Anda di halaman 1dari 14

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Penyakit ISPA

ENY PURWANINGSIH 17031046


WIWIK RAHAYU 17031045
SRIMELDA 17031074
ALVADERA 17031059
INDAH KURNIAWATI 17031063
IRVANSYAH 17031074
LILIS ROMAITO .H 17031076
Defenisi ISPA
Infeksi sluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran
pernapasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang
berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas
laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan
bawah secara stimulant atau berurutan. (Nurrijal, 2009).Depkes (2004)
menyatakan penyakit ispa dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti
bakteri, virus, mycoplasma, jamur dan lain-lainnya. Ispa bagian atas
umumnya disebabkan oleh virus, sedangkan ispa bagian bawah dapat
disebabkan oleh bakteri, umumnya mempunyai manifestasi klinis yang
berat sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam penanganannya.
Manifestasi Klinik
Depkes RI membagi tanda dan gejala ISPA menjadi tiga yaitu :

a).Gejala dari ispa ringan


 Batuk
 Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara
 Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung
 Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37 C
b). Gejala dari ispa sedang
 Pernapasan cepat ( fast breathing)
 Suhu tubuh lebih dari 39°C
 Tenggorokan berwarna merah
 Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak Campak
 Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
 Pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)
c).Gejala dari ispa berat
 Bibir atau kulit membiru
 Anak tidak sadar atau kesadaran menurun
 Pernapasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah
 Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernapas
 Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
 Tenggorokan berwarna merah
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah sinusitis paranasal,
penutupan tuba eusthacii dan penyebaran infeksi
a).inusitis paranasal
Komplikasi ini hanya terjadi pada anak besar karena pada bayi dan anak
kecil sinus paranasal belum tumbuh.
b).Penutupan tuba eusthachii
Tuba eusthachii yang buntu memberi gejala tuli dan infeksi dapat
menembus langsung kedaerah telinga tengah dan menyebabkan otitis media
akut (OMA).
c).Penyebaran infeksi
Penjalaran infeksi sekunder dari nasofaring kearah bawah seperti laryngitis,
trakeitis, bronkitis dan bronkopneumonia. Selain itu dapat pula terjadi
komplikasi jauh, misalnya terjadi meningitis purulenta.
Pengobatan
 Pneumonia berat: dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotic parenteral,
oksigen dan sebagainya.
 Pneumonia: diberi obat antibiotic kotrimoksasol peroral. Bila penderita
tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian
kontrimoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotic
pengganti yaitu ampisilin, amoksilin atau penisilin prokain.
 Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotic. Diberikan perawatn di
rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk
lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein,
dekstrometorfan dan antihistamin bila deman diberikan obat.
 Penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila
ada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah disertai
pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang
tenggorokan oleh kuman streptococcus dan harus diberi
antibiotic( penisilin) selama 10 hari
TINJAUAN KASUS
 Pengkajian
 Data Umum
 Nama KK : Tn. I
Pekerjaan KK : Tani
Pendidikan KK : SMA
Agama KK : Islam
Alamat :Ds. Lipu Masagena Dusun IV (Padaelo)
Komposisi Anggota Keluarga
Tipe Keluarga
Keluarga Inti(Nuclear Family)
Suku Bangsa
suku Bugis
Agama
menganut agama Islam
Status Sosial Ekonomi
Keluarga Tn.I memiliki penghasilan dari hasil bertani,
Sumber pendapatan yang diperoleh hanya dari Tn.I
Aktifitas Rekreasi Keluarga
Keluarga memiliki waktu untuk berkumpul dan
bekomunikasi secara santai pada saat nonton TV. Keluarga
jarang rekreasi.
Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Tahap II : Keluarga kelahiran anak pertama /
Tugas Perkembangan Keluarga
Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi :
Persiapan menjadi orang tua
Riwayat keluarga inti
Tn. I tidak memiliki riwayat penyakit keturunan namun klien memiliki
riwayat
penyakit demam typoid
Ny. R tidak memiliki riwayat penyakit keturunan namun klien
memiliki riwayat penyakit gastritis
An. N tidak memiliki riwayat peyakit
Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga dari pihak suami dan istri tidak memiliki riwayat peyakit
keturunan
Karakteristik rumah
Keluarga Tn. I memiliki jenis rumah papan dengan status
yang dimiliki milik sendiri luas rumah sekitar 12 x 6 meter.
Karakteristik Tetangga dan Komunitas RT /RW/Dusun
Keluarga Tn. I memiliki hubungan dengan tetangga dan
warga sekitar terjalin baik
Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. I tidak memiliki kebiasaan berpindah tempat
Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
Perkumpulan biasanya dilakukan ketika ada acara-acara
keluarga
Sistem Pendukung Keluarga
Dalam keluarga memiliki sistem pendukung yang baik
Struktur keluarga
Pola komunikasi keluarga
Dalam keluarga Tn. I saling terbuka satu sama lain
Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn. I saling menghargai satu sama lain
Struktur Peran
Tn. I
-Formal
Sebagai ayah, suami, menantu
-Informal
Sebagai anggota masyarakat, mencari nafkah dengan bertani
Ny.R
-Formal
Sebagai ibu, istri dan anak
-Informal
Sebagai anggota masyarakat, IRT dan sering mengikuti kegiatan- kegiatan dilingkungan tempat tinggal
An. N
-Formal
Sebagai anak, cucu
-Informal
Bermain dengan anak-anak sekitar lingkungan tempat tinggal
 Nilai dan Norma Keluarga
Dalam keluarga Tn. I menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama islam
Fungsi Keluarga
Fungsi Afektif
Dalam keluarga menjalin hubungan baik
Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn.I menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain, m
Fungsi Reproduksi
Dalam keluarga Tn. I memiliki 1 orang anak, tidak merencanakan jumlah anak,
Fungsi Ekonomi
Kurang baik,
Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga
Kurang baik, keluarga tidak tau apa itu ISPA, apa saja faktor penyebabnya, serta cara
mencegah terjadinya ISPA.
Stres Dan Koping Keluarga
Stressor jangka pendek (< 6 bln)
Keluarga mengatakan sangat cemas terhadap anaknya karena penyaki anaknya tidak
sembuh-sembuh
Stressor jangka panjang (> 6 bln)
Klien tidak memiliki stres dalam jangka panjang
Pemeriksaan Fisik
Data Tn.i Ny.R An.N
TD 120/80mmHg 100/70mmHg 100/80
Nadi 80 76 92
Respirasi 18 20 26
Suhu 36,5 36,2 37,5
0

Analisa data
Ds :
Keluarga Tn.I mengatakan sangat merasa bersalah terhadap penyakit yang di derita An. N karena tidak segera
membawanya ke puskesmas
Keluarga Tn.I mengatakan cemas terhadap penyakit yang di derita
Do :
Keluarga Tn. I nampak bertanya-tanya
Keluarga Tn. I nampak cemas
Masalah keperawatan
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Ds :
Ny. R mengatakan bahwa Tn. I selalu merokok di dekat anaknya
Do:
-Tn.I nampak merokok
Masalah keperawatan
Perilaku kesehatan cenderung beresiko
Intervensi keperawatan
DIAGNOSA
1)>Ketidakefektif an pemeliharaan kesehatan
NOC
1.Keluarga dapat mengenal masalah ISPA
a. Pengetahuan: proses penyakit
2. Keluarga dapat mengambil keputusan perawatan ISPA
a.Partisipasi dalam mengambil keputusan 
NIC
Pengajaran: proses Penyakit
Mengkaji tingkat pen getahuan keluarga mengenai penyakit ispa.
Identifikasi faktor resiko Modivikasi lingkungan untuk perawatan
Penderita ISPA
Dukungan perilaku keputusan.
2)>Perilaku kesehatan cenderung beresiko
NOC
1. Keluarga dapat mengenal masalah ISPA
a. Pengetahuan: Proses penyakit
2.Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
a. Lingkungan rumah yang aman
3.Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
a. Kepatuhan: perilaku menerima pelayanan kesehatan
 
Next.....
NIC
Pengajaran proses penyakit
Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga mengenai penyakit ispa.
Mengenali pengetahuan pasien mengenai kondisinya.
Memberikan informasi kepada keluarga mengenai kondisi anggota keluarga yang
mnderita ISPA
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai