Anda di halaman 1dari 24

 ANNIZA WULANDARI

 BELA PUSPITA SARI


 SYOFIA NORADAWATI
 WILATRI MARDA
 NORA GUSTINA
 UTRI HANDAYANI
PREEKLAMSIA  MELSHA ELFIRA CANDRA
BERAT  NONI ASRI YULITA
 KURNIAWATI
 NADA KUMALA SARI
 DHINDA GRIVTA DINANTI
 SUNDARI ANGGRAINI
Definisi
Pre-eklampsia adalah kelainan multiorgan spesifik
pada kehamilan yang ditandai dengan terjadinya
hipertensi, edema, dan proteinuria tetapi tidak
menunjukan tanda-tanda kelainan vaskuler atau
hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya
biasanya muncul setelah kehamilan 20 minggu
(Nurarif Amin Huda, 2015).
Etiologi
Penyebab terjadinya pre-eklampsia dan
eklampsia sampai sekarang belum diketahui.
Tetapi pre-eklampsia dan eklampsia hampir
secara ekslusif dialami pada wanita dengan
masa subur yang ekstrim, yaitu pada remaja
belasan tahun atau pada wanita yang berumur
lebih dari 35 tahun. (Nurarif Amin Huda, 2015)
Sedangkan menurut Fadlun dan Feryanto
(2014), mengatakan bahwa semua teori yang
menjelaskan tentang pre-eklampsia harus
dapat menjelaskan observasinya bahwa
hipertensi pada kehamilan jauh lebih besar
kemungkinannya timbul pada wanita dengan
keadaan sebagai berikut:
* Terpajan ke villus korion petama kali
* Terpajan ke villus korion dalam jumlah
yang sangat besar.
* Telah menderita penyakit vaskuler
* Secara genetik rentan terhadap hipertensi
yang timbul saat hamil
Klasifikasi Pre-eklampsia berat
 Tekanan darah
160/110mmHg/ lebih
 Proteinuria >3g/liter
 Oliguria jumlah urine
<400cc/24 jam
 Adanya gangguan
penglihatan, serebral,
Pre-eklampsia ringan
nyeri kepala dan rasa
1.Tekanan darah 140/90 mmHg/ lebih
nyeri pada epigastrium
2.Edema umum, kaki, jari tangan, dan
 Terdapat edema paru
muka/ kenaikan berat badan 1 kg/lebih
dan sianosis
perminggu
 Enzim hati meningkat
3.Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau
dan disertai ikterus
lebih perliter: kwantitatif 1+ / 2+ pada
 Perdarahan pada retina
urine kateter atau midstream
 Trombosit
<100.000/mm.( Nurarif
Amin Huda, 2015)
 Solutio Placenta, Biasanya terjadi pada ibu yang menderita
hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada preeklampsia.
 Hipofibrinogemia, Kadar fibrin dalam darah yang menurun.
 Hemolisis, Penghancuran dinding sel darah merah sehingga
menyebabkanplasma darah yang tidak berwarna menjadi
merah.
 Perdarahan Otak Komplikasi ini merupakan penyebab
utama kematianmaternal penderita eklampsia.
 Kelainan mata, kehilangan penglihatan untuk sementara,
KOMPLIKASI yang berlangsung selama seminggu.

 Edema paru, pada kasus eklampsia, hal ini disebabkan karena penyakit jantung.
 Nekrosis hati, nekrosis periportan pada preeklampsia, eklamsi merupakan akibat
vasopasmus anterior umum. Kelainan ini diduga khas untuk eklampsia.
 Sindrome Hellp, Hemolysis, elevated liver enymes dan low platelete.
 Kelainan ginjal, kelainan berupa endoklrosis glomerulus, yaitu pembengkakkan sitoplasma
sel endotial tubulus. Ginjal tanpa kelainan struktur lain, kelainan lain yang dapat timbul
ialah anuria sampai gagal ginjal.
 Komplikasi lain, lidah tergigit, trauma dan faktur karena jatuh akibat kejang-kejang
preumania aspirasi, dan DIC (Disseminated Intravascular Coogulation).
 Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra uteri.
Faktor Resiko
Faktor Resiko Ibu  Nyeri kepala hebat dibagian depan atau
Adanya penyakit penyerta belakang kepala yang diikuti dengan
lain peningkatan tekanan darah yang
Faktor eksogen abnormal.
 Gangguan penglihatan pasien menurun,
pasien akan melihat kilatan-kilatan
cahaya, pandangan kabur, dan kadang
bisa terjadi kebutaan sementara.
 Iritabel ibu merasa gelisah dan tidak
bertoleransi dengan suara berisik/
gangguan lainnya.
 Nyeri perut pada bagian ulu hati
(epigastrium) yang kadang disertai
Manifestasi dengan mual dan muntah.
Klinis  Gangguan pernafasan sampai sianosis.
 Terjadi gangguan kesadaran.
 Gangguan fungsi ginjal. (Nurarif Amin
Huda, 2015)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan darah lengkap dengan gapusan darah
1. Penurunan hemoglobin (nilai normal 12-14gr%)
Urinalisis
1. Ditemukan protein dalam urine
Pemeriksaan Fungsi Hati
1. Bilirubin meningkat
2. LDH (Laktat Dehidrogenase)meningkat
Tes kimia darah
1. Asam urat meningkat (normal N=2,4-2,7
mg/dl
Radiologi
Utrasonografi : ditemukan retardasi perumbuhan janin
intra uterus, pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin
menjadi lambat, volume cairan ketuban sedikit.
Kardiotografi : Diketahui
Penatalaksanaan

• Pre-eklampsia
• Fadlun dan Feryanto (2014) mengatakan bahwa
tujuan dasar penatalaksanaan untuk setiap
kehamilan dengan pre-eklampsia, diantaranya:
Terminasi kehamilan dengan trauma sekecil
mungkin bagi ibu dan bayinya.
Lahirnya bayi yang kemudian dapat berkembang.
Pemulihan sempurna kesehatan ibu.
Deteksi prenatal dini
Pre-eklampsia Berat
Penanganan pre-eklampsia
berat dan eklampsia sama,
Pre-eklamspia Ringan kecuali bahwa persalinan harus
(POGI, 2005 dalam Sanc, berlangsung dalam 12 jam
2010) setelah timbulnya kejang pada
Ibu hamil dengan pre- eklampsia.
eklampsia ringan dapat Upaya pengobatan ditujukan
dilakukan rawat inap untuk mencegah kejang,
maupun rawat jalan. Pada memulihkan organ vital pada
rawat jalan ibu hamil keadaan normal, d.
dianjurkan banyak istirahat * Rawat RS
(tidur miring ke kiri). Pada * Berikan MgSO4 dalm infuse
umur kehamilan diatas 20 dextrose 5% dengan kecepatan
minggu tidur dengan posisi 15-20 tetes per menit. Dosis
miring dapat awal MgSO4 IV dalam 10 menit
menghilangkan tekanan selanjutnya 2G/jam dalm drip
rahim pada vena kava infuse sampai tekanan darah
inferior yang mengalirkan stabil (140-150/90-100mmHg).
darah dari ibu ke janin, Ini diberikan sampai 24 jam
sehingga meningkatkan pasca persalinan atau hentikan
aliran darah balik dan akan bila 6 jam pasca persalinan ada
menambah curah jantung perbaikan nyata ataupun ada
tampak tanda-tanda intoksikasi
ASUHAN KEPERAWATAN
2. Riwayat Kesehatan
A. Pengkajian Keluhan Utama: Klien
1. Identitas pasien mengeluh demam dan sakit
indentitas klien berisikan nama, kepala
umur, alamt, agama, jenis Riwayat Kesehatan Sekarang:
kelamin, dan lainya yang Terjadi peningkatan tekanan
berhubungan dengan indentitas darah, edema, pusing, nyeri
klien epigastrium, mual muntah,
penglihatan kabur.
Riwayat Kesehatan
Sebelumnya: Penyakit ginjal,
anemia, vaskuler esensial,
3. Riwayat kehamilan hipertensi kronik
Riwayat kehamilan ganda, mola, hidatidosa,
hidramnion, serta kehamilan dengan pre-
eklampsia sebelumnya.
Pemeriksaan fisik
1.Sistem pernafasan
Pernafasan kurang dari 14x per menit, klien biasanya mengalami sesak sehabis
beraktifitas, terdengar suara krekles dan adanya edema paru.
2.Sistem kardiovaskuler
Apakah terdapat sianosis, kulit pucat, konjungtiva anemis, terjadi peningkatan
tekanan darah, nadi meningkat atau menurun, serta edema periorbital yang
tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam.
3.Sistem reproduksi
Ada atau tidaknya massa abnormal, nyeri tekan pada payudara, ada atau
tidaknya pengeluaran pervaginam berupa lendir yang bercampur darah serta
ketahui tinggi fundus uteri, letak janin, lokasi edema dan biasanya terdapat
kontraksi uterus
4.Sistem integumen dan perkemihan
Cloasma gravidarum, oliguria, fungsi ginjal menurun, dan protein nuria
5.Sistem persyarafan
Biasanya hiperrefleksi dan klonus pada kaki.
Diagnosa Keperawatan
• Kelebihan volume cairan b/d kelebihan asupan
cairan
• Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d
hipertensi
• Gangguan rasa nyaman b/d gejala terkait
penyakit
• Nyeri Akut b/d agen cidera biologis
• Intervensi
DX 1 : Kelebihan volume cairan b/d kelebihan asupan cairan.
NOC: keseimbangan cairan
Indikator:
• Tidak terganggu tekanan darah
• Tidak terganggu hematokrik
• Tidak terganggu kelembapan membran mukosa
• Tidak ada asites
• Tidak ada pusing
• Tidak ada edema perifer
NIC: manajemen elektrolit/cairan
Aktivitas:
• Pantau kadar serum elektrolit yang abnormal, seperti yang tersedia
• Monitor perubahan status paru atau jantung yang menunjukan kelebihan cairan atau
dehidrasi
• Timbang berat badan harian dan pantau gejala
• Berikan cairan yang sesuai
• Batasi cairan yang sesuai
DX 2: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d hipertensi.
NOC: status sirkulasi
• Indikator:
• Tekanan darah sistol dalam batas normal
• Tekanan darah diastol dalam batas normal
• Tidak ada kelelahan
• Tidak ada distensi pena leher
• Tidak ada wajah pucat
 
NIC: manajemen asam basa
Aktivitas:
• Pertahankan kepatenan jalan nafas
• Posisikan klien untuk mendapatkan fentilasi yang adekuat (minsalnya membuka jalan
nafas dan menaikan posisi kepala ditempat tidur)
• Pertahankan pemeriksaan berkala terhadap ph arteri dan plasma elektrolit untuk
membuat perencanaan perawatan yang akurat
• Monitor gas darah arteri, level serum serta urin elektrolit jika diperlukan
• Monitor pola pernafasan
DX 3: Gangguan rasa nyaman b/d gejala terkait penyakit.
NOC: status kenyamanan:fisik
Indikator:
• Tidak terganggu kepatenan jalan nafas
• Tidak terganggu suhu tubuh
• Tidak ada sesak nafas
• Tidak ada sakit kepala
• Tidak ada nyeri otot
NIC: pengurangan kecemasan
Aktivitas:
• Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
• Nyatakan dengan jelas harapan terhadap prilaku klien
• Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dirasakan yang mungkin
akan dialami klien selama prosedur
• Pahami situasi krisis yang terjadi dari prespektif klien
• Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan
DX 4: Nyeri akut b/d agen cidera biologis
NOC:
• Indikator: kontrol nyeri
• Mampu mengenali kapan nyeri terjadi
• Mampu menggambarkan penyebab
• Mampu menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik
• Mampu menggunakan penggunakan analgesik yang direkomendasikan
• Mampu mengenali apa yang terkait dengan gejala nyeri
NIC: pemberian analgesik
Aktivitas:
• Tentukan lokasi, karakteristik, kualiatas dan keparahan nyeri sebelum mengobati
pasien
• Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis, dan frekuensi obat analgesik yang
disrepkan
• Cek adanya riwayat alergi obat
• Pilih analgesik atau kombinasi analgesik yang sesuai ketika lebih dari satu diberikan
• Tentukan pilihan obat analgesik (narkotika, non narkotika, atau NSAID), berdasarkan
tipe dan keparahan nyeri
KASUS

Ny.M (24 thn) G2P1A0, usia kehamilan 40 minggu, HPHT 25-12-2011. Pendidikan
terakhir SMP, pekerjaan ibu rumah tangga, agama islam, suku sunda. Ny.M datang
bersama kakaknya ke poli Kebidanan dengan keluhan mual muntah sejak usia
kehamilan 5 bulan, tidak suka makan, pusing, kaki bengkak. Menurut Ny. M ia
dirujuk oleh bidan R untuk melanjutkan pemeriksaan kehamilannya di RSUD
Cibinong. Dalam rujukannya tertulis TD 170/110mmHg, protein uri +3 diagnosa
PEB. Data pemeriksaan fisik yang ditemukan klien saat klien berada di Poli
Kebidanan adalah TTV: TD 190/120 mmHg, Nadi 90x/menit, Pernapasan 23x/menit,
Suhu 36,80C. Berat badan sebelum hamil 55 kg, berat badan saat ini 53 kg, tinggi
badan 158cm. Pemeriksaan abdomen: TFU 27cm, pu-ki, let-kep, belum masuk
PAP,DJJ 136x/menit. Ekstremitas bawah ditemukan pitting udem +2. Hasil USG :
jenis kelamin janin perempuan, taksiran BB 2200gr. Manajemen medik : Dopamet
3x250mg, Nifedipin 3x10mg, Alodipin 1x10mg. Ny M dianjurkan untuk rawat inap di
RSUD Cibinong namun klien mengatakan ingin pulang dulu untuk negosiasi dengan
suaminya.
Diagnosa keperawatan
• Kelebihan volume cairan b/d kelebihan asupan
cairan
• Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d
hipertensi
DIAGNOSA NOC NIC
Kelebihan volume cairan b/d 1.keseimbangan cairan 1.manajemen elektrolit/cairan
kelebihan asupan cairan Indikator: Aktivitas:
• Tidak terganggu tekanan • Pantau kadar serum
darah elektrolit yang abnormal,
• Tidak terganggu seperti yang tersedia
hematokrik • Monitor perubahan status
• Tidak terganggu paru atau jantung yang
kelembapan membran menunjukan kelebihan
mukosa cairan atau dehidrasi
• Tidak ada asites • Timbang berat badan
• Tidak ada pusing harian dan pantau gejala
• Tidak ada edema perifer • Berikan cairan yang sesuai
• Batasi cairan yang sesuai
DIAGNOSA NOC NIC
Ketidakefektifan perfusi status sirkulasi manajemen asam basa
jaringan perifer b/d hipertensi. Indikator: Aktivitas:
• Tekanan darah sistol dalam • Pertahankan kepatenan
batas normal jalan nafas
• Tekanan darah diastol • Posisikan klien untuk
dalam batas normal mendapatkan fentilasi yang
• Tidak ada kelelahan adekuat (minsalnya
• Tidak ada distensi pena membuka jalan nafas dan
leher menaikan posisi kepala
• Tidak ada wajah pucat ditempat tidur)
• Pertahankan pemeriksaan
berkala terhadap ph arteri
dan plasma elektrolit untuk
membuat perencanaan
perawatan yang akurat
• Monitor gas darah arteri,
level serum serta urin
elektrolit jika diperlukan
• Monitor pola pernafasan
 
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
1 Kelebihan Manajemen elektrolit/cairan S : klien mengatakan
volume cairan • memantau kadar serum tidak merasakan cemas
b/d kelebihan elektrolit yang abnormal, lagi
asupan cairan seperti yang tersedia O : - tekanan darah
• Memonitor perubahan normal 120/80
status paru atau jantung klien tidak tampak
yang menunjukan kelebihan gelisah lagi
cairan atau dehidrasi A : masalah teratasi
• menimbang berat badan P : intervensi hentikan
harian dan pantau gejala
• memberikan cairan yang
sesuai
• membatasi cairan yang
sesuai
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
2 Ketidakefektifan manajemen asam basa S : klien tidak
perfusi jaringan • mempertahankan mengatakan kebas
perifer b/d kepatenan jalan nafas pada tangan dan kaki
hipertensi • memposisikan klien untuk lagi
mendapatkan fentilasi O : klien tidak tampak
yang adekuat (minsalnya pucat lagi
membuka jalan nafas dan A : Masalah teratasi
menaikan posisi kepala P : intervensi
ditempat tidur) dihentikan
• mempertahankan
pemeriksaan berkala
terhadap ph arteri dan
plasma elektrolit untuk
membuat perencanaan
perawatan yang akurat
• Memonitor gas darah
arteri, level serum serta
urin elektrolit jika
diperlukan
• Memonitor pola
pernafasan
THANKS

Anda mungkin juga menyukai