Anda di halaman 1dari 22

Evalusi Penggunaan Obat

(EPO)
Kapita Selekta Farmasi Klinik

Ema Rachmawati, M.Sc., Apt


Definisi EPO
o Merupakan sistem yang berkelanjutan, sistematik dan berdasarkan kriteria evaluasi obat
untuk menjamin penggunaan obat yang tepat.
o Tujuan EPO yaitu:
o Mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat
o Membandingkan pola penggunaan obat pada periode waktu tertentu
o Memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan obat
o Meningkatkan standarisasi dlm penggunaan obat
o Menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan
o Mengendalikan biaya obat
o identifikasi bidang praktik yang memerlukan pendidikan lebih lanjut bagi para praktisi.
Jenis EPO
o Jenis EPO :
o Evaluasi Kuantitatif  menghitung penggunaan obat baik institusional, lokal,
regional dan nasional. Yang dihitung bisa penggunaan sesaat atau yg sedang tren
o Untuk memperkirakan penggunaan obat di populasi berdasarkan umur, geder,
kelas sosial ataupun penyakit
o Evaluasi kualitatif  mengidentifikasi penggunaan obat secara bijak dan rasional,
menilai kesesuaian penggunaan obat dg menghubungka data peresepan obat dengan
alasan peresepan
Metode EPO
oMetode pelaksanaan EPO

o Retrospektif :
o EPO dilakukan setelah pasien selesai pengobatan, biasanya dengan cara membaca
dan menganalisis catatan medis pasien. Metode ini merupakan metode yang paling
mudah dilakukan sehingga paling sering dilakukan. Namun metode retrospektif
memiliki keterbatasan yaitu data yang diperoleh seringkali kurang akurat dan
kurang lengkap.
o Prospektif :
o EPO dilakukan saat terapi sedang dimulai. Data yg didapatkan bisa lebih akurat dan
lengkap
Langkah2 melakukan EPO
o Identifikasi dan seleksi proses penggunaan obat yang akan dievaluasi
o Membentuk tim evaluasi penggunaan obat
o Merancang desain evaluasi penggunaan obat
o Persetujuan pelaksanaan evaluasi penggunaan obat
o Mengembangkan kriteria dan instrumen penilaian
o Pengumpulan data
o Melakukan evaluasi dengan kriteria predeterminan dan analisis hasil
o Pelaporan dan timbal balik
o Merancang dan implementasi intervensi strategi
o Mengkaji kembali dan merevisi permasalahan
Isu yang perlu dilakukan EPO
o Obat yang menyebabkan reaksi obat yang tidak diinginkan atau yang memiliki outcome
klinis yang jelek
o Obat-obatan yang digunakan pada pasien dengan resiko tinggi seperti pada pasien geriatri,
pasien dengan gangguan ginjal dan gangguan hati kronik
o Obat-obatan dengan biaya tinggi
o Obat-obatan yang memberikan efektivitas suboptimal dan cenderung memiliki efek negatif
o Terjadinya kegagalan pengobatan seperti terjadinya resistensi antibiotik
o Obat-obatan yang terlalu sering diresepkan
o Obat-obatan yang tidak masuk dalam formularium tetapi sering digunakan dalam peresepan
o Proses dispensing yang kurang baik dan komplain pasien
EPO kuantitatif
o Metode ATC/DDD
o Digunakan untuk mengetahui gambaran konsumsi (jumlah) suatu obat
o ATC (Anatomical Therapeutic Chemical) adalah sistem pengelompokan obat berdasarkan pada
kandungan kimia, farmakologi, serta kemampuan zat aktif dalam memberikan efek terapi

o Defined Daily Dose (DDD) diasumsikan sebagai dosis rata-rata harian suatu obat dalam sehari
untuk pasien dewasa
o  Indikator DDD dapat dinyatakan dalam:
o DDD/1000 inhabitant per day
o x 100

o DDD/100 bed days

o DDD/100 patient day


EPO kualitatif
o Metode Gyssen  untuk menilai rasionalitas penggunaan AB
o Kriteria 4T1W  untuk menilai rasionalitas pengguaan obat
Metode Gyssen
o Gyssen mengembangkan diagram alur yg diadopsi dr Kunin et al untuk evaluasi
peresepan antibiotik yg dinilai berdasarkan :
o Kebenaran resep, alternatif lebih efektif, alternatif kurang toksik, alternatif lebih murah dan
obat dengan spektrum lebih sempit, dosis dan durasi pengobatan, termasuk interval, rute
pemberian, dan waktu pemberian

o Diagram alur ini merupakan alat penting dalam menilai kualitas penggunaan obat
antimikroba. Melalui penggunaan diagram alur ini, dapat dievaluasi ketepatan
penggunaan antibiotik yang dipilih sebagai terapi awal atau empirik pada kasus infeksi.
o Diagram alur Gyssen
o Kualitas penggunaan antibiotik dinilai dengan menggunakan data yang terdapat pada
Rekam Pemberian Antibiotik (RPA), catatan medik pasien dan kondisi klinis pasien.
o Langkah2 analisis Gyssen :
1. Untuk melakukan penilaian, dibutuhkan data diagnosis, keadaan klinis pasien, hasil kultur,
jenis dan regimen antibiotik yang diberikan.
2. Untuk setiap data pasien, dilakukan penilaian sesuai alur pada diagram alur Gyssen
3. Hasil analisis dikategorikan sesuai kategori Gyssen. Untuk melakukan analisis dengan
metode Gyssen harus menggunakan pedoman terapi (guideline atau panduan RS), Buku2
yg memuat informasi produk obat
Kategori Gyssen
o Kategori 0 = penggunaan antibiotik tepat/bijak
o Kategori I = penggunaan antibiotik tidak tepat waktu
o Kategori IIA = penggunaan antibiotik tidak tepat dosis
o Kategori IIB = penggunaan antibiotik tidak tepat interval pemberian
o Kategori IIC = penggunaan antibiotik tidak tepat cara/rute pemberian
o Kategori IIIA = penggunaan antibiotik terlalu lama
o Kategori IIIB = penggunaan antibiotik terlalu singkat
o Kategori IVA = ada antibiotik lain yang lebih efektif
o Kategori IVB = ada antibiotik lain yang kurang toksik/lebih aman
o Kategori IVC = ada antibiotik lain yang lebih murah
o Kategori IVD = ada antibiotik lain yang spektrum antibakterinya lebih sempit
o Kategori V = tidak ada indikasi penggunaan antibiotik
o Kategori VI = data rekam medik tidak lengkap dan tidak dapat dievaluasi
o Pasien yang masuk kriteria inklusi
dilakukan analisis terhadap data
rekam medisnya yg meliputi : Data
diagnosis (harus didukung dg
adanya tanda2 infeksi pada
pasien,keadaan klinis pasien, hasil
kultur), catatan pemberian
antibiotik (jenis antibiotik, rute
pemberian dan regimen antibiotik
yang diberikan)
Lanjutan diagram alur
SOAL ATC/DDD
o Pada sebuah penelitian akan dilakukan analisis konsumsi antibiotik di bangsal penyakit dalam
RS X menggunakan metode ATC/DDD selama 1 tahun.
o Hasil pengumpulan data adalah sebagai berikut :

No Pasien Diagnosis Antibiotik Regimen Lama pemberian Lama rawat inap


1 ISK Seftriakson (iv) 2x1 gram 5 hari 7 hari
2 ISK Seftriakson (iv) 2x1 gram 6 hari 10 hari
3 Pneumonia Seftriakson (iv) 2x1 gram 4 hari 4 hari
4 Diare Metronidazol (po) 2x 500 mg 3 hari 3 hari
5 Pneumonia Levofloxacin (po) 2x750 mg 6 hari 8 hari
6 ISK Ciprofloxacin (po) 3x500 mg 6 hari 6 hari
7 Sepsis Seftriakson (iv) 2x1 gram 14 hari 14 hari

o Hitunglah nilai DDD/100 patient-days


Tugas
o Telaah jurnal EPO dan buatlah identifikasi terhadap
o Permasalahan yang dievaluasi dalam jurnal tersebut
o Jenis penelitian (kualitati/kuantitatif)
o Desain penelitiannya
o Hasil pada penelitian tersebut

Anda mungkin juga menyukai