NAMA ANGGOTA
Abortus adalah berakhirnya kehamilan
dengan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan dengan usia getasi kurang
dari 20 minggu dan berat janin kurang
dari 500 gram (Murray, 2002).
• Perdarahan pervaginam
• Pemeriksaan ginekologi
Inspeksi vulva
Inspekulo
Colok vagina
• Istirahat baring
• Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali ABORTUS IMINENS
sehari Abortus iminens merupakan
• Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil peristiwa terjadinya perdarahan
negatif mungkin janin sudah mati. dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, saat hasil
• Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah
konsepsi masih didalam uterus
janin masih hidup. tanpa adanya dilatasi serviks.
• Berikan obat penenang, biasanya fenobarbiotal Pada tipe ini terlihat
3 x 30 mg, Berikan preparat hematinik perdarahan pervaginam
misalnya sulfas ferosus 600 – 1.000 mg
• Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
• Bersihkan vulva
• Bila perdarahan tidak banyak, tunggu ABORTUS
terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan
selama 36 jam dengan diberikan morfin INSIPIENS
• Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang Peristiwa terjadinya
biasanya disertai perdarahan, tangani dengan perdarahan uterus pada
pengosongan uterus memakai kuret vakum kehamilan sebelum 20
atau cunam abortus, disusul dengan kerokan minggu dengan adanya
memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin dilatasi serviks uterus yang
0,5 mg intramuskular. meningkat tetapi hasil
konsepsi masih berada
• Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan
didalam uterus
infus oksitosin 10 IU dalam deksrtose 5% 500
ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan
sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus
komplit.
• Bila disertai syok karena perdarahan, ABORTUS
berikan infus cairan NaCl fisiologis atau INKOMPLETUS
ringer laktat dan selekas mungkin Terjadinya pengeluaran hasil
konsepsi pada kehamilan
ditransfusi darah sebelum 20 minggu dengan
• Setelah syok diatasi, lakukan kerokan masih adanya sisa yang
tertinggal dalam uterus.
dengan kuret tajam lalu suntikkan
ergometrin 0,2 mg intramuskular
• Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta
masih tertinggal, lakukan pengeluaran
plasenta secara manual.
• Berikan antibiotik untuk mencegah
infeksi
• Bila kondisi pasien baik, berikan ABORTUS
ergometrin 3 x 1 tablet selama 3 – 5 KOMPLETUS
hari Abortus kompletus merupakan
abortus yang hasil konsepsinya
• Bila pasien anemia, berikan hematinik
sudah dikeluarkan.
seperti sulfas ferosus atau transfusi
darah
• Berikan antibiotik untuk mencegah
infeksi
• Anjurkan pasien diet tinggi protein,
vitamin dan mineral.
ABORTUS
SERVIKALIS
Abortus servikalis adalah
keluarnya hasil konsepsi dari
uterus yang dihalangi oleh ostium
uterus ekternum yang tidak
membuka sehingga semuanya
terkumpul dalam kanalis servikalis
uterus yang membesar kurang
lebih berbentuk bundar dengan
dinding menipis.
• Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan
konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam
• Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau MISSED ABORTION
segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi
• Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan Missed abortion adalah
serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan kematian janin berusia
dilatasi serviks dengan dalatator Hegar kemudian hasil sebelum 20 minggu, tetapi
konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
janin meninggal dan tidak
• Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol
3 x 5 mg lalu infus oksitosin 10 IU dalam dektrose 5% dikeluarkan selama 8 minggu
sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis atau lebih. Missed abortion
sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai terjadi kalau sesudah
100 IU dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin
setelah pasien istirahat satu hari. mengalami abortus iminens
• Bila fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil
konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20% dalam kavum
uteri melalui dinding perut
ABORTUS
HABITUALIS
Abortus habitualis adalah
abortus yang berulang dengan
frekuensi lebih dari 3 kali.
Penyebab abortus habitualis
lebih dari satu dans sering
terdapat lebih dari satu faktor
yang terlibat.
• Penanggulangan infeksi :
• Tingkatkan asupan cairan
• Bila perdarahan banyak , lakukan transfusi darah ABORTUS SEPTIK
• Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih
cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan dari Abortus septik adalah abortus
uterus. infeksius berat disertai
• Pada pasien yang menolak dirujuk beri pengobatan sama dengan yang persebaran kuman atau toksin
diberikan pada pasien yang hendak dirujuk, selama 10 hari : ke dalam peredaran darah atau
• Di rumah sakit : peritoneum.
• Rawat pasien di ruangan khusus untuk kasus infeksi
• Berikan antibiotik intravena, penisilin 10-20 juta IU dan streptomisin 2 g
• Infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat disesuaikan kebutuhan
cairan
• Pantau ketat keadaan umum, tekanan darah , denyut nadi dan suhu badan
• Oksigenasi bila diperlukan, kecepatan 6 – 8 liter per menit
• Pasang kateter Folley untuk memantau produksi urin
• Pemeriksaan laboratorium
EFEK JANGKA
PENDEK EFEK JANGKA
Rasa sakit yang intens PANJANG
Terjadinya kebocoran •Tidak dapat hamil
uterus kembali
Perdarahan yang banyak •Keguguran kandungan
Infeksi •Kehamilan tubal
Bagian bayi yang •Kelahiran Prematur
tertinggal di dalam •Gejala peradangan di
Shock/koma bagian pelvis
Merusak organ tubuh lain •Hysterectom
Kematian
PASAL 229 PASAL 343 PASAL 348
• Lakukan tirah barang , instruksikan ibu untuk menghindari valsalva maneuver dan koitus
R : Perdarahan dapat berhenti dengan reduksi aktivitas. Peningkatan tekanan intraabdomen dapat mengakibatkan perdarahan.
• Posisikan ibu dengan tepat,telentang dengan panggul ditinggikan atau posisi semifowler
R : Menjamin ketersediaan darah ke otak,
• Catat tanda vital CRT, warna membrane mukosa atau kulit dan suhu
R : Membantu menetukan beratnya kehilangan darah
• Pantau aktivitas uterus, status janin, an adanya nyeri tekan pada abdomen
R : Membantu menentukan sifat hemoragi dan kemungkinan akibat dari peristiwa hemoragik
• Pantau masukan atau keluaran cairan, dapatkan sampel urine setiap jam, ukur berat jenis.
R : Menentukan luasnya kehilangan cairan dan menunjukan perfusi ginjal
• Pasang kateter
R : Keluaran yang tepat ditentukan oleh derajat defist individu dan kecepatan penggantian
PERUBAHAN PERFUSI JARINGAN BERHUBUNGAN DENGAN HIPOVLEMIA
• Libatkan ibu dalam perencanaan dan berpartisipasi dalam perawatan sebanyak mungkin
R : Mampu melakukan untuk mengontrol situasi sehingga dapat menurunkan rasa takut
THANK
YOU