Anda di halaman 1dari 17

TEKNIK PENYAMPAIAN BERITA BURUK DAN

PRINSIP DALAM PERAWATAN PALIATIF

KELOMPOK III

RIZA ARYANTI
HASMILA
MIFTAHUL JANNAH
DIANA SARI
Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang


bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien
(dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam
menghadapi penyakit yang mengancam jiwa,
dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit
melalui identifikasi dini, pengkajian yang
sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta
masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial
atau spiritual. (WHO, 2016).
Komunikasi

Komunikasi adalah proses berbagi makna


melalui perilaku verbal maupun nonverbal
BERITA BURUK

Berita buruk dapat juga diartikan sebagai suatu


situasi di mana tidak ada lagi, adanya ancaman
terhadap kesejahteraan fisik seseorang, sesuatu yang
menuntut perubahan gaya hidup yang sudah
menjadi kebiasaan , ataupun sesuatu yang membuat
seseorang memiliki lebih sedikit pilihan di dalam
hidupnya. (Sugiharto, 2011)
Hal Yang di Anggap Penting Dalam Menyampaikan Berita Buruk

A. Isi
Apa yang di bicarakan, dan seberapa banyak informasi atau keterangan yang
diberikan oleh perawat

B. Support
Kemampuan perawat dalam mempraktikkan komunikasi teraputik serta mampu
memberikan dukungan tidak hanya pada pasien namun juga keluarganya

C. Fasilitas
Kapan dan dimana informasi akan diberikan

D. Cara penyampaian
Perawat harus memberi informasi dengan singkat, jelas dan juga jujur sehingga
dapat dimengerti serta infomasi yang ingin perawat sampaikan dapat diterima dengan
baik oleh pasien.
Masalah-masalah komunikasi

Kematian masih
merupakan Pendapat yang
tema yang tabu salah mengenai Tidak mau
apa yang orang mendiskusikan
didalam
lain ingin dengar. kematian.
masyarakat
Komunikasi pada pasien dengan penyakit
kronis

• Penyakit kronik adalah


suatu penyakit yang
perjalanan penyakit
berlangsung lama
sampai,bertahun-tahun,
bertambah berat, menetap
dan sering kambuh.
(Purwaningsih dan
TUJUAN PENYAMPAIAN BERITA BURUK

 Merupakan pekerjaan yang akan sering dilakukan namun membuat


stress
Selama karirnya, seorang dokter akan mengalami keadaan dimana ia
harus menyampaikan informasi buruk kepada pasien atau
keluarganya. Penyampaian berita buruk akan menjadi sangat
menegangkan ketika seorang dokter kurang berpengalaman, sedang
menghadapi pasien yang masih muda, dan ketika prospek
keberhasilan pengobatan minim (Baile dkk, 2000).
Pasien menginginkan kebenaran
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 96% orang berharap diberi
tahu ketika ia menderita kanker dan 85% berharap mendapat
informasi mengenai perkiraan umur mereka (Baile dkk, 2000).
d.        Penerimaan (Acceptance)
Mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang
menunjukan ketertarikan dan tidak menilai.
e.         Klarifikasi
Merupakan teknik yang digunakan bila perawat ragu, tidak jelas,
tidak mendengar atau klien malu mengemukakan informasi dan
>>>>>>
perawat mencoba memahami situasi yang digambarkan klien.
f.         Refleksi
Refleksi ini dapat berupa refleksi isi dengan cara memvalidasi apa
yang didengar, refleksi perasaan dengan cara memberi respon
pada perasaan klien terhadap isi pembicaraan agar klien
mengetahui dan menerima perasaannya.
Penyampaian pada pasien mengenai kecacatan/penyakit kronis
Pada penyakit kronis atau penyakit yang disertai dengan kecacatan yang berat,
sebaiknya dokter memberitahukan kenyataan atau fakta yang ada. Terutama cara
adaptasi yang cepat dan tepat terhadap perubahan hidupnya. Pasien penyakit kronis
seharusnya menerima kenyataan agar mereka lebih cepat untuk menyesuaikan diri
dengan keadaannya. Kecemasan dan rasa takut yang berlebihan tidak saja
ditimbulkan dari penyakit yang diderita, tetapi juga dari tekanan masyarakat yang
sering memberikan simbol tertentu pada penyakitnya (Sukardi dkk, 2007).
Penyampaian pada pasien mengenai penyakit kanker/tumor ganas
Penyakit kanker merupakan penyakit yang sering ditanggapi dengan cara
yang tidak realistis. Pasien sering dijauhi oleh masyarakat dan seolah-olah
kematiannya sudah dekat. Kanker sebagai suatu penyakit yang fatal membuat dan
mendorong keadaan kurangnya perhatian untuk mendapatkan pengobatan.
Ketakutan masyarakat terhadap penyakit kanker memberikan beban tersendiri pada
penderitaan pasien, disamping dari akibat proses kanker itu sendiri. Oleh karena itu,
sebelum diagnosis kanker disampaikan, tim dokter harus benar-benar sudah yakin
(Sukardi dkk, 2007).
• KESULIATN PENYAMPAIAN BERITA BURUK

• Berikut adalah beberapa faktor penyebab sulitnya penyampaian berita


buruk:
• Khawatir bahwa berita itu akan menyebabkan efek buruk
• Merasa bertanggung jawab dan takut jika disalahkan
• Tidak tahu bagaimana cara terbaik untuk melakukannya
• Tidak memiliki pengalaman pribadi
• Khawatir bahwa akan sulit untuk menangani reaksi pasien atau keluarga
• Keengganan untuk mengubah hubungan dokter-pasien yang ada
• Tidak tahu kemampuan dan keterbatasan pasien
• Tantangan tiap individu
• Ketidak pastian tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya dan tidak
memiliki jawaban atas beberapa pertanyaan
• Kurangnya kejelasan peran seorang pelayan kesehatan.

•  
JENIS-JENIS BERITA BURUK

berbagai jenis berita buruk yang hendak disampaikan kepada pasien. Berikut
contoh-contohnya:

Kegagalan operasi
Vonis kanker.
Penyakit kronik seperti gagal ginjal kronik
Terminal Ilness
Tidak bisa mempunyai anak.
Kematian, dan lain-lain.
TEKNIK MENYAMPAIKAN BERITA BURUK

Penyampaian Berita Buruk Secara Tidak Langsung


Menunda penyampaian berita buruk sampai saat yang dianggap tepat

perawatat bercerita tentang hal-hal lain terlebih dahulu sebelum ia


menyampaikan berita tentang kanker mulut, tentang keluhan-keluhan dan
gejala-gejala yang
diderita pasien dan seterusnya sampai kira-kira pasien dianggap “siap
mental” untuk mendengarkan berita buruk itu, barulah berita tentang kanker
mulut itu disampaikan.
Tanda-tanda bahwa pasien sudah “siap mental” diterka oleh dokter dari kata-
kata (verbal) atau mimik (ekspresi wajah) atau gerak (gesture) pasien.
Komunikasi dengan pasien tidak sadar
merupakan suatu komunikasi dengan
menggunakan teknik komunikasi
khusus/terapeutik dikarenakan fungsi sensorik
dan motorik pasien mengalami penurunan.
Membungkus berita buruk

Dalam cara ini dokter “membungkus” berita buruk itu dengan kata-kata, sedemikian rupa
sehingga kedengarannya berita buruk itu lebih baik dari keadaan yang sebenarnya (Sarwono,
1982).
Banyak memberi alasan

Dengan cara ini, perawat memberikan berbagai alasan ke pasien untuk membenarkan ‘berita
buruk’ tersebut.Sebagai contoh, dokter akan mengemukakan alasannya setelah penyampaian
berita buruk ke pasien:
“.... Walaupun demikian, bapak tidak perlu menyesal. Segala yang bapak lakukan telah
dilakukan, demikian pula dengan kami sudah mengerjakan yang bisa kami lakukan. Memang,
ilmu kedokteran sampai sekarang pun masih memiliki keterbatasan-keterbatasan. Ilmu
kedokteranbelum bisa berbuat banyak untuk menyembuhkan penyakit bapak. Sekalipun bapak
berobat ke luar negeri pun, hasilnya tidak akan jauh berbeda...”
Pada penggunaan teknik ini justru membuat pasien putus asa. Dalam keadaan sudah sangat
khawatir, biasanya pasien masih mengharapkan petunjuk tentang cara lain yang masih dapat
diupayakan untuk mengatasi penyakitnya.
Prinsip komunikasi keperawatan paliatif
 
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES, 2013)dan Aziz,
Witjaksono, dan Rasjidi (2008) priinsip pelayanan perawatan paliatif yaitu
menghilangkan nyeri dan mencegah timbulnya gejala serta keluhan fisik lainnya,
penanggulangan nyeri, menghargai kehidupan dan menganggap kematian
sebagai proses normal , tidak bertujuan mempercepat atau menghambat
kematian, memberikan dukungan psikologis, sosial dan spiritual, memberikan
dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin, memberikan dukungan
kepada keluarga sampai masa dukacita, serta menggunakan pendekatan tim
untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya

Anda mungkin juga menyukai