Anda di halaman 1dari 19

Pneumothorax

Definisi
 Keadaan terdapatnya udara atau gas di dalam
rongga pleura.
Epidemiologi
 Pria: wanita = 5 : 1. Pneumothorax spontan
primer 81% terjadi pada usia kurang dari 45 tahun.
Klasifikasi
1. Berdasarkan etiologi
a. Penumothorax spontan
• Primer
• Sekunder
b. Pneumothorax traumatik
• Bukan iatrogenik
• Iatrogenik
o Aksial
o Artificial
2. Berdasarkan jenis fistula
a. Tertutup (simple pneumothorax)
b. Terbuka (open pneumothorax)
c. Tension pneumothorax
Tanda dan Gejala
1. Keluhan subjektif
• Sesak nafas
• Nyeri dada
• Batuk
• Asimptomatik
2. Pemeriksaan fisik
• Suara nafas lemah – hilang
• Fremitus lemah – hilang
• Perkusi : N atau hipersonor
• Tension pneumothorax  takikardi berat, hipotensi, pergeseran
mediastinum atau trakea
3. Pemeriksaan penunjang
a. Analisa gas darah  hipoksemia (17% PO2 < 55
mmHg, 4% PO2 ¸45 mmHg, 16 % PCO2 > 50 mmHg,
4% PCO2 > 60 mmHg)
b. FEV1 = < 0,1 liter / < 40%
c. Radiologi
• Garis pleura viseralis tampak putih, lurus, atau cembung
terhadap dinding dada dan terpisah dari pleura parietalis.
• Paru tampak lusens, tidak ada corakan vaskuler
• Tension pneumothorax : tampak jumlah udara pada
hemithorax cukup besar dan susunan mediastinum
bergeser ke arah kontralateral.
Gambaran Klinis
1. Derajat I : pneumothorax dengan gambaran
paru mendekati normal (40%)
2. Derajat II : pneumothorax dengan perlengketan
disertai hemothorax (12%)
3. Derajat III : pneumothorax dengan diameter bleb
atau bula < 2 cm (31%)
4. Derajat IV : pneumothorax dengan banyak bulla
yang besar, diameter > 2 cm (17%)
PENENTUAN PNEUMOTHORAX
A + B + C (cm) X 10
3

A : jarak terjauh celah pleura pada garis vertikal


B : jarak terjauh celah pleura pada garis horizontal
C : jarak terdekat celah pleura pada garis horizontal
Diagnosis Banding
• Infark miokard
• Emboli paru
• Pneumonia
Patofisiologi
 Ada di flipchart
Tatalaksana
Tujuan
• Mengeluarkan udara dari rongga pleura
• Menurunkan kecenderungan untuk kambuh lagi

Prinsip pengobatan
• Observasi dan pemberian tambahan O2
• Aspirasi sederhana dengan jarum dan pemasangan tuba
torakostomi dengan atau tanpa pleurodesis
• Thorakoskopi dengna pleurodesis dan penanganan tiap adanya
bula atau bleb
Observasi dan tambahan O2
• Luas pneumothorax < 15% dari hemithorax
• Apabila fistula dari alveoli ke rongga pleura telah
menutup, udara di dalam rongga pleura akan
diresorbsi
• Laju, 1,25% per hari
• Observasi dilakukan beberapa hari (minggu), foto
dada serial tiap 12 – 24 jam selama 2 hari
• Pneumothorax kecil unilateral dan stabil = rawat
jalan (2 – 3 hari kontrol)
Thorakoskopi
Adalah suatu tindakan untuk melihat langsung
rongga dada dengan torakoskop. Dilakukan bila :
• Aspirasi atau WSD gagal
• Paru tidak mengembang setelah 3 hari tube
torakostomi
• Terjadi bula bronkopleura
• Pneumothorax timbul lagi setelah pleurodesis
• Berhubungan dengan pekerjaan  pilot dan
penyelam
VATS
• Tepat untuk pneumothorax sekunder
• Lama operasi 45 menit
• Rasa tidak enak sangat minimal
• Rawat inap rata-rata 4 - 6 hari
• Luas > 20%  10 hari  paru-paru normal
• PSP 50%  kambuh
TORAKOTOMI
• Apabila torakoskopi gagal
• Pembedahan dan indikasi hampir sama

Prehosital Care
• ABC
• Vital sign
• Pulse
• Tension pneumothorax
• O2 dan IV line
• Needle decompression

Emergency
• ABC, vital sign, O2 saturation 95 – 100%
• Suplement O2  O2 saturasi + resorbsi
Komplikasi
1. Pneumothorax spontan
• Komplikasi akibat pecahnya esofagus dan bronkus
• Pneumothorax simultan bilateral
• Pneumothorax kronik
2. Tension pneumothorax
• Emfisema subkutan
• Kegagalan respiratori akut
• Pio-pneumothorax
• Hidropneumothorax atau hemopneumothorax
• Henti jantung paru
• Pneumomediastinum
Prognosis
 Pneumothorax spontan kurang lebih pada 50 %
penderita mengalami kekambuhan. Namun apabila
penatalaksanaan cukup baik tidak terjadi
komplikasi.
 Pada pneumothorax sekunder, prognosis
tergantung penyakit paru yang mendasarinya. Pada
PPOK prognosis lebih berbahaya dibandingkan
penyebab lain.

Anda mungkin juga menyukai