω Beberapa fasilitas anjak piutang yang ditawarkan:
A. Undisclosed/ Non Notification Factoring
Ω Adakalanya perusahaan ingin performance/ bonafiditasnya
tetap terjaga dimata pelanggan (debitur) walaupun
sebetulnya perusahaan sedang kesulitan dana.
Ω Untuk itu pada saat pengalihan piutang maka perusahaan
tidak memberitahu pelanggan (debitur) bahwa piutang
sudah dialihkan ke perusahaan anjak piutang (factoring).
Ω Transaksi anjak piutang ini dinamakan Undisclosed/Non
Notification Factoring. Mekanisme transaksi Undisclosed
sebagai berikut :
1. Terjadi transaksi penjualan secara kredit kepada pelanggan
(klien).
2. Negosiasi dan kontrak anjak piutang antara perusahaan
(klien) dengan lembaga anjak piutang (factoring) dimana
perusahaan menyerahkan kopi faktur penagihan piutang dan
dokumen terkait lainnya sedangkan dokumen asli tetap
dipegang perusahaan.
3. Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimal
80% dari nilai faktur.
4. Pada saat jatuh tempo perusahaan akan menagih kepada
debitur/pelanggan
5. Perusahaan akan mengembalikan pinjaman dana kepada
factoring ditambah dengan biaya anjak piutang (service
charge/discount charge).
B. Disclosed/ Notification Factoring
Ω Jika perusahaan (klien) setelah memperoleh pembiayaan
dari anjak piutang tidak ingin direpotkan oleh tugas menagih
kepada debitur maka perusahaan bisa memanfaatkan
fasilitas disclosed factoring yaitu segera menyerahkan
pengelolaan piutang kepada perusahaan anjak piutang.
Ω Mekanisme transaksi ini bisa dijelaskan sebagai berikut :
1) Terjadi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien).
2) Negosiasi dan kontrak factoring antara perusahaan (klien)
dengan lembaga anjak piutang dimana perusahaan
menyerahkan faktur penagihan dan dokumen terkait
lainnya (dokumen asli).
3) Perusahaan memberitahu kepada debitur kalau piutang
dan penagihan sudah dialihkan ke lembaga anjak piutang.
4) Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan
maksimum 80% dari nilai faktur.
5) Pada saat jatuh tempo lembaga anjak piutang melakukan
penagihan kepada debitur.
6) Pelanggan (debitur) membayar tagihan kepada anjak
piutang.
7) Lembaga anjak piutang menyerahkan sisa dan (20% Nilai
faktur) kepada perusahaan (klien) setelah sebelumnya
dikurangi biaya administrasi.
Ω Dalam transaksi anjak piutang terdapat beberapa risiko
yang mungkin timbul diantaranya:
1. Pada Undisclosed Factoring ada kemungkinan perusahaan
(klien) ingkar janji (wanprestasi) yaitu tidak
mengembalikan pinjaman/pembiayaan kepada factoring
walaupun perusahaan sudah menerima pembayaran dari
debitur sehingga anjak piutang mengalami kerugian.
2. Pelanggan/debitur yang ingkar janji yaitu tidak membayar
hutangnya pada saat jatuh tempo sehingga kemungkinan
perusahaan atau lembaga anjak piutang yang mengalami
kerugian.
Ω Untuk mengatasi risiko tersebut, pada saat kontrak /
perjanjian dibuat maka perlu ditetapkan pihak yang
bertanggung jawab atas penanggungan resiko. Jika
debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya dan yang
menanggung resiko tersebut perusahaan (klien) maka
perjanjiannya dinamakan with recourse factoring
sedangkan jika lembaga anjak piutang yang menanggung
risiko kerugiaannya maka perjanjiannya dinamakan
without recourse factoring
Ω Jika melihat fasilitas - fasilitas yang disediakan lembaga
anjak piutang, ternyata usaha anjak piutang lebih dominan
kepada pemberian jasa pembiayaan (financing service) atas
pengalihan piutang dari klien (perusahaan). Namun
demikian lembaga anjak piutang juga memberikan jasa
dibidang non pembiayaan (non financing service). Jasa non
pembiayaan ini pada dasarnya untuk melayani pengelolaan
piutang (kredit) perusahaan klien.
Ω Produk jasa non pembiayaan ini diantaranya :
1. Investigasi kredit (credit investigation) atau analisis kredit
yaitu lembaga anjak piutang membantu perusahaan untuk
menilai calon customer/debitur.
2. Mengelola administrasi penjualan secara kredit (sales
ledger administration/sales accounting).
3. Mengawasi/ memonitor penjualan yang dilakukan klien
termasuk menetapkan prosedur penagihan.
4. Memberikan masukan atau mengusahakan cara
pengamanan terhadap risiko piutang terutama jika transaksi
perdagangan secara internasional (export financing) yang
rentan terhadap risiko terjadinya fluktuasi kurs valuta asing.
Ω Dengan memanfaatkan jasa anjak piutang maka perusahaan
(klien) tidak perlu membentuk bagian kredit tersendiri
dalam organisasi.
Ω Lembaga anjak piutang sudah secara otomatis telah
melaksanakan fungsi bagian crediet (credit departement)
dimana lembaga anjak piutang akan memberikan laporan
hasil kerjanya secara periodik kepada perusahaan (klien).
Ω Atas pemanfaatan jasa anjak piutang timbul suatu
kewajiban bagi perusahaan (klien) yaitu membayar biaya
anjak piutang. Biaya ini terdiri dari:
a) Service charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien
menggunakan jasa untuk pengelolaan / pembukuan
penjualan (sales ledger) dari transaksi penjualan yang
dilakukan klien. Besarnya biaya berkisar antara 0,5% –
2,5% tergantung kesepakatan antara anjak piutang dan
klien.
b) Discount charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien
memperoleh pembiayaan (dana tunai) dari lembaga anjak
piutang. Besarnya biaya discount charge antara 2% – 3%.
Biaya ini juga ditetapkan berdasarkan kesepakatan kedua
belah pihak.
Manfaat Lembaga Keuangan Anjak Piutang

Ω Manfaat anjak piutang bagi perusahaan (klien) dapat dijelaskan


sebagai berikut :
a) Perusahaan yang kesulitan/kekurangan dana akan segera
memperoleh dana tunai sehingga terdapat aliran kas masuk (cash
in flow) yang bisa digunakan untuk modal kerja perusahaan.
Aliran kas (cash in flow) akan lebih lancar karena perusahaan
tidak perlu menunggu pencairan piutang sampai jatuh tempo.
b) Tugas perusahaan (klien) dalam pengelolaan administrasi
penjualan dapat dialihkan ke lembaga anjak piutang karena
lembaga ini membantu mengelola administrasi penjualan dan
penagihan (sales ledgering and collection service).
c) Perusahaan (klien) tidak ragu dalam penjualan produknya
terutama kepada customer baru karena resiko tagihan macet bisa
ditanggung bersama dengan lembaga anjak piutang (credit
insurance).
d) Anjak piutang dapat memperbaiki sistem penagihan sehingga
piutang dapat dibayar tepat saat jatuh tempo dan sebisa mungkin
penagihan ini tidak merusak hubungan baik antara perusahaan
(klien) dengan pelanggannya (customer)

Anda mungkin juga menyukai