1. umum
Menentramkan hati keluarga dan penderita merupakan
kunci dalam pengelolaan varian normal perawakan tinggi.
Pemanfaatan pengukuran umur penulangan untuk
memperkirakan tinggi dewasa dapat memberikan rasa aman
bagi mereka
2. Khusus
Untuk keluarga yang menginginkan pengobatan, dapat
dicoba seks streroid. Pengobatan tersebut untuk
mempercepat penutupan epifisis akan tetapi manfaatnya
sedikit apabila diberikan pada pubertas lanjut, idealnya
pengobatan diberikan pre-pubertas atau awal pubertas.
Estrogen oral dengan berbagai dosis telah berhasil untuk
mengurangi tinggi badan perempuan sebanyak 5-10 cm dari
yang diperkirakan.
Pubertas terlambat
Pubertas terlambat (delayed puberty) pada perempuan
didefenisikan tidak membesarnya payudara sampai usia
13 tahun atau tidak adanya menstruasi sampai usia 15
tahun. Sedangkan pada laki-laki pubertas terlambat
adalah bila panjang testis tidak mencapai 2,5 cm atau
volume testis tidak mencapai 4 ml sampai umur 14 tahun.
Secara statistik pubertas terlambat terjadi pada 2,5%
remaja dunia dan banyak terjadi pada remaja laki-laki.
Klasifikasi yang digunakan pada pubertas terlambat
didasarkan pada sekresi gonadotropin yang dihubungkan
dengan stadium diferensiasi seksual bukan berdasarkan
umur kronologis. Berdasarkan kadar gonadotropin dapat
dibagi menjadi hypergonadotropic hypogonadism dan
hypogonadotropic hypogonadism
Gejala klinis
1. Anamnesis
Kebanyakan anak memberikan gambaran
kterlambatan pertumbuhan selama fase anak-anak
kemudian terjadi peningkatan kecepatan
pertumbuhan yang terlambat meskipun akhirnya
tingginya normal.
Sedangkan pada hypogonadotropic hypogonadism
biasanya pertumbuhannya normal selama fase anak
tetapi sedikit mengalami kecepatan pertumbuhan
pada masa pubertas. Perlu ditanyakan mulainya
terjadi tnda-tanda seks sekunder, kemungkinan
adanya sindrome tertentu
2. Pemeriksaan fisik
Gangguan emosional
makanan Aktifitas fisik kurang
pelampiasan
Menonton TV
Life style : fast food seharian disertai
makanan ringan
Faktor Predisposisi
Faktor herediter
Satu ortu obesitas Sikap orang tua
anak obes saat
Kecacatan pada yang
dewasa 30%-40%
Kedua orang tua
anak memanjakan
anak obes saat anak
dewasa 70-80%
Faktor lain penyebab Obesitas
Sos ke
ge bu ial- sit
bia
ne da eko ua
no sa
tik ya si
mi an
Gejalan Klinis
• Anak obes lebih tinggi dari anak lain yang seusia
dan sama JK
• BB yang lebih
• Kematangan tulang lebih cepat
• Muka tidak proporsinal hidung dan mulut relatif
kecil, dagu ganda
• Paha dan lengan atas besar
• Tangan relatif kecil dengan jari-jari runcing
• Kematangan seksual lebih cepat
Diagnosis
klasifikasi Rentang IMT
Menilai IMT
IMT = BB (kg) BB kurang < 18,5
BB lebih 25 – 29,9
(Soetjiningsih,2010)
2. Tindak Kekerasan Remaja
Faktor risiko
Individu Keluarga Teman/Sekola Lingkungan
h
•Riwayat •Kurangnya •Berhubungan • kemiskinan,
agresi dini monitoring dengan kurangnya
•Keyakinan atau temannya kesempatan
yang tertanam pengawasan yang berisiko bekerja
terhadap orangtua tinggi atau •Besarnya
adanya •Terpapar mempunyai konflik
kekerasan kekerasan masalah keluarga
•Defisit •Orangtua prilaku •Paparan
kognitif sosial peminum •Rendahnya kekerasan
alkohol atau keinginan ke
pemakai obat sekolah
terlarang •Kegagalan
•Kurangnya akademik
ikatan
emosional
orangtua atau
pengasuh
Pencegahan dan intervensi
a) Pencegahan primer
pencegahan / deteksi dini nagi remaja yang sudah memiliki riwayat
tindakan kekerasan.
Strategi yang efektif yang dapat dipakai sebagai pencegahan
primer, antara lain :
• Identifikasi terhadap remaja dan orangtua
• Meningkatkan stabilitas pendapat kepadatan
• Program prasekolah yang mampu memberikan pendidikan
intelektual,emosional, dan sosial
• Mengurangi paparan kekerasan media pada anak
• Mengajak remaja untuk berekreasi
• Memperbaiki lingkungan sekolah lebih ditingkatkan
• Menjamin keamanan dan mengawasi scra rutin pd saat brngkat dan
plng sekolah
b) Pencegahan sekunder
Ditujukan pd remaja yg sudah teridentifikasi sbg remaja yang
berisiko.
Intervensi :
• Memperbaiki ling. Sekolah dg membuat kelas yg lebih sedikit
jmlhnya dan mengawasi mereka setelah pulang sekolah
• Mendukung peranan orang dewasa dalam mempersiapkan masa
transisi yaitu mengadakan pelatihan kerja, magang, dan tempat
kerja
• Memberikan asuhan oleh orang yang tidak berisiko melakukan
tindakan kekerasan
• Memberikan psikoterapi pd remaja dan keluarga nya.
c) Pencegahan tersier
Diberikan kpd remaja sudah terlibat dlm
tindakan kekerasan dan sistem peradilan
remaja.
Etiologi Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan Remaja
Faktor-faktor yang berpengaruh digolongkan ke dalam dua
golongan, internal dan eksternal atau faktor lingkungan.
Faktor internal yang mempengaruhi perutumbuhan dan
perkembangan adalah perbedaan ras, etnik atau bangsa, usia
mengalami pubertas, jenis kelamin (wanita lebih cepat
dewasa dibandingkan laki-laki), kelainan gen atau kromosom.
Faktor eksternal atau peranan lingkungan adalah faktor
prenatal ibu yang termasuk status gizi ibu pada saat hamil,
posisi fetus normal atau tidak, salah satu kelainan kongenital
yang bisa disebabkan oleh abnormalitas posisi fetus adalah
club foot. Toksin atau obat-obatan
Gejala dan Tanda Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan Remaja
Tanda dan gejala dari gangguan tumbuh
kembang disesuaikan dengan jenis gangguan
yang dialami oleh remaja. Pada remaja denga
perawakan tinggi, akan terlihat tinggi tubuhnya
yang melebihi rata-rata. Sedangkan untuk pada
gangguan pertumbuhan akan terlihat adanya
gangguan dalam kemampuan gerak kasar, gerak
halus, bicara, dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian
Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan
Perkembangan
Monitoring pertumbuhan dan perkembangan anak
dan remaja dapat dilakukan dengan parameter ukur
tertentu seperti fisik, gizi, maturitas dan penilaian
milestones perkembangan (Narendra, 2002).
Penilaian pertumbuhan anak dan remaja
menggunakan parameter ukuran antropometrik
yang sering dipakai pada penilaian pertumbuhan
fisik yaitu berat badan, tinggi badan, lingkaran
kepala, tebal lipatan kulit dan lingkaran lengan atas
Asuhan Kebidanan Pada Remaja dengan
Gangguan
Asuhan kebidanan yang dapat diberikan bidan
adalah asuhan yang berorientasi pada kebutuhan
remaja dengan memandang berbagai perubahan
yang terjadi pada remaja :
– Memberikan dukungan psikologis kepada remaja
– Memberikan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan nutrisi,
kebutuhan personal hygiene, kebutuhan istirahat, kebutuhan
seksual kepada remaja
– Mendiskusikan tentang fisiologis menstruasi bersama remaja
– Mendiskusikan tentang aktivitas sehari-hari remaja
– Menganjurkan remaja untuk lebih memperhatikan pertumbuhan
dan perkembangannya dengan baik seperti mengukur BB/TB.