Anda di halaman 1dari 51

praktikum

Departemen Parasitologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Tata Tertib
Jika berhalangan hadir harus memberikan
surat keterangan.

Jika 3 kali berhalangan hadir tanpa


keterangan maka dilarang mengikuti ujian.
Tata
Tertib
Lab jas harus sudah dipakai sebelum memasuki
ruang praktikum dan dilarang memakai sandal.
Ambil kunci lemari mikroskop di box sesuai
dengan nomor praktikum saudara, keluarkan
mikroskop (untuk pekerjaan sendiri) dan cocokan
dengan nomor di meja.
Kembalikan mikroskop pada tempatnya
Letakkan kunci pada kotak penyimpanan
Dilarang mengubah atau menggeser posisi sediaan
pada mikroskop demonstrasi
Jika sediaan tidak jelas atur mikrometer.
Tanda tangani daftar hadir.
Tata tertib

Kelompok pagi mengambil mikroskop


dari box.

Kelompok siang yang mengembalikan


mikroskop dan memasukkan kembali
kunci ke box kunci.
Pembagian
kelompok
Mahasiswa dibagi dalam 2 group
Group A : No. 001 - 130
Group B : No. 131 - 259

Mikroskop
• No. 001 – 066 : Kunci ada di box (R. Prak.)
• No. 067 – 094 : Kunci ada di museum
• No. 095- dst : Mikroskop ada di lemari R.
Prak.
Denah ruang praktikum

13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Museum

= Meja praktikum
1-11 untuk pekerjaan sendiri, 12-13 untuk demonstrasi)
= Lemari/ rak tempat mikroskop
Pembagian kelompok
praktikum
Sediaan demonstrasi disediakan 3 set, pada
baris 12 s/d 13 dan meja belakang

Setiap set terdiri dari 1 baris meja dengan


11-13 sediaan

Waktu untuk demontrasi:


Tahap 1 : 20 menit, baris 1-3
Tahap 2 : 20 menit, baris 4-6
Tahap 3 : 20 menit, baris 7-11
PRAKTIKUM PARASITOLOGI
MIKROSKOP
Keadaan baik dan semua
knop dapat digunakan.

Lensa okuler harus bersih


dan kering

Lensa objektif harus bersih


dan kering

Kondensor harus bersih

Cermin harus bersih


Cara penggunaan
mikroskop
Arahkan cahaya dengan mengatur cermin.

• Sinar matahari pakai


cermin datar

• Sinar lampu pakai


cermin cekung
Pengaturan cahaya : kondensor & diafragma
Sediaan dengan kontras sedikit :
- Sediaan tinja basah.

Kurangi cahaya: Menurunkan


kondensor atau Mengecilkan
diafragma

Sediaan dengan kontras banyak :


-Sediaan darah yang dipulas

Kondensor Cahaya diatur: Meninggikan


kondensor dan Membesarkan
Diafragma
diafragma (jangan terlalu silau)
Pengaturan kondensor:
Pembesaran kecil:
kondensor direndahkan.
Pembesaran sedang:
kondensor ditinggikan tapi
tidak maksimal.
Pembesaran imersi:
kondensor ditinggikan,
maksimal.
Mikroskop

Lensa Okuler

Lensa Obyektif
Mikroskop

Makrometer

Mikrometer
Praktikum Helmintologi I:
Tujuan:
- mempelajari nematoda usus:
Ascaris lumbricoides
Cacing tambang
Toxocara sp
- mempelajari teknik pembuatan
sediaan langsung untuk pemeriksaan
tinja.
Praktikum Helmintologi

A. Demonstrasi

B. Pekerjaan sendiri
A. Demonstrasi: 13 sediaan / set

1. Cacing dewasa Ascaris lumbricoides (jantan & betina)


2. Cacing dewasa Necator americanus (jantan & betina)
3. Cacing dewasa Ancylostoma duodenale (jantan &
betina)
4. Telur dibuahi Ascaris lumbricoides
5. Telur tidak dibuahi Ascaris lumbricoides
6. Telur matang Ascaris lumbricoides
7.Telur cacing tambang
A. Demonstrasi

8. Larva filariform cacing tambang


9. Larva rhabditiform cacing tambang
10. Cacing dewasa Toxocara sp
11. Cacing dewasa Strongyloides stercoralis
(bentuk parasiter)
12. Larva filariform Strongyloides stercoralis
13. Larva rhabditiform Strongyloides stercoralis
B. Pekerjaan sendiri:
Periksa tinja yang mengandung telur;
Ascaris lumbricoides
Cacing tambang

Jawablah pertanyaan yang terdapat di


latihan buku praktikum.
Cacing dewasa Ascaris lumbricoides
Bentuk: bulat panjang (silindris)
Betina Panjang jantan: 15- 31 cm,
betina: 20 –35 cm.

Ekor: cacing jantan melingkar,


mempunyai spikulum.

Jantan
Ekor cacing betina: lurus
panjang.

Cacing betina: mempunyai


cincin kopulasi terletak kira-kira
1/3 anterior panjang badan.
Cacing dewasa Ascaris lumbricoides

Spikulum
Cacing dewasa Necator americanus
Bentuk: bulat lonjong,
silindris kecil.

Badan: melengkung, huruf S,


panjang 1 cm.

Cacing betina lebih besar dari


cacing jantan.

Ekor cacing betina:


runcing.

Ekor cacing jantan:


mempunyai bursa
kopulatriks.
Cacing dewasa Ancylostoma duodenale
Bentuk: silindris kecil.

Badan: melengkung, bentuk


mirip dengan huruf C,
panjang 1cm.

Cacing betina lebih besar dari


cacing jantan.

Ekor cacing betina: runcing.

Ekor cacing jantan:


mempunyai bursa kopulatriks.
Kepala cacing dewasa A. lumbricoides

Mempunyai 3 buah
bibir.
Telur (dibuahi) Ascaris lumbricoides
albuminoid
albuminoid
Bentuk: lonjong
hialin
(60 X 45 mikron)

Dinding: tebal (lapisan


luar albuminoid,
lapisan bagian dalam
hialin
Isi: embrio yang
belum membelah
Telur matang Ascaris lumbricoides

Bentuk infektif.

Isi: Larva.
Telur tidak dibuahi Ascaris lumbricoides

Bentuk: lonjong,
lebih panjang
(90 X 40 mikron).

Dinding: biasanya
lebih tipis (lapisan
albuminoid tipis).

Isi: granula.
Telur tidak dibuahi Ascaris lumbricoides
Telur Ascaris
lumbricoides
albuminoid

hialin
Telur matang Ascaris lumbricoides

Bentuk infektif.

Isi: Larva.
Telur decorticated Ascaris lumbricoides

Telur tidak dibuahi


yang kehilangan
lapisan albuminoid.
Telur decorticated Ascaris lumbricoides

Telur dibuahi yang


kehilangan lapisan
albuminoid.

Ganti
Telur matang Ascaris lumbricoides

Jika tertelan Telur menetas di usus halus


Telur Cacing Tambang

Bentuk: lonjong
(60 X 40 mikron)

Dinding: tipis, jernih

Isi: 4 – 8 sel
Telur Cacing Tambang
Larva rhabditiform Cacing tambang
mulut

esofagus

Esofagus: 1/3 panjang badan.

Mulut sempit panjang.


Larva filariform Cacing tambang

Bentuk: halus panjang dengan


panjang : 600 mikron.

Esofagus: ¼ panjang badan.

Mulut tertutup.

Ekor: lancip.
Cacing dewasa parasiter
Stronyloides stercoralis

Bentuk: filariform,
panjang: 2 mm.

Esofagus: 1/3 panjang


badan.

Ekor: lancip.

Telur-telur: ¼ badan
posterior.
Larva Filariform S. stercoralis

Bentuk : Halus
panjang

Esofagus ½ panjang
badan

Ekor : Bercabang/
tumpul
Larva Rhabditiform S. stercoralis

Bentuk : Halus pendek


Esofagus : 1/3 Panjang
badan

Mulut : Lebar, pendek


Larva rhabditiform S. stercoralis

Mulut lebar & pendek


Larva Filariform S. stercoralis
Ekor bercabang
Perbedaan mulut rhabditiform cacing tambang dan
S. stercoralis

Cacing tambang S. stercoralis


Perbedaan ekor larva filariform cacing tambang
dan S. stercoralis

Cacing tambang S. stercoralis


Cacing dewasa Toxocara sp.

betina alae
jantan

Mirip cacing A. lumbricoides,


tetapi lebih kecil.

Ada sepasang alae di kepala.


B. Pekerjaan sendiri:
Bahan:
1. Lidi (5 Cm)
2. Kaca benda
3. Kaca tutup
4. Air
5. Tinja yang diperiksa
Pemeriksaan tinja cara langsung:
Cara kerja:
1. Letakkan setetes air di atas kaca benda.

2. Dengan lidi diambil sedikit tinja (1-2mm3).

3. Hancurkan tinja dalam air di atas kaca benda hingga


suspensi homogen.

4. Keluarkan bahan kasar berupa sisa makanan / pasir,


lalu tutup dengan kaca tutup.

5. Periksa dengan pembesaran lemah (objektif 10X)


dengan kondensor direndahkan atau diafragma kecil.
Pemeriksaan tinja cara langsung:

Air Lidi

Kaca tutup
Pot tinja
Kaca benda
Bak lisol
Pemeriksaan tinja cara langsung:
Sediaan tinja yang tidak
baik

Sediaan tinja yang tidak baik


Anal swab, Modifikasi Departemen Parasitologi
FKUI

Batang gelas.

Prop Kayu
No.Prakt.Mhs
Tape pengikat.

Scotch tape.

Tabung gelas.
Cara Pemakaian Anal Swab

Pengambilan telur-telur Oxyuris vermicularis di


sekitar anus
• Pagi hari; setelah bangun tidur
• Anak tersebut belum BAB
Perhatian:
• Selotip tidak boleh dibuka dari pengikatnya
• Anus tidak boleh ditusuk dengan batang gelas
Cara pemakaian anal swab

Posisi anak; seperti gambar


di samping ini
Siapkan anal swab; bukalah
batang gelas yang berselotip
dari tabung gelas
Bukalah anus dengan tangan
kiri
Dengan tangan kanan,
lekatkan selotip pada ujung
batang gelas di sekitar anus
(seperti gambar ini)
Masukkan kembali batang
gelas ke dalam tabung gelas

World Health Organizatio (WHO), 1980. Manual of basic


techniques for a health laboratory.

Anda mungkin juga menyukai