Anda di halaman 1dari 14

Keselamatan Pasien Dan Keselamatan Kesehatan Kerja (KPK3)

Upaya Pencegahan Resiko Dan Hazard Pada Tahap Asuhan


Keperawatan

Kelompok 5 :
1. Andhy Ardat Pratama
2. Dewi Anggraini S.
3. Dewi Wirawati
4. Fuji Rahma H.
5. Mita Perniati
6. Mukhlisho
7. Nur Aini
8. Roni Aria P.

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA


JURUSAN PROFESI KEPERAWATAN
2017
A. Definisi Resiko
Resiko Adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang berhubungan
dengan cidera parah; atau sakit akibat kerja atau terpaparnya seseorang / alat
pada suatu bahaya (DIS/ISO 45001).
Risiko menurut Hanafi (2006) risiko merupakan besarnya penyimpangan
antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return –ER) dengan
tingkat pengembalian aktual (actual return).
B. Definisi Hazard
Hazard Bahaya yang dapat menyebabkan cedera pada manusia atau
kerusakan pada alat atau lingkungan (DIS/ISO 45001). Dengan kata lain, sifat/
ciri/ karakteristik dari proses produksi yang memiliki kemampuan untuk
membahayakan individu? Misalnya penggunaan bahan kimia berbahaya dalam
proses produksi, atau mesin yang memiliki titik pinch yang perlu dijaga untuk
melindungi orang-orang yang menggunakannya.
Hazard adalah suatu keadaan yang bersifat kualitatif yang mempunyai
pengaruh terhadap frekwensi kemungkinan terjadinya kerugian ataupun
besarnya jumlah dari kerugian yang mungkin terjadi. Hazard harus dibedakan
dari perils. Perils adalah eventr yang menimbulkan kerugian itu sendiri..
Misalnya kebakaran, tabrakan. Sedangkan hazard adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi frekuensi maupun severity dari perils.
C. Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard dalam Asuhan
Keperawatan
1. Upaya Mencegah dan Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Tahap Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pada tahap ini
semua data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan kesehatan klien.
Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis,
psikologis, social maupun spiritual klien. Tujuan pengkajian adalah untuk
mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien (Hidayat, 2011).
Contoh resiko dan hazard bagi perawat yang melakukan pengkajian
1. Pelecehan verbal saat berkomunikasi dengan pasien dan keluarga.
2. Kekerasan fisik pada perawat saat melakukan pengkajian.
3. Pasien dan keluarga acuh tak acuh dengan pertanyaan perawat.
4. Resiko tertular penyakit saat kontak fisik maupun udara saat pemeriksaan fisik.
5. Perawat menjadi terlalu empati dengan keadaan pasien dan keluaraga.
Contoh kasus:
Seorang perawat A ketika akan melakukan pengkajian keperawatan pada pasien Ny K,
melakukan pendekatan untuk mengumpulkan data, ketika ingin melakukan pengkajian tiba-tiba
salah satu pasienya mengamuk, berteriak dan memukul-memukul kepalanya ke dinding.
Kemudian perawat A datang mencoba menghentikan dan menenagkan pasiennya, namun secara
emosional klien tersebut malah menendang dada perawat A kemudian jatuh dan terluka
upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan fisik dan verbal pada
perawat saat melakukan pengkajian:
1. Perawat harus melaporkan setiap adanya tindakan kekerasan dalam bentuk apapun pada
rumah sakit.
2. Memberikan pengertian pada pasien agar memberlakukan sesama manusia dengan dasar
hormat dan martabat.
3. Dalam melakukan kontak dengan pasien perawat harus menjadi pendengar yang bagi pasien
4. Ketika pasien terlihat sedang dalam keadaan terkontrol dan susah untuk didekati, perawat
dapat melakukan pengakjian terhadap keluarga pasien terlebih dahulu
5. Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada perawat tentang cara menghindari tindakan
kekrasan verbal maupun fisik oleh rumah sakit.
6. Saat mengkaji perawat tidak boleh menyampaikan kata-kata yang mneyinggung pasien dan
kleuarga.
7. Pada saat melakukan tindakan pemerikasaan fisik, perawat harus memninta persetujuan pasien
terlebuh dahulu.
8. Manajemen rumah sakit perlu memfasilitasi mempersiapkan perawat menghadapi hazard da
resiko.
Upaya mencegah dan meminimalkan resiko dan hazard pada tahap
pengakajian berdasarkan penyakit akibat kerja.
1. Menggunakan APD dengan benar.
2. Membatasi sentuhan langsung dengan pasien yang mungkin beresiko.
3. Mencuci tangan meggunakan sabun.
4. Hindari memgang langsung pada benda yang mungkin terkontaminasi.
5. Hindari penyetuhan wajah secara langsung sebelum mencuci tangan setelah
melakukan tindakan.
6. Lakukan pemeriksaan berkala.
7. Pelepasan APD dengan baik dan benar.
8. Batasi akses ke tempat isolasi.
2. Upaya Mencegah dan Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Tahap Perencanaan
Secara umum rencana asuhan keperawatan harus mencakup dua aspek yaitu:
Pendidikan kesehatan tentang tindakan pencegahan dan memodifikasi lingkungan agar
lebih aman.
Contoh rencana Asuhan Keperawatan pada diagnosa risiko tinggi cedera.
Diagnosa:
Resiko tinggi cedera: jatuh berhubungan dengan penurunan sensori (tidak mampu
melihat)
Tujuan: Klien memperlihatkan upaya menghindari cedera (jatuh) atau cidera (jatuh) tidak
terjadi
Kriteria hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa modifikasi lingkungan dan
pendidikan kesehatan dalam 1 hari kunjungan diharapkan Klien mampu:
a. Mengidentifikasi bahaya lingkungan yang dapat meningkatkan kemungkinan cidera
b. Mengidentifikasi tindakan preventif atas bahaya tertentu,
c. Melaporkan penggunaan cara yang tepat dalam melindungi diri dari cidera.
.
 
Intervensi:
1) Kaji ulang adanya faktor-faktor resiko jatuh pada klien.
2) Tulis dan laporkan adanya faktor-faktor resiko
3) Lakukan modifikasi lingkungan agar lebih aman (memasang pinggiran
tempat tidur, dll) sesuai hasil pengkajian bahaya jatuh pada poin 1
4) Monitor klien secara berkala terutama 3 hari pertama kunjungan rumah
5) Ajarkan klien tentang upaya pencegahan cidera (menggunakan
pencahayaan yang baik,
Secara umum kriteria hasil paling penting pada kasus resiko tinggi cidera
adalah membantu klien dalam mengidentifikasi bahaya, dan mampu melakukan
tindakan menjaga keamanan. Kriteria hasil yang lebih spesifik, diantaranya
klien mampu: mengidentifikasi bahaya lingkungan yang dapat meningkatkan
kemungkinan cidera, mengidentifikasi tindakan preventif atas bahaya tertentu,
melaporkan penggunaan cara yang tepat dalam melindungi diri dari cidera.
3. Upaya Mencegah dan Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Tahap
Implementasi
Implementasi berikut bersifat spesifik untuk beberapa bahaya tertentu :
a. Meningkatkan keamanan sepanjang hayat manusia
Memastikan keamanan klien pada semua usia berfokus pada: obsevasi atau
prediksi situasi yang mungkin membahayakan sehingga dapat dihindari dan
memberikan pendidikan kesehatan
b. Pencegahan kesalahan dalam mengenali identitas pasien.
c. Mencegah kesalahan dalam pemberian obat
d. Upaya pencegahan kecelakaan
e. Melakukan tindakan pengamanan pada klien kejang:
f. Melakukan Pengendalian Infeksi
g. Melakukan Heimlich maneuver pada klien yang mengalami tersedak.
h. Melakukan pemasangan restrain pada klien.
Restrain adalah alat atau tindakan pelindung untuk membatasi
gerakan/aktifitas fisik klien atau bagian tubuh klien.
Implikasi legal pemasangan restrain untuk melindungi klien dan mencegah
masalah legal, perawat perlu mengikuti aturan berikut:
1. Perhatikan panduan tiap-tiap restrain yang akan digunakan
2. Gunakan restrain hanya bila dibutuhkan untuk kesehatan dan keselamatan
klien
3. Jika dilakukan pemasangan restrain, dokumentasikan: penyebab, tipe,
informed consent yang diberikan, respon klien, waktu pemasangan dan
pelepasan, asuhan keperawatan yang diberikan, tanda-tangan dokter dan
perawat
4. Lakukan evaluasi secara periodik
5. Memilih restrain
4. Upaya Mencegah dan Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Tahap Evaluasi
Melalui data yang dikumpulkan selama pemberian asuhan keperawatan
perawat dapat menilai apakah tujuan asuhan telah tercapai. Jika belum tercapai
maka perawat perlu melakukan eksplorasi penyebabnya. Diantaranya perawat dapat
menanyakan beberapa hal berikut pada klien:
5. Sudahkan anda melakukan semua tindakan pencegahan?
6. Tindakan pencegahan apa yang klien tahu?
7. Apakah klien menyetujui semua tindakan pencegahan yang diajarkan?
8. Sudahkah perawat menulis dan mengimplementasikan rencana pendidikan
kesehatan pada klien?
 
GUMAWO  ……
PERTANYAAN
 Yulia r ; bagaimana menjalankan peran edukasi mot

Anda mungkin juga menyukai