Anda di halaman 1dari 34

HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN

UKURAN LEBAR PANGGUL


PADA MAHASISWI ANGKATAN 2010
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
DOSEN PEMBIMBING :
dr. G. N. Tanudjaja, MS, PA – K
dr. S. J. R. Kalangi, MBiomed, PA

OLEH :
CRISTIE YANTRI LAMING
NRI. 090111025
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia memiliki bagian – bagian yang dapat
diukur

Antropometri :
Mengukur manusia, khususnya mengukur dimensi
tubuh

Dimensi statis Dimensi Dinamis

TINGGI BADAN
Faktor Genetik

TINGGI BADAN

Keadaan Hormonal Nutrisi


Variabel – variabel struktur tubuh dapat
berupa perbandingan antar ukuran tubuh.

LAKI – LAKI
Memiliki bahu yang lebih lebar
dibandingkan panggul dan kedua spina
iliaka anterior superior (SIAS) terpisah
dengan jarak yang tidak begitu lebar

PEREMPUAN
Memiliki panggul yang lebih lebar
dibandingkan bahu dan kedua SIAS
terpisah dengan jarak yang lebih lebar.
Penelitian yang dilakukan oleh Mulyawati (2011)
menyebutkan bahwa wanita yang memiliki tinggi badan
<145 cm berpotensi memiliki panggul sempit

Panggul sempit

risiko kelainan letak janin

Kematian perinatal, umumnya


berkisar antara 77,3 sampai 137,7
per 1000 kelahiran hidup.
B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara tinggi


badan dengan ukuran lebar panggul pada
mahasiswi angkatan 2010 Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi?
C. Tujuan

Untuk mengetahui hubungan tinggi


badan dengan ukuran lebar panggul
pada mahasiswi angkatan 2010 Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
D. Manfaat
Manfaat Sebagai sumber data mengenai ukuran tinggi badan

yang dapat mempersulit persalinan dan juga


merupakan sumber informasi dalam pengembangan
Teoritis ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Untuk memberikan informasi kepada masyarakat


Manfaat

tentang ukuran tinggi badan yang dapat mempersulit


persalinan, sehingga masyarakat dapat

Aplikatif memperhatikan kebutuhan gizi khususnya yang


berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Anatomi Panggul
1. Kerangka Panggul

Gambar 1. Tulang – tulang pembentuk gelang panggul.

Pelvis dibentuk oleh :


Tulang sakrum dan tulang koksigis yang terjepit diantara dua
tulang koksa; dua tulang koksa yang bersendi satu dengan
yang lainnya di simfisis pubis.
Gambar 2. (a) Pelvis mayor dan pelvis minor

Pelvis terbagi dua, yaitu :


1. Pelvis mayor yang terletak di atas linea terminalis
(false pelvis)
2. Pelvis minor yang terletak di bawah linea terminalis
(true pelvis) -> penting dalam obstetrik
Gambar 2. (b) Diameter antero-posterior
Pintu atas panggul (PAP) dibentuk oleh promontorium dari sakrum,
garis ilio – pektinal dan krista dari tulang – tulang pubis (tulang
duduk).
Diameter antero-posterior : jarak dari pinggir atas simfisis ke
promontorium
Konjugata diagonalis : jarak bagian bawah simfisis sampai ke
promontorium.
2. Jenis – jenis Panggul
Menurut Cadwell dan Molloy, terdapat empat bentuk panggul
pada wanita :
1. Panggul Ginekoid, berbentuk bulat dengan segmen anterior
dan posterior membulat baik.
2. Panggul android, bentuk seperti jantung dengan diameter
transversa terlebar lebih dekat ke sakrum.

Gambar 3. Jenis – jenis panggul


Gambar 3. Jenis – jenis panggul

3. Panggul antropoid, diameter anteroposterior memanjang. PAP


lebar seperti telur.
4. Panggul platipeloid, pendataran jelas dimensi anteroposterior
dengan pelebaran relatif diameter transversa.
3. Ukuran Panggul yang Dapat Diukur dari Luar

a. Distansia spinarum (24 – 26cm), yaitu jarak antara


kedua spina iliaka anterior superior sinistra dan
dekstra.

b. Distansia kristarum (28-30 cm) yaitu jarak terpanjang


antara dua tempat yang simetris pada krista iliakan
sinistra dan dekstra. Umumnya ukuran ini tidak penting.
Namun jika ukuran ini lebih kecil 2 – 3 cm dapat
dicurigai adanya patologik panggul.

c. Distansia obliqua eksterna (ukuran miring luar) yaitu


jarak antara spina iliaka posterior sinistra dan spina
iliaka anterior dekstra dan dari spina iliaka posterior
dekstra ke spina iliaka anterior superior sinistra.
3. Ukuran Panggul yang Dapat Diukur dari Luar (Con’d)

d. Distansia intertrokanterika, yaitu jarak antara kedua


trokanter mayor.

e. Konjugata eksterna, jarak antara bagian atas simfisis ke


prosesua spinosus lumbal V, lebih kurang 18 cm.

f. Distansia tuberum yaitu jarak antara tuber iskii kanan


dan kiri, diambil dari bagian dalamnya. Ukuran
normalnya lebih kurang 10,5 cm.
B. Tinggi Badan Manusia
1. Pertumbuhan Tulang Manusia
Mekanisme pertumbuhan
tulang

Sebagai respon terhadap Osteoblas di dalam periosteum


rangsangan hormon tulang dan di dalam beberapa
pertumbuhan, tulang kavitas tulang membentuk
panjang tumbuh memanjang tulang baru pada permukaan
pada kartilago epifisisnya. tulang yang lama.
2. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tulang

Hormon pertumbuhan

Genetik

Nutrisi

90% puncak pembentukan masa tulang terjadi pada usia


18 tahun
C. Tinggi Badan dan Ukuran Panggul
D. Hipotesis

Tidak ada hubungan antara


Hipotesis Nol tinggi badan dan ukuran lebar


panggul.

Ada hubungan antara tinggi



Hipotesis badan dan ukuran lebar
Alternatif panggul.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian observasional – analitik
dengan desain penelitian cross sectional.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012

Tempat
Penelitian ini dilakukan di FK Unsrat Manado
C. Populasi dan Sampel
Populasi Target Wanita
Populasi Terjangkau Mahasiswi angkatan 2010
Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi

Besar sampel diperoleh dengan


Kriteria Inklusi:
1) Berusia 19 – 21 tahun rumus:
2) IMT < 23,5
3) Tidak mengalami cacat pada kedua N
tungkai n=
4) Bersedia untuk ikut serta dalam 1+Nα2
penelitian.
Kriteria Eksklusi: Keterangan:
5) Berusia < 19 tahun atau > 21 tahun n : besar sampel
6) Memiliki cacat pada tungkai N : besar populasi
7) Tidak bersedia untuk ikut serta Α : taraf signifikansi (5%)
dalam penelitian.
D. Variabel Penelitian

Variabel bebas Variabel terikat


pada penelitian pada penelitian
ini adalah tinggi ini adalah ukuran
badan. lebar panggul.
E. Definisi Operasional
TinggiUkuran badan
lebar panggadalah
ul y ang akjara k dari
an diukur
menyang kut :
1. tumit
Tinggi
Distansia
Ukuran sampai
badan
spinarum verteks
adalah
diukur
lebar pangg ul ydari
ang jarak andalam
akjara k dari
antara
diukur spina
iliak an anterior superior
menyang kutk anan
: dan k iri.
2.
posisi
1. tumit
tegak
Distansia sampai
tuberum
spinarum diuk
lurus
verteks
ur dari
diukur
terhadap
jarakdalam
darijarak antara
antaratuber
spina
iskii klantai.
iliak an anterior anan dan k iri. dan k iri.
superior
posisi tegak lurusk anan terhadap
2. Distansia tuberum diuk ur dari jarak antara tuber
iskii klantai.
anan dan k iri.
F. Instrumen Penelitian
1. Lembar persetujuan yang berisi penjelasan mengenai proses
pelaksanaan penelitian dan disetujui serta ditanda tangani oleh
subjek.

2.Lembar isian data yang berisi identitas subjek penelitian yaitu :


nama dan umur; juga diisi hasil pengukuran yaitu tinggi badan
dan lebar panggul.

3. Antropometer digunakan untuk pengukuran lebar panggul.


4. Stature meter digunakan untuk pengukuran tinggi badan
dengan satuan centi meter (cm) yang panjangnya 200 cm
dengan ketelitian 0,1cm.

5. Alat tulis menulis


G. Cara Pengukuran
1. Tinggi Badan
a. Subjek diminta untuk melepaskan alas
kaki dan topi.
b. Pastikan alat pengukur tinggi badan
berada pada posisi lebih di atas dari
kepala subjek.
c. Subjek diminta untuk berdiri tegak di
bawah alat pengukur.
G. Cara Pengukuran (con’d)
d. Posisi kepala, bahu bagian belakang,
lengan, panggul bagian belakang dan
tumit menempel pada dinding tempat
stature meter dipasang kemudian subjek
menghadap lurus ke depan.
e. Baca angka tinggi badan pada jendela
baca ke arah yang lebih besar.
G. Cara Pengukuran
2. Lebar Panggul
a. Pengukuran distansia spinarum, posisi subjek
berdiri kemudian dilakukan pengukuran
distansia spinarum dengan antropometer pada
spina iliaka kanan dan kiri selanjutnya ujung
antropometer sebelah kiri dirapatkan ke dalam
sampai menyentuh SIAS kiri dan ukuran berapa
lebar SIAS kanan dan kiri.
G. Cara Pengukuran
b. Pengukuran distansia tuberum, posisi subjek
setengah duduk kemudian minta subjek untuk
meraba tuber iskii kanan dan kiri atau bisa juga
meminta bantuan pengukur. Setelah didapat
tuber iskii maka kita ukur dengan menggunakan
antropometer dengan cara menempelkan ujung
antropometer pada kedua sisi tuber iskii kanan
dan kiri.
F. Rencana Pengolahan Data

Data – data hasil penelitian akan dianalisis dengan


menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Package for
the Social Science)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai