Anda di halaman 1dari 14

Peran Pemerintah Dalam Ekonomi

Makro

Etika Bisnis
Kelompok Dewi Nely Sahadah
4 2018.102.219

Didi Sumardi
2018.102.274

Eva Erviana
2018.102.236
Peranan pemerintah dalam ekonomi makro memiliki porsi yang relatif
besar. Kajian terhadap seberapa besar peranan pemerintah diwujudkan
dalam kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan kebijakan ekonomi
internasional.

Lemahnya sisi permintaan dan penawaran agregat menyebabkan


perekonomian negara sedang berkembang seolah-olah berada dalam
lingkaran permasalahan tanpa ujung pangkal. Oleh karena itu campur
tangan pemerintah, baik melalui kebijakan ekonomi dan nonekonomi,
sangat diperlukan untuk memutuskan mata rantai permasalahan tersebut.
Kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan kebijakan ekonomi internasional
secara teoretis dapat digunakan pemerintah untuk memperbaiki kondisi
perekonomian.
Kebijakan Ekonomi

Kebijakan Moneter

Kebijakan Ekonomi
Internasional

Kebijakan Fiskal
a.    Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang lebih
baik (diinginkan) dengan cara mengubah (menambah atau mengurangi) jumlah uang beredar di
masyarakat. Kebijakan moneter dapat memperbesar kemampuan penawaran agregat melalui
pemberian kredit, khususnya kepada kelompok Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Di Indonesia
hal ini telah dilakukan, misalnya melalui pemberian kredit pertanian. Kebijakan moneter juga dapat
memperbesar permintaan agregat, khususnya untuk kebutuhan pokok yang sangat penting, seperti
perumahan. Di Indonesia hal ini telah dilakukan misalnya melalui program Kredit Pemilikan
Rumah (KPR).
b.    Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah kebijakan mengarahkan perekonomian makro pada kondisi yang lebih baik
dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah melalui pajak. Kebijakan fiskal melalui
subsidi dapat meningkatkan daya beli atau daya investasi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan
tetap. Misalnya subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada masa lalu sangat menolong masyarakat yang
menggunakan minyak tanah untuk keperluan memasak atau penerangan. Demikian juga subsidi
pendidikan, telah memungkinkan anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk menikmati investasi
Sumber Daya Manusia (SDM) bersekolah. Di sisi lain, kebijakan fiskal dapat menahan laju perilaku
konsumtif masyarakat kaya dan berpendapatan tinggi. Hal ini dilakukan melalui kebijakan Pajak
Penghasilan (PPh) progresif dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), khususnya untuk barang mewah (PPn-
BM).
Selain untuk mengelola permintaan agregat, kebijakan fiskal juga berguna untuk pengelolaan sisi
penawaran agregat. Misalnya, pengenaan pajak progresif akan mengendalikan keinginan individu atau
perusahaan yang mencoba terus meningkatkan keuntungan mereka. Dengan demikian kesempatan kerja
dan usaha akan lebih merata. Jika penawaran agregat perlu ditingkatkan, pemerintah juga dapat
menggunakan instrumen pajak dan subsidi. Misalnya, subsidi pendidikan yang diberikan kepada
pengelola pendidikan swasta akan meningkatkan penawaran jasa pendidikan. Demikian juga subsidi
BBM dan listrik yang diberikan kepada industri akan dapat meningkatkan ouput yang ditawarkan.
c.    Kebijakan Ekonomi Internasional

Umumnya negara sedang berkembang lebih memilih kebijakan ekonomi terbuka, yaitu melakukan
hubungan ekonomi dengan luar negeri. Kebijakan ini akan membuka akses pasar ekspor bagi
produk-produk mereka, sekaligus membuka sumber pengadaan barang modal dan bahan baku
industri dari negara-negara lain. Secara teoretis, jika pengelolaan baik dan transparan, kebijakan
ekonomi terbuka dapat mempercepat pembangunan ekonomi. Kebijakan perdagangan
internasional terdiri atas kebijakan promosi ekspor, kebijakan substitusi impor, dan kebijakan
proteksi industri.
1)    Kebijakan Promosi Ekspor
Selain menghasilkan devisa, kebijakan promosi ekspor dapat melatih dan meningkatkan daya saing
atau produktivitas para pelaku ekonomi domestik. Umumnya, negara sedang berkembang
mengekspor hasil-hasil sektor primer (pertanian dan pertambangan) atau hasil-hasil industri yang
telah ditinggalkan negara-negara yang lebih dahulu maju. Thailand misalnya, sangat terkenal
sebagai negara yang mampu menghasilkan devisa dari ekspor hasil pertanian. Sementara Indonesia,
memperoleh devisa yang besar dari ekspor tekstil. Saat ini mereka tidak lagi menaruh perhatian
pada sektor-sektor tersebut, melainkan berkonsentrasi pada indusri yang padat ilmu pengetahuan,
misalnya komputer dan peralatan komunikasi canggih atau peralatan militer modern. Hal ini
dikarenakan nilai tambah dari penjualan produk-produk tersebut lebih tinggi dari yang dihasilkan
industri mobil atau tekstil.

2)    Kebijakan Substitusi Impor


Kebijakan substitusi impor adalah kebijakan untuk memproduksi barang-barang yang diimpor.
Tujuan utamanya adalah penghematan devisa. Di Indonesia, pengembangan industri tekstil pada
awalnya adalah substitusi impor. Jika tahap substitusi impor terlampaui biasanya untuk tahap
selanjutnya menempuh strategi promosi ekspor.

3)    Kebijakan Proteksi Industri


Kebijakan proteksi industri umumnya bersifat sementara, sebab tujuannya untuk melindungi industri
yang baru berkembang, sampai mereka mampu bersaing. Jika industri tersebut sudah berkembang,
maka perlindungan dicabut. Perlindungan yang diberikan biasanya adalah pengenaan tarif dan atau
pemberian kuota untuk barang-barang produk negara lain yang boleh masuk ke pasar domestik.
Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi

Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan anggota masyarakat tidak hanya tergantung pada
peranan pasar melalui sektor swasta. Peran pemerintah dan mekanisme pasar (interaksi permintaan dan penawaran
pasar) merupakan hal yang bersifat komplementer (bukan substitusi) dengan pelaku ekonomi lainnya.
Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah), memiliki fungsi penting dalam
perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilisasi, alokasi, dan distribusi. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

• Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hukum,
pertahanan, dan keamanan.
• Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik seperti pembangunan jalan
raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
• Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.
Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut:

Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi akibat intervensi pemerintah baik secara langsung
maupun tidak langsung. Intervensi pemerintah diperlukan dalam perekonomian untuk mengurangi dari kegagalan
pasar (market failure) seperti kekakuan harga monopoli dan dampak negatif kegiatan usaha swasta contohnya
pencemaran lingkungan.

Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang dibuat pemerintah. Aturan ini memberikan
landasan bagi penerapan aturan main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang melanggarnya.
Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena mekanisme pasar saja tidak dapat menyelesaikan semua
persoalan ekonomi. Untuk menjamin efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran dan fungsi pemerintah
mutlak diperlukan dalam perekonomian sebagai pengendali mekanisme pasar.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, negara atau pemerintah memiliki fungsi yang penting dalam
kehidupan ekonomi, terutama yang berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa. Barang dan jasa tersebut
sangat diperlukan masyarakat dan disebut sebagai kebutuhan publik. Kebutuhan publik meliputi dua macam
barang, yaitu barang dan jasa publik dan barang dan jasa privat. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

o Barang dan jasa publik adalah barang dan jasa yang pemanfaatannya dapat dinikmati bersama. Contoh
barang dan jasa publik yaitu jalan raya, fasilitas kesehatan, pendidikan, transportasi, air minum, dan
penerangan. Dengan pertimbangan skala usaha dan efisiensi, negara melakukan kegiatan ekonomi secara
langsung sehingga masyarakat dapat lebih cepat dan lebih murah dalam memanfaatkan barang dan jasa
tersebut.

o Barang dan jasa privat adalah barang dan jasa yang diproduksi dan penggunaannya dapat dipisahkan
dari penggunaan oleh orang lain. Contoh : pembelian pakaian akan menyebabkan hak kepemilikan dan
penggunaan barang berpindah kepada orang yang membelinya. Barang ini umumnya diupayakan sendiri
oleh masing-masing orang.
 Kebijakan Indonesia

 Percepatan infrastruktur
Mendorong percepatan infrastruktur akan mendukung
tumbuhnya sektor-sektor ekonomi. Upaya
pembangunan infrastruktur dan pengembangan sektor
ekonomi potensial juga memerlukan adanya
keselarasan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW).

 Perkembangan sektor ekonomi potensial


Mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial
daerah sebagai sumber pertumbuhan baru yang
disesuaikan dengan karakter daerah.

 Perkembangan sektor industri


Mendorong berkembangnya sektor industri berdaya saing
tinggi.
 Pengembangan sektor pertanian
Pengembangan sektor pertanian difokuskan pada upaya
meningkatkan nilai tambah hasil produksi pertanian.

 Pengembangan sektor pariwisata


Pengembangan sektor pariwisata bisa dilakukan dengan
strategi penguatan atraksi, akses, dan amenitas
sebagai quick wins.
Hal tersebut bisa diaplikasikan pada destinasi unggulan
pariwisata tematik, seperti wisata bahari, sejarah, religi,
dan tradisi seni budaya.
Penguatan branding dan promosi wisata di daerah juga
terus dioptimalkan dengan menggunakan teknologi
dan e-commerce.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai