CHOLEDOCHOLITHIASIS DAN
CHOLELITHIASIS
Disusun Oleh:
Elizabeth S.W 1315062
Frederica Mutiara 1315024
Shely Fitrika 1315006
Cindy Nanda Pratama 1315057
Muharom Dean Juniar 1315111
Pembimbing:
dr. Selonan Susang Obeng, Sp.B – KBD, FInaCS
RESUME KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. Siti Munawaroh
• Usia : 36 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Status Marital : Menikah
• Alamat : Jl. Prumpung Tengah No. 27, Jakarta Timur
• Agama : Islam
• No. RM : 00.380.791
• DPJP : dr. Selonan S. Obeng, SpBD, dr. Agung, SpPD, dr. Lukas
• Ruangan : Elishabeth
• Tanggal Masuk : 19 Oktober 2017 pukul 22.30 (IGD)
IDENTITAS PASIEN
Keluhan utama : Nyeri ulu hati
Seorang perempuan, berusia 36 thn, datang ke IGD RSI dengan
keluhan nyeri ulu hati sejak 2 hari yang lalu. Keluhan nyeri
dirasakan hilang timbul. Pasien juga mengeluh mual, penurunan
nafsu makan, warna urin menjadi air teh pekat dan warna feses
menjadi seperti dempul. Pasien juga mengatakan bahwa orang-
orang di sekitarnya mengatakan bahwa mata pasien tampak
kuning. Pasien sempat demam namun sudah turun.
• Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi (-), penyakit jantung (-), asma
(-), kencing manis (-).
• Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada yang menderita keluhan
serupa.
• Riwayat Kebiasaan: -
• Usaha Berobat : Pasien sudah sempat USG di Mitra Keluarga pada
tanggal 16 September 2017 .
• Riwayat Alergi : tidak ada
• Kelainan darah : tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : GCS 15 (E4 V5 M6 )
• Kesan : sakit sedang
• TB/BB : 148 cm/ 50 kg
• BMI : 22,06 kg/m2
• TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 84 kali/menit, Reguler, Equal, Isi cukup
R : 20x / menit
S : 36.6°C
• Kepala : Mata : konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik +/+
• Leher : KGB tidak teraba membesar
• Thorax
– Pulmo : Simetris, sonor, VBS +/+ , Rhonkie -/-, Wheezing -/-
– Cor : BJ S1,S2, murni, reguler
• Abdomen : Soepel, timpani, nyeri tekan perut kanan atas
• Kulit : Ikterik (+), turgor kembali cepat
• Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2’’, oedem -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hb : 8,7 g/dL ↓ • Basofil :0.1%
• Ht : 30% ↓ • Eosinofil :0.1% ↓
• Leukosit : 25.460 /mm3 ↑ • Netrofil Staf:0.0% ↓
• Trombosit : 466.103/mm3 ↑ • Netrofil Segmen:94.5% ↑
• Eritrosit : 4,9.106/mm3 • Limfosit :3.2% ↓
• MCV : 64 fL ↓ • Monosit :2.1%
• MCH : 18 pg ↓ • PT : 19.7 dtk ↑
• MCHC : 28% ↓ • APTT : 41.3 dtk ↑
• INR
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• SGOT : 400 U/L ↑ • Na : 141 mEq/L
• SGPT : 315 U/L ↑ • K : 4.1 mEq/L
• Bil. Total : 4.87 mg/dL ↑ • Kreatinin : 0.74 mg/dl
• Bil.Direct : 3.98 mg/dL ↑ • eGFR : 118.67 mL/min
• Bil.Indirect: 0.89 mg/dL ↑ • Ureum :22.3 mg/dl
• Alkali P : 447 U/L ↑ • Amilase : 37 U/L
• Gamma GT:968 U/L ↑ • Lipase: 115 U/L
• GDS : 132 mg/dL ↑
USG Abdomen Pre op (19/10/2017)
• Open Cholecyctectomy
• Eksplorasi CBD-IOC
• Remove Stent
• Dipasang T Tube no 6 dan drain silicone
• Jahit kulit satu-satu
• Jumlah kehilangan darah < 50ml
Penatalaksanaan
• Tindakan Bedah
Pre-operatif Post-operatif
Puasa Observasi tanda vital
Infus RL 1500cc/24 jam
Puasa 5 jam lalu Diet cair sedikit-sedikit
Kateter urine
Pemasangan NGT Cernefit 1 Fl/ 24 jam
Pemeriksaan Lab Merosan IV setiap 12 jam
Konsul dokter spesialis peny. Dalam Pranza IV setiap 12 jam
Vit K 2x1 IV
Tommit IV setiap 8 jam
Pranza 1x40mg IV
• Operatif Analgetic
Diag. Pra-bedah : Choledocolithiasis multiple post stent Drain Vacuum
ERCP + Cholelithiasis
Rencana tindakan op : Open Cholecystectomy & eksplorasi
CBD-IOC
PEMBAHASAN
Anatomi
berbentuk seperti buah pir
yang terletak pada fossa di
facies visceralis dari hepar
dengan panjang 7-10cm,
lebar 3 – 4 cm dan volume
30-50c
Urobilinogen <<
Peningkatan ALP
dan GGT
Feses pucat
Manifestasi Klinik
Anamnesis
• Mata, badan menjadi kuning
• Kencing berwarna pekat seperti air teh
• Badan terasa gatal (pruritus)
• Feses berwarna putih seperti dempul
• Penderita mengalami kolik hebat secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas
• Keluhan nyeri perut di kanan atas dan menusuk ke belakang
• Penderita tampak gelisah dan kemudian ada ikterus disertai pruritus
• Riwayat ikterus biasanya berulang
• Riwayat mual ada, perut kembung, gangguan nafsu makan disertai diare
• Dengan atau tanpa kenaikan suhu badan
• Dengan atau tanpa kolik diperut kanan atas
Pemeriksaan Fisik
• Ikterus pada sklera atau kulit
• Terdapat bekas garukan di badan
• Penderita tampak gelisah
• Nyeri tekan perut kanan atas, kadang-kadang disertai defans muscular
• “Murphy Sign” positif
• hepatomegali disertai / tanpa disertai terabanya kandung empedu.
• Bila ikterus obstruksi karena tumor maka tidak ada rasa nyeri tekan. Ditemukan
“Courvoisier sign” (terabanya kantong empedu yang membesar) positif ,
splenomegali, “occult blood” (biasanya ditemukan pada karsinoma ampula dan
karsinoma pankreas).
Pemeriksaan Penunjang
• Kadar bilirubin serum
• ALP
• Kadar transaminase serum (AST, ALT)
• GGT
• Prothrombin Time
• Bilirubin urin
Pemeriksaan Penunjang
• Evaluasi colon secara menyeluruh
– Rigid Proctoscopy and Flexible Sigmoidoscopy
– Kolonoskopi
– Kontras enema
– CT colonography
• Evaluasi metastase dengan CT scan atau MRI.
• Pemeriksaan preoperative
– Hematologi lengkap
– Elektrolit
– Ureum dan kreatinin
– Tes fungsi hepar (alkaline phosphatase, SGOT dan SGPT, bilirubin, protein total, dan albumin)
– Parameter koagulasi (PT, aPTT)
– Carcinoembryonic antigen (CEA)
– Elektrokardiografi
PENATALAKSANAAN
• Pada dasarnya penatalaksanaan penderita ikterus obstruksi bertujuan
untuk menghilangkan penyebab obstruksi atau mengalihkan aliran
empedu.
• Bila penyebabnya adalah batu, dilakukan tindakan pengangkatan batu
dengan cara operasi laparotomi atau papilotomi dengan endoskopi /
laparoskopi.
• Bila penyebabnya adalah tumor dan tindakan bedah tidak dapat
menghilangkan penyebab obstruksi karena tumor tersebut maka
dilakukan tindakan drainase untuk mengalihkan aliran empedu tersebut.
DRAINASE
• Drainase ke luar tubuh (drainase eksterna)
– Drainase eksterna dilakukan dengan mengalihkan aliran empedu ke
luar tubuh misalnya dengan pemasangan pipa naso bilier atau pipa T
pada duktus koledokus atau kolesistostomi.
• Drainase interna (pintasan bilio-digestif).
– Drainase interna dapat dilakukan dengan membuat pintasan bilio-
digestif antara lain hepatiko-jejunostomi, koledoko-duodenostomi
atau kolesisto-jejunostomi.
PEMBEDAHAN
• Kolesistektomi
– mengangkat kandung empedu beserta seluruh batu. Bila ditemukan
dilatasi duktus koledokus lebih dari 5 mm dilakukan eksplorasi duktus
koledokus.
• Sfingterotomi / Papilotomi
– Bila letak batu sudah pasti hanya dalam duktus koledokus, dapat
dilakukan sfingterotomi / papilotomi untuk mengeluarkan batunya.
Cara ini dapat digunakan setelah ERCP kemudian dilanjutkan dengan
papilotomi. Tindakan ini digolongkan sebagai “Surgical Endoscopy
Treatment “ (SET).
CHOLECYSTEKTOMY
PENCEGAHAN