Anda di halaman 1dari 43

Bagian Ilmu Kesehatan Bedah LAPORAN KASUS

Fakultas Kedokteran Januari 2020


Universitas Pattimura

CARSINOMA MAMMAE

Mega Rahmanita Bagdad


NIM. 2019.84.002

Pembimbing :
dr. Jacky Tuamelly, Sp.B (K) TRAUMA., FICS., FINACS

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2020
BAB I
PENDAHULUAN
 Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang mempunyai prevalensi cukup tinggi.
Kanker payudara dapat terjadi pada pria maupun wanita, hanya saja prevalensi pada wanita
jauh lebih tinggi.
 Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan ke dua setelah kanker leher rahim. Kejadian
kanker payudara di Indonesia sebesar 11% dari seluruh kejadian kanker. Pada umumnya tumor
pada payudara bermula dari sel epitelial, sehingga kebanyakan kanker payudara dikelompokkan
sebagai karsinoma (keganasan tumor epitelial). Sedangkan sarkoma, yaitu keganasan yang
berasal dari jaringan penghubung, jarang dijumpai pada payudara.
 Kanker payudara pada umumnya berupa ductal breast cancer yang invasif dengan pertumbuhan
tidak terlalu cepat. Kanker payudara sebagian besar (sekitar 70%) ditandai dengan adanya
gumpalan yang biasanya terasa sakit pada payudara, juga adanya tanda lain yang lebih jarang
yang berupa sakit pada bagian payudara, erosi, retraksi, pembesaran dan rasa gatal pada
bagian puting, juga secara keseluruhan timbul kemerahan, pembesaran dan kemungkinan
penyusutan payudara. Sedangkan pada masa metastasis dapat timbul gejala nyeri tulang,
penyakit kuning atau bahkan pengurangan berat badan.

2
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. FA
• Umur : 51 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Alamat : BTN Kanawa Indah
• Status perkawinan : Sudah Menikah
• Tanggal Masuk Rumah sakit : 19-11-2019 Pukul 11.40 WIT

3
LAPORAN KASUS…….

• ANAMNESIS (autoanamnesis/alloanamnesis)
• Keluhan Utama : Luka pada payudara kiri
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Luka pada payudara kiri dialami sejak ± 2 bulan yang lalu SMRS. Luka tersebut bermula dari
kulit kemerahan setelah pasien memakai bantalan panas pada area payudara yang ada
benjolan. Pasien kemudian mengkonsumsi ramuan kayu bajayka dan 1 minggu kemudian
keluar cairan bening dari puncak benjolan yang encer dan tidak bau. Luka tersebut semakin
membesar tanpa disertai nyeri. Sebelum timbul luka, awalnya muncul benjolan sebesar
kelereng pada area sekitar puting payudara kiri sekitar 10 tahun yang lalu, yang dapat
berpindah-pindah, tidak nyeri kemudian lama-lama membesar hingga menutupi hampir
seluruh payudara kiri dalam 6 bulan kemudian, tidak dapat digerakkan lagi dan bagian
puncak lunak juga disertai nyeri timbul hilang. Saat itu pasien baru melahirkan dan masih
menyusui anak pertamanya. Pasien menyusui anaknya hanya dengan menggunakan
payudara kanan. Selain itu, pasien juga mengeluhkan nyeri pada punggung bawah yang
muncul beberapa bulan sebelum masuk rumah sakit. Nyeri terus menerus seperti
dicengkram, nyeri bertambah jika pasien berusaha membalikkan badan dan duduk, serta
menjalar ke paha.

4
LAPORAN KASUS

Riwayat demam (+), penurunan berat badan (+), terkadang sesak napas, batuk (+) ada lendir
tidak terlalu kental, berwarna putih, BAB dan BAK normal, pusing (+), nyeri kepala (+) sudah
sejak sebelum timbul benjolan, mual dan muntah disangkal. Haid pertama pada usia 14 tahun,
haid terakhir usia 50 tahun (menopause), pasien menikah pada usia 39 tahun dan memiliki
anak pada usia 41 tahun. Pasien hanya memiliki seorang anak. Pasien tidak pernah
menggunakan KB.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
1. Pasien memiliki riwayat sakit kepala yang timbul hilang
2. Hipertensi yang diketahui saat pasien partus hingga sekarang
• Riwayat Penyakit Keluarga :
Ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama (kembaran dari ibu pasien)
• Riwayat Pengobatan :
1. Obat herbal
2. Ramuan kayu bajaka

5
LAPORAN KASUS

PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Status gizi : Risiko Obesitas  BB = 60 kg, TB = 155cm (IMT = 24,9 kg/cm2)
• ­Tanda- tanda vital:
• TD : 140/110 mmHg Suhu : 34,4oC
• N : 123 x/menit GCS : E4V5M6
• RR : 20 x/menit SpO2 : 95%

6
LAPORAN KASUS

Status general
• Kepala : Normocephali, conjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-), edema palpebral
(-/-) pendarahan subkonjungtiva (-/-), visus kasar posisi baring ODS : 2/60
• Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
• Thoraks : Insepeksi ; pergerakan dinding dada simetris, retraksi ICS (-), jejas (-),
Palpasi; krepitasi (-), nyeri tekan (-), Perkusi; Sonor pada seluruh lapang paru,
Auskultasi; Suara napas vesikuler (+/-), rhonki (-/+), wheezing (-/-)
• Abdomen : Inspeksi; Cembung (+), Auskultasi; Bising usus (+) normal, Perkusi; Timpani
(+) pada semua kuadran, Palpasi; Nyeri tekan (-) di 4 kuadran abdomen, hepatomegali
(+), splenomegali (-).
• Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Ekstremitas : Superior; akral hangat, edema (-/-), jejas (-/-). Inferior; akral hangat,
edema (-/-), jejas (-/-)
• Rectal touche : Tidak dilakukan pemeriksaan

7
LAPORAN KASUS

• STATUS LOKALIS
• Regio mammae sinistra
1. Inspeksi: Tampak ulserasi pada seluruh mammae sinistra, dasar luka otot, nodul (+),
peau d’orange (+) pada kulit sekitar luka, putting erosi, edema (+), tampak kemerahan,
sebagian berwarna hitam, pus (+), perdarahan aktif (+).
2. Palpasi: Nyeri tekan (-), fluktuasi (-), teraba hangat (+).
 
• Regio Axilla Sinistra
1. Inspeksi: Tampak massa sebesar kelereng, tidak tampak kemerahan, permukaan rata
2. Palpasi: Teraba massa dengan ukuran diameter 4 cm, konsistensi keras, batas tegas,
imobile, teraba hangat (+).

8
LAPORAN KASUS

9
LAPORAN KASUS

• PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Darah rutin

   
HASIL  
NILAI RUJUKAN
18/11/2019 22/11/2019 25/11/2019
(13.50 WIT) (10.18 WIT) (08.00 WIT)

Hemoglobin 15,3 g/dL 9,9 gr/dL 12,8 gr/dL 12,0-15,0 g/dL (W)

Leukosit 12,43 x 103 mm3 11,21 x 103 mm3 8,21 x 103 mm3 5.0-10.0 mm3

Hematokrit 43,9% 27,6% 36,0% 37-43%

Trombosit 168 x 103/mm3 204 x 103/mm3 176 x 103/mm3 150.000-400.000/mm3

10
LAPORAN KASUS – PEMERIKSAAN PENUNJANG

b. Darah Kimia

   
HASIL  
18/11/2019 21/11/2019 NILAI RUJUKAN
(13.50 WIT) (09.30 WIT)

Glukosa sewaktu 74 mg/dL - < 140 mg/dL


SGOT 106 u/L - < 33 u/L

SGPT 28 u/L - < 50 u/L

Albumin 3,6 mg/dL 2,8 mg/dL 3,5-5,0 mg/dL

11
LAPORAN KASUS- PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto Rontgen Thorax PA

12
LAPORAN KASUS - DIAGNOSIS

• Tumor mammae sinistra suspek malignansi T4N2M1


• Hipertensi

13
LAPORAN KASUS

• TERAPI • PLANNING
1. IVFD RL 20 Tpm 1. Insisi Biopsi
2. Ceftriaxone 2x1 gr/IV 2. Mastektomi radikal modifikasi
3. Ketorolac 3x30 mg/IV 3. Neoadjuvan kemoterapi
4. Metronidazole 3x500 mg/drips/IV
5. Omeprazole 2x40 mg/IV
6. Transfusi darah (3 kali transfusi)
7. Amlodipin 2x10 mg/PO

14
LAPORAN KASUS -
FOLLOW UP

15
LAPORAN KASUS -
FOLLOW UP

16
LAPORAN KASUS -
FOLLOW UP

17
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI

18
TINJAUAN PUSTAKA

Aliran Limfatik
• Klasifikasi utama Haagensen adalah axillary dan internal thoracic (mammary); Drainase aksilaris
1. Group 1. External mammary nodes (1.7 nodes), juga dikenal sebagai anterior pectoral nodes . Ini
terletak sepanjang batas lateral dari M. pectoralis minor, di bawah M. pectoralis major, sepanjang
sisi medial dari aksila mengikuti aliran lateral thoracic artery pada dinding dada, mulai dari iga 2-6.
2. Group 2. Scapular nodes (5.8 nodes). Terletak di atas pembuluh-pembuluh darah subsakapular.
Limfatik dari KGB ini salng berhubungan dengan pembuluh limfe intercistal.
3. Group 3. Central nodes (12.1 nodes). Merupakan kelompok kelenjar getah bening yang terbesar;
merupakan KGB yang paling mudah dipalpasi di aksila karena ukurannya yang besar. Ketika KGB
ini membesar, dapat menekan intercostobrachial nerve, cabang kutaneus lateral dari second atau
third thoracic nerve , dapat timbul nyeri.
4. Group 4. Interpectoral nodes (Rotter's nodes) (1.4 nodes). Terletak antara otot pektoralis mayor
dan minor, sering terdapat tunggal. Merupakan kelompok KGB terkecil dari KGB aksila dan tidak
dapat ditemukan walaupun M. pectoralis major diangkat.
5. Group 5. Axillary vein nodes (10.7 nodes). Merupakan kelompok KGB terbesar kedua di aksila.
Terletak di permukaan ventral dan kaudal dari bagian lateral vena aksilaris.
6. Group 6. Subclavicular nodes (3.5 nodes). Terletak pada permukaan ventral dan kaudal dari
bagian medial vena aksilaris. These lie on the caudal and ventral surfaces of the medial part of the
axillary vein.

19
TINJAUAN PUSTAKA – ALIRAN LIMFATIK

• Drainase Internal Thoracic


Pembuluh-pembuluh limfatik timbul dari tepi medial mammae pada fascia pectoralis. KGB ini
juga menerima trunkus limfatikus dari kulit mammae kontralateral, hati, diafragma, rectus
sheath , bagian atas rectus abdominis. KGB sekitar 4-5 setiap sisinya, kecil, dan biasanya
dalam lemak dan jaringan ikat dari ruang interkosta. Saluran ini bermuara ke ductus
thoracicus atau ductus limfatikus dextra. Rute ke vena aksilaris lebih pendek daripada rute
aksila.1

20
TINJAUAN PUSTAKA - ETIOLOGI

• Umur
Kemungkinan untuk menjadi kanker payudara semakin meningkat seiring bertambahnya umur seorang wanita. Angka kejadian
kanker payudara rata- rata pada wanita usia 45 tahun ke atas. Kanker jarang timbul sebelum menopause. Kanker dapat didiagnosis
pada wanita premenopause atau sebelum usia 35 tahun, tetapi kankernya cenderung lebih agresif, derajat tumor yang lebih tinggi,
dan stadiumnya lebih lanjut, sehingga survival rates -nya lebih rendah.
• Riwayat kanker payudara
Wanita dengan riwayat pernah mempunyai kanker pada satu payudara mempunyai risiko untuk berkembang menjadi kanker pada
payudara yang lainnya.
• Riwayat keluarga
Risiko untuk menjadi kanker lebih tinggi pada wanita yang ibunya atau saudara perempuan kandungnya memiliki kanker payudara.
Risiko lebih tinggi jika anggota keluarganya menderita kanker payudara sebelum usia 40 tahun. Risiko juga meningkat bila terdapat
kerabat/saudara (baik dari keluarga ayah atau ibu) yang menderita kanker payudara.
• Perubahan payudara tertentu
Beberapa wanita mempunyai sel-sel dari jaringan payudaranya yang terlihat abnormal pada pemeriksaan mikroskopik. Risiko kanker
akan meningkat bila memiliki tipe-tipe sel abnormal tertentu, seperti atypical hyperplasia dan lobular carcinoma in situ [LCIS].
• Perubahan genetic
Beberapa perubahan gen-gen tertentu akan meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara, antara lain BRCA1, BRCA2, dan
beberapa gen lainnya. BRCA1 and BRCA2 termasuk tumor supresor gen. Secara umum, gen BRCA- 1 beruhubungan dengan
invasive ductal carcinoma, poorly differentiated, dan tidak mempunyai reseptor hormon. Sedangkan BRCA-2 berhubungan dengan
invasive ductal carcinoma yang lebih well differentiated dan mengekspresikan reseptor hormon. Wanita yang memiliki gen BRCA1
dan BRCA2 akan mempunyai risiko kanker payudara 40-85%. Wanita dengan gen BRCA1 yang abnormal cenderung untuk
berkembang menjadi kanker payudara pada usia yang lebih dini.

21
TINJAUAN PUSTAKA - ETIOLOGI
• Riwayat reproduksi dan menstruasi
Meningkatnya paparan estrogen berhubungan dengan peningkatan risiko untuk berkembangnya kanker payudara, sedangkan
berkurangnya paparan justru memberikan efek protektif. Beberapa faktor yang meningkatkan jumlah siklus menstruasi seperti menarche
dini (sebelum usia 12 tahun), nuliparitas, dan menopause yang terlambat (di atas 55 tahun) berhubungan juga dengan peningkatan risiko
kanker. Diferensiasi akhir dari epitel payudara yang terjadi pada akhir kehamilan akan memberi efek protektif, sehingga semakin tua umur
seorang wanita melahirkan anak pertamanya, risiko kanker meningkat. Wanita yang mendapatkan menopausal hormone therapy memakai
estrogen, atau mengkonsumsi estrogen ditambah progestin setelah menopause juga meningkatkan risiko kanker.
• Ras
Kanker payudara lebih sering terdiagnosis pada wanita kulit putih, dibandingkan wanita Latin Amerika, Asia, or Afrika. Insidensi lebih
tinggi pada wanita yang tinggal di daerah industrialisasi.
• Riwayat terapi radiasi pada daerah dada
Wanita yang mendapat terapi radiasi di daerah dada (termasuk payudara) sebelum usia 30 tahun, risiko untuk berkembangnya kanker
payudara akan meningkat di kemudian hari.
• Obese setelah menopause
Kemungkinan untuk mendapatkan kanker payudara setelah menopause meningkat pada wanita yang overweight atau obese , karena
sumber estrogen utama pada wanita postmenopause berasal dari konversi androstenedione menjadi estrone yang berasal dari jaringan
lemak, dengan kata lain obesitas berhubungan dengan peningkatan paparan estrogen jangka panjang.
• Kurangnya aktifitas fisik
Wanita yang aktivitas fisik sepanjang hidupnya kurang, risiko untuk menjadi kanker payudara meningkat. Dengan aktivitas fisik akan
membantu mengurangi peningkatan berat badan dan obesitas.
• Diet
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang sering minum alkohol mempunyai risiko kanker payudara yang lebih besar. Karena
alkohol akan meningkatkan kadar estriol serum. Sering mengkonsumsi banyak makan berlemak dalam jangka panjang akan
meningkatkan kadar estrogen serum, sehingga akan meningkatkan risiko kanker.

22
TINJAUAN PUSTAKA - KLASIFIKASI

1. Non invasive carcinoma


a. Ductal carcinoma in situ
Ductal carcinoma in situ , juga disebut intraductal cancer , merujuk pada sel kanker yang telah
terbentuk dalam saluran dan belum menyebar. Saluran menjadi tersumbat dan membesar
seiring bertambahnya sel kanker di dalamnya.
b. Lobular carcinoma in situ
• Meskipun sebenarnya ini bukan kanker, tetapi LCIS kadang digolongkan sebagai tipe
kanker payudara non-invasif. Bermula dari kelenjar yang memproduksi air susu, tetapi
tidak berkembang melewati dinding lobulus.
2. Invasive carcinoma
a. Paget’s disease dari papilla mammae
• Paget’s disease dari papilla mammae pertama kali dikemukakan pada tahun 1974.
Seringnya muncul sebagai erupsi eksim kronik dari papilla mammae, dapat berupa lesi
bertangkai, ulserasi, atau halus. Paget's disease biasanya berhubungan dengan DCIS
(Ductal Carcinoma in situ ) yang luas dan mungkin berhubungan dengan kanker invasif.

23
TINJAUAN PUSTAKA - KLASIFIKASI

b. Invasive ductal carcinoma


1. Adenocarcinoma with productive fibrosis
Kanker ini ditemukan sekitar 80% dari kanker payudara dan pada 60% kasus kanker ini
mengadakan metastasis (baik mikromaupun makroskopik) ke KGB aksila. Kanker ini
biasanya terdapat pada wanita perimenopause or postmenopause dekade kelima sampai
keenam, sebagai massa soliter dan keras.
2. Medullary carcinoma
Medullary carcinoma adalah tipe khusus dari kanker payudara, berkisar 4% dari seluruh
kanker payudara yang invasif dan merupakan kanker payudara herediter yang berhubungan
dengan BRCA-1.
3. Mucinous carcinoma
Mucinous carcinoma (colloid carcinoma ), merupakan tipe khusus lain dari kanker payudara,
sekitar 2% dari semua kanker payudara yang invasif, biasanya muncul sebagai massa tumor
yang besar dan ditemukan pada wanita yang lebih tua.

24
TINJAUAN PUSTAKA - KLASIFIKASI

4. Papillary carcinoma
Papillary carcinoma merupakan tipe khusus dari kanker payudara sekitar 2% dari semua
kanker payudara yang invasif. Biasanya ditemukan pada wanita dekade ketujuh dan sering
menyerang wanita non kulit putih.
5. Tubular carcinoma
Tubular carcinoma merupakan tipe khusus lain dari kanker payudara sekitar 2% dari semua
kanker payudara yang invasif.
c. Invasive lobular carcinoma
Invasive lobular carcinoma sekitar 10% dari kanker payudara. Gambaran histopatologi
meliputi sel-sel kecil dengan inti yang bulat, nucleoli tidak jelas, dan sedikit sitoplasma.
Pewarnaan khusus dapat mengkonfirmasi adanya musin dalam sitoplasma, yang dapat
menggantikan inti ( signet-ring cell carcinoma ).

25
TINJAUAN PUSTAKA - STAGING

26
TINJAUAN PUSTAKA - STAGING

27
TINJAUAN PUSTAKA - STAGING

28
TINJAUAN PUSTAKA - DIAGNOSIS

1. Gejala
• Gejala yang yang paling sering meliputi; 3
1. Penderita merasakan benjolan pada payudara
2. Penderita melihat perubahan pada payudara
3. Keluarnya secret atau cairan dari putting
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Inspkesi bentuk, ukuran, dan simetris dari kedua payudara, apakah terdapat edema (peau
d’orange), retraksi kulit atau puting susu, dan eritema. 6

29
TINJAUAN PUSTAKA - DIAGNOSIS

b. Palpasi
Dilakukan palpasi pada payudara apakah terdapat massa, termasuk palpasi kelenjar limfe di aksila,
supraklavikula, dan parasternal. Setiap massa yang teraba atau suatu lymphadenopathy, harus dinilai
lokasinya, ukurannya, konsistensinya, bentuk, mobilitas atau fiksasinya. 6

3. Pemeriksaan penunjang
a. Mammografi
Mammografi merupakan pemeriksaan yang paling dapat diandalkan untuk mendeteksi kanker payudara
sebelum benjolan atau massa dapat dipalpasi.
b. Ultrasonografi
Penggunaan USG merupakan pemeriksaan penunjang yang penting untuk membantu hasil mammografi yang
tidak jelas atau meragukan, baik digunakan untuk menentukan massa yang kistik atau massa yang padat.

30
TINJAUAN PUSTAKA - DIAGNOSIS

c. MRI
Sebagai alat diagnostik tambahan atas kelainan yang didapatkan pada mammografi,
d. Biopsy
Fine-needle aspiration biopsy (FNAB) dilanjutkan dengan pemeriksaan sitologi merupakan
cara praktis dan lebih murah daripada biopsi eksisional dengan resiko yang rendah.
e. Biomarker
Biomarker karsinoma mammae terdiri dari beberapa jenis. Biomarker sebagai salah satu
faktor yang meningkatkan resiko karsinoma mammae.

31
TINJAUAN PUSTAKA - SKRINING

• Rekomendasi untuk deteksi kanker payudara dini menurut American Cancer Society ;4
1. Wanita berumur ≥ 40 tahun harus melakukan screening mammogram secara terus-
menerus selama mereka dalam keadaan sehat, dianjurkan setiap tahun.
2. Wanita berumur 20-30 tahun harus melakukan pemeriksaan klinis payudara (termasuk
mammogram) sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan yang periodik oleh dokter,
dianjurakan setiap 3 tahun.
3. Setiap wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri mulai umur 20
tahun. untuk kemudian melakukan konsultasi ke dokter bila menemukan kelainan.
4. Wanita yang berisiko tinggi (>20%) harus melakukan pemeriksaan MRI dan mammogram
setiap tahun.
5. Wanita yang risiko sedang (15-20%) harus melakukan mammogram setiap tahun, dan
konsultasi ke dokter apakah perlu disertai pemeriksaan MRI atau tidak.

32
TINJAUAN PUSTAKA - SKRINING

6. Wanita yang risiko rendah (<15%) tidak perlu pemeriksaan MRI periodik tiap tahun.
7. Wanita termasuk risiko tinggi bila :
• mempunyai gen mutasi dari BRCA1 atau BRCA2
• mempunyai kerabat dekat tingkat pertama (orang tua, kakak-adik) yang memiliki gen mutasi dari
BRCA1 atau BRCA2 tetapi belum pernah melakukan pemeriksaan genetic
• Mempunyai risiko kanker ≥ 20-25% menurut penilaian faktor risiko terutama berdasarkan riwayat
keluarga
• Pernah mendapat radioterapi pada dinding dada saat umur 10-30 tahun
• Mempunyai Li-Fraumeni syndrome, Cowden syndrome , atau Bannayan- Riley-Ruvalcaba
syndrome , atau ada kerabat dekat tingkat pertama memiliki salah satu sindrom-sindrom ini.
8. Wanita dengan resiko sedang bila :
• Mempunyai risiko kanker 15-20% menurut penilaian faktor risiko terutama berdasarkan riwayat
keluarga
• Mempunyai riwayat kanker pada satu payudara, ductal carcinoma in situ (DCIS), lobular carcinoma
in situ (LCIS), atypical ductal hyperplasia (ADH), atau atypical lobular hyperplasia (ALH)
• Mempunyai kepadatan yang tidak merata atau berlebihan terlihat pada pemeriksaan mammogram

33
TINJAUAN PUSTAKA - PENATALAKSANAAN

1. Pembedahan
a. Mastektomi parsial
Tindakan konservatif terhadap jaringan payudara terdiri dari reseksi tumor primer hingga batas jaringan
payudara normal, radioterapi dan pemeriksaan status KGB (kelenjar getah bening) aksilla.
b. Modified radical mastectomy
Modified radical mastectomy mempertahankan baik M. pectoralis mayor and M. pectoralis minor, dengan
pengangkatan KGB aksilla level I dan II tetapi tidak level III.
2. Non-pembedahan
a. Radioterapi
Terapi radiasi dapat digunakan untuk semua stadium karsinoma mammae. Untuk wanita dengan DCIS,
setelah dilakukan lumpectomy, radiasi adjuvan diberikan untuk mengurangi resiko rekurensi lokal, juga
dilakukan untuk stadium I, IIa, atau IIb setelah lumpectomy.
b. Kemoterapi
1). Adjuvant
Kemoterapi adjuvan memberikan hasil yang minimal pada karsinoma mammae tanpa pembesaran KGB
dengan tumor berukuran kurang dari 0,5 cm dan tidak dianjurkan. Jika ukuran tumor 0,6 sampai 1 cm
tanpa pembesaran KGB dan dengan resiko rekurensi tinggi maka kemoterapi dapat diberikan.

34
TINJAUAN PUSTAKA - PENATALAKSANAAN

2). Neoadjuvan
Kemoterapi neoadjuvan merupakan kemoterapi inisial yang diberikan sebelum dilakukan
tindakan pembedahan, dimana dilakukan apabila tumor terlalu besar untuk dilakukan
lumpectomy
c. Anti-estrogen
Dalam sitosol sel-sel karsinoma mammae terdapat protein spesifik berupa reseptor hormonal
yaitu reseptor estrogen dan progesteron. Reseptor hormon ini ditemukan pada lebih dari 90%
karsinoma duktal dan lobular invasif yang masih berdiferensiasi baik.

35
TINJAUAN PUSTAKA - PROGNOSIS

Survival rates untuk wanita yang didiagnosis karsinoma mammae antara tahun 1983-1987
telah dikalkulasi berdasarkan pengamatan, epidemiologi dan hasil akhir program data,
didapatkan bahwa angka 5-year survival untuk stadium I adalah 94%, stadium IIa 85%, IIb
70%, dimana pada stadium IIIa sekitar 52%, IIIb 48% dan untuk stasium IV adalah 18%.

36
BAB IV
DISKUSI

37
DISKUSI……

Kasus Teori
Pasien berusia 51 tahun Kemungkinan untuk menjadi kanker
payudara semakin meningkat seiring
bertambahnya umur seorang wanita.
Angka kejadian kanker payudara rata- rata
pada wanita usia 45 tahun ke atas.

38
DISKUSI……

Kasus Teori
Haid terakhir usia 50 tahun (menopause) Kemungkinan untuk mendapatkan kanker
payudara setelah menopause meningkat
Status gizi : Risiko Obesitas  BB = 60
pada wanita yang overweight atau obese,
kg, TB = 155cm (IMT = 24,9 kg/cm2)
karena sumber estrogen utama pada
wanita postmenopause berasal dari
konversi androstenedione menjadi estrone
yang berasal dari jaringan lemak, dengan
kata lain obesitas berhubungan dengan
peningkatan paparan estrogen jangka
panjang. (Obese setelah menopause)

39
DISKUSI……

Kasus Teori
Riwayat Penyakit Keluarga : Risiko untuk menjadi kanker lebih tinggi
pada wanita yang ibunya atau saudara
Ada keluarga yang mengalami keluhan yang perempuan kandungnya memiliki kanker
sama (kembaran dari ibu pasien) payudara. Risiko lebih tinggi jika anggota
keluarganya menderita kanker payudara
sebelum usia 40 tahun. Risiko juga
meningkat bila terdapat kerabat/saudara
(baik dari keluarga ayah atau ibu) yang
menderita kanker payudara.

40
DISKUSI……

Kasus Teori
Pasien juga mengeluhkan nyeri pada Pada masa metastasis dapat timbul gejala
punggung bawah yang muncul beberapa nyeri tulang, penyakit kuning atau bahkan
bulan sebelum masuk rumah sakit. pengurangan berat badan. Sel kanker
payudara dapat tumbuh menjadi benjolan
sebesar 1 cm2 dalam waktu 8-12 tahun.

41
DAFTAR PUSTAKA
1. De jong, Syamsuhadi. Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. 2005.
2. Kumpulan Naskah Ilmiah Muktamar Nasional VI Perhimpunan Ahli Bedah
Onkologi Indonesia. Semarang.2003
3. Moningkey, Shirley Ivonne, 2000. Epidemiologi Kanker Payudara. Medika; Januari
2000. Jakarta.
4. Profil Kesehatan Indonesia. Pusat Data Kesehatan. Jakarta, 1997
5. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
6. Tjindarbumi, 2000. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penaggulangannya,
Dalam: Deteksi Dini Kanker. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. JakartA.
7. Vaidya, M.P, and Shukla, H.S. A textbook of Breast Cancer . Vikas Publishing
House PVT LTD.

42
TERIMA KASIH 

43

Anda mungkin juga menyukai