Anda di halaman 1dari 23

D-IV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

POLITEKNIK KESEHATAN NEGERI SURABAYA


1. DINDA TRI AGUSTIN (003)
2. DINDA ANYNDITA R P (006)
3. DISA AISYAH P (008)
4. DEVI FARIDATUL U (016)
5. DONI ADITYA (026)

NAMA ANGGOTA
 Abortus adalah berakhirnya kehamilan
dengan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan dengan usia getasi kurang
dari 20 minggu dan berat janin kurang
dari 500 gram (Murray, 2002).

 Abortus adalah berakhirnya suatu


kehamilan (oleh akibat-akibat
tertentu) pada atau belum kehamilan
tersebut berusia 22 minggu atau buah
kehamilan belum mampu untuk hidup
diuar kandungan, (prawirohardjo,
2010)
ETIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
• Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.

• Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun

• Perdarahan pervaginam

•  Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis

• Pemeriksaan ginekologi

 Inspeksi vulva
 Inspekulo
 Colok vagina
• Istirahat baring
• Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali ABORTUS IMINENS
sehari Abortus iminens merupakan
• Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil peristiwa terjadinya perdarahan
negatif mungkin janin sudah mati. dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, saat hasil
• Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah
konsepsi masih didalam uterus
janin masih hidup. tanpa adanya dilatasi serviks.
• Berikan obat penenang, biasanya fenobarbiotal Pada tipe ini terlihat
3 x 30 mg, Berikan preparat hematinik perdarahan pervaginam
misalnya sulfas ferosus 600 – 1.000 mg
• Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
• Bersihkan vulva
• Bila perdarahan tidak banyak, tunggu ABORTUS
terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan
selama 36 jam dengan diberikan morfin INSIPIENS
• Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang Peristiwa terjadinya
biasanya disertai perdarahan, tangani dengan perdarahan uterus pada
pengosongan uterus memakai kuret vakum kehamilan sebelum 20
atau cunam abortus, disusul dengan kerokan minggu dengan adanya
memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin dilatasi serviks uterus yang
0,5 mg intramuskular. meningkat tetapi hasil
konsepsi masih berada
• Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan
didalam uterus
infus oksitosin 10 IU dalam deksrtose 5% 500
ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan
sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus
komplit.
• Bila disertai syok karena perdarahan, ABORTUS
berikan infus cairan NaCl fisiologis atau INKOMPLETUS
ringer laktat dan selekas mungkin Terjadinya pengeluaran hasil
konsepsi pada kehamilan
ditransfusi darah sebelum 20 minggu dengan
• Setelah syok diatasi, lakukan kerokan masih adanya sisa yang
tertinggal dalam uterus.
dengan kuret tajam lalu suntikkan
ergometrin 0,2 mg intramuskular
• Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta
masih tertinggal, lakukan pengeluaran
plasenta secara manual.
• Berikan antibiotik untuk mencegah
infeksi
• Bila kondisi pasien baik, berikan ABORTUS
ergometrin 3 x 1 tablet selama 3 – 5 KOMPLETUS
hari Abortus kompletus merupakan
abortus yang hasil konsepsinya
• Bila pasien anemia, berikan hematinik
sudah dikeluarkan.
seperti sulfas ferosus atau transfusi
darah
• Berikan antibiotik untuk mencegah
infeksi
• Anjurkan pasien diet tinggi protein,
vitamin dan mineral.
ABORTUS
SERVIKALIS
Abortus servikalis adalah
keluarnya hasil konsepsi dari
uterus yang dihalangi oleh ostium
uterus ekternum yang tidak
membuka sehingga semuanya
terkumpul dalam kanalis servikalis
uterus yang membesar kurang
lebih berbentuk bundar dengan
dinding menipis.
• Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan
konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam
• Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau MISSED ABORTION
segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi
• Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan Missed abortion adalah
serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan kematian janin berusia
dilatasi serviks dengan dalatator Hegar kemudian hasil sebelum 20 minggu, tetapi
konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
janin meninggal dan tidak
• Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol
3 x 5 mg lalu infus oksitosin 10 IU dalam dektrose 5% dikeluarkan selama 8 minggu
sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis atau lebih. Missed abortion
sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai terjadi kalau sesudah
100 IU dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin
setelah pasien istirahat satu hari. mengalami abortus iminens
• Bila fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil
konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20% dalam kavum
uteri melalui dinding perut
ABORTUS
HABITUALIS
Abortus habitualis adalah
abortus yang berulang dengan
frekuensi lebih dari 3 kali.
Penyebab abortus habitualis
lebih dari satu dans sering
terdapat lebih dari satu faktor
yang terlibat.
• Penanggulangan infeksi :
• Tingkatkan asupan cairan
• Bila perdarahan banyak , lakukan transfusi darah ABORTUS SEPTIK
• Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih
cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan dari Abortus septik adalah abortus
uterus. infeksius berat disertai
• Pada pasien yang menolak dirujuk beri pengobatan sama dengan yang persebaran kuman atau toksin
diberikan pada pasien yang hendak dirujuk, selama 10 hari : ke dalam peredaran darah atau
• Di rumah sakit : peritoneum.
• Rawat pasien di ruangan khusus untuk kasus infeksi
• Berikan antibiotik intravena, penisilin 10-20 juta IU dan streptomisin 2 g
• Infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat disesuaikan kebutuhan
cairan
• Pantau ketat keadaan umum, tekanan darah , denyut nadi dan suhu badan
• Oksigenasi bila diperlukan, kecepatan 6 – 8 liter per menit
• Pasang kateter Folley untuk memantau produksi urin
• Pemeriksaan laboratorium
EFEK JANGKA
PENDEK EFEK JANGKA
Rasa sakit yang intens PANJANG
Terjadinya kebocoran •Tidak dapat hamil
uterus kembali
Perdarahan yang banyak •Keguguran kandungan
Infeksi •Kehamilan tubal
Bagian bayi yang •Kelahiran Prematur
tertinggal di dalam •Gejala peradangan di
Shock/koma bagian pelvis
Merusak organ tubuh lain •Hysterectom
Kematian
PASAL 229 PASAL 343 PASAL 348

PASAL 314 PASAL 346 PASAL 349

PASAL 342 PASAL 347 PASAL 535


PENGKAJIAN
Pengkajian pada ibu hamil dilakukan secara head to toe dan komprehensif
dilakukan untuk Jika selama masa kehamilan mengalami perdarahan, maka
identifikasilah hal-hal sebagai berikut :
•Lama Kehamilan
•Kapan terjadi perdarahan, berapa lama, banyaknya perdarahan, dan aktivitas
yang mempengaruhi.
•Karakteristik darah : warna darah, adanya gumpalan atau tidak, dan lender
•Sifat dan lokasi ketidaknyamanan seperti kejang, nyeri tumpul, atau tajam ,
mulas, serta pusing.
•Gejala-gejala hipovolemia seperti sinkop.
Kemungkinan diagnosis keperawatan yang D
muncul adalah
•Kurangnya volume cairan yang berhubungan I
dengan kehilangan vaskuler dalam jumlah
berlebih.
A
•Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
hipovlemia
G
•Kecemasan berhubungan dengan ancaman N
kematian pada diri sendiri dan janin.
•Nyeri berhubungan dengan dilatasi serviks, O
trauma jaringan, dan kontraksi uterus.
•Risiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan
S
dehngan penahanan hasil konsepsi. A
KURANGNYA VOLUME CAIRAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEHILANGAN VASKULER
DALAM JUMLAH BERLEBIH.
• Evaluasi,laporkan serta catat jumlah dan sifat kehilangan darah, lakukan perhitungan pembalut kemudian
timbang pembalut.
R : Perkiraan kehilangan darah membantu membedakan diagnosis. Setiap gram peningkatan pembalut sama dengan kehilangan kira kira 1 ml darah

• Lakukan tirah barang , instruksikan ibu untuk menghindari valsalva maneuver dan koitus
R : Perdarahan dapat berhenti dengan reduksi aktivitas. Peningkatan tekanan intraabdomen dapat mengakibatkan perdarahan.

• Posisikan ibu dengan tepat,telentang dengan panggul ditinggikan atau posisi semifowler
R : Menjamin ketersediaan darah ke otak,

• Catat tanda vital CRT, warna membrane mukosa atau kulit dan suhu
R : Membantu menetukan beratnya kehilangan darah

• Pantau aktivitas uterus, status janin, an adanya nyeri tekan pada abdomen
R : Membantu menentukan sifat hemoragi dan kemungkinan akibat dari peristiwa hemoragik

• Pantau masukan atau keluaran cairan, dapatkan sampel urine setiap jam, ukur berat jenis.
R : Menentukan luasnya kehilangan cairan dan menunjukan perfusi ginjal

• Auskultasi bunyi napas


R : Bunyi adventitus napas menunjukkan ketidak tepatan atau kelebihan pergantian
KURANGNYA VOLUME CAIRAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEHILANGAN VASKULER
DALAM JUMLAH BERLEBIH.
• Dapatkan pemeriksaan darah untuk HDL jenis dan pencocokan silang,titer Rh, kadar fibrinogen, hitung
trombosit, APTT, dan kadar LCC
R : Menentukan jumlah darah yang hilang dan dapat memberikan infrmasi mengenai penyebab harus dipertahankan diatas 30 % untuk
mendukung transportasi oksigen dan nutrient.

• Pasang kateter
R : Keluaran yang tepat ditentukan oleh derajat defist individu dan kecepatan penggantian
PERUBAHAN PERFUSI JARINGAN BERHUBUNGAN DENGAN HIPOVLEMIA

• Perhatikan status fisiologi ibu, status sirkulasi dan volume darah


R : Kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan . Kemungkinan menyebabkan hipovlemia

• Catat kehilangan darah ibu karena adanya kontraksi uterus


R : Bila kontraksi uterus disertai dilatasi serviks tirah baring tidak efektif dilakukan karena kehilangan darah ibu

• Catat tinggi fundus uteri ibu


R : Mengetahui posisi tepat untuk tirah baring

• Anjurkan tirah baring pada posisi miring


R : Meningkatkan ketersediaan oksigen untuk janin dan mencegah sesak pada ibu

• Observasi dengan ultrasonografi


R : Menentukan maturitas janin dan usia getasi

• Siapkan ibu untuk intervensi operasi pembedahan dengan tepat


R : Pembedahan perlu dilakukan bila terjadi pelepasan plasenta yang berat atau terjadi perdarahan yang berlebih

• Ganti cairan darah yang hilang dari ibu


R : Mempertahankan volume sirkulasi yang adekuat untuk transport oksigen dan nutrisi
KECEMASAN BERHUBUNGAN DENGAN ANCAMAN KEMATIAN PADA DIRI SENDIRI DAN
JANIN.
• Diskusi tentang situasi dan pemahaman tentang situasi dengan ibu dan pasangan
R : Memberikan informasi tentang reaksi individu terhadap apa yang terjadi

• Pantau respon verbal dan nonverbal ibu dan pasangan


R : Menandai tingkat rasa takut yang sedang dialami ibu atau pasangan

• Libatkan ibu dalam perencanaan dan berpartisipasi dalam perawatan sebanyak mungkin
R : Mampu melakukan untuk mengontrol situasi sehingga dapat menurunkan rasa takut
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai