Anda di halaman 1dari 16

TAX PLANNING PPH PASAL

21

KELOMPOK 1
MUHAMMAD ILHAM SETIAWAN (1710313210037)
ALYA MAULYDA (1710313220009)
PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN PASAL
21

Pajak penghasilan pasal 21 adalah pemotongan pajak atas


penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan
dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri.
PEMOTONG PAJAK PPH PASAL 21
Pemotong PPh Pasal 21 adalah wajib pajak orang pribadi atau badan termasuk bentuk usaha tetap yang mempunyai
kewajiban melakukan pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan.
Pemotong PPh Pasal 21 sesuai dengan Peraturan Ditjen Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 sebagai berikut:
1. Pemberi Kerja
2. Bendahara atau pemegang kas pemerintah
3. Dana Pensiun

4. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang membayar:

• Honorarium, komisi, fee, atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa dan/atau kegiatan
yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status Subjek Pajak dalam negeri

• Honorarium, komisi, fee, atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa yang
dilakukan oleh orang pribadi dengan status Subjek Pajak luar negeri

• Honorarium, komisi, fee, atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan, dan pegawai magang.
5. Penyelenggara kegiatan
PENGHASILAN YANG DIPOTONG OLEH PPH
PASAL 21 (OBJEK PPH PASAL 21)
1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai Tetap
2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima Pensiun
3. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas
4. Imbalan kepada bukan pegawai
5. Imbalan kepada peserta kegiatan
6. Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua yang
dibayarkan sekaligus
7. Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh
anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada
perusahaan yang sama
8. Penghasilan berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus, atau imbalan lain
9. Penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang masih berstatus sebagai
pegawai
PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPH PASAL 21
FINAL
PPh bersifat final, artinya seluruh pajak yang telah dipotong/dipungut oleh pihak
pemotong/pemungut dianggap final (telah selesai) tanpa harus menunggu perhitungan dari pihak
fiskus.
Beberapa penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 yang bersifat final adalah:
• Penghasilan berupa uang pesangon yang dibayar sekaligus oleh dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan
• Penghasilan berupa uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, yang
dibayarkan sekaligus oleh Badan Penyelenggara Pensiun atau Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Tenaga Kerja
• Penghasilan berupa honorarium, uang pesangon, uang siding, uang hadir, uang lembur, imbalan
prestasi kerja, dan imbalan lain dengan nama apa pun yang diterima oleh pejabat Negara,
Pegawai Negeri SIpil, anggota TNI/POLRI yang sumber danaya berasal dari keuangan Negara
atau keuangan daerah
PERHITUNGAN PPH PASAL 21
Pasal 21 yang dipotong oleh pemotong pajak secara umum dirumuskan sebagai berikut.
PPh Pasal 21 = Tarif Pajak x DPP
Tarif PPh Pasal 21: Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Rp. 0 s.d Rp. 50.000.000 5%


 
Di atas Rp. 50.000.000 s.d Rp. 250.000.000 15%
 
Di atas Rp. 250.000.000 s.d Rp. 500.000.000 25%
 
Di atas Rp. 500.000.000 30%
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
Menurut Peraturan Jendaral Pajak Nomor: PER-16/PJ/2016 pada Pasal 11 Besarnya
PTKP per tahun adalah sebagai berikut:
• Rp 54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) untuk diri wajib pajak orang pribadi;
• Rp 4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) tambahan untuk wajib pajak yang
kawin;
• Rp 4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) tambahan untuk setiap
anggotakeluarga sedarah dan keluaraga semenda dalam keturunan garis lurus serta
anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya., paling banyak 3 (tiga) orang
untuk setiap keluarga.
DASAR PENGENAAN DAN PEMOTONGAN PPH
PASAL 21
• Penghasilan Kena Pajak
• Penghasilan bruto
• Sebesar 50% (lima puluh persen) dari penghasilan bruto.
• Sebesar 50% (lima puluh persen) dari.jumlah kumulatif penghasilan bruto.
TAXABILITY DAN DEDUCTIBILITY OBJEK PPH
PASAL 21
Prinsip Taxability Deductibility adalah prinsip yang menjelaskan tentang pos-pos
yang dapat/tidak dapat dikenai pajak penghasilan dan pos-pos yang dapat/yang
tidak dapat dibiayakan. Prinsip Taxability Deductibility merupakan prinsip dasar
yang lazim diterapkan dalam perencanaan pajak, yang pada umumnya dilakukan
dengan mengubah atau mengonversikan penghasilan yang merupakan objek
pajak menjadi penghasilan yang bukan objek pajak, atau sebaliknya mengubah
biaya yang tidak boleh dikurangkan menjadı biaya yang boleh dikurangkan,
dengan konsekuensi terjadinya perubahan pajak terutang akibat pengubahan
atau konversi tersebut.
CONTOH
STRATEGI PERENCANAAN PAJAK UNTUK
MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK

Menyusun perencanaan pajak sesuai dengan kondisi perusahaan dimulai


dengan strategi mengefisensikan beban pajak (penghematan
pajak).Selain itu apa yang dilakukan perusahaan harus bersifat legal (tax
avoidance) supaya terhindar dari sanksi pajak dikemudian hari.
Perusahaan perlu melakukan analisis terhadap metode-metode dan
kebijakan-kebijakan yang akan digunakan, serta membuat strategi agar
efisiensi beban pajak dapat tercapai.
CONTOH KEBIJAKAN TERKAIT STRATEGI
EFISIENSI BEBAN PAJAK

• Memberi tunjangan dalam bentuk uang atau natura atau kenikmatan


• Perusahaan memberi tunjangan kesejahteraan kepada pegawai dalam
bentuk fasilitas pengobatan
• Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan dapat dilakukan
dengan cara memahami seluruh peraturan, menghitung pajak dengan
tepat dan benar, membayar pajak serta melaporkan SPT masa dan
tahunan tepat waktu.
METODE PERHITUNGAN PPH PASAL 21
• Net Method
Merupakan metode pemotongan pajak dimana perusahaan menanggung PPh Pasal 21
karyawan.
• Gross Method
Merupakan metode pemotongan pajak di mana karyawan menanggung sendiri jumlah pajak
penghasilannya.
• Gross-Up Method
Merupakan metode pemotongan pajak, di mana perusahaan memberikan tunjangan pajak.
PPh Pasal 21 yang di formulasikan jumlahnya sama besar dengan jumlah pajak PPh Pasal 21
yang akan di potong dari karyawan.
RUMUS TUNJANGAN PAJAK DENGAN
METODE GROSS UP (UU PPH NO. 36 TAHUN
2008)
PKP Rp 0 s/d Rp 50.000.000 Pajak = 1/0,95 (PKP X 5%)

PKP di atas Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000


Pajak = 1/0,85 ((PKP X 15%) – 5 juta)

PKP di atas Rp 250.000.000 s/d Rp 500.000.000


Pajak = 1/0,75 ((PKP X 25%) – 30 juta)

PKP di atas Rp 500.000.000


Pajak = 1/0,70 ((PKP X 30%) – 55 juta)
CONTOH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai